Ayat ke 183
Artinya:
Yaitu orang-orang (yahudi) yang mengatakan: Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada kami, supaya kami jangan beriman kepada seorang Rasul, sebelum dia mendatangkan kepada kami korban yang dimakan api, katakanlah, "Sesungguhnya telah datang kepada kamu, beberapa orang Rasul, sebelum ku, membawa keterangan-keterangan yang nyata dan membawa apa yang kamu sebutkan, maka mengapa kamu membunuh mereka jika kamu orang-orang yang benar." (3: 183)
Sekelompok orang Yahudi selalu mengajukan pelbagai alasan untuk tidak beriman kepada Rasulullah. Ayat ini menukil alasan mereka ketika berkata, kami beriman kepada nabi yang mengorbankan binatang dan membakar petir langit di hadapan mata masyarakat. Karena hal ini menjadi petanda diterimanya korban seperti yang terjadi pada peristiwa Habil dan Qabil, anak-anak Nabi Adam.Tuhan menerima korban Habil dengan menurunkan petir dan membakarnya dan merusak korban Qabil.
Allah Swt sebagai jawaban atas alasan yahudi ini menyatakan, pertama, tidak semestinya mukjizat semua nabi itu sama. Setiap nabi memiliki mukjizat sesuai dengan kondisi zamannya. Kedua, banyak nabi yang mengeluarkan mukjizat tidak kalian terima, bahkan kalian membunuh mereka, seperti yang disebutkan Taurat
Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Jangan kita menjustifikasi perbuatan untuk lari dari kebenaran. Apa lagi perbuatan atas nama agama.
2. Mengorbankan binatang di jalan Allah memiliki latar belakang panjang dan adakalanya digunakan sebagai mukjizat para nabi.
Ayat ke 184
Artinya:
Jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya rasul-rasul sebelum kamupun telah didustakan (pula), mereka membawa mukjizat-mukjizat yang nyata, zabur dan kitab yang memberi penjelasan yang sempurna. (3: 184)
Ayat ini menyatakan kepada Nabi, mengingkari kebenaran adalah cara para penentang para nabi di sepanjang sejarah. Janganlah berpikir bahwa engkau saja yang ditentang. Karena semua nabi sebelum engkau juga didustakan, sekalipun memberikan dalil-dalil yang jelas.
Pada dasarnya, pemberian hak pilih oleh Allah kepada manusia melazimkan penentangan dan ingkar semacam ini. Jika semua manusia beriman kepada nabi, maka kita harus meragukan kebenaran mereka. Karena agama ini menjadi hasil kompromi antara segala pemikiran baik dan buruk.
Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Menumbuhkan kesabaran dan kedamaian dengan membaca sejarah orang terdahulu dan perang antara kebenaran dan kebatilan sepanjang sejarah.
2. Langkah para nabi adalah gerakan budaya dengan memanfaatkan ucapan dan al-Quran. Sementara jihad menentang musyrikin dalam tahap berikutnya dan dalam rangka menghentikan mereka berkuasa.
Ayat ke 185
Artinya:
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (3: 185)
Dari ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Kematian tidak mengenal pengecualian, baik itu nabi maupun seorang kafir.
2. Kematian bukanlah tiada, melainkan pindah ke alam lain. Siapa saja harus pindah baik itu disukai maupun tidak.
3. Jangan sampai kita tertipu harta orang kafir di dunia. Karena nikmat yang abadi berada di akhirat, bukan di dunia.
Ayat ke 186
Artinya:
Kamu sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan. (3: 186)
Sebagaimana telah disebutkan dalam sejarah, pasca hijrah Muslimin dari Mekah ke Madinah, orang-orang Musyrik menjarah harta Muslimin dan mengganggu mereka. Di sisi lain, warga Yahudi Madinah menghina Muslimah dengan sindirian lisan dan bersikap biadab kepada mereka. Hal ini terus berlanjut sehingga Nabi marah dan mengeluarkan perintah agar para pimpinan makar ini dibunuh.
Ayat ini menyinggung sunnah Tuhan yakni menguji. Kepada Muslimin ayat ini mengatakan, "Janganlah anda mengira dengan masuk Islam, kalian akan terus senang dan bahagia. Kalian harus siap diganggu dan dihujani makar musuh. Bahkan sekiranya kalian tidak mengusik mereka, mereka yang akan mengganggu kalian.
Dari ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Harta dan jiwa senantiasa diuji. Hendaknya kita hidup sedemikian rupa sehingga siap memberikan jiwa dan harta di jalan Allah.
2. Para penentang Islam kompak menyerang Islam dan muslimin. Lebih mudah pengikut agama lain mengikut orang-orang Musyrik guna melawan Islam.
3.Kesabaran dan takwa merupakan faktor kemenangan. Keteguhan tanpa takwa juga dapat disaksikan pada orang-orang yang keras kepala