Pemikir terkemuka Amerika Serikat, Noam Chomsky memperingatkan berlanjutnya ancaman kudeta lunak yang dilancarkan Donald Trump bersama basis pendukung fanatiknya yang marah.
Noam Chomsky dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Spanyol El Pais hari Minggu (16/1/2022) memperingatkan tentang bahaya kudeta lunak di Amerika Serikat setelah serangan kontroversial terhadap Kongres AS oleh para pendukung mantan Presiden AS Donald Trump pada 6 Januari 2021.
Mengenai konsekuensi dari insiden kekerasan di Capitol Hills, Chomsky mencatat bahwa langkah tersebut, yang sebenarnya merupakan upaya untuk menggulingkan pemerintah terpilih, jelas dilakukan oleh Trump dengan provokasinya, "Pemilu dicurangi dan dicuri, jadi pergilah ke Kongres!".
Menurut Chomsky, upaya untuk menggulingkan pemerintah terpilih sebenarnya adalah kudeta, dan serangan kekerasan itu adalah kudeta.
Chomsky memperingatkan bahwa Partai Republik bukan lagi entitas politik, tetapi kekuatan neo-fasis.
"Meskipun Amerika Serikat adalah masyarakat yang maju secara teknologi dan budaya, tapi masih tertinggal di bidang lain," ungkapnya.
Filsuf AS ini melihat kemungkinan Trump akan memenangkan pemilu presiden 2024.
Menurut Chomsky, Trump adalah seorang demagog profesional dan dia tahu betul bagaimana menebarkan racun di tingkat bawah masyarakat Amerika yang digunakan untuk kepentingan politiknya.