Wakil ketua Dewan Tinggi Syiah Lebanon mengatakan bahwa pemerintah AS telah menjatuhkan sanksi dan blokade terhadap Lebanon, tetapi di permukaan menunjukkan simpati kepada rakyat Lebanon.
Situs Al-Ahd hari Rabu (21/7/2021) melaporkan, Sheikh Ali al-Khatib, Wakil Ketua Dewan Tinggi Syiah Lebanon dalam khutbah Idul Adha mengatakan, "Selain sanksi dan blokade, Amerika Serikat menekan politisi Lebanon untuk mencegah negaranya membuka pintu bagi Suriah, Rusia, Iran dan Cina. Pada saat yang sama, dia secara keliru berbicara tentang kepeduliannya terhadap kepentingan Lebanon,".
"Poros Perlawanan telah membuat langkah besar melawan Poros Kejahatan. Hari ini, setelah kekalahan militer melawan Lebanon, Amerika Serikat menggunakan kekuatan lunak dengan tekanan ekonomi dan politiknya," tegasnya.
Lebanon jatuh ke dalam krisis politik dan ekonomi yang parah setelah ledakan di pelabuhan Beirut pada 4 Agustus 2020.
Setelah ledakan terjadi pengunduran diri Hassan Diab dari jabatan Perdana Menteri Lebanon. Kemudian Saad al-Hariri ditunjuk untuk membentuk kabinet baru di Lebanon, tapi gagal setelah sembilan bulan berlalu karena perselisihan dengan Presiden Michel Aoun, dan akhirnya dia mengumumkan pengunduran dirinya dari pemerintah Kamis lalu.
Selama ini, Amerika Serikat telah meningkatkan tekanan ekonominya terhadap Lebanon dengan menjatuhkan sanksi yang tidak adil kepada pejabat Lebanon dan Hizbullah.