Seorang anggota Dewan Pusat Hizbullah Lebanon menekankan, Amerika Serikat dan anasir dalam negeri merupakan faktor krisis saat ini di Lebanon.
Seperti dilaporkan al-Manar, Sheikh Hassan al-Baghdadi Kamis (12/8/2021) di pidatonya mengkritik kebijakan permusuhan A di negara ini dan mengatakan, tantangan yang saat ini dihadapi warga Lebanon memiliki sejumlah faktor, dan yang paling penting adalah langkah Amerika, langkah yang dimulai sejak tahun 2001 dengan tujuan menjamin keamanan Israel.
“Setelah pemerintah Amerika putus asa menumbangkan pemerintahan di kawasan dan memecah belah wilayah ini, Washington mulai menerapkan sanksi ekonomi dan memblokade bangsa kawasan, serta Lebanon juga menjadi target kebijakan ini dan anasir bayaran dalam negeri menjadi pelaksana kebijakan tersebut,” ungkap al-Baghdadi.
Anggota Dewan Pusat Hizbullah Lebanon ini seraya menjelaskan bahwa Amerika melalui kebijakannya di Lebanon telah membuat kondisi negara ini semakin buruk dan rakyat khawatir akan masa depannya mengungkapkan, Israel juga menganggap mampu kembali menyerang Lebanon, tapi demikian konstelasi dan perhitungannya kali ini tetap gagal.
Kondisi politik dan ekonomi di Lebanon krisis dan merosotnya nilai mata uang Lira terhadap dolar di samping kevakuman pemerintah, membuat kondisi Lebanon semakin rumit.