Ayat ke 119
 
ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ ┘à┘Ä┘å┘Æ Ï▒┘ÄÏ¡┘É┘à┘Ä Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘Å┘â┘Ä ┘ê┘Ä┘ä┘ÉÏ░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä Ï«┘Ä┘ä┘Ä┘é┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ê┘ÄϬ┘Ä┘à┘æ┘ÄϬ┘Æ ┘â┘Ä┘ä┘É┘à┘ÄÏ®┘Å Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘â┘Ä ┘ä┘ÄÏú┘Ä┘à┘Æ┘ä┘ÄÏú┘Ä┘å┘æ┘Ä Ï¼┘Ä┘ç┘Ä┘å┘æ┘Ä┘à┘Ä ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘Æϼ┘É┘å┘æ┘ÄÏ®┘É ┘ê┘ÄϺ┘ä┘å┘æ┘ÄϺÏ│┘É Ïú┘Äϼ┘Æ┘à┘ÄÏ╣┘É┘è┘å┘Ä (119)
 
Artinya:
Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan: sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.(11: 119)
 
Dalam pembahasan lalu telah disinggung bahwa Allah Swt tidak memaksa manusia untuk beriman. Untuk itu, dari satu sisi, manusia telah diberi akal sehat, sehingga mereka dapat menentukan antara yang benar dan yang batil; dan dari sisi lain Allah juga memberi ikhtiar dan kebebasan kepada manusia sehingga mereka dapat memilih jalannya sendiri. Namun sudah barang tentu setiap pilihan memiliki konsekwensi, dan akhir dari semua jalan yang ada ini tidaklah sama. Ayat yang baru kita dengarkan tadi mengatakan,barang siapa dari bangsa jin dan manusia memilih jalan kekufuran dan ingkar kepada Allah, sekalipun di dunia ini mereka memperoleh nikmat-nikmat duniawi, tetapi pada hari kiamat kelak pastilah mereka akan mendapatkan kesulitan dan dimasukkan ke dalam neraka jahannam.
 
Sementara orang-orang yang selamat di sana ialah mereka yang mau menerima hidayah dan petunjuk Allah, dimana dengan sikap tersebut mereka telah berusaha memasukkan diri mereka ke dalam rahmat Allah yang khusus. Selain itu, ayat tadi juga menyinggung poin penting lainnya, dan mengatakan bahwa penciptaan kalian merupakan sebagian dari tanda-tanda rahmat Allah, karena Allah Swt telah menciptakan kalian berdasarkan kasih sayang-Nya; dan atas dasar itu pulalah Allah telah menurunkan petunjuk kepada kalian. Untuk itu berusahalah kalian agar mendapat rahmat Allah pula di Hari Kiamat kelak.
 
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Keridhaan dan kemurkaan Allah bukanlah sesuatu yang datang begitu saja. Akan tetapi selalu sesuai dengan amal perbuatan yang menjadi pilihan dan sikap kita. Karena itu balasan kebaikan adalah kebaikan, dan balasan kejelekan adalah kejelekan pula.
2. Dengan menganugerahkan akal dan fitrah di dalam diri setiap manusia, begitu juga dengan mengutus para nabi dan kitab-kitab samawi, Allah Swt telah menyempunakan hujjah atas umat manusia, baik hujjah dari dalam maupun dari luar. Karena itu Allah akan menyiksa dan memberi pahala kepada manusia setelah menyempurnakan hujjah-Nya ini.
 
Ayat ke 120
 
┘ê┘Ä┘â┘Å┘ä┘æ┘ïϺ ┘å┘Ä┘é┘ÅÏÁ┘æ┘Å Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ Ïú┘Ä┘å┘ÆÏ¿┘ÄϺÏí┘É Ïº┘äÏ▒┘æ┘ÅÏ│┘Å┘ä┘É ┘à┘ÄϺ ┘å┘ÅϽ┘ÄÏ¿┘æ┘ÉϬ┘Å Ï¿┘É┘ç┘É ┘ü┘ÅÏñ┘ÄϺϻ┘Ä┘â┘Ä ┘ê┘Äϼ┘ÄϺÏí┘Ä┘â┘Ä ┘ü┘É┘è ┘ç┘ÄÏ░┘É┘ç┘É Ïº┘ä┘ÆÏ¡┘Ä┘é┘æ┘Å ┘ê┘Ä┘à┘Ä┘ê┘ÆÏ╣┘ÉÏ©┘ÄÏ®┘î ┘ê┘ÄÏ░┘É┘â┘ÆÏ▒┘Ä┘ë ┘ä┘É┘ä┘Æ┘à┘ÅÏñ┘Æ┘à┘É┘å┘É┘è┘å┘Ä (120)
 
Artinya:
Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman. (11: 120)
 
Di dalam surat Hud ini telah disampaikan kisah dan masa lalu sebagian besar nabi-nabiutusanAllah. Sementara di akhir surat ini Allah Swt berfirmanbahwa kisah para nabi dan umat terdahulu ini disampaikan dengan maksud meneguhkan dan memantapkan hati NabiMuhammad Saw. Kisah itu bermanfaat agar beliau bahwa para nabi dan rasul sebelum beliau juga mengalami berbagai gangguan dari para penentang mereka; tapi mereka tabah dan bersabar, dan sama sekali tidak mengalami keraguan di atas jalan perjuangan mereka. Selain itu, menceritakan kembali kesulitan-kesulitan orang-orang terdahulu, akan memberikan nasehat dan pelajaran berharga bagi generasi mendatang; yaitu jika mereka berbelok dari jalan kebenaran, maka sebagaimana kaun terdahulu, mereka pun akan menerima hukuman dari Allah Swt.
 
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Kisah-kisah al-Quran merupakan kisah-kisah kebenaran dan mengandung tujuan yang jelas dan mulia; bukan cerita-cerita fiktif atau takhayul yang diceritakan hanya untuk hiburan tanpa arti.
2. Dengan mengkaji sejarah kita dapat mengetahui kebenaran serta memperoleh hikmah-hikmah dan pelajaran yang menenteramkan hati kita.
 
Ayat ke 121-122
 
┘ê┘Ä┘é┘Å┘ä┘Æ ┘ä┘É┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ┘ä┘ÄϺ ┘è┘ÅÏñ┘Æ┘à┘É┘å┘Å┘ê┘å┘Ä ÏºÏ╣┘Æ┘à┘Ä┘ä┘Å┘êϺ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë ┘à┘Ä┘â┘ÄϺ┘å┘ÄϬ┘É┘â┘Å┘à┘Æ ÏÑ┘É┘å┘æ┘ÄϺ Ï╣┘ÄϺ┘à┘É┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä (121) ┘ê┘ÄϺ┘å┘ÆϬ┘ÄÏ©┘ÉÏ▒┘Å┘êϺ ÏÑ┘É┘å┘æ┘ÄϺ ┘à┘Å┘å┘ÆϬ┘ÄÏ©┘ÉÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (122)
 
Artinya:
Dan katakanlah kepada orang-orang yang tidak beriman: "Berbuatlah menurut kemampuanmu; sesungguhnya Kami-pun berbuat (pula)".(11: 121)
 
Dan tunggulah (akibat perbuatanmu); sesungguhnya kamipun menunggu (pula)". (11: 122)
 
Ayat sebelumnya mengatakan bahwa sejarah kaum dan bangsa-bangsa terdahulu merupakan sumber hikmah dan teladan bagi orang-orang mukmin, dan hanya mereka inilah yang dapat mengambil pelajaran bermanfaat darinya. Adapun ayat ini mengatakan, "Wahai Nabi! Katakanlah kepada orang-orang kafir, "Berbuatlah kalian sekehendak hati kalian; dan tunggulah hasil perbuatan kalian itu. Kami pun akan melakukan apa saja yang kami inginkan, dan kami juga menunggu hasil perbuatan kami ini."
 
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Orang-orang yang tidak beriman pun perlu diberi peringatan. Karena mungkin saja hal itu berpengaruh pada mereka, atau paling tidak hal itu akan menyempurnakan hujjah atas mereka.
2. Dalam bertabligh dan menyampaikan ajaran, hendaknya kita berbicara kepada setiap orang sesuai dengan pemahaman dan amal perbuatannya. Sebagai contoh, terhadap orang-orang yang keras kepala, lebih tepat digunakan bahasa ancaman dan menakut-nakuti. Sedangkan orang-orang yang berhati lembut dan mau mendengar nasehat dengan baik, maka cukuplah dengan isyarat atau cengan contoh-contoh pelajaran yang baik.
 
Ayat ke 123
 
┘ê┘Ä┘ä┘É┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É Ï║┘Ä┘è┘ÆÏ¿┘ŠϺ┘äÏ│┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ┘ê┘ÄϺϬ┘É ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘É ┘ê┘ÄÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É ┘è┘ÅÏ▒┘Æϼ┘ÄÏ╣┘ŠϺ┘ä┘ÆÏú┘Ä┘à┘ÆÏ▒┘Å ┘â┘Å┘ä┘æ┘Å┘ç┘Å ┘ü┘ÄϺÏ╣┘ÆÏ¿┘ÅÏ»┘Æ┘ç┘Å ┘ê┘ÄϬ┘Ä┘ê┘Ä┘â┘æ┘Ä┘ä┘Æ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘Å┘â┘Ä Ï¿┘ÉÏ║┘ÄϺ┘ü┘É┘ä┘ì Ï╣┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ╣┘Æ┘à┘Ä┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä (123)
 
Artinya:
Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di langit dan di bumi dan kepada-Nya-lah dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah Dia, dan bertawakkallah kepada-Nya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan. (11: 123)
 
Ayat terakhir dari surat Hud ini berbicara kepada Nabi Saw dan para sahabatnya, mengatakan,ketahuilah, semua perkara dan urusan berada di tangan Allah. Dia tidak hanya melihat perbuatan kalian yang terang-terangan, akan tetapi Allah Maha Mengetahui rahasia kalian dan semua yang ada di alam semesta ini. Karena itu berjalanlah hanya di atas jalan Allah, dan sembahlah Dia; serta bertawakallah kepada-Nya dalam segala urusan dan kesulitan, sehingga kalian akan menjadi orang-orang yang bertakwa. Sudah barang tentu berserah diri dan bertawakal kepada Allah tidak bertentangan sama sekali dengan usaha dan perjuangan seseorang,bahkan merupakan kelazaimannya. Dengan arti bahwa tawakkal dilakukan setelah usaha. Dan seseorang yang tidak berusaha, maka ia tidak berhak untuk bertawakal.
 
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Alam semesta, selain berbentuk materi yang dapat disaksikan dengan mata kepala, juga memiliki bentuk nonmateri dan gaib. Orang-orang mukmin mempercayai hal ini.
2. Iman kepada hal-hal yang gaib mendorong manusia untuk menghambakan diri kepada Allah Swt, dan membebaskan diri dari penghambaan kepada selain-Nya.