Ayat ke 40
Artinya:
Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita". Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (9: 40)
Ayat ini menyinggung konspirasi orang-orang Musyrik untuk membunuh Nabi. Karena sudah barang tentu program-program mereka tidak bisa diharapkan akan sejalan dengan program Nabi dan kaum Muslimin. Oleh sebab itu, mereka memutuskan untuk menghabisi Nabi namun mereka merancang agar pembunuhan itu tidak dilakukan oleh seorang dari sebuah kabilah. Karena itulah mereka menjadwalkan agar setiap kabilah mengirim seorang utusannya, sehingga nantinya mereka dalam sebuah kelompok melakukan penggerebekan ke rumah Nabi dan menghabisi Nabi secara bersama-sama.
Akan tetapi Allah Swt Yang Maha Tahu telah memberi tahu kepada Nabi-Nya atas konspirasi kaum Musyrikin ini dan Nabi pun melakukan gerakan penyelamatan yang tidak diketahui oleh para musuh tersebut. Beliau memerintahkan Imam Ali bin Abi Thalib as untuk tinggal dan tidur ditempat tidur Nabi, sehingga para mata-mata musuh terkecoh dan tidak mengetahui gerakan Nabi yang keluar dari kota Mekah. Nabi keluar dari rumah beliau diiringi oleh sahabat Abu Bakar yang bersama-sama menuju ke gua Tsur di selatan Mekkah .
Setelah musuh mengetahui tentang keluarnya Nabi, mereka mengejar ke arah gua, akan tetapi mereka melihat bahwa mulut gua tersebut tertutup oleh sarang laba-laba. Bahkan di sebelah gua itu ada seekor merpati yang sedang bertelur, sehingga mereka mengurungkan niatnya untuk memasuki gua itu dengan alasan bila ada orang yang baru masuk kedalam gua tersebut pastilah sarang laba-laba itu sudah rusak dan merpati itu juga tidak tinggal di sebelah gua tersebut. Setelah 3 hari Nabi tinggal di dalam gua Tsur tersebut, Nabi lalu berhijrah ke arah Madinah.
Karena itulah ayat ini menyinggung peristiwa hijrahnya Nabi yang bila tidak karena bantuan dan pertolongan Allah, beliau Saw tidak akan mungkin bisa lepas dan selamat dari kejaran orang-orang Musyrik itu. Di sini, orang-orang yang enggan membantu Nabi dalam berbagai kondisi khususnya pada perang Tabuk telah mendapat celaan dan mengatakan, "Saat itu Nabi tidak memiliki bala bantuan dan penolong, maka Allah Swt tidak akan pernah membiarkan Nabi-Nya sendirian dan beliau dalam keadaan terhina. Karena itu laksanakanlah kewajiban kalian dan ketahuilah bahwa rancangan konspirasi orang-orang Kafir dan Musyrik akan gagal sia-sia, sedang nama Islam dan Allah tetap abadi.
Dari ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:
1. Kelestarian dan keabadian Islam tidak tergantung pada dukungan dan penjagaan kita, akan tetapi Allah sendirilah yang menjaga agama suci-Nya. Karena itu kita tidak boleh berbangga diri dalam menjaga dan membela agama Allah ini.
2. Ketenangan dan ketentraman manusia adalah salah satu anugerah Allah. Karena itu ia tidak memerlukan terwujudnya sarana materi.
3. Kehendak Allah di atas segala keinginan dan konspirasi orang-orang Kafir yang pada gilirannya perbuatan makar dan konspirasi mereka akan gagal dan hancur.
Ayat ke 41
Artinya:
Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (9: 41)
Pada kajian lalu telah disinggung seruan kepada kaum Muslimin agar segera bergerak menuju ke kawasan Tabuk. Namun ayat ini mengatakan, "Perintah untuk berjihad fi sabilillah telah dikeluarkan. Karena itu dalam kondisi apapun kalian harus segara bergerak dan pergi, baik dalam kondisi sempit ataupun lapang, baik dengan harta ataupun nyawa. Karena menjaga agama Islam dan Nabi utusan-Nya lebih utama dari segalanya. Selain itu, perintah tersebut merupakan ujian untuk dapat mengetahui, siapa gerangan orang-orang Mukmin yang sesungguhnya, dan siapa pula gerangan yang berbohong dan dusta dalam mendakwakan keislaman mereka. Dengan demikian dapat diketahui kesiapan mereka dalam mengorbankan jiwa, putra-putra, rumah dan harta benda di jalan Allah."
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Memang terkadang mengerahkan manusia diperlukan dalam menjaga dan membentengi masyarakat Islam. Karena itu kehadiran sekelompok pasukan dan tentara secara resmi tidaklah cukup.
2. Jihad fi sabilillah harus seiring dengan infak di jalan Allah. Karena biaya dan anggaran peperangan ada di pundak kaum Mukminin. Setiap orang harus dapat menyumbangkan hartanya sebatas kemampuan.
Ayat ke 42
Artinya:
Kalau yang kamu serukan kepada mereka itu keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak seberapa jauh, pastilah mereka mengikutimu, tetapi tempat yang dituju itu amat jauh terasa oleh mereka. Mereka akan bersumpah dengan (nama) Allah: "Jikalau kami sanggup tentulah kami berangkat bersama-samamu". Mereka membinasakan diri mereka sendiri dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta. (9: 42)
Ayat sebelumnya merupakan ketetapan dan perintah mobilisasi umum untuk pergi berangkat ke medan tempur Tabuk. Ayat ini menyatakan, bahwa sebagian orang yang mengaku telah beriman kepada Allah Swt, namun sayangnya mereka justru enggan untuk pergi ke medan Tabuk dan mencari-cari alasan untuk tidak ikut. Terkadang mereka mengatakan mengenai ketidakmampuan fisik mereka untuk menempu jarak perjalanan yang begitu jauh, bahkan terkadang pula mereka mengatakan bahwa mereka tidak memiliki bekal makanan dalam perjalanan tersebut. Untuk itu mereka tidak segan-segan bersumpah dan menyatakan ketidak mampuan mereka pergi ke medan perang.
Padahal, apabila terdapat rampasan perang yang bisa diperoleh dengan mudah dan di jalan yang dekat, mereka pasti akan datang dan tidak lagi menyampaikan alasan. Akan tetapi janganlah kalian menyangka bahwa Tuhan melakukan tipu daya. Karena sesunguhnya Dia telah mengetahui apa yang ada didalam lubuk hati kalian, tetapi yang jelas justru kalianlah yang melakukan tipu daya yang akan membawa kehancuran kalian.
Dari ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:
1. Jihad adalah medan terbaik untuk menguji komitmen manusia.
2. Menerima berbagai pekerjaan yang mudah dan penuh manfaat, bukan menunjukkan kematangan dan kesempurnaan seseorang. Akan tetapi menerima beban berat itulah justru menjadi tolok ukur kesempurnaan manusia.
3. Berbagai dampak negatif tentang melarikan diri dari medan perang, dapat menyebabkan kacau balaunya barisan muslimin. Karena itu orang-orang Mukmin harus dipisahkan dari mereka.