Wendy Sherman, mantan Wakil Menteri Luar Negeri AS dan kepala tim perunding nuklir AS dalam pembicaraan dengan Iran, menyatakan keprihatinannya dalam sebuah wawancara mengenai Iran pada hari Kamis tentang kemungkinan pembalasan atas pembunuhan komandan Qassem Soleimani.
Sherman dalam wawancara dengan jaringan berita CNN menunjukkan kekhawatiannya karena telah meningkatnya ketegangan antara Iran dan AS, dan mengatakan “Hari ini, beberapa pejabat di Iran mengatakan bahwa diperlukannya lebih banyak pembalasan terhadap Amerika Serikat atas pemboman [di Iran] dan pembunuhan komandan Soleimani.”
Dia juga menyatakan keprihatinan bahwa pemerintahan Trump tidak memiliki strategi dan alasan tepat untuk meningkatkan ketegangan dengan Iran. “Saya pikir hal paling mengkhawatirkan yang telah dilakukan pemerintahan Trump adalah tidak jelas apa tujuannya,” kata Sherman.
Sherman mengatakan pemerintahan Trump tidak berniat untuk mengubah rezim Iran, tetapi belum menjelaskan apa sebenarnya tujuan dari aksinya terhadap Iran, dan mengatakan “Jadi, kami memiliki taktik, tetapi kami tidak berpikir kami memiliki strategi apa pun, sementara Iran memiliki lebih banyak sentrifugal nuklir, lebih banyak pengayaan nuklir, lebih banyak kemampuan, dan terus mendukung Hamas dan Hizbullah,” katanya.
Akhirnya, pada bulan Mei 2018, Trump secara sepihak menarik Amerika Serikat dari perjanjian JCPOA dan memerintahkan dimulainya kembali sanksi yang ditangguhkan terhadap Iran.
Trump telah berjanji untuk keluar dari JCPOA dan mengejar apa yang disebut “kampanye tekanan maksimum” dalam rangka memaksa Iran untuk menerima meja perundingan dan untuk mencapai “kesepakatan yang lebih baik.”
Lebih dari dua tahun setelah janjinya, ia gagal mencapai tujuan ini dan telah dikritik oleh berbagai kelompok di Amerika Serikat, terutama menjelang pemilihan presiden bulan November.
Para pengkritik Trump menuduhnya tidak memiliki strategi apapun untuk Iran, dia hanya meningkatkan ketegangan dengan negara itu, dan menjauhkan Amerika Serikat dari sekutu-sekutunya.
Republik Islam Iran mengumumkan pada Mei tahun lalu, pada hari peringatan penarikan AS dari Dewan Keamanan PBB, bahwa mereka bermaksud mengambil beberapa langkah untuk mengurangi kewajibannya berdasarkan perjanjian. Tindakan Iran diumumkan berdasarkan ketentuan JCPOA.