Pakistan mengajukan protes resmi kepada pemerintah India, Senin (7/1/2013), terkait serangan pasukan India di perbatasan Kashmir yang menewaskan satu prajurit Pakistan.
Pasukan India dan Pakistan, pada Minggu (6/1/2013), terlibat baku tembak di perbatasan yang memisahkan kawasan sengketa, Kashmir. Kedua pihak saling menuding lawannya sebagai pemicu baku tembak.
Pakistan mengatakan pasukan India melintasi perbatasan de facto yang dikenal sebagai Garis Kendali dan langsung menyerang sebuah pos militer Pakistan. Tudingan itu dibantah India.
Kementerian Luar Negeri Pakistan mengatakan sudah menyerahkan "nota protes atas serangan India" kepada wakil komisioner tinggi India.
"Kami mendesak pemerintah India untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan," demikian sebagian isi nota protes Pakistan.
Sementara itu, seorang juru bicara militer India menuding pasukan Pakistan terlebih dahulu menembakkan mortir ke sebuah desa di Distrik Uri, Kashmir India.
Kashmir, yang penduduknya mayoritas Muslim, adalah sebuah kawasan di pegunungan Himalaya yang diperebutkan India dan Pakistan. Perebutan Kashmir menjadi pemicu tiga kali perang antara kedua negara sejak merdeka dari penjajahan Inggris pada 1947.
Kedua negara yang memiliki senjata nuklir ini sudah menandatangani kesepakatan gencatan senjata sejak 2003, namun kerap terjadi bentrokan sporadis dan tuduhan pelanggaran perjanjian dari kedua pihak.
India menunda semua pembicaraan dengan Pakistan setelah sekelompok orang bersenjata menyerang Mumbai dan menewaskan 166 orang pada November 2008 lalu. New Delhi dan Washington menuding kelompok militan Lashkar-e-Taiba yang berada di Pakistan menjadi dalang serangan maut itu.
Pembicaraan damai kedua negara kembali berlanjut pada Februari 2011 dan kedua pihak mencapai sejumlah kemajuan dalam beberapa hal non-krusial seperti perdagangan. Namun, pembicaraan terkait Kashmir tetap menemui jalan buntu. (IRIB Indonesia / Kompas / SL)