Pemimpin Gerakan Sadr Irak, Sayid Moqtada Sadr seraya menjelaskan bahwa berbagai faksi politik menolak debat terbuka dengan dirinya mengatakan, seluruh pihak harus menunggu langkah gerakan ini berikutnya.
Pemilu parlemen dini Irak digelar 10 Oktober 2021, tapi berbagai faksi politik negara ini terus terlibat friksi politik sehingga setelah 10 bulan dari pemilu tersebut, mereka belum berhasil membentuk pemerintah baru di negara ini.
Sayid Moqtada Sadr Sabtu (20/8/2022) mengungkapkan, "Kami telah menyampaikan usulan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menggelar sebuah negosiasi atau debat terbuka secara langsung dengan seluru fraksi politik."
Seraya menjelaskan bahwa dirinya belum menerima jawaban konkrit dari berbagai faksi politik terkait hal ini, Sadr di akun Twitternya menulis, jawaban yang diterima melalui perantara tidak berguna, dan "jawaban mereka tidak mencakup tuntutan revolusioner dan apa yang diinginkan bangsa ini".
Pemimpin Gerakan Sadr juga menjelaskan, berbagai faksi politik tidak mementingkan masalah ini, oleh kerena itu, semua pihak harus menunggu langkah kami berikutnya.
Statemen Sadr untuk debat langsung dengan seluruh faksi Irak digulirkan ketika Perdana Menteri pemerintahan yang memajukan urusan Irak, Mustafa al-Kadhimi pekan lalu menggelar dialog nasional untuk menyelesaikan kebuntuan politik, tapi bukan hanya Sadr, tapi juga tidak ada wakil dari faksi politik neagra ini yang hadir di pertemuan tersebut.