Parlemen Lebanon memberikan suara mendukung kabinet baru yang diusulkan Perdana Menteri Najib Mikati.
Ketua Parlemen Lebanon, Nabih Berri Senin (20/9/2021) malam mengatakan bahwa kabinet Najib Mikati telah meraih mayoritas 85 suara yang mendukung.
Parlemen Lebanon bersidang pada Senin malam dengan 100 anggota.
Lima belas anggota parlemen Lebanon menolak untuk memberikan mosi percaya pada pemerintah baru.
Pada 26 Juli 2021, Najib Mikati ditunjuk oleh Presiden Lebanon Michel Aoun untuk membentuk kabinet Lebanon, setelah Saad Hariri tidak berhasil menjalankan tugasnya, karena ketidaksepakatan dengan Presiden Lebanon Michel Aoun.
Hariri tidak mencapai keputusan tentang pembentukan kabinet setelah berlalu sembilan bulan dan mengumumkan pengunduran dirinya pada 15 Juli 2021.
Kabinet baru Lebanon dibentuk ketika rakyat Lebanon menghadapi situasi ekonomi yang memburuk, termasuk kekurangan bahan bakar yang parah sebagai akibat dari sanksi AS satu setengah tahun yang lalu.
Selama beberapa hari terakhir, Hizbullah Lebanon membeli bahan bakar dari Iran untuk membantu meringankan tekanan terhadap rakyat Lebanon.