وَإِنَّ يُونُسَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ (139) إِذْ أَبَقَ إِلَى الْفُلْكِ الْمَشْحُونِ (140) فَسَاهَمَ فَكَانَ مِنَ الْمُدْحَضِينَ (141)
Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul. (37: 139)
(ingatlah) ketika ia lari, ke kapal yang penuh muatan. (37: 140)
Kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. (37: 141)
Pada pembahasan sebelumnya, telah dijelaskan mengenai sejarah sebagian para Nabi dan Rasul. Kali ini akan melanjutkan pembahasan sebelumnya mengenai kisah Nabi Yunus as. Allah swt menyelamatkan para Nabi seperti Nabi Nuh as, Nabi Ibrahim as, Nabi Musa as dan Nabi Harun, serta Nabi Ilyas dan Nabi Luth dari serangan musuh. Allah Swt menggagalkan makar musuh para Nabi dan Rasul-Nya, dan menurunkan azab kepada mereka.
Tapi kisah Nabi Yunus sedikit berbeda. Kaum Nabi Yunus yang bertaubat akhirnya diampuni oleh Allah swt dan tidak jadi diazab. Sedangkan Nabi Yunus yang meninggalkan kaumnya justru menghadapi masalah, tapi tetap diselamatkan oleh Allah Swt.
Nabi Yunus seperti para Nabi lainnya mengajak kaumnya untuk meninggalkan penyembahan berhala, dan perbuatan sia-sia lainnya. Tapi mereka tidak memperdulikan seruan dari Nabi Yunus, kecuali hanya beberapa orang saja yang beriman.
Allah swt menurunkan wahyu kepada Nabi Yunus bahwa kaumnya akan segera diazab. Kemudian beliau bersama satu orang dari pengikut setianya meninggalkan kota menuju pantai. Nabi Yunus melihat sebuah perahu penuh muatan barang dan penumpang.
Nabi Allah ini meminta izin untuk menumpang kapal tersebut kepada nahkodanya. Akhirnya Nabi Yunus berlayar mengarungi lautan dengan kapal tersebut. Tapi di tengah lautan ada ikan paus menyerang kapal.
Dikisahkan, semua penumpang berembuk supaya ada salah seorang dari mereka dikorbankan untuk menyelamatkan yang lain. Akhirnya melalui undian ditetapkan Nabi Yunus sebagai orang yang harus berkorban dan dilemparkan ke mulut ikan paus.
Dari tiga ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Para Nabi Allah Swt harus bersabar dan berlapang dada dalam menghadapi setiap rintangan.
2. Pengenalan terhadap sejarah masa lalu para Nabi dan bangsa-bangsa terdahulu sebagai pelajaran penting bagi kehidupan manusia dewasa ini yang dipenuhi dengan kezaliman dan kekufuran.
3. Dalam kondisi yang sama untuk memilih seseorang bisa digunakan undian, dan agama Islam juga tidak melarangnya selama dilakukan secara adil.
فَالْتَقَمَهُ الْحُوتُ وَهُوَ مُلِيمٌ (142) فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ (143) لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (144)
Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. (37: 142)
Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah. (37: 143)
Niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit. (37: 144)
Di ayat ini, ikan paus diperintahkan oleh Allah swt untuk menerkam Nabi Yunus. Oleh karena itu, ketika dilakukan undian, maka yang terpilih nama Yunus. Berkat kekuasaan Allah swt, Nabi Yunus yang berada di dalam perut ikan tetap hidup.
Nabi Yunus yang berada di perut ikan dalam kondisi hidup akhirnya memahami apa yang sedang terjadi. Beliau berdoa kepada Allah swt untuk memohon ampunan karena telah melalaikan tugasnya.
Pengakuan dan taubat yang dilakukan Nabi Yunus menurunkan rahmat ilahi kepadanya. Dikisahkan ikan paus mendekati pantai dan mengeluarkan Nabi Yunus yang berada di perutnya ke luar dalam keadaan hidup. Apabila Allah swt tidak menganugerahkan karunianya, maka ia akan tetap berada di dalam perut ikan itu.
Dari tiga ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Allah swt terkadang memerintahkan hewan melakukan tindakan yang di luar kewajaran untuk tujuan tertentu.
2. Ketika berhadapan dengan rintangan, lari dari masalah bukan solusi. Bahkan akan menambah masalah semakin rumit.
3. Istigfar dan bertasbih kepada Allah swt merupakan jalan solusi untuk menyelamatkan manusia dari berbagai masalah. Ketika Nabi Yunus yang berada di tempat gelap dalam perut ikan paus tetap berdoa dan memohon ampunan serta keselamatan dari Allah Swt, maka Allah Swt akan menolong dan menyelamatkannya.
فَنَبَذْنَاهُ بِالْعَرَاءِ وَهُوَ سَقِيمٌ (145) وَأَنْبَتْنَا عَلَيْهِ شَجَرَةً مِنْ يَقْطِينٍ (146) وَأَرْسَلْنَاهُ إِلَى مِئَةِ أَلْفٍ أَوْ يَزِيدُونَ (147) فَآَمَنُوا فَمَتَّعْنَاهُمْ إِلَى حِينٍ (148)
Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit. (37: 145)
Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu. (37: 146)
Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih. (37: 147)
Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu. (37: 148)
Ayat-ayat ini menjelaskan mengenai perjalanan Nabi Yunus dari perut ikan paus hingga luar. Nabi Yunus yang berada dalam kondisi lemah tidak bisa berjalan dan di tempat itu pula berbaring. Dikisahkan, Allah swt memberikan sebuah labu besar untuk makanan, bersama daun yang lebar untuk menutupi badan Nabi Yunus dari pengaruh cuaca.
Karunia ilahi menyebabkan Nabi Yunus selamat dan setelah pulih bersiap kembali kepada kaumnya untuk memberikan nasihat kepada mereka. Ketika kembali ke kotanya, Nabi Yunus heran melihat orang-orang yang menyembah berhala tidak diazab. Allah swt memberikan kesempatan kepada mereka hingga akhir hayatnya untuk hidup, dan Nabi Yunus kembali memberikan nasihat kepada mereka.
Dari empat ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Kaum Nabi Yunus tidak diazab Allah Swt, sebab mereka bertaubat dan beriman kepada Allah Swt. Doa dan tasybih Nabi Yunus juga menyebabkan Allah Swt menurunkan karunia-Nya.
2. Jangan pernah putus asa dari sikap orang-orang yang berbuat buruk, apalagi meninggalkan mereka karena murka. Sebab mungkin saja suatu saat nanti mereka akan bertaubat.
3. Taubat dari kesalahan dan dosa di masa lalu menjadi jalan untuk memperbaiki hidup. Ketika kaum Nabi Yunus bertaubat, Allah Swt mengampuni mereka dan tidak menurunkan azab-Nya.