Serangan udara Amerika Serikat di Asia Barat didasarkan pada "informasi yang sangat cacat" yang mengakibatkan kematian ribuan warga sipil, termasuk anak-anak.
"Dokumen rahasia yang mencakup lebih dari 1.300 laporan tentang korban sipil telah merusak narasi pemerintah tentang serangan yang dilakukan dengan bom presisi," kata surat kabar The New York Times pada Sabtu (18/12/2021).
Menurut media Amerika ini, penyelidikan menunjukkan bahwa jumlah kematian warga sipil telah dikurangi secara drastis, setidaknya sampai beberapa ratus orang.
Selama periode lima tahun, pasukan AS melakukan lebih dari 50.000 serangan udara di Afghanistan, Irak, dan Suriah, dengan tingkat ketepatan yang jauh lebih kecil daripada yang diklaim.
The New York Times memperoleh dokumen Pentagon ini melalui permintaan atas dasar Undang-Undang Keterbukaan Informasi dan juga berdasarkan kasus tuntutan hukum yang diajukan terhadap Departemen Pertahanan dan Komando Pusat AS.
Laporan ini telah menyingkap kebohongan Pentagon tentang jumlah korban sipil dalam operasi yang disebut kontra-terorisme AS di negara lain. Banyak warga sipil menjadi korban serangan udara dan drone pasukan AS.
Lembaga-lembaga hak asasi manusia berulang kali menyuarakan protes terhadap tindakan AS.