Misi identifikasi dan pengintaian merupakan salah satu dari kegiatan yang paling penting di kesatuan angkatan laut. Mengidentifikasi target lebih cepat dan lebih jauh telah menjadi perhatian utama di semua angkatan laut dunia.
Selama ini, misi tersebut dilakukan oleh pesawat berawak seperti, pesawat pengintai dan pesawat patroli maritim. Namun, potensi terlukanya awak oleh tembakan musuh di satu sisi dan kemajuan luar biasa di bidang pengembangan drone pengintai dengan biaya operasional rendah di sisi lain, telah mendorong meningkatnya penggunaan perangkat ini untuk melakukan misi-misi semacam itu.
Di angkatan laut, kapal-kapal permukaan mengalami kesulitan dalam melakukan misi pengintaian dan mengamati target mereka karena kondisi geografis dan wilayah yang diamati. Untuk mengatasi masalah ini, penggunaan drone berbasis maritim atau berbasis kapal sudah umum dilakukan di beberapa angkatan laut dunia selama beberapa tahun terakhir.
Drone kecil dengan ketinggian rendah sudah terbukti bahwa ia dapat menembus radar dan jaringan pertahanan, memberikan gambar yang diperlukan, dan bahkan meluncurkan serangan.
Angkatan Laut Republik Islam Iran – demi memenuhi kebutuhannya di bidang pengintaian maritim – telah menggunakan drone berbasis maritim, Pelikan 2.
Drone Pelikan 2 diperkenalkan pada Pameran Prestasi Pertahanan Angkatan Laut Militer Iran pada 30 November 2019. Peresmian ini disaksikan oleh Komandan Militer Iran Mayor Jenderal Abdul Rahim Mousavi dan Komandan Angkatan Laut waktu itu, Laksamana Hossein Khanzadi.
Pelikan 2 memiliki fitur-fitur yang sesuai dengan namanya dan nama ini juga dipilih berdasarkan keunggulan yang dimilikinya. Sebelum diluncurkan, Pelikan 2 telah menjalani uji lapangan dan pemeriksaan teknis secara menyeluruh. Setelah diperoleh hasil yang sesuai standar, burung besi ini dinyatakan siap beroperasi.
Drone ini dibangun untuk melakukan misi pengintaian dan pengawasan yang akurat terhadap kapal-kapal permukaan. Dalam misi tertentu, para pakar Angkatan Laut Iran telah menyiapkan sebuah platform untuk menargetkan kapal musuh. Ia memiliki kemampuan untuk menembus pertahanan musuh serta melakukan patroli dan pengintaian dengan cara yang tepat.
Pelikan 2 ikut menyisir perairan selatan Iran dalam latihan drone pertama yang digelar oleh militer. Sebagai sebuah sistem militer dan kendaraan udara tanpa awak, Pelikan 2 memiliki kinerja yang baik dalam menjalankan misi militer di daerah dan zona yang tidak memungkinkan untuk penggunaan pesawat berawak.
Struktur dan spesifikasi drone Pelikan 2 dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan misi dalam situasi tertentu dengan cara yang diinginkan. Drone milik Angkatan Bersenjata Iran ini dirancang agar dapat lepas landas dari sebagian besar kapal perang berpeluru kendali.
Pelikan 2 dapat melakukan pengintaian dan membantu memandu rudal dalam jarak 100 kilometer. Hal ini akan membantu meningkatkan akurasi rudal milik angkatan laut lebih dari sebelumnya.
Dengan mengamati target selama beberapa saat dan mengirim informasinya ke pusat komando sudah cukup bagi Pelikan 2 untuk menyelesaikan misinya. Selain meningkatkan jangkauan sistem rudal, di bidang artileri angkatan laut, drone ini juga membantu meningkatkan akurasi peluru yang ditembakkan dari artileri.
Dengan mengembangkan drone Pelikan 2 ini, industri pertahanan dan militer Iran mampu meningkatkan jangkauan sistem rudal dan menambah akurasi tembakan peluru dari kapal perang dan tembakan artileri angkatan laut.
Performa luar biasa Pelikan 2 memungkinkannya untuk melakukan operasi dalam kondisi yang tidak biasa, di mana pesawat berawak tidak mampu melakukannya. Ia juga tidak membutuhkan sarana dan prasarana yang mahal untuk mengoperasikannya. Oleh sebab itu, angkatan laut militer Iran memilih menggunakan drone ini untuk membantu misinya di armada kapal perang, terutama misi di perairan terpencil di bawah kendali operasionalnya.
Drone Pelikan 2 dapat melakukan vertical take-off and landing (VTOL). Ia dilengkapi dengan empat motor untuk gerakan vertikal dan baling-baling yang kuat sehingga dapat lepas landas dari kapal perang jelajah untuk misi patroli dan pengintaian. Drone Iran ini bahkan dapat mendarat dan mengapung di atas air dalam keadaan darurat.
Dengan melihat tampilan fisiknya, desain dan konstruksi Pelikan 2 kemungkinan diadaptasi dari drone Mohajer 2. Jadi masuk akal untuk mempertimbangkan jarak terbangnya sekitar 100 km dengan ketinggian terbang 3 hingga 5 km.