Sidang pertama pengadilan terhadap Perdana Menteri Rezim Zionis Benjamin Netanyahu digelar Minggu (24/5/2020) dengan dakwaan korupsi.
Netanyahu dikenal sebagai sosok aneh di kalangan politisi dunia. Di markas PBB, Netanyahu pernah membuat gambar untuk memancing opini publik dunia supaya menentang Iran. Tidak hanya itu, dalam sebuah pernyataan aneh, Netanyahu mengklaim bahwa pemuda Iran tidak diperbolehkan mengenakan jeans. Tapi tidak ada satu pun dari pernyataan Netanyahu mengenai Iran berdampak signifikan, sebab faktanya Iran justru lebih kuat dari hari ke hari.
Netanyahu didakwa melakukan korupsi, penyalahgunaan jabatan dan suap, tetapi menolak untuk mundur dari jabatannya sebagai perdana menteri rezim Zionis. Netanyahu berbicara tentang demokrasi, tetapi dia sendiri berkuasa selama lebih dari satu dekade, dan menghalangi rotasi kekuasaan.
Ambisi besar Netanyahu untuk terus berkuasa menempatkan Israel dalam kebuntuan politik selama setahun terakhir. Pada tahun lalu, tiga pemilu parlemen telah digelar, karena Netanyahu menolak untuk mengundurkan diri dari jabatannya meskipun muncul gelombang penentangan yang sangat deras.
Lebih parah lagi, Netanyahu mengancam Mahkamah Agung rezim Zionis Israel akan melancarkan kerusuhan jalanan, demi mengamankan kursi jabatannya yang digoyang berbagai dakwaan.
Persidangan Netanyahu terjadi sepekan setelah perdana menteri Israel ini membentuk kabinet barunya. Rangkaian peristiwa ini menunjukkan bahwa pengadilan yang digelar terhadap Netanyahu hanya drama belaka, sehingga putusan yang adil tidak akan dikeluarkan terhadap Perdana Menteri rezim Zionis tersebut. Netanyahu muncul di pengadilan hari Minggu setelah sebelumnya menerima vonis pengadilan yang melarangnya membentuk kabinet baru Israel.
Pihak kepolisian Israel telah mengajukan empat tuntutan hukum terhadap Netanyahu mengenai korupsi, penyalahgunaan kekuasaan dan penyuapan. Kasus pertama yang dikenal dengan skandal 1.000 melibatkan penerimaan hadiah suap dari pengusaha kaya yang diterima Netanyahu.
Kasus kedua, skandal 2000 mengenai penyalahgunaan jabatan dalam kesepakatan antara Perdana Menteri Israel dengan pemilik surat kabar Zionis Yedioth Ahronoth untuk memberitakan hal-hal yang baik dari kabinet Netanyahu dalam menghadapi media rivalnya, Israel Hayom.
Kasus ketiga, skandal 3000 mengenai kasus suap Netanyahu dalam pembelian kapal selam nuklir dari Jerman. Netanyahu didakwa mengeluarkan regulasi yang menguntungkan pemegang saham pengendali di raksasa telekomunikasi Bezeq, Shaul Elovitch, dengan imbalan liputan positif oleh situs berita Walla milik Elovitch.
Netanyahu secara resmi menyatakan membantah seluruh dakwaan yang dijatuhkan kepadanya dalam persidangan yang berlangsung hari Minggu. Ia mengklaim dirinya sebagai korban kampanye hitam outlet media yang berafiliasi dengan partai-partai sayap kiri demi menjegal kekuasaannya.
Klaim Netanyahu, dan proses politik dan hukum yang terjadi di Israel menunjukkan bahwa pengadilan Netanyahu telah kehilangan prinsip hukumnya dan menjadi sekedar drama politik belaka yang tidak akan mengarah pada putusan yang adil terhadap perdana menteri Israel. Oleh karena itu, kelompok-kelompok oposisi meminta Netanyahu segera mengundurkan diri.