Ayat ke 102-103
 
┘ê┘Ä┘â┘ÄÏ░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä Ïú┘ÄÏ«┘ÆÏ░┘Å Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘â┘Ä ÏÑ┘ÉÏ░┘ÄϺ Ïú┘ÄÏ«┘ÄÏ░┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘é┘ÅÏ▒┘Ä┘ë ┘ê┘Ä┘ç┘É┘è┘Ä Ï©┘ÄϺ┘ä┘É┘à┘ÄÏ®┘î ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ïú┘ÄÏ«┘ÆÏ░┘Ä┘ç┘Å Ïú┘Ä┘ä┘É┘è┘à┘î Ï┤┘ÄÏ»┘É┘èÏ»┘î (102) ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä ┘ü┘É┘è Ï░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä ┘ä┘ÄÏó┘Ä┘è┘ÄÏ®┘ï ┘ä┘É┘à┘Ä┘å┘Æ Ï«┘ÄϺ┘ü┘Ä Ï╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏó┘ÄÏ«┘ÉÏ▒┘ÄÏ®┘É Ï░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä ┘è┘Ä┘ê┘Æ┘à┘î ┘à┘Äϼ┘Æ┘à┘Å┘êÏ╣┘î ┘ä┘Ä┘ç┘ŠϺ┘ä┘å┘æ┘ÄϺÏ│┘Å ┘ê┘ÄÏ░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä ┘è┘Ä┘ê┘Æ┘à┘î ┘à┘ÄÏ┤┘Æ┘ç┘Å┘êÏ»┘î (103)
 
Artinya:
Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras. (11: 102)
 
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada azab akhirat. Hari kiamat itu adalah suatu hari yang semua manusia dikumpulkan untuk (menghadapi)nya, dan hari itu adalah suatu hari yang disaksikan (oleh segala makhluk). (11: 103)
 
Pada pembicaraan lalu, kami telah jelaskan bahwa nasib raja Fir'aun dan para pengikutnya yang ingkar kepada Allah, berakhir di Laut Merah. Mereka semua ditenggelamkan Allah di Laut Merah dan itulah azab yang ditimpakan Allah kepada mereka. Kedua ayat yang baru kita dengarkan tadi mengatakan: Kalian janganlah menyangka bahwa kemurkaan dan siksaan Allah itu hanya khusus pada kaum Fir'aun saja, akan tetapi kemurkaan Allah akan ditimpakan kepada setiap kaum dan bangsa yang telah melakukan kezaliman dan kejahatan."
 
Dengan kata lain, nasib seperti Fir'aun juga akan ditanggung oleh setiap kelompok dan kaum yang telah melakukan kezaliman dan kejahatan. Karena itu, umat manusia seharusnya mengambil hkimah dan pelajaran atas nasib buruk Fir'aun dan bangsa-bangsa terdahulu yang ingkar. Orang-orang yang menyakini akan adanya hari kiamat akan mengambil pelajarna dari kisah-kisah orang-orang terdahulu yang dijatuhi azab pedih oleh Allah, dan mereka pun akan menjalani kehidupan di dunai dengan sebaik-baiknya.
 
Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Kasih sayang dan kemurkaan Allah, selalu berdasarkan pada sebuah sunnatullah yang abadi dan kukuh, dan bukan perkara yang kebetulan.
2. Di mana saja terjadi kezaliman, maka disitulah akan diturunkan bala' serta azab Allah, dan hal itu merupakan janji Allah Swt.
3. Hari Kiamat merupakan hari persaksian, segala sesuatu akan menjadi saksi dengan perintah Allah, sementara mulut-mulut manusia pada hari itu tidak akan bisa membantah.
 
Ayat ke 104-105
 
┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ ┘å┘ÅÏñ┘ÄÏ«┘æ┘ÉÏ▒┘Å┘ç┘Å ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ ┘ä┘ÉÏú┘Äϼ┘Ä┘ä┘ì ┘à┘ÄÏ╣┘ÆÏ»┘Å┘êÏ»┘ì (104) ┘è┘Ä┘ê┘Æ┘à┘Ä ┘è┘ÄÏú┘ÆϬ┘É ┘ä┘ÄϺ Ϭ┘Ä┘â┘Ä┘ä┘æ┘Ä┘à┘Å ┘å┘Ä┘ü┘ÆÏ│┘î ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ï¿┘ÉÏÑ┘ÉÏ░┘Æ┘å┘É┘ç┘É ┘ü┘Ä┘à┘É┘å┘Æ┘ç┘Å┘à┘Æ Ï┤┘Ä┘é┘É┘è┘æ┘î ┘ê┘ÄÏ│┘ÄÏ╣┘É┘èÏ»┘î (105)
 
Artinya:
Dan Kami tiadalah mengundurkannya, melainkan sampai waktu yang tertentu. (11: 105)
 
Di kala datang hari itu, tidak ada seorangun yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya; maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia. (11: 106)
 
Pada ayat-ayat sebelumnya telah dibicarakan mengenai kondisi manusia pada hari kiamat. Dalam ayat ini ditegaskan kembali bahwa hari kiamat memiliki hari tertentu, dan hanya Allah sajalah Yang Maha Mengetahui akan tibanya waktu tersebut. Karena itu, manusia harus selalu waspada dan tidak lalai dalam menjalani kehidupan di dunia. Jangan sampai kita menemui hari kiamat dalam keadaan berlumuran dosa. Dalam ayat yang tadi dibacakan, juga disebutkan tentan kondisi hari kiamat, dengan mengatakan: Di sana tidak seorangpun bisa berbicara tanpa mendapatkan izin dari Allah swt sehingga semua orang tidak bisa lagi berdalih atau mengelak dari kesalahan yang dilakukannya selama di dunia."
 
Segala sesuatu di sisi Allah adalah terang dan nyata sehingga pembelaan apapun tidak ada lagi gunanya. Namun sebagai hujah atau dalil, pada hari kiamat kelak, semua anggota badan manusia akan berbicara dan memberikan kesaksian mengenai segala amal perbuatan manusia. Pada Hari Kiamat, semua rahasia yang terkandung dalam jiwa manusia akan nyata dan terbuka. Orang-orang yang selama hidup dunia selalu beramal saleh, akan meraih kebahagiaan di hari kiamat. Sebaliknya, orang-orang yang mengingkari hukum Allah akan celak pada hari kiamat.
 
Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Waktu terjadinya Hari Kiamat bersamaan dengan berakhirnya usia dunia fana ini, dan hal itu telah ditentukan sebelumnya oleh Allah Swt.
2. Hari Kiamat adalah hari ditampakkannya amal perbuatan manusia, dan bukan untuk menyampaikan pernyataan atau pembicaraan.
 
Ayat ke 106-107
 
┘ü┘ÄÏú┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ Ϻ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ï┤┘Ä┘é┘Å┘êϺ ┘ü┘Ä┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘å┘æ┘ÄϺÏ▒┘É ┘ä┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ü┘É┘è┘ç┘ÄϺ Ï▓┘Ä┘ü┘É┘èÏ▒┘î ┘ê┘ÄÏ┤┘Ä┘ç┘É┘è┘é┘î (106) Ï«┘ÄϺ┘ä┘ÉÏ»┘É┘è┘å┘Ä ┘ü┘É┘è┘ç┘ÄϺ ┘à┘ÄϺ Ï»┘ÄϺ┘à┘ÄϬ┘É Ïº┘äÏ│┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ┘ê┘ÄϺϬ┘Å ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘Å ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ ┘à┘ÄϺ Ï┤┘ÄϺÏí┘Ä Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘Å┘â┘Ä ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘Ä┘â┘Ä ┘ü┘ÄÏ╣┘æ┘ÄϺ┘ä┘î ┘ä┘É┘à┘ÄϺ ┘è┘ÅÏ▒┘É┘èÏ»┘Å (107)
 
Artinya:
Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih). (11: 106)
 
Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki. (11: 107)
 
Sebagaimana yang disebutkan pada ayat sebelum ini, pada Hari Kiamat kelak, manusia akan terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah mereka yang mendapatkan kebahagiaan dan nikmat dari Allah, dan kelompok yang kedua adalah mereka yang mendapatkan azab dan siksaan yang pedih. Mereka yang mendapat siksaan dan azab Allah adalah orang-orang yang selalu ingkar kepada Allah. Mereka akan dijatuhkan ke dalam neraka dan di sana mereka akan menjerit kesakitan, namun semua itu sudah terlambat dan mereka akan kekal di dalamnya, kecuali jika Allah menghendaki.
 
Allah Swt telah menciptakan manusia dalam posisi yang sama, dan Dia juga telah menyediakan lahan kondusif bagi semua manusia untuk mendapatkan petunjuk dan hidayah. Akan tetapi, sebagian manusai melalaikan petunjuk ini dan memilih mengikuti hawa nafsu, sehingga mereka menuju kepada jalan yang sesat. Sebalinya, ada sebagian manusia yang memanfaatkan sebaik mungkin nikmat dan hidayat Allah, dan merekalah yang akan memperoleh kebahagiaan abadi.
 
Atas dasar itulah, keyakinan bahwa bahagia dan celaka sebelumnya telah ditentukan oleh Allah, bukanlah keyakinan yang benar. Karena, bila nasib bahagia atau cekala seseorang itu sudah merupakan sebuah ketentuan, tentu tidak ada gunanya Allah memberi petunjuk dan serangkaian hukum syariah bagi umat manusia, lalu kelak di hari kiamat disediakan pahala atau azab. Sesungguhnya, manusia diberi ikhtiar atau hak pilih dalam kehidupannya di dunia. Bila manusia memilih jalan yang benar, dia akan masuk ke dalam kelompok orang yang bahagia di akhirat. Sebaliknya, bila manusia memilih jalan yang sesat, kelak di Hari Kiamat dia akan termasuk ke dalam kelompok yang celaka.
 
Perbuatan-perbuatan jelek dan dosa seorang manusia selama di dunia ini, pada hari kiamat kelak akan berbentuk api yang menjilat-jilat, dan api tersebut akan membakarnya, karena api tersebut adalah hasil dari perbuatannya sendiri. Manusia tersebut akan tinggal di neraka hingga masa yang dikehendaki oleh Allah. Telah ditentukan oleh Tuhan bahwa para pendosa itu dapat disucikan dari kejahatan dan dosa-dosa mereka dengan menjalani siksaan di dalam neraka. Setelah itu, bila mereka memiliki perbuatan baik, mereka akan dimasukkan ke dalam sorga. Namun ada juga orang-orang zalim yang dijanjikan Allah akan tinggal abadi di neraka jahannam akibat besarnya dosa-dosa mereka.
 
Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Bahagia atau celakanya manusia itu dikarenakan hasil perbuatan mereka sendiri, karena nasib setiap orang ada di tangan mereka sendiri.
2. Jika Allah Swt berkehendak, Dia dapat menyelamatkan manusia dari api neraka dan segala ketetapan-Nya pastilah mengandung kemaslahatan.