Presiden Republik Chechnya mengumumkan kesiapan 70.000 tentaranya untuk dikirim ke zona perang di Ukraina demi membantu pasukan Rusia.
Ramzan Kadyrov, Presiden Republik Chechnya hari Jumat (7/10/2022) menyatakan bahwa ketiga putranya yang masih remaja juga akan segera bergabung dengan operasi militer Rusia di Ukraina.
"Usia muda seharusnya tidak menghalangi pelatihan para pembela tanah air. Sebab, jika Anda menginginkan perdamaian, bersiaplah untuk perang," ujar Kadyrov.
Ramzan Kadyrov mengungkapkan bahwa Republik Otonomi Chechnya menentang nilai-nilai anti-agama orang Eropa, dengan menekankan, "Chechnya siap untuk menghadapi para pemuja setan dan pendukung mereka di belahan dunia manapun."
"Saat ini 10.000 pejuang Chechnya berpartisipasi dalam operasi militer khusus Rusia di Ukraina, dan 70.000 lebih pejuang siap untuk bergabung dengan mereka jika diperlukan," papar Presiden Chechnya.
Dalam upacara parade pasukan militer Rusia yang diadakan di kota Grozny, Kadyrov mengungkapkan, "Rakyat dan peemrintah Chechnya menyatakan dukungannya terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin,".
Pada 21 Februari 2022, Presiden Rusia Vladimir Putin, yang mengkritik ketidakpedulian Barat terhadap masalah keamanan Moskow, dan mengumumkan pengakuan terhadap kemerdekaan Republik Donetsk dan Luhansk di wilayah Donbas.
Tiga hari kemudian, pada 24 Februari, Putin melancarkan operasi militer khusus melawan Ukraina yang berlanjut hingga kini.