Mantan Direktur Dinas Keamanan Rezim Zionis (Shabak) mengakui bahwa pelaksanaan operasi militer anti-perlawanan di Tepi Barat telah kehilangan efektivitasnya, dan satu-satunya pencapaiannya adalah mencegah keberhasilan beberapa operasi perlawanan.
Media rezim Zionis kemarin mengumumkan bahwa tentara Israel siap untuk melancarkan operasi militer ekstensif di Tepi Barat dalam waktu dekat.
Menanggapi isu ini, Ami Ayalon, Mantan Direktur Shabak dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Maariv berbahasa Ibrani hari Sabtu (17/6/2023) mengatakan, "Satu-satunya pencapaian operasi militer terhadap perlawanan di Tepi Barat adalah keberhasilan menghalau beberapa operasi pejuang Palestina di wilayah ini,".
"Penggunaan kekuasaan tidak menyelesaikan masalah, tetapi justru memperburuk masalah, terutama karena 80 persen rakyat Palestina percaya terhadap perlawanan dan mendukungnya sebagai solusi terbaik untuk menghadapi Israel," ujar Ayalon.
Mantan Direktur Shabak ini menilai perang yang melibatkan Israel tidak terbatas pada segelintir kelompok atau organisasi bersenjata saja, tetapi sisi lain dari perang ini adalah rakyat Palestina.
"Mereka yang percaya bahwa perlawanan dapat dikalahkan, tidak memahami realitas yang ada. Kami mengusulkan supaya kabinet Israel mencari solusi lain untuk menyelesaikannya dengan mengubah kebijakannya bukan hanya operasi militer," tegasnya.
Ketika tentara Zionis bersiap untuk melancarkan operasi militer baru di Tepi Barat, kelompok perlawanan telah memanggil semua pejuang dan kelompok perlawanan untuk mempersiapkan pertempuran yang akan segera terjadi di utara Tepi Barat.