Ayat ke 102
 
Ï░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ Ïú┘Ä┘å┘ÆÏ¿┘ÄϺÏí┘É Ïº┘ä┘ÆÏ║┘Ä┘è┘ÆÏ¿┘É ┘å┘Å┘êÏ¡┘É┘è┘ç┘É ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Ä ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ ┘â┘Å┘å┘ÆϬ┘Ä ┘ä┘ÄÏ»┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É┘à┘Æ ÏÑ┘ÉÏ░┘Æ Ïú┘Äϼ┘Æ┘à┘ÄÏ╣┘Å┘êϺ Ïú┘Ä┘à┘ÆÏ▒┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ê┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘è┘Ä┘à┘Æ┘â┘ÅÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (102)
 
Artinya:
Demikian itu (adalah) diantara berita-berita yang ghaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad); padahal kamu tidak berada pada sisi mereka, ketika mereka memutuskan rencananya (untuk memasukkan Yusuf ke dalam sumur) dan mereka sedang mengatur tipu daya.(12: 102)
 
Epilog kisah nabi Yusuf as ditutup dengan kebahagiaan karena beliau berhasil berkumpul dengan keluarganya kembali di negeri Mesir dan lenyapnya segala rasa iri dan dengki dari hati saudara-saudaranya. Hal ini telah kita bahas pada ayat-ayat sebelumnya.
 
Kali ini ayat yang kita bahas ditujukan kepada nabi Muhammad Saw. Ayat ini mengatakan, kisah di surat ini tidak diambil dari cerita yang beredar di tengah masyarakat atau kitab suci yang telah diubah. Namun kisah ini bersumber pada wahyu ilahi dan hanya Dia yang mengetahui hal gaib. Misalnya di saat saudara Yusuf merencanakan untuk memasukkan Yusuf as ke sumur. Tidak ada yang mengetahui rencana tersebut kecuali Allah swt.
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Para nabi mengetahui hal gaib atas izin Allah Swt bukan melalui latihan dan bantuan tukang sihir.
2.Segala tipu daya keji, meski direncanakan dengan rahasia. Namun Allah Swt pasti mengetahuinya dan akan menampakkan rencana keji tersebut jika Dia menghendakinya.
 
Ayat ke 103-104
 
┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ïú┘Ä┘â┘ÆϽ┘ÄÏ▒┘ŠϺ┘ä┘å┘æ┘ÄϺÏ│┘É ┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘ê┘Æ Ï¡┘ÄÏ▒┘ÄÏÁ┘ÆϬ┘Ä Ï¿┘É┘à┘ÅÏñ┘Æ┘à┘É┘å┘É┘è┘å┘Ä (103) ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ│┘ÆÏú┘Ä┘ä┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É ┘à┘É┘å┘Æ Ïú┘Äϼ┘ÆÏ▒┘ì ÏÑ┘É┘å┘Æ ┘ç┘Å┘ê┘Ä ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ï░┘É┘â┘ÆÏ▒┘î ┘ä┘É┘ä┘ÆÏ╣┘ÄϺ┘ä┘Ä┘à┘É┘è┘å┘Ä (104)
 
Artinya:
Dan sebahagian besar manusia tidak akan beriman -- walaupun kamu sangat menginginkannya.(12: 103)
 
Dan kamu sekali-kali tidak meminta upah kepada mereka (terhadap seruanmu ini), itu tidak lain hanyalah pengajaran bagi semesta alam.(12: 104)
 
Dengan berakhirnya kisah Yusuf as, ayat selanjutnya dari surat ini membahas topik umum seputar interaksi Nabi Muhamad Saw dengan umatnya. Al-Quran menjelaskan, "Wahai Muhammad, kamu tidak menginginkan balasan apapun dari umatmu dan apa yang kamu sampaikan kepada mereka adalah nasehat dan peringatan. Kamu telah berusaha untuk mengimankan mereka. Namun ketahuilah bahwa sebagian besar manusia tidak mau beriman dan menerima kebanaran. Janganlah kamu mengira bahwa mereka tidak beriman karena tidak mengetahui kebenaran. Berapa banyak dari mereka yang mengetahui kebenaran tetapi tidak mau menerimanya dan bahkan berusaha sekuat tenaga untuk menentang ajaranmu."
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Para nabi sangat tulus dalam menyampaikan hidayah kepada umat manusia, meskipun mereka mendapat perlakuan buruk dari umatnya.
2.Jika manusia tidak beriman, maka hal itu bukan kesalahan para nabi. Namun itu adalah terletak pada ikhiyar (hak pilih) manusia.
 
Ayat ke 105
 
┘ê┘Ä┘â┘ÄÏú┘Ä┘è┘æ┘É┘å┘Æ ┘à┘É┘å┘Æ Ïó┘Ä┘è┘ÄÏ®┘ì ┘ü┘É┘è Ϻ┘äÏ│┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ┘ê┘ÄϺϬ┘É ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘É ┘è┘Ä┘à┘ÅÏ▒┘æ┘Å┘ê┘å┘Ä Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘ÄϺ ┘ê┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ Ï╣┘Ä┘å┘Æ┘ç┘ÄϺ ┘à┘ÅÏ╣┘ÆÏ▒┘ÉÏÂ┘Å┘ê┘å┘Ä (105)
 
Artinya:
Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling dari padanya.(12: 105)
 
Menindaklanjuti ayat sebelumnya yang mengatakan bahwa sebagaian besar manusia tidak beriman kepada Allah Swt, ayat ini menghibur Nabi Muhammad Saw dengan mengatakan bahwa mereka ini senantiasa menyaksikan tanda-tanda kebesaran Allah Swt di langit dan bumi. Namun mereka tetap mengingkari Allah Swt. Oleh karena itu janganlah bersedih jika mereka mengingkarimu.
 
Tanda-tanda kebesaran Allah Swt bisa ditelusuri manusia dengan berbagai cara. Misalnya, dengan memperhatikan susunan galaksi di langit atau sejumlah fenomena alam. Dengan mengelilingi ruang angkasa, kekuasaan Allah dapat ditemukan. Ayat ini bisa dikatakan, mengabarkan masa depan manusia yang mampu menembus dan menjelajah ruang agkasa.
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Semua fenomena alam adalah mukjizat Allah Swt dan tanda kebesaran dan keagunganNya.
2.Manusia yang lalai, suatu hari bisa sadar dan menerima kebenaran. Namun mereka yang keras kepala tidak akan menerima kebenaran.
 
Ayat ke 106
 
┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ ┘è┘ÅÏñ┘Æ┘à┘É┘å┘Å Ïú┘Ä┘â┘ÆϽ┘ÄÏ▒┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ Ï¿┘ÉϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ ┘ê┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘à┘ÅÏ┤┘ÆÏ▒┘É┘â┘Å┘ê┘å┘Ä (106)
 
Artinya:
Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain).(12: 106)
 
Ayat ini masih berhubungan dengan ayat sebelumnya dan ditujukan kepada Nabi Muhammad Saw. Ayat ini menyatakan, bukan hanya sebagian besar manusia tidak beriman, tetapi mereka yang beriman pun imannya tidak tulus dan akidahnya tidak sempurna. Mereka ini meski menyembah Allah Swt namun juga masih mempercayai kekuatan lain dalam menyelesaikan segala urusannya. Artinya,mereka menyembah Allah Swt, namun untuk urusan kehidupannya dia menyerahkannya kepada kekuatan lain.
 
Imam Redhaas ketika menafsirkan ayat ini berkata, maksud dari syirik dalam ayat ini bukanlah penyembahan berhala, akan tetapi penyerahan urusan kepada selain Allah Swt.Diriwayatkan dari Imam Shadiq as bahwa beliau berkata, "Syirik pada diri manusia lebih tersembunyi dari semut hitam yang bergerak di batu hitam pada malam hari yang gelap gulita."
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Keimanan bertingkat-tingkat. Iman yang murni sangatlah sedikit.
2.Syirik juga mempunyai tingkatan, mulai dari syirik nyata yaitu penyembahan selain Allah hingga syirik tersembunyi yang tidak disadari oleh manusia. Untuk menghindari syirik ini kita harus berlindung pada Allah Swt.