Pemerintah Mesir yang baru memperingatkan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan dan para pejabatnya untuk tidak campur tangan dalam urusan internal Mesir.
Dalam sebuah wawancara dengan koran berbahasa Inggris Today's Zaman pada hari Ahad (16/7), Erdogan mengatakan bahwa pemimpin terguling Muhammad Mursi adalah satu-satunya presiden sah Mesir.
"Saat ini, presiden saya di Mesir adalah Mursi karena ia dipilih oleh rakyat," katanya. "Jika kita tidak menilai situasi seperti itu maka kita sama saja dengan mengabaikan rakyat Mesir."
Dalam pernyataan terpisah, pejabat Turki baru-baru ini mengecam militer Mesir menggulingan Mursi, pemimpin pertama yang terpilih secara demokratis di negara itu, dan menilainya sebagai "kudeta yang tidak dapat ditolerir".
Pada hari Selasa (16/7), Badr Abdelatty, juru bicara Kementerian Luar Negeri Mesir menyatakan "Kebencian kuat dalam komentar seperti ini, yang ... termasuk intervensi nyata dalam urusan internal Mesir."
Pada hari yang sama, juru bicara kepresidenan Mesir, Ahmed Elmoslmany berkomentar tentang hal ini dan mengatakan, "Saya menganggap pernyataan (Turki) itu tidak pantas dan saya menilainya sebagai campur tangan dalam urusan internal Mesir."
Sementara itu, menurut sebuah laporan yang diterbitkan Selasa di Today's Zaman, Presiden Turki Abdullah Gul menuntut pembebasan segera Mursi, yang ditahan di sebuah lokasi yang dirahasiakan.
Pada tanggal 13 Juli, sejumlah anggota parlemen Mesir di majelis tinggi parlemen yang dibubarkan juga menolak penggulingan Mursi.
Berbicara pada demonstrasi yang diselenggarakan oleh Ikhwanul Muslimin di Kairo, puluhan anggota Dewan Syura menuntut militer mengembalikan Mursi, dan menyeru legislatif lain di seluruh dunia untuk tidak mengakui pemerintahan baru yang ditunjuk militer Mesir.
Dalam pidato televisi pada 3 Juli, Panglima Militer Mesir Jenderal Abdel Fattah Al-Sisi menyatakan bahwa Mursi tidak lagi menjabat sebagai presdiden dan menyatakan bahwa Ketua Mahkamah Konstitusi, Adly Mahmoud Mansour, ditunjuk sebagai presiden interim baru Mesir. Militer juga membekukan konstitusi.
Para pejabat militer mengatakan menggulingkan Presiden Morsi, yang menjabat pada Juni 2012, ditahan "preventif" oleh militer.
Pada tanggal 4 Juli, Mansour dilantik sebagai presiden sementara. Keesokan harinya, ia membubarkan Dewan Syura dengan dekrit.
Pada tanggal 5 Juli, pemimpin Ikhwanul Muslimin Mohammed Badie menilai kudeta terhadap Mursi ilegal dan jutaan pendukungnya akan terus berdemonstrasi sampai ia kembali sebagai presiden