Ayat ke 163
Artinya:
Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik. (7: 163)
Salah satu hukum dan peraturan kaum Yahudi yaitu libur pada hari Sabtu. Pada hari ini mereka tidak boleh melakukan pekerjaan apapun, selain melakukan pekerjaan peribadi dan ibadah kepada Allah Swt. Hukum ini masih dijalankan dan dihormati orang-orang di zaman ini. Akan tetapi sekelompok Bani Israel yang tinggal di pinggir pantai, menyaksikan bahwa pada hari Sabtu ketika mereka tidak bekerja dan mengail ikan, ikan-ikan itu berdatangan ke tepi pntai. Padahal di hari yang lain, mereka harus menangkap ikan di tengah laut.
Penduduk di tepi pantai ini menyusun satu cara untuk menangkap ikan tanpa harus melanggar hukum Allah. Mereka membuat petak-petak semacam kolam di tepi pantai. Dengan cara ini mereka tetap beribadah sementara ikan-ikan yang berdatangan di hari Sabtu akan terjebak dan tidak dapat keluar dari kolam-kolam tersebut. Sehari setelahnya, ikan-ikan itu akan ditangkap. Al-Quran menyebut cara seperti sebagai salah satu bentuk pelanggaran terhadap hukum Ilahi. Al-Quran mengatakan, "Datang dan tidak datangnya ikan-ikan itu adalah karena perintah Allah, untuk menguji kaum Bani Israil. Dengan ujian ini, dapat diketauhi, apakah mereka mementingkan perintah Allah atau mengutamakan ikan!"
Dari ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Keburukan dosa tidak bisa dihilangkan dengan tipu muslihat. Keburukan dosa dengan tipu muslihat ini lebih besar karena orang yang melakukannya tidak menganggap hal itu sebagai dosa sehingga tidak berpikir untuk bertaubat.
2. Kenikmatan duniawi yang halal sekalipun, terkadang merupakan ujian. Karena itu manusia terkadang harus menutup mata dari hal-hal yang halal untuk memperolehi keredhaan Allah. Menangkap ikan merupakan perbuatan yang yang halal, namun telah ditentukan bahwa pada hari Sabtu mereka dilarang menangkap ikan.
Ayat ke 164
Artinya:
Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: "Mengapa kamu menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?" Mereka menjawab: "Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa. (7: 164)
Al-Quran al-Karim membagi Bani Israil ke dalam tiga kelompok; kelompok pertama adalah mereka yang melanggar hukum ilahi. Kedua adalah mereka yang menasehati para pendosa. Sedang kelompok ketiga, terdiri dari orang-orang yang tidak peduli dengan keadaan orang lain.
Ayat 164 ini mengungkapkan bahwa kelompok ketiga mengimbau kelompok kedua untuk tidak menyusahkan diri dengan menasehati para pendosa, sebab mereka tidak akan pernah mendengarkan nasehat. Biarkan Allah yang menyiksa atau menghancurkan mereka. Menanggapi imbauan itu, kelompok kedua mengatakan, "Kata-kata kami tidak akan sia-sia. Mungkin dengan nasehat kami sebagian dari para pendosa akan bertaubat, atau paling tidak, mereka akan mengulangi perbuatan maksiat. Selebihnya, kami menyampaikan nasehat dan peringatan kepada mereka, supaya Allah tidak menghukum kami karena kewajiban amat makruf nahi munkar.
Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Sebagian orang tidak mau memberikan nasehat dan tidak bisa mendengar nasehat orang lain. Mereka bukannya memprotes para pendosa, malah melayangkan kritik kepada mereka yang memberi nasehat kebaikan.
2. Nahi mungkar atau melarang perbuatan mungkar merupakan kewajiban agama. Meski mungkin saja nasehat kita tidak mendatangkan hasil, tetapi kita diperintah untuk melakukan tugas ini.
Ayat ke 165-166
Artinya:
Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik. (7: 165)
Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang dilarang mereka mengerjakannya, Kami katakan kepadanya: "Jadilah kamu kera yang hina. (7: 166)
Pada ayat-ayat sebelumnya, telah dijelaskan bahwa Bani Israil terbagi ke dalam tiga kelompak. Ayat ini menyebutkan kepada kelompak yang mencegah kemungkaran diselamatkan Allah dari siksaan. Sementara mereka yang tidak acuh terhadap orang lain terperangkap dalam siksa Allah. Mereka merasakan azab yang pedih. Bahkan sebagian dari mereka dikutuk menjadi kera yang hina. Dalam hal ini riwayat atau hadis menyebutkan bahwa mereka berubah untuk menjadi kera. Namun kera-kera ini tidak memiliki keturunan dan hidup hanya beberapa hari saja.
Dari dua ayat tadi terdapat empat poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Nahi mungkar, jika tidak bisa mencegah perbuatan dosa orang lain, minimalnya dapat menyelamatkan manusia dari azab Allah.
2. Menutup pintu nasehat sama dengan membuka pintu kemurkaan Allah.
3. Acuh terhadap para pendosa dan zalim, akan membuat seseorang dijebloskan ke dalam siksa Allah.
4. Mereka yang telah mengubah-ubah Ilahi, akan diubah bentuk dan rupanya oleh Allah. Mereka yang mempermainkan agama Allah akan dirubah menjadi binatang yang suka meniru gerak gerik makhluk lain, yaitu kera.