Menteri Pertahanan Republik Islam Iran di sidang menhan negara-negara anggota Samudera Hindia mengatakan, AS dan Israel setiap mendapat kesempatan memanfaatkan terorisme sebagai alat untuk menebarkan pengaruhnya.
Amir Hatami Kamis (4/2/2021) menambahkan, peristiwa pahit dekade terakhir teladan dan model yang disebarkan berbagai kekuatan hanya menghasilkan kekerasan, radikalisme, sengketa perbatasan, perang, instabilitas dan kehancuran.
"Keluar secara sepihak dari perjanjian internasional, keluar dari pakta keamanan, menyerang PBB dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan alasan tidak berkoordinasi dengan mereka serta keluar dari perjanjian nuklir dengan Iran, merupakan contoh penting yang membuat ketidakpercayaan kepada kekuatan besar dan komitmennya," papar Hatami.
Menhan Iran seraya mengisyaratkan teror pengecut terhadap pahlawan nasional dan internasional dalam melawan terorisme, Syahid Qasem Soleimani, Abu Mahdi dan Mohsen Fakhrizadeh, mengatakan, "Pendiri terorisme negara menunjukkan bukan saja tidak dapat dipercaya, tapi mereka juga mengkhianati cita-cita tinggi kemanusiaan seperti perang melawan terorisme dan menyelamatkan rakyat tertindas."
Seraya menyinggung bahwa Republik Islam Iran menolak militerasi kawasan dan khawatir atas perlombaan senjata serta penimbunan senjata dan berubahnya kawasan menjadi arsenal senjata nuklir, Hatami mengungkapkan, Samudera Hindia memiliki potensi tinggi untuk membuat dunia aman, serta dapat dijadikan sebagai kawasan teladan bagi dunia.