80 Ribu Warga Iran Tiba di Irak untuk Hadiri Arbain

Rate this item
(0 votes)
80 Ribu Warga Iran Tiba di Irak untuk Hadiri Arbain

 

Ketua Organisasi Haji dan Ziarah Republik Islam Iran Alireza Rashidian mengatakan bahwa lebih dari 80.000 warga Iran telah tiba di Irak untuk menghadiri peringatan Arbain Huseini as di Karbala.

Sebelum penyebaran Virus Corona, jumlah peziarah Arbain dari Iran ke Irak mencapai beberapa juta orang. Namun tahun ini, pemerintah Baghdad membatasi jumlah peziarah disebabkan masalah tersebut.

"Semua fasilitas yang diperlukan telah disiapkan untuk memfasilitasi pergerakan peziarah Arbain di Iran dan Irak, dan menurut rencana, beberapa Mokeb (tenda dan posko layanan)  akan disiapkan untuk melayani para peziarah di perbatasan," kata Rashidian seperti dikutip ISNA, Senin (27/9/2021).

Dia menambahkan, jumlah peziarah Arbain dari Iran ke Irak akan mencapai puncaknya pada hari Selasa, dan setelah itu kita akan menyaksikan gelombang kembalinya para peziarah ke negara mereka.

Pemerintah Irak hanya mengizinkan 60.000 warga Iran menghadiri Arbain pada tahun ini, dan itu pun harus melalui jalur udara, dan semua perbatasan antara Irak dan Iran ditutup untuk peziarah Arbain.

Setelah ribuan peziarah Iran nekad berkumpul di perbatasan dengan Irak, pihak berwenang setempat terpaksa membuka perbatasan untuk sementara. Hingga sekarang perbatasan-perbatasan darat itu kembali ditutup.

Perbatasan Mehran di  Provinsi Ilam dan perbatasan Shalamcheh di Provinsi Khuzestan telah dipertimbangkan untuk dibuka bagi kembalinya para peziarah Iran dari Irak.

Tanggal 20 Safar, yang tahun ini jatuh pada hari Senin, 27 September 2021 diperingati sebagai Hari Arbain Imam Husein as oleh Umat Muslim bermazhab Syiah dan pecinta Ahlul Bait di seluruh dunia.

Arbain adalah peringatan mengenang 40 hari Kesyahidan Imam Husein as, Cucu tercinta Baginda Nabi Muhammad Saw yang dibantai bersama keluarga dan sahabat-sahabatnya oleh pasukan Yazid di padang Karbala pada tanggal 10 Muharram 61 H.

Imam Hussein as, keluarga dan para sahabatnya gugur syahid pada 10 Muharam 61 Hijriah di Karbala atau yang dikenal dengan Tragedi Asyura. Meski telah berlalu berabad-abad, namun peristiwa heorik itu tidak pernah berkurang urgensi dan kedudukannya, bahkan semakin berlalu, pesan Asyura justru semakin tersebar luas.

Kebangkitan Imam Hussein melawan pemerintahan tiran Yazid bertujuan untuk menjaga kelangsungan agama Islam yang terkena erosi kerusakan di berbagai sendi kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu, motivasi perjuangan Imam Husein demi menjaga kesucian Islam dari berbagai penyimpangan yang dilakukan penguasa lalim di masanya.

Imam Husein bangkit melawan Yazid bin Muawiyah bukan karena menghendaki kekuasaan, tapi karena ketulusannya membela ajaran agama Islam dan mengembalikan umat Islam dari berbagai penyimpangan. 

Read 442 times