Pesawat tanpa awak Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) terus memantau gerak Armada Kapal Perang Amerika Serikat yang telah memasuki kawasan Teluk Persia dan Selat Hormuz baru-baru ini.
Kapal Induk USS Nimitz dan kapal-kapal perang dan logistik AS telah memasuki Teluk Persia di tengah kelanjutan ketegangan negara ini dengan Republik Islam Iran.
Komandan Angkatan Laut Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) Laksamana Alireza Tangsiri mengatakan, Armada Kapal Perang AS yang terdiri dari kapal induk USS Nimitz, dan sejumlah kapal pengawalnya, sebelum masuk perairan Selat Hormuz, sudah terlacak oleh pesawat nirawak buatan dalam negeri Iran.
Tangsiri dalam acara penyerahan 188 unit drone, dan helikopter ke AL IRGC, pada Rabu (23/9/2020) mengabarkan bahwa keberadaan kapal induk Amerika berhasil dilacak drone buatan IRGC.
"Drone buatan dalam negeri Iran berhasil melacak keberadaan kapal induk Nimitz bersama sejumlah kapal pengawal, termasuk dua kapal perusak 114 dan 104, kapal perang 58 dan 59, dua kapal patroli 9 dan 12, serta satu unit patroli pantai 1333 Angkatan Laut teroris Amerika, sebelum memasuki Selat Hormuz, dan Teluk Persia," jelasnya.
Tangsiri menambahkan, semua tugas AL IRGC sekarang akan didukung oleh drone buatan dalam negeri Iran, dan penggabungan 188 unit drone, serta helikopter baru ke AL IRGC, akan menambah kemampuan pasukan ini dalam melaksanakan tugas di laut, dan udara.
Komandan AL IRGC menegaskan, pelacakan semua manuver maritim di Teluk Persia, Selat Hormuz, dan Laut Oman dapat dilakukan dengan drone baru ini, dan cakupan kemampuan kami di bidang ini mengalami peningkatan yang sangat tinggi.
Sementara itu, Wakil Komandan IRGC Laksamana Ali Fadavi dalam wawancara dengan stasiun televisi Al Mayadeen mengatakan, upaya AS untuk melawan Revolusi Islam Iran selalu gagal, dan ke depannya pun tidak akan pernah berhasil.
Fadavi pada Rabu (23/9/2020) kepada Al Mayadeen menjelaskan upaya Amerika membentuk sebuah koailisi internasional untuk melawan Republik Islam Iran.
Fadavi menuturkan, upaya Amerika membentuk koalisi anti-Revolusi Islam Iran, sudah ada sejak lama, dan bukan barang baru.
Dia menegaskan, AS tidak akan berhasil dalam upayanya membentuk koalisi baru anti-Revolusi Islam Iran.
Fadavi menerangkan, lebih baik Amerika datang ke Teluk Persia karena akan masuk jangkauan target kami. Jika Amerika melakukan kebodohan baru, mereka akan menghadapi kekuatan yang tak pernah dibayangkan.
"Amerika tidak akan pernah berhasil mencapai tujuannya untuk memperpanjang embargo senjata Iran," pungkasnya.