Tafsir Al-Quran, Surat Ali Imran Ayat 149-153

Rate this item
(2 votes)

Ayat ke 149-150

Artinya:

Hai orang-orang yang beriman jika kamu mentaati orang-orang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi. (3: 149)

Tetapi (ikutilah Allah), Allah lah pelindung mu dan Dialah, sebaik-baik penolong. (3: 150)

Salah satu dari bahaya yang mengancam orang-orang Mukmin dan masyarakat Islam adalah berpaling dari dasar dan nilai agama untuk mencapai tujuan duniawi. Betapa banyak masyarakat yang pada awal mulanya berada di jalan keimanan akhirnya tertarik dengan masyarakat non Muslim. Semua itu disebabkan kebebasan dan kemewahan material yang ada pada mereka.

Al-Quran kepada mereka mengatakan, "Wahai orang-orang Mukmin! Jika anda mengikuti jalan orang-orang Kafir daripada perintah Tuhan, maka kalian tidak akan maju. Justru apa yang kalian lakukan itu membuat kalian semakin mundur. Mereka tidak ingin kalian maju dan kerugian kalian terletak pada masalah ini. Karena kalian akan kehilangan agama kalian dan juga tidak mendapatkan dunia. Tatkala itu, Tuhan menyatakan kepada Mukminin untuk memperoleh kemuliaan dan kekuasaan, maka janganlah kalian bergantung kepada orang-orang Kafir. Karena pertolongan dan kemenangan hanya ada di tangan Tuhan yang merupakan tuan dan pemuka kalian.

Dari dua ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Kemurtadan dan penyelewengan mengancam setiap mukmin, jadi hendaklah kalian waspada akan propaganda dan godaan setan.

2. Kekalahan dalam medan perang, tidaklah dihitung kerugian. Kekalahan yang besar adalah kekalahan dalam medan perjuangan pemikiran anara iman dan kufur.

3. Jika kita mencari kemuliaan dan kekuatan duniawi, maka kita hanya akan sampai kepadanya di bawah naungan mengikuti Tuhan yang Maha kuasa.

 

Ayat ke 151

Artinya:

Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu, tempat kembali mereka ialah neraka, dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zalim. (3: 151)

Menyusul ayat-ayat sebelumnya yang mengkritik ketakjuban Muslimin terhadap harta orang-orang Kafir, ayat ini mengingatkan umat Islam. Kepada mereka diingatkan bahwa janganlah mereka berfikir bahwa dengan bersandar kepada orang-orang Kafir mereka akan sampai kepada kedamaian dan keamanan. Mereka harus tahu bahwa setiap tindakan bersandar kepada selain Allah dan meminta bantuan dari selainnya akan menyebabkan syirik dan kufur. Orang-orang semacam ini akan menyebabkan kegalauan dan ketakutan serta kebimbangan.

Pada Hari Kiamat pun, lantaran kekufuran dan kemurtadan, maka mereka akan tinggal di sisi orang-orang kafir dan zalim. Dengan demikian, ketergantungan kepada orang-orang Kafir bukan hanya bertentangan dengan kemudahan dan kesejahteraan, malah menghalangi kesejahteraan dan keselamatan itu sendiri.

Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Bergantung kepada selain Allah adalah perbuatan syirik dan faktor ketakutan. Iman dan mengingat Allah menyebabkan kedamaian.

2. Takut terhadap mati dan masa depan yang tidak jelas adalah ketakutan yang paling besar yang menguasai jiwa orang-orang Kafir. Semakin bertambah jumlah orang-orang Mukmin, maka ketakutannya pun bertambah.

 

Ayat ke 152

Artinya:

Dan sesungguhnya Allah telah memenuhi janji Nya kepada kamu, ketika kamu membunuh mereka dengan izinNya. Sampai pada saat kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu, dan mendurhakai perintah (rasul) sesudah Allah memperlihatkan kepada mu apa yang kamu sukai. Di antaramu ada orang yang menghendaki dunia dan diantara kamu ada yang menghendaki akhirat. Kemudian Allah memalingkan kamu dari mereka, untuk menguji kamu, dan sesungguhnya Allah telah memaafkan kamu dan Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan atas orang-orang yang beriman). (3: 152)

Setelah kekalahan Muslimin dalam perang Uhud, sejumlah Muslimin memprotes Rasul. Mereka berkata bahwa Tuhan tidak memberikan janji kemenangan. Kalau itu dijanjikan lalu mengapa kita kalah dalam perang ini? Ayat ini sebagai jawabanterhadap mereka yang mengatakan janji Tuhan adalah benar dan ia menepati janjinya. Karena di awal perang, kalian dengan pertolongan-Nya lah membunuh musuh dan menewaskan mereka. Namun tiba sesuatu menyebabkan kekalahan kalian. Salah satunya dengan melihat larinya musuh dan tertinggalnya rampasan perang. Kalian sangat cepat terpikat dengannya, bukan malah membuntuti musuh, yang terjadi kalian meletakkan senjata dan asik mengumpulkan harta rampasan.

Selain itu, kalian telah bertikai dalam urusan penjagaan jalur Gunung Uhud. Padahal Rasul Saw sudah berkata, "Jangan sekali-kali meninggalkan tempat ini." Namun mereka mengeluarkan inisiatif sendiri dan terlibat perdebatan seru antara mereka dan pada akhirnya dengan membangkan perintah Rasul. Mereka meninggalkan tempat tadi dan kalian memberikan kepada musuh peluang untuk mencabik-cabik kalian dari belakang.

Oleh karena itu, Tuhan yang telah membantu kalian di awal mula perang, pada akhirnya menjadikan kalian merasakan pahitnya kekalahan. Dengan demikian kalian tahu bahwa pertolongan Allah berada di balik iman dan persatuan kalian. Pengalaman kekalahan ini adalah suatu pelajaran buat kalian.

Dari ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Janji pertolongan Allah berlaku selagi orang mukmin melaksanakan tugasnya, bukannya pengimplementasian janji-janji Tuhan berarti mengabaikan sunnah-Nya.

2. Kelemahan, pertikaian dan membangkang pemimpin adalah diantara faktor kekalahan yang terpenting dan dalam masalah ini tidak ada perbedaan antara mukmin dan kafir. Barang siapa melakukannya maka dia akan bernasib seperti itu.Sebagian orang yang rakus dunia, dalam perangpun mereka memikirkan dunia, bukannya berpikir tentang akhirat.

3. Kekalahan adalah wasilah ujian Tuhan. Daripada berputus asa marilah kita mengambil pelajaran sehingga di masa hadapan bisa menang.

 

Ayat ke 153

Artinya:

Ingatlah ketika kamu lari dan tidak menoleh kepada seseorangpun, sedang Rasul yang berada diantara kawan-kawanmu yang lain memanggil kamu, karena itu Allah, menimpakan atas kamu kesedihan, supaya kamu jangan bersedih hati terhap apa yang luput dari pada kamu dan terhadap apa yang menimpa kamu. Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (3: 153)

Salah satu dari wajah buruk perang Uhud adalah di saat Muslimin meninggalkan Rasul lantaran serangan mendadak. Ketika Rasul menyeru mereka untuk bertahan mereka tidak menengok lagi ke belakang dan naik ke Gunung Uhud.

Dari ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Ketidaktaatan kepada perintah pimpinan agama akan menyebabkan rasa takut dan akhirnya kekalahan musuh.

2. Medan perang, adalah lapangan uji coba orang-orang yang mengaku beriman. Dalam suasana biasa, semua beriman, namun di hari-hari pahit orang-orang Mukmin yang sejati akan dikenali.

3. Kita harus belajar di masa lampau dan jangan sedih karena kehilangan dunia.

Read 5116 times