Syahid Soleimani dan Nilai-nilai Persatuan

Rate this item
(0 votes)
Syahid Soleimani dan Nilai-nilai Persatuan

 

Di antara orang-orang mukmin terdapat pribadi yang menjalin perjanjian dengan Tuhan dan sepenuhnya komitmen dengan janjinya tersebut. Sebagian menyelesaikan janjinya hingga akhir dan tetap komitmen dengannya hingga gugur syahid di jalan Tuhan, dan sebagian lainnya masih menunggu anugera syahadah dan tidak pernah mengubah janjinya.

3 Januari 2020 dini hari, sebuah berita mengejutkan dunia. Menyusul berita ini, seluruh kota di Iran tenggelam dalam duka karena kehilangan sosok besar. Bangsa Iran tidak sendirian di duka dan derita ini. Sosok yang meninggal ini bukan hanya dicintai bangsa Iran, tapi ia juga dicintai bangsa kawasan. Mulai dari Palestina, Lebanon dan Suriah, hingga Afghanistan, Nigeria, Yaman dan Bahrain. Bahkan banyak warga Eropa berharap terhadap sosok besar ini akan masa depan yang lebih baik.


Ia seorang pejuang dari Basij Khomeini. Ia adalah sisa-sisa dari rombongan yang hanya dengan isyarat jari Khomeini, mengobrak-abrik waktu dan zaman, dan merusak seluruh perimbangan. Selama bertahun-tahun ia berusaha untuk menghidupkan cita-cita Khomeini. Cita-cita besar yang bukan saja sebuah gerakan politik, tidak dan tentunya tidak akan. Cita-cita ini adalah persatuan seluruh muslim dan kaum tertindas dunia untuk menolak fitnah kubu arogan dari dunia. Khomeini besar berulang kali menyeru kaum tertindas untuk bersatu di bawah bendera wilayah. Ia menyebut berpegang teguh pada al-Quran, mengikuti wilayatul faqih dan persatuan sebagai kunci kemenangan muslimd an kaum tertindas dunia.

Setelah Khomeini besar, keberadaan seorang pemimpin yang kuat dan bijak seperti Ayatullah Sayid Ali Khamenei dan prajurit pemberani seperti almarhum Letjen. Qasem Soleimani membuat bendera cita-cita ini terus berkibar. Prajurit yang bukan saja menggunakan seluruh hidupnya untuk merealisasikan cita-cita ini, bahkan kesyahidannya juga untuk mewujudkan tujuan besar ini dan terus memajukannya.

Kesyahidan Letjen Soleimani beserta rekan seperjuangannya membangkitkan gelora di dunia sehingga apa yang mereka kejar seumur hidupnya hampir muncul. Rakyat Iran di berbagai kota Ahwaz, Tehran, Mashad, Qom dan Kerman berduyun-duyun ke jalan-jalan untuk berpartisipasi dalam acara perpisahan dengan prajurit yang dicitainya tersebut. Kondisi saat itu bak kiamat, ketika warga berdesakan di jalan-jalan saat acara tasyi' jenazah Syahid Soleimani beserta rekan seperjuangannya. Pemandangan saat itu sangat mencengangkan. Rasa duka yang disertai dengan kebencian kepada pembunuh pengecut Syahid Soleimani, yakni kubu arogan dunia yang dilawan oleh Khomeini besar sebelumnya. Sementara itu, warga Iran berulang kali menegaskan bahwa mereka akan berjuang hingga titik darah penghabisan untuk merealisasikan cita-cita Syahid Soleimani, yakni cita-cita revolusi serta akan mengalahkan konspirasi musuh.


Banyak anak Iran mengetahui pahwalan mereka, dan menjadikannya sebagai teladan hidup. Pastinya mereka di masa depan akan menjadi Qasem Soleimani. Kesyahidan Qasem Soleimani bukan saja tidak membuat para pecintanya lemah, tapi membuat tekad mereka semakin solid untuk mencapai tujuan.

Di mayoritas negara Islam, dan bahkan non-Islam, kaum tertindas dunia yang hati-hati mereka tertambat di cita-cita Syahid Soleimani, semuanya memiliki perasaan bersama, yakni kebencian terhadap kaum arogan dunia dan sekutunya yang pengecut. Sebaliknya mereka memiliki kecintaan mendalam terhadap cita-cita kebebasan, keadilan dan menghidupkan kemanusiaan.

Rakyat berbagai negara seperti Palestina, Lebanon, Suriah, Irak, Gaza, Yaman, Bahrain dan Afghanistan yang selama bertahun-tahun mengalami kehadiran Syahid Soleimani dan rekan-rekannya, dan mereka menemukan tempat berlindung, juga merasa berduka kehilangan pelindungnya sama seperti rakyat Iran. Meski demikian, bukan hanya mereka yang merasa sedih kehilangan tokoh besar ini dan bersimpati dengan rakyat Iran, bahkan rakyat berbagai negara seperti Pakistan, India, Mesir, Turki, Nigeria dan bahkan rakyat Rusia, Cina, Belarus, Kanada, Amerika Serikat, Inggris dan Jerman juga memiliki perasaan yang sama.

Ini adalah persatuan yang diperjuangan Syahid Soleimani sepanjang hidupnya. Persatuan ini bukan kontrak politik, tapi hal takwini yang terealisasi tanpa tertulis atau kontrak, dan tanpa keraguan akan terus berlanjut. Persatuan ini tidak ada hubungan dengan politik negara atau elit politik mereka. Ini adalah hubungan hati yang mencintai kebebasan, kesatuan darah, nyawa dan hati. Sesuatu yang lebih besar dari kontrak politik, dan ini sepenuhnya yang ingin dihancurkan oleh kubu arogan.


Kebangkitan hati senantiasa menjadi penghalang besar bagi kubu arogan untuk meraih tujuannya. Penghalang besar yang selama berabad-abad, kubu arogan berusaha untuk menghancurkannya. Mereka memecah belah negara besar dan berusaha meningkatkan friksi etnis, kesukuan dan mazhab, karena takut masyarakat dunia hidup tenang. Mereka berencana memancing ikan di air keruh dari kerusuhan ini. Dengan berbagai alasan, mereka menabuh genderang perang saudara, kawasan dan dunia untuk menemukan pembeli bagi perusahaan senjata meerka dengan harapan mampu meraih keuntungan besar di tengah kerusuhan di kawasan Timur Tengah dan merampok sumber finansial dan alam negara tersebut.

Ketika tidak ada negara yang kuat, atau muncul pemerintah yang bergantung pada kekuatan arogan, maka mereka akan mencapai tujuannya. Tujuan di mana kemanusiaan dan keadilan tidak memiliki tempat, dan yang menentukan hanya kepentingan serta keuntungan lebih besar. Untuk mencapai ambisi ini, mereka selama bertahun-tahun berusaha mengobarkan instabilitas di Timur Tengah dengan membentuk dan menciptakan berbagai kelompok teroris seperti al-Qaeda, Daesh (ISIS) dan Front al-Nusra. Setelah pembentukan kelompok seperti ini, mereka juga mengejar tujuan lain yakni merusak citra Islam dan muslimin dunia, karena Islam musuh terbesar bagi tujuan busuk dan ketamakan mereka.

Syahid Soleimani telah menggagalkan semua konspirasi kubu arogan satu demi satu. Dia adalah pelopor dan pemecah garis dalam menghadapi kelompok teroris. Pada saat arogansi global di Suriah berusaha untuk memecah belah negara ini dan menimbulkan kekacauan dan ketidakamanan, dan teroris secara brutal membantai perempuan dan anak-anak, tua dan muda, dan militer dan pemerintah tidak dapat melawan mereka, ini adalah Qasem Soleimani dan rekan seperjuangannya yang menghancurkan perimbangan dan dalam waktu singkat mengubah medan tempur. Upaya Syahid Soleimani dan rekan seperjuangannya membawa perdamaian dan keamanan bagi rakyat Suriah.


Arogansi global yang mengalami kebuntuan di Suriah, kali ini mengirimkan kelompok terorisnya ke Irak dengan berbagai model dan bentuk, dan mereka mengirim pasukannya ke negara tersebut untuk mendukung kelompok teroris dengan dalih keberadaan senjata pemusnah massal di Irak. Ini adalah cara arogan berperang dan mendukung terorisme atas nama memerangi terorisme dan perang. Teroris melakukan banyak kejahatan selama pendudukan AS di Irak ketika pasukan AS dan sekutu mereka berbaris di jalan-jalan dengan tank dan pengangkut personel mereka.

Kubu arogan ingin mengobarkan perang antar-mazhab, Syiah dan Sunni, serta menabuh genderang disintegrasi dan kemerdekaan wilayah Kurdistan Irak. Di Irak, orang-orang mencapai titik di mana orang-orang tidak memiliki senjata untuk mempertahankan diri dari serangan teroris yang brutal. Salah satu komandan Pasukan Rakyat Irak mengatakan bahwa dalam menghadapi ISIS, situasi kami sedemikian rupa sehingga kami hanya memiliki satu Kalashnikov kosong untuk setiap sepuluh orang, yang berarti praktis tidak ada. Dalam situasi ini, Jenderal Soleimani melangkah ke lapangan.

Syahid Soleimani dengan kesadaran penuh dan pengetahuan yang mencukupi, mana teman dan mana musuh, dengan kecerdikan dan kewaspadaan serta dengan bantuan Tuhan mendapat tempat di hati rakyat kawasan, di mana seluruh pengikut Syiah dan Sunni, Kurdi dan Kristen mengenalnya sebagai pemimpin dan tokoh yang mampu menyelesaikan friksi di antara mereka. Mereka sangat menghargai ucapan Syahid Soleimani dalam menyelesaikan kesulitandan friksi dan menjadikannya sebagai tolok ukur.

Syahid Soleimani berkali-kali berkunjung ke Irak untuk menyelesaikan friksi etnis dan kelompok, dan setiap kali kunjungannya, ia semakin populer di tengah masyarakat. Warga Irak dari etnis, suku dan agama manapun bersatu bersama Syahid Soleimani untuk melawan Daesh, dan hasilnya adalah kekalahan besar kelompok teroris terbesar dunia ini. Kehadiran Syahid Soleimani dan kemenangannya dan rekan seperjuangannya dalam melawan Daesh menampilkan spirit sejati Islam dalam membela ketertindasan dan melawan penindas. Tak hanya itu, hal ini juga menunjukkan kepada dunia apa yang ditampilkan oleh Daesh tidak ada kaitannya dengan Islam dan muslim. Dia telah membuka tinju arogansi untuk semua dunia dan sekarang semua orang tahu siapa musuh umat manusia yang sebenarnya.


Bukan hanya di medan perang Syahid Soleimani berhasil mengalahkan musuh, bahkan di perang media ia pun meraih kesuksesan ini. Sangat berat bagi musuh kemanusiaan menanggung kekalahan ini dan mereka tidak lagi dapat mentolerir keberadaan pahlawan besar ini di berbagai medan. Dengan demikian mereka memberi ijin kepada pria gila yang bernama Donald Trump untuk menghapus sosok besar ini dari perimbangan yang ada. Tapi mereka tidak menyadari bahwa terbunuhnya Syahid Soleimani bukan saja tidak menghapus sosok ini dari perimbangan, tapi mereka malah akan menghadapi perimbangan baru yang terbentuk di sekitar syahid ini dan mempercepat kehancuran mereka.

Untuk selanjutnya akan banyak sosok yang akan berusaha siang dan malam untuk merealisasikan balasan yang keras. Dengan harapan merealisasikan penuh balas dendam keras ini, kehancuran total kubu arogan global dan menghapus penuh fitnah dari dunia, kami juga akan berusaha untuk setia pada cita-cita Syahid Qasem Soleimani dan berusaha untuk mencapainya.


Di upaya ini, kita mengeraskan pegangan tangan di antara kita, membuat hati kita lebih terang di sekitar pelita yang telah dinyalakan Syahid Soleimani, kita saling mendekatkan diri dan di saat mata kita menanti rahmat Ilahi, kita tidak akan melupakan bahwa apa yang akan membuat kita menang adalah persatuan di bawah bendera wilayah.

Read 222 times