Tafsir Al-Quran, Surat Ibrahim Ayat 40-45

Rate this item
(3 votes)

Ayat ke 40-41

 

Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É ÏºÏ¼┘ÆÏ╣┘Ä┘ä┘Æ┘å┘É┘è ┘à┘Å┘é┘É┘è┘à┘Ä Ïº┘äÏÁ┘æ┘Ä┘ä┘ÄϺϮ┘É ┘ê┘Ä┘à┘É┘å┘Æ Ï░┘ÅÏ▒┘æ┘É┘è┘æ┘ÄϬ┘É┘è Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘Ä┘å┘ÄϺ ┘ê┘ÄϬ┘Ä┘é┘ÄÏ¿┘æ┘Ä┘ä┘Æ Ï»┘ÅÏ╣┘ÄϺÏí┘É (40) Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘Ä┘å┘ÄϺ ϺÏ║┘Æ┘ü┘ÉÏ▒┘Æ ┘ä┘É┘è ┘ê┘Ä┘ä┘É┘ê┘ÄϺ┘ä┘ÉÏ»┘Ä┘è┘æ┘Ä ┘ê┘Ä┘ä┘É┘ä┘Æ┘à┘ÅÏñ┘Æ┘à┘É┘å┘É┘è┘å┘Ä ┘è┘Ä┘ê┘Æ┘à┘Ä ┘è┘Ä┘é┘Å┘ê┘à┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ¡┘ÉÏ│┘ÄϺϿ┘Å (41)

 

Artinya:

Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku. (14: 40)

 

Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)". (14: 41)

 

Ketika Nabi Ibrahim as menempatkan isterinya Hajar dan putranya Ismail as di daerah Mekah yang kering dan tanpa tanaman beliau berdoa, "Ya Allah kedatangan kami di daerah ini untuk menegakkan shalat. Di sini Nabi Ibrahim as berdoa agar beliau dan keturunannya menjadi orang-orang yang menegakkan shalat. Allah Swt menerima salat serta memenuhi permohonan dan keperluannya. Para nabi dan auliya nabi tidak hanya memikirkan pelaksanaan shalat. Tapi dirinya menjadi penanggungjawab penegakkan shalat di masyarakat dan menghidupkan budaya shalat. Perintah ini tidak hanya mengajak manusia mengerjakan shalat namun menjadi penegak shalat sejati. Selain itu akhlak dan perbuatan mereka di tengah keluarga dan masyarakat pun berdasarkan ketawadhuan serta jauh dari kecongkakan dan takabur.

 

Kelanjutan doa tersebut berkenaan dengan doa Nabi Ibrahim as yang memohon ampunan bagi dirinya, keluarga dan kaum Mukminin. Hal ini menunjukkan keluasan cakupan doa tersebut sebagaimana dianjurkan dalam berbagai riwayat bahwa kita harus berdoa untuk kebaikan orang lain melebihi diri kita sendiri.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1.Salah satu tanda hamba Allah Swt adalah berdoa kepada Allah Swt. Hal ini mengingatkan kita kepada kebesaran serta keagungan Allah dan penghambaan serta kehampaan manusia.

2. Dalam doa kita harus memikirkan generasi terdahulu dan generasi mendatang yaitu anak dan keturunan kita.

 

Ayat ke 42-43

 

┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ¡┘ÆÏ│┘ÄÏ¿┘Ä┘å┘æ┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Ä Ï║┘ÄϺ┘ü┘É┘ä┘ïϺ Ï╣┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ ┘è┘ÄÏ╣┘Æ┘à┘Ä┘ä┘ŠϺ┘äÏ©┘æ┘ÄϺ┘ä┘É┘à┘Å┘ê┘å┘Ä ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ ┘è┘ÅÏñ┘ÄÏ«┘æ┘ÉÏ▒┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ä┘É┘è┘Ä┘ê┘Æ┘à┘ì Ϭ┘ÄÏ┤┘ÆÏ«┘ÄÏÁ┘Å ┘ü┘É┘è┘ç┘É Ïº┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ¿┘ÆÏÁ┘ÄϺÏ▒┘Å (42) ┘à┘Å┘ç┘ÆÏÀ┘ÉÏ╣┘É┘è┘å┘Ä ┘à┘Å┘é┘Æ┘å┘ÉÏ╣┘É┘è Ï▒┘ÅÏí┘Å┘êÏ│┘É┘ç┘É┘à┘Æ ┘ä┘ÄϺ ┘è┘ÄÏ▒┘ÆϬ┘ÄÏ»┘æ┘Å ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É┘à┘Æ ÏÀ┘ÄÏ▒┘Æ┘ü┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ê┘ÄÏú┘Ä┘ü┘ÆϪ┘ÉÏ»┘ÄϬ┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ç┘Ä┘ê┘ÄϺÏí┘î (43)

 

Artinya:

Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak. (14: 42)

 

Mereka datang bergegas-gegas memenuhi panggilan dengan mangangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong. (14: 43)

 

Dengan berakhirnya surah Nabi Ibrahim as, Allah Swt berfirman kepada Nabi Muhammad Saw dan kaum Mukminin, jika melihat orang-orang yang zalim, yang hidup berkecukupan dan petaka menimpa mereka, jangan mengira Allah tidak mengetahui tindakan mereka maupun tidak mampu mengazabnya.

 

Allah bertindak berdasarkan kebijaksaan-Nya. Allah memberikan ikhtiar kepada seluruh manusia untuk berbuat baik maupun buruk dan memberikan ganjaranNya di hari kiamat kelak. Namun bagi dosa yang dilakukan oleh mayoritas masyarakat, Tuhan menurunkan azab. Walaupun demikian hal ini tidak berarti Tuhan menghapus ikhtiar setiap manusia.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Tidak seperti dugaan manusia yang mengira Allah lalai. Sesungguhnya Allah Swt Maha Mengetahui, Maha berkuasa, dan Maha Adil.

2. Allah memberikan tangguh kepada para pendosa dan orang-orang zalim. Inilah ketentuan Allah atau Sunnatullah. Tapi hal ini tidak berarti Allah meredai perbuatan tersebut.

 

Ayat ke 44-45

 

┘ê┘ÄÏú┘Ä┘å┘ÆÏ░┘ÉÏ▒┘É Ïº┘ä┘å┘æ┘ÄϺÏ│┘Ä ┘è┘Ä┘ê┘Æ┘à┘Ä ┘è┘ÄÏú┘ÆϬ┘É┘è┘ç┘É┘à┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘Å ┘ü┘Ä┘è┘Ä┘é┘Å┘ê┘ä┘ŠϺ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ï©┘Ä┘ä┘Ä┘à┘Å┘êϺ Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘Ä┘å┘ÄϺ Ïú┘ÄÏ«┘æ┘ÉÏ▒┘Æ┘å┘ÄϺ ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë Ïú┘Äϼ┘Ä┘ä┘ì ┘é┘ÄÏ▒┘É┘èÏ¿┘ì ┘å┘Åϼ┘ÉÏ¿┘Æ Ï»┘ÄÏ╣┘Æ┘ê┘ÄϬ┘Ä┘â┘Ä ┘ê┘Ä┘å┘ÄϬ┘æ┘ÄÏ¿┘ÉÏ╣┘É Ïº┘äÏ▒┘æ┘ÅÏ│┘Å┘ä┘Ä Ïú┘Ä┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘à┘Æ Ï¬┘Ä┘â┘Å┘ê┘å┘Å┘êϺ Ïú┘Ä┘é┘ÆÏ│┘Ä┘à┘ÆϬ┘Å┘à┘Æ ┘à┘É┘å┘Æ ┘é┘ÄÏ¿┘Æ┘ä┘Å ┘à┘ÄϺ ┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ┘à┘É┘å┘Æ Ï▓┘Ä┘ê┘ÄϺ┘ä┘ì (44) ┘ê┘ÄÏ│┘Ä┘â┘Ä┘å┘ÆϬ┘Å┘à┘Æ ┘ü┘É┘è ┘à┘ÄÏ│┘ÄϺ┘â┘É┘å┘É Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ï©┘Ä┘ä┘Ä┘à┘Å┘êϺ Ïú┘Ä┘å┘Æ┘ü┘ÅÏ│┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ê┘ÄϬ┘ÄÏ¿┘Ä┘è┘æ┘Ä┘å┘Ä ┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ┘â┘Ä┘è┘Æ┘ü┘Ä ┘ü┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘Æ┘å┘ÄϺ Ï¿┘É┘ç┘É┘à┘Æ ┘ê┘ÄÏÂ┘ÄÏ▒┘ÄÏ¿┘Æ┘å┘ÄϺ ┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘ŠϺ┘ä┘ÆÏú┘Ä┘à┘ÆϽ┘ÄϺ┘ä┘Ä (45)

 

Artinya:

Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang zalim: "Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami (kembalikanlah kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul". (Kepada mereka dikatakan): "Bukankah kamu telah bersumpah dahulu (di dunia) bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa? (14: 44)

 

Dan kamu telah berdiam di tempat-tempat kediaman orang-orang yang menganiaya diri mereka sendiri, dan telah nyata bagimu bagaimana Kami telah berbuat terhadap mereka dan telah Kami berikan kepadamu beberapa perumpamaan". (14: 45)

 

Di ayat ini Allah Swt berfirman jika azab Ilahi turun di dunia, sesiapapun yang memohon penangguhan tiada manfaatnya. Sebab keimanan yang timbul karena menerima azab Allah Swt tidak berdasarkan ikhtiar dan kehendak tapi karena takut yang tidak bernilai. Kelanjutan ayat ini Allah Swt berfirman kepada orang-orang zalim, "Mengapa tidak mengambil pelajaran dari orang-orang terdahulu yang saat ini kamu yang menggantikan mereka dan hidup di daerah mereka? Kalian yang menyaksikan azab menerima mereka mengapa menentang diturunkannya azab Tuhan? Mengapa tidak mengambil pelajaran dari contoh terdahulu dan kalian mengira akan hidup selamanya?"

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Para pendosa dan orang-orang yang zalim, suatu hari akan menyesal. Namun apalah manfaatnya penyesalan tersebut ketika jalan taubat telah ditutup.

2. Sunnatullah tentang masyarakat dan sejarah bersifat tetap dan pasti. Kita harus mengambil pelajaran dari sejarah pada pendahulu.

Read 5891 times