Kubu perlawanan Palestina menyebut keputusan membolehkan orang Yahudi beribadah di Kompleks Masjid al-Aqsa sebagai pelanggaran berbahaya terhadap kesucian Islam.
"Keputusan rezim Zionis mengizinkan orang Yahudi beribadah di halaman Masjid Al-Aqsa merupakan awal dari konspirasi pembagian masjid dari segi ruang dan waktu antara Muslim dan Yahudi. Hal ini memungkinkan pemukim untuk melanjutkan serangan mereka terhadap kota Quds dan Masjid al-Aqsa," kata kubu perlawanan Palestina dalam sebuah pernyataan, Jumat (8/10/2021).
"Masjid al-Aqsa adalah bagian dari akidah umat Islam, dan kita tidak akan pernah mengabaikan sejengkal pun dari wilayah Quds dan Masjid al-Aqsa," tambahnya seperti dilaporkan Tasnimnews.
Mereka meminta warga Palestina di Tepi Barat dan wilayah pendudukan tahun 1948 untuk meramaikan dan melakukan iktikaf di Masjid al-Aqsa sebagai bentuk protes.
Kelompok perlawanan menyerukan warga Palestina untuk membela Quds dan Masjid al-Aqsa dari rezim penjajah Israel dan konspirasi mereka.
Gerakan Hamas dalam sebuah siaran pers Kamis kemarin juga memperingatkan tentang konsekuensi dari tindakan rezim Zionis itu.
Pengadilan Israel pada Rabu lalu mengakui hak orang Yahudi untuk beribadah di Kompleks Masjid al-Aqsa.
Masjid al-Aqsa telah menjadi basis tentara Zionis dan pemukim untuk menghancurkan identitas Islam dan Kristen kota Quds dan menggantinya dengan simbol-simbol Zionis