Ayat ke 66
Artinya:
Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa. (9: 66)
Sebelumnya, telah disinggung berbagai perlakukan jelek dan tidak patut orang-orang munafik terhadap Nabi Muhammad Saw dan Mukminin. Ayat ini merupakan kelanjutan dari ayat sebelumnya, yang berbicara kepada mereka dengan mengatakan, "Mengapa kalian justru menganggap remeh terhadap kesucian agama dan menghina kaum Mukminin dan hal tersebut kalian anggap sebagai bergurau dan bahan tertawaan? Padahal perkara tersebut tidak bisa dijadikan sebagai bahan gurau dan tertawaan. Karena perbuatan akan menciptakan sakit hati, tidak rela dan kekufuran."
Selanjutnya dikatakan bahwa mungkin suatu kelompok dari kalian telah melakukan pekerjaan tersebut, namun mereka tidak dengan suatu tujuan tertentu. Orang yang seperti ini mungkin akan mendapatkan ampunan Allah Swt. Berbeda dengan orang-orang yang dengan sadar dan sengaja melakukan perbuatan jahat dan jelek tersebut, maka pekerjaan dan perbuatan mereka itu akan mendapat balasan dan siksa.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Menghina dan menganggap remah ayat-ayat Allah dapat menyebabkan kekufuran dan akibat buruk.
2. Dalam bergaul dengan orang-orang yang menentang, kita harus bisa membedakan orang-orang yang benar-benar jahat dengan orang-orang yang jahil dan tidak bertujuan apapun.
Ayat ke 67
Artinya:
Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik. (9: 67)
Sebagai ciri terpenting orang-orang Munafik adalah selalu menghina orang-orang yang beriman dan meremehkan perbuatan baiknya. Sebaliknya, orang-orang Munafik itu malah suka berteman dengan para pendosa dan orang-orang yang suka riya dalam berbagai perbuatannya. Perilaku dan sikap seperti ini dapat mengajak manusia untuk meninggalkan perbuatan baik dan mensosialisasikan perbuatan jelek dan jahat. Mereka samasekali tidak berkeyakinan yang kuat mengenai Hari Kiamat, bahkan mereka enggan untuk menginfakkan harta kekayaan di jalan Allah dan samasekali tidak mau memberikan pertolongan.
Mungkin ungkapan yang terbaik dan tepat bagi mereka adalah ungkapan firman Allah yang mengatakan, "Mereka melupakan Allah samasekali. Karena itu Allah juga melupakan mereka, sementara mereka tengah sibuk berbuat apa saja. Namun sudah jelas Allah tidak akan pernah lupa. Sedang yang dimaksud dengah kelupaan Allah dalam ayat ini lalai. Maksudnya, dengan kelalaian itu Allah akan menjauhkan mereka dari segala kebaikan."
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Peran perempuan dan pria di tengah masyarakat yang menentukan sehat atau tusaknya masyarakat.
2. Balasan dan siksa Allah tergantung pada kinerja manusia itu sendiri. Bila manusia sudah melupakan Tuhan, maka Dia juga akan melupakan manusia dan membiarkan keadaan mereka.
Ayat ke 68
Artinya:
Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah melaknati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal. (9: 68)
Dalam ayat-ayat sebelumnya Alllah Swt menganggap pekerjaan orang-orang munafik dalam menghina dan merendahkan Nabi Muhammad Saw dan ayat-ayat Ilahi sebagai kufur. Sementara ayat ini menjelaskan orang-orang munafik itu senasib dengan orang-orang kafir pada Hari Kiamat. Kedua kelompok tersebut akan kekal di dalamnya. Karena tidak ada jalan keluar bagi kedua kelompok ini, mereka justru akan mendapat kutukan dan murka Allah.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Sekalipun orang-orang Munafik berada di sisi kaum Mukminin di dunia, tapi di akhirat nanti mereka bersama orang-orang Kafir.
2. Lebih dahsyat dari api neraka adalah kutukan Allah Swt yang akan menimpa orang-orang Munafik. Sedang yang lebih hebat dari surga adalah rahmat dan keridhaan Allah Swt yang diberikan kepada orang-orang Mukminin.
Ayat ke 69
Artinya:
(keadaan kamu hai orang-orang munafik dan musyrikin) adalah seperti keadaan orang-orang sebelum kamu, mereka lebih kuat daripada kamu, dan lebih banyak harta dan anak-anaknya dari kamu. Maka mereka telah menikmati bagian mereka, dan kamu telah menikmati bagian kamu sebagaimana orang-orang yang sebelummu menikmati bagiannya, dan kamu mempercakapkan (hal yang batil) sebagaimana mereka mempercakapkannya. Mereka itu amalannya menjadi sia-sia di dunia dan di akhirat; dan mereka itulah orang-orang yang merugi. (9: 69)
Ayat ini menyinggung proses sikap berpura-pura dan munafik sepanjang sejarah. Kepada orang-orang Munafik, ayat ini mengatakan, "Jangan kalian menyangka bahwa orang yang cerdas dan pintar itu adalah mereka yang dapat menipu dan mencundangi orang-orang Mukminin. Setelah itu, dengan berpura-pura sebagai orang-orang yang taat beragama kalian dapat melaksanakan apa saja yang dikehendaki. Meski sebelum kalian terdapat orang-orang yang memiliki kekayaan, kekuasaan dan posisi yang terhormat, lalu mendapat harta yang banyak sekali. Tapi pada akhirnya mereka pergi dari dunia ini dengan kehinaan, celaan, yang pada gilirannya di Hari Kiamat kelak mereka akan datang dengan tangan kosong dan hampa.
Dari ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:
1. Kemampuan militer dan ekonomi yang mantap ditambah dengan sumber daya manusia yang memadai tidak akan bisa mencegah kemurkaan Allah Swt. Oleh sebab itu, kita tidak boleh membanggakan itu semua. Karena bila kemurkaan Allah tiba, maka semua itu tidak berarti.
2. Posisi di dunia tidak akan abadi. Oleh karenanya kita tidak boleh bersandar padanya . Karena pada Hari Kiamat kelak hal tersebut akan menjadi sesuatu yang menghancurkan.
3. Hal yang sangat membahayakan adalah terjun dan tengelam dalam kefasadan, dosa dan merusak agama Islam