Ayat ke 45-46
 
┘ê┘Ä┘å┘ÄϺϻ┘Ä┘ë ┘å┘Å┘êÏ¡┘î Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘ü┘Ä┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä ÏºÏ¿┘Æ┘å┘É┘è ┘à┘É┘å┘Æ Ïú┘Ä┘ç┘Æ┘ä┘É┘è ┘ê┘ÄÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä ┘ê┘ÄÏ╣┘ÆÏ»┘Ä┘â┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ¡┘Ä┘é┘æ┘Å ┘ê┘ÄÏú┘Ä┘å┘ÆϬ┘Ä Ïú┘ÄÏ¡┘Æ┘â┘Ä┘à┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ¡┘ÄϺ┘â┘É┘à┘É┘è┘å┘Ä (45) ┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘è┘ÄϺ ┘å┘Å┘êÏ¡┘Å ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘ä┘Ä┘è┘ÆÏ│┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ Ïú┘Ä┘ç┘Æ┘ä┘É┘â┘Ä ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å Ï╣┘Ä┘à┘Ä┘ä┘î Ï║┘Ä┘è┘ÆÏ▒┘Å ÏÁ┘ÄϺ┘ä┘ÉÏ¡┘ì ┘ü┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ│┘ÆÏú┘Ä┘ä┘Æ┘å┘É ┘à┘ÄϺ ┘ä┘Ä┘è┘ÆÏ│┘Ä ┘ä┘Ä┘â┘Ä Ï¿┘É┘ç┘É Ï╣┘É┘ä┘Æ┘à┘î ÏÑ┘É┘å┘æ┘É┘è Ïú┘ÄÏ╣┘ÉÏ©┘Å┘â┘Ä Ïú┘Ä┘å┘Æ Ï¬┘Ä┘â┘Å┘ê┘å┘Ä ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘Æϼ┘ÄϺ┘ç┘É┘ä┘É┘è┘å┘Ä (46)
 
Artinya:
Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya". (11: 45)
 
Allah berfirman: "Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatan)nya perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan". (11: 46)
 
Dalam pembahasan lalu, kami telah sebutkan bahwa putra Nabi Nuh as "Kan'an" tidak mau naik ke bahtera (perahu), sehingga dia termasuk dalam golongan orang-orang kafir yang ditenggelamkan oleh Allah dalam banjir itu. Kemudian kedua ayat yang baru disebutkan tadi menyebutkan bahwa Nabi Nuh as memohon kepada Allah,  "Wahai Tuhanku? Engkau telah berjanji akan menyelamatkan keluargaku, dan aku tahu bahwa janji-Mu itu adalah benar, lalu kenapa anak dan istriku yang merupakan keluargaku Engkau tenggelamkan?" Allah Swt dalam menjawab pernyataan Nuh as bersabda, "Janji-Ku adalah benar. Putramu tidak terhitung sebagai keluargamu, karena dia tidak mau beriman dan enggan menerima seruangmu. Dia malah pergi bergabung bersama orang-orang kafir, sehingga dia digolongkan bersama mereka."
 
Sikap Nabi Nuh as dalam kejadian ini dapat dipahami sebagai berikut. Nabi Nuh sebenarnya tidak mengetahui bahwa putranya itu telah menjadi kafir, dan termasuk orang-orang yang bakal ditenggelamkan oleh Allah Swt. Karena itu meskipun beliau as diperintahkan Allah untuk untuk hanya menaikkan orang-orang mukmin ke dalam bahtera besar itu, beliau juga menyeru putranya agar naik ke bahtera. Kepada putranya itu, Nabi Nuh tidak berkata "Janganlah engkau bersama orang-orang kafir". Atas dasar ini Allah Swt berfirman kepada Nabi Nuh as, "Karena itu janganlah kamu memohon kepada-Ku mengenai sesuatu yang kamu tidak mengetahuinya. Sesungguhnya Aku mengingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak mengerti."
 
Dari dua ayat tadi terdapat empat pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Keterikatan terhadap agama dan ajaran Islam lebh diutamakan daripada keterikatan terhadap keluarga. Para pengikut Nabi Nuh as adalah orang-orang yang boleh dinaikkan ke dalam bahtera dan merekalah orang-orang yang diselamatkan oleh Allah. Namun, karena Kan'an adalah orang yang kafir, sekalipun ia putra Nabi Nuh, ia tetap mendapatkan azab.
2. Dalam pandangan Allah, kemuliaan seorang manusia adalah dari sisi keimanannya. Karena itu putra Nabi tidak ada bedanya dengan manusia lainnya, dia tidak memiliki konsesi atau kelebihan apapun.
3. Sewaktu kita berdoa kepada Allah, pastilah kita menginginkan sesuatu dari Penguasa Jagat Raya ini. Akan tetapi bila doa kita tidak dikabulkan, kita tidak perlu marah atau sedih, karena Allah Maha Tahu tentang apa yang terbaik bagi kita.
4. Manusia memiliki ikhtiar atau kemampuan untuk memilih. Bahkan anak dan istri Nabi sekalipun tidak dipaksa harus beriman dan mengikuti risalah Nabi. Mereka bebas memilih jalan yang ingin ditempuh, namun juga harus mempertanggungjawabkan sendiri jalan pilihan mereka itu.
 
Ayat ke 47
 
┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É ÏÑ┘É┘å┘æ┘É┘è Ïú┘ÄÏ╣┘Å┘êÏ░┘Å Ï¿┘É┘â┘Ä Ïú┘Ä┘å┘Æ Ïú┘ÄÏ│┘ÆÏú┘Ä┘ä┘Ä┘â┘Ä ┘à┘ÄϺ ┘ä┘Ä┘è┘ÆÏ│┘Ä ┘ä┘É┘è Ï¿┘É┘ç┘É Ï╣┘É┘ä┘Æ┘à┘î ┘ê┘ÄÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ║┘Æ┘ü┘ÉÏ▒┘Æ ┘ä┘É┘è ┘ê┘ÄϬ┘ÄÏ▒┘ÆÏ¡┘Ä┘à┘Æ┘å┘É┘è Ïú┘Ä┘â┘Å┘å┘Æ ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ«┘ÄϺÏ│┘ÉÏ▒┘É┘è┘å┘Ä (47)
 
Artinya:
Nuh berkata: Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi".(11: 47)
 
Setelah Nabi Nuh as diperingatkan Allah karena telah memohon sesuatu di luar pengetahuannya, beliau pun memohon ampunan dan rahmat Allah. Para nabi mengetahui dengan pasti bahwa dalam menghadapi keputusan dan ketentuan Allah, mereka haruslah tunduk, patuh dan tawadhu tanpa ada sedikitpun mengulur-ulur waktu. Karena sesungguhnya Allah Swt Maha Mengetahui segala kebaikan dan kemaslahatan semua orang. Semua keputusan dan ketetapan Allah selalu berdasarkan kemaslahatan manusia.
 
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Taubat dan beristighfar merupakan penyelamat bagi manusia ketika ia telah melakukan pekerjaan yang salah ataupun mengatakan sesuatu yang tidak pada tempatnya.
2. Tanpa rahmat dan pertolongan Allah, para Nabi sekalipun tidak akan pernah sampai pada tujuan mereka. Para nabi memahami bahwa bila sesorang dijauhkan dari rahmat dan pertolongan Allah, maka dia akan tergolong orang-orang yang merugi.
 
Ayat ke 48
 
┘é┘É┘è┘ä┘Ä ┘è┘ÄϺ ┘å┘Å┘êÏ¡┘ŠϺ┘ç┘ÆÏ¿┘ÉÏÀ┘Æ Ï¿┘ÉÏ│┘Ä┘ä┘ÄϺ┘à┘ì ┘à┘É┘å┘æ┘ÄϺ ┘ê┘ÄÏ¿┘ÄÏ▒┘Ä┘â┘ÄϺϬ┘ì Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Ä ┘ê┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ïú┘Å┘à┘Ä┘à┘ì ┘à┘É┘à┘æ┘Ä┘å┘Æ ┘à┘ÄÏ╣┘Ä┘â┘Ä ┘ê┘ÄÏú┘Å┘à┘Ä┘à┘î Ï│┘Ä┘å┘Å┘à┘ÄϬ┘æ┘ÉÏ╣┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ Ï½┘Å┘à┘æ┘Ä ┘è┘Ä┘à┘ÄÏ│┘æ┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ ┘à┘É┘å┘æ┘ÄϺ Ï╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘î Ïú┘Ä┘ä┘É┘è┘à┘î (48)
 
Artinya:
Difirmankan: "Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang mukmin) dari orang-orang yang bersamamu. Dan ada (pula) umat-umat yang Kami beri kesenangan pada mereka (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih dari Kami". (11: 48)
 
Setelah banjir surut dan bahtera Nabi Nuh berlabuh di sebuah tempat yang ditetapkan Allah, Nabi Nuh as bersama para pengikut beliau turun dari bahtera dengan memperoleh nikmat dan berkah dari Tuhan mereka. Setiap pasang dari mereka akan melanjutkan mata rantai ummat manusia. Poin yang menarik dalam ayat ini adalah perintah "turun" yang dulu juga diucapkan kepada Nabi Adam as. Dengan demikian, Nabi Nuh adalah ayah kedua bagi umat manusia. Setelah itu, anak-anak Nabi Nuh akan terbagi ke dalam dua kelompok yaitu Mukmin dan Kafir, dan proses itu terus berlanjut hingga akhir zaman.
 
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Berbagai nikmat Allah yang diperoleh oleh orang-orang mukmin merupakan unsur keselamatan dan keberkahan. Namun, bagi orang-orang kafir, nikmat-nikmat itu malah merupakan kerugian dan petaka di dunia.
2. Allah Swt tetap memberikan kenikmatan dunia kepada orang-orang kafir. Akan tetapi Allah memberikan batas waktu dari nikmat tersebut untuk menguji apakah orang itu memanfaatkan nikmat untuk mencari pahala, atau malah mencari siksa.
 
Ayat ke 49
 
Ϭ┘É┘ä┘Æ┘â┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ Ïú┘Ä┘å┘ÆÏ¿┘ÄϺÏí┘É Ïº┘ä┘ÆÏ║┘Ä┘è┘ÆÏ¿┘É ┘å┘Å┘êÏ¡┘É┘è┘ç┘ÄϺ ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Ä ┘à┘ÄϺ ┘â┘Å┘å┘ÆϬ┘Ä Ï¬┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å┘ç┘ÄϺ Ïú┘Ä┘å┘ÆϬ┘Ä ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘Å┘â┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ ┘é┘ÄÏ¿┘Æ┘ä┘É ┘ç┘ÄÏ░┘ÄϺ ┘ü┘ÄϺÏÁ┘ÆÏ¿┘ÉÏ▒┘Æ ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ╣┘ÄϺ┘é┘ÉÏ¿┘ÄÏ®┘Ä ┘ä┘É┘ä┘Æ┘à┘ÅϬ┘æ┘Ä┘é┘É┘è┘å┘Ä (49)
 
Artinya:
Itu adalah di antara berita-berita penting tentang yang ghaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad); tidak pernah kamu mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah; sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa. (11: 49)
 
Ayat ini merupakan akhir dari kisah Nabi Nuh as dan kaumnya yang telah diterangkan dalam 25 ayat. Di penghujung rangkaian ayat-ayat ini, Allah Swt berfirman kepada Nabi Muhammad Saw, "Pelajaran dari peristiwa ini akan tetap berguna bagimu dan umatmu, yaitu bahwa keberhasilan dalam melewati ujian semacam ini hanya akan dicapai oleh orang yang suci, bertakwa, sabar, dan konsisten. Hal inilah yang dilakukan oleh Nabi Nuh as, beliau selama berabad-abad sabar dan tabah, sehingga akhirnya memperoleh kemenangan dan keselamatan."