Mantan Kepala Staf umum Angkatan Bersenjata Rezim Zionis menilai reformasi yudisial dalam kabinet ekstrem Benjamin Netanyahu menyebabkan ketidaktaatan dan pembangkangan di kalangan tentara.
Perdana Menteri Rezim Zionis Benjamin Netanyahu mengatakan kabinetnya bermaksud untuk menjalankan rencana reformasi sistem peradilan, yang menyulut kritik tajam dari pejabat senior dan pakar hukum, serta pemukim Zionis sendiri.
Mantan Komandan Staf Umum Angkatan Bersenjata Rezim Zionis, Dan Halutz hari Minggu (12/2/2023) menanggapi keputusan terbaru Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk melakukan reformasi yudisial dengan mengatakan, "Tentara dan para perwira tidak akan membiarkan diri mereka sebagai tentara bayaran yang dipimpin oleh diktator".
"Perubahan ini akan menyebabkan kediktatoran dan penghancuran sistem peradilan," tegasnya.
Sementara itu, ribuan orang kembali turun ke jalan memprotes pemerintah ekstrem Benjamin Netanyahu di Tel Aviv dan kota-kota lain di wilayah pendudukan pada Sabtu malam.
Demonstrasi menentang Netanyahu dan friksi antarpartai rezim Zionis meningkat setelah kabinet baru Tel Aviv yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu mengajukan rencana untuk mereformasi sistem peradilan rezim ini.
Netanyahu, yang telah diadili selama bertahun-tahun atas tuduhan korupsi, penyuapan, dan pengkhianatan kepercayaan, berniat membatalkan persidangannya dengan bantuan menteri kehakiman Israel melalui reformasi sistem peradilan.
Sabtu menjadi hari kelam Netanyahu yang menghadapi gelombang protes selama beberapa pekan berturut-turut.
Ratusan ribu pemukim Zionis turun ke jalan memrotes kabinet sayap kanan ekstrem, dan mereka berniat untuk melanjutkan protes sampai partai Likud dan sekutunya digulingkan.