Surat Ghafir ayat 1-6

Rate this item
(0 votes)
Surat Ghafir ayat 1-6

 

Dengan berakhirnya surat az-Zumar pada pertemuan sebelumnya, kita memulai dengan ayat pertama surat Ghafir. Surat ini memiliki 85 ayat dan diturunkan di kota Mekah. Sebagaimana surat-surat yang diturunkan di Mekah, mayoritas ayat-ayat surat ini membicarakan tentang masalah akidah seperti tauhid, kenabian dan hari kebangkitan.

Pada ayat ketiga dari surat ini, Allah disifati dengan kata “Ghafir” yang berarti pemberi ampun. Tentu saja dikarenakan sekitar 20 ayat dari surat ini menceritakan seorang mukmin dari keluarga Firaun, sehingga surat ini juga disebut surat Mukmin.

Kajian ini kita awali dengan menyimak bersama bacaan ayat 1-3 surat Ghafir dan terjemahannya berikut ini:

حم (1) تَنْزِيلُ الْكِتَابِ مِنَ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ (2) غَافِرِ الذَّنْبِ وَقَابِلِ التَّوْبِ شَدِيدِ الْعِقَابِ ذِي الطَّوْلِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ إِلَيْهِ الْمَصِيرُ (3)

Haa Miim. (40: 1)

Diturunkan Kitab ini (Al Quran) dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (40: 2)

Yang Mengampuni dosa dan Menerima taubat lagi keras hukuman-Nya. Yang mempunyai karunia. Tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Hanya kepada-Nya-lah kembali (semua makhluk). (40: 3)

Surat ini seperti 27 surat al-Quran yang lain dimulai dengan huruf muqattha’ah yang telah dijelaskan sebelumnya tentang masalah ini dan dengan mencermati ayat selanjutanya menjelaskan keagungan al-Quran. Artinya, dengan semua keagungan ini al-Quran diturunkan oleh Allah yang Maha Bijaksana dari huruf sederhana lalu dikombinasikan, dimana huruf-hufur ini dapat diakses semua manusia, tapi kalian tidak mampu untuk membuat yang seperti itu.

Ayat selanjutnya mendeskripsikan Allah dengan lima sifat dari sifat-sifat ilahi yang menjadi sumber berita gembira dan juga faktor pengingat, sehingga dari satu sisi memberi harapan kepada mereka yang berdosa agar bertaubat, Allah akan mengampuni. Di sisi lain, memberi peringatan kepada mereka bila tetap bersikeras untuk berbuat dosa dan merusak kehormatan perintah ilahi, maka akan mendapat balasan berat.

Selanjutnya yat-ayat ini menekankan poin ini bahwa hanya Allah yang nikmatnya meliputi semua, sehingga layak untuk disembah. Selain Dia tidak ada yang layak untuk disembah. Selain itu, setelah mati, semua makhluk akan kembali kepada-Nya dan harus menjawab semua perbuatan yang telah dilakukan selama di dunia.

Dari tiga ayat di atas terdapat empat pelajaran yang dapat diambil:

1. Al-Quran adalah firman Allah yang diturunkan sesuai dengan tingkat pemahaman manusia.

2. Al-Quran manifestasi ilmu Allah yang tidak terbatas. Karenanya tidak ada logika atau pendapat yang mampu menghadapinya.

3. Berpegangan dengan al-Quran menjadi sumber kemuliaan dan kekuatan umat Islam di dunia. Karena diturunkan dari Allah yang Mulia dan Tahu.

4. Diturunkannya al-Quran untuk mengenal sumber penciptaan dan hari kebangkitan, sehingga manusia dapat menemukan jalur kesempurnaan dan jalan kedekatan kepada Allah lalu melewatinya.

Sekarang kita simak bacaan ayat 4-6 surat Ghafir dan terjemahannya berikut ini:

مَا يُجَادِلُ فِي آَيَاتِ اللَّهِ إِلَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَلَا يَغْرُرْكَ تَقَلُّبُهُمْ فِي الْبِلَادِ (4) كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ وَالْأَحْزَابُ مِنْ بَعْدِهِمْ وَهَمَّتْ كُلُّ أُمَّةٍ بِرَسُولِهِمْ لِيَأْخُذُوهُ وَجَادَلُوا بِالْبَاطِلِ لِيُدْحِضُوا بِهِ الْحَقَّ فَأَخَذْتُهُمْ فَكَيْفَ كَانَ عِقَابِ (5) وَكَذَلِكَ حَقَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ عَلَى الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّهُمْ أَصْحَابُ النَّارِ (6)

Tidak ada yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah, kecuali orang-orang yang kafir. Karena itu janganlah pulang balik mereka dengan bebas dari suatu kota ke kota yang lain memperdayakan kamu. (40: 4)

Sebelum mereka, kaum Nuh dan golongan-golongan yang bersekutu sesudah mereka telah mendustakan (rasul) dan tiap-tiap umat telah merencanakan makar terhadap rasul mereka untuk menawannya dan mereka membantah dengan (alasan) yang batil untuk melenyapkan kebenaran dengan yang batil itu; karena itu Aku azab mereka. Maka betapa (pedihnya) azab-Ku? (40: 5)

Dan demikianlah telah pasti berlaku ketetapan azab Tuhanmu terhadap orang-orang kafir, karena sesungguhnya mereka adalah penghuni neraka. (40: 6)

Ayat-ayat ini berusaha menenangkan Nabi Muhammad Saw dan umat Islam di awal Islam dan generesi selanjutnya agar bila ada orang yang berdiri menghalangi agama kalian dan ingin melawan kebenaran dan menghapusnya, jangan sampai putus harapan atau menjadi lemah. Karena sepanjang sejarah selalu demikian bahwa orang-orang kafir dan musuh bukan hanya melawan pengikut agama-agama ilahi, tapi juga utusan Allah lalu membuat segala bentuk konspirasi agar dapat mencegah mereka dari jalan kebenaran.

Hari ini kita menyaksikan kekuatan-kekuatan zalim dan arogan menyelenggarakan konferensi, kunjungan diplomatik, manuver militer dan membentuk koalisi menunjukkan kemampuan mereka dan berusaha untuk menakut-nakuti bangsa-bangsa di dunia. Tapi orang mukmin harus waspada untuk tidak terperdaya pertunjukan yang dilakukan musuh dan tidak takut dan terpesona kekuatan lahiriah mereka.

Tentu saja sejarah telah menyaksikan banyak pribadi seperti ini dan menunjukkan betapa lemahnya mereka menghadapi balasan ilahi. Tidak diragukan lagi bahwa yang nanti menang adalah kebenaran dan mereka dengan kejahatan yang dilakukannya pada dasarnya telah membuat dirinya tertimpa balasan ilahi baik di dunia dan akhirat.

Dari tiga ayat di atas terdapat lima pelajaran yang dapat diambil:

1. Akar segala perdebatan dan perlawanan terhadap hak adalah kekufuran. Waspada jangan sampai melawan kebenaran dan mendebat kebenaran untuk ketamakan duniawi.

2. Jangah berharap semua beriman. Kufur dan pengingkaran orang lain jangan membuat kita lemah dan putus asa di jalan kita.

3. Pemimpin kekafiran melakukan banyak kegiatan untuk melemahkan kebenaran dan menakuti umatIslam. Tapi ahli iman tidak boleh membiarkan dirinya takut akan keributan ini.

4. Kelompok musuh dan penentang kebenaran mendustakan para utusan Allah dan membuat segala konspirasi menentang mereka. Dengan berbagai cara mereka mempropagandakan anti agama agar mereka menjadi lemah.

5. Salah satu Sunnah Ilahi adalah membalas orang-orang kafir yang melawan kebenaran dan keras kepala. Tentu saja balasan ini berdasarkan kebenaran dan keadilan.

Read 2843 times