Rusia dan Suriah menekankan bahwa orang-orang di kamp pengungsi Al-Rakban di Suriah tenggara dipaksa untuk bergabung dengan kelompok-kelompok teroris yang dikontrol AS.
Sebuah pernyataan bersama yang dikeluarkan hari ini oleh Markas Besar Rusia-Suriah untuk Koordinasi Kembalinya Pengungsi Suriah menyatakan: “Para pria kamp Al-Rakban dipaksa untuk bergabung dengan kelompok-kelompok bersenjata yang dikontrol AS untuk mencari nafkah dan menyediakan makanan bagi keluarga mereka.”
Menurut pernyataan bersama Rusia-Suriah, orang-orang bersenjata dari kelompok teroris yang dikenal sebagai “Maghawir al-Tsawra” yang kembali ke pangkuan pemerintah Suriah telah bersaksi tentang kasus tersebut.
Rusia dan Suriah mengatakan bahwa “Militan yang dikendalikan AS sengaja menciptakan kondisi bagi mereka yang tidak ingin bergabung dengan kelompok teroris tidak akan mendapatkan makanan dan bantuan medis.”
Rusia dan Suriah telah meminta Amerika Serikat untuk menghentikan tindakannya yang menggoyahkan Suriah, untuk mematuhi hukum internasional dan prinsip-prinsip PBB, dan untuk menyerahkan semua wilayah Suriah yang diduduki kepada pemerintah Suriah.
“Pendudukan AS dan sekutunya di bagian Suriah telah meningkatkan penderitaan bagi warga sipil dan menjadi penghalang bagi mereka untuk kembali ke kehidupan yang damai di negara itu,” kata pernyataan itu.
Kamp al-Rakban di daerah al-Tanf di barat daya Suriah dikendalikan oleh unsur-unsur teroris yang berafiliasi dengan pasukan AS yang hadir di pangkalan al-Tanf, dan Rusia telah berulang kali memperingatkan Washington tentang situasi bencana di al-Rakban, serta mendesak Washington untuk memfasilitasi evakuasi para pengungsi. .
Di antara tindakan AS selama sepuluh tahun terakhir yang telah mulai melakukan intervensi langsung di Suriah, selain mempersenjatai dan memperlengkapi teroris, adalah mencegah pengungsi Suriah kembali ke rumah mereka dari kamp dan negara-negara tetangga di Suriah.