Surah An-Najm ayat 19-30

Rate this item
(0 votes)
Surah An-Najm ayat 19-30

أَفَرَأَيْتُمُ اللَّاتَ وَالْعُزَّى (19) وَمَنَاةَ الثَّالِثَةَ الْأُخْرَى (20) أَلَكُمُ الذَّكَرُ وَلَهُ الْأُنْثَى (21) تِلْكَ إِذًا قِسْمَةٌ ضِيزَى (22) إِنْ هِيَ إِلَّا أَسْمَاءٌ سَمَّيْتُمُوهَا أَنْتُمْ وَآَبَاؤُكُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ بِهَا مِنْ سُلْطَانٍ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَمَا تَهْوَى الْأَنْفُسُ وَلَقَدْ جَاءَهُمْ مِنْ رَبِّهِمُ الْهُدَى (23)

 

Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap al Lata dan al Uzza, (53: 19)

dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allah)? (53: 20)

Apakah (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan? (53: 21)

Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil. (53: 22)

Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengadakannya; Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun untuk (menyembah)nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka. (53: 23)

Ayat-ayat ini menentang salah satu kepercayaan terpenting kaum musyrik Mekah dan berkata: Di satu sisi, kalian menganggap berhala-berhala ini serupa dengan malaikat dan menyembahnya, dan di sisi lain, kalian menganggap para malaikat sebagai putri Tuhan dan kalian berharap menjadikannya sarana syafaat dengan Tuhan. Padahal, pertama, Tuhan tidak memiliki anak dan malaikat bukanlah anak Tuhan; Kedua, malaikat bukanlah laki-laki dan perempuan seperti manusia.

Selain itu, kalian menganggap anak perempuan kalian sendiri sebagai aib, dan bahkan kalian bahkan tega mengubur mereka hidup-hidup. Lantas bagaimana kalian menjadikan malaikat sebagai putri-putri Tuhan, dan menisbatkannya kepada Tuhan ? Apakah kalian memiliki argumen untuk klaim ini ? Ataukah kalian tenggelam ke dalam takhayul yang dikatakan oleh ayah dan leluhur kalian, dan kalian menerimannya tanpa alasan ?

Jika kalian ingin mengenal Tuhan dengan benar, Ia telah menunjukkan kalian jalan petunjuk dengan mengirim nabi terakhir dan Kitab Suci al-Qur'an, sehingga kalian tidak terjebak ke dalam kesesatan.

Dari lima ayat tadi terhadap lima pelajaran yang dapat dipetik:

1. Orang musyrik mengakui adanya Tuhan, tapi mereka terjebak ke dalam kesesatan di penyembahan, dan mereka menyembah berhala batu sebagai patung putri Tuhan.

2. Menanggapi pemikiran sesat, seseorang dapat menggunakan metode argumentasi dan mengutuknya dengan menggunakan logika pihak lain. Bagaimana orang musyrik, yang menganggap gadis itu sebagai aib bagi mereka, berpikir bahwa malaikat adalah putri Tuhan?

3. Diskriminasi antara anak laki-laki dan perempuan, serta menganggap salah satu unggul dari yang lain adalah bukti nyata dari kezaliman dan ketidakadilan.

4. Mengingat keyakinan dan tradisi nenek moyang memiliki pengaruh signifikan terhadap budaya generasi berikutnya, fanatisme buta terhadap keyakinan dan tradisi mereka menjadi peluang bagi berkembangnya takhayul di masyarakat manusia.

5. Pemikiran yang lemah dan tanpa dasar, serta mengikuti hawa nafsu membuat banyak manusia tersesat dan menjauhkan mereka dari hidayah ilahi.

أَمْ لِلْإِنْسَانِ مَا تَمَنَّى (24) فَلِلَّهِ الْآَخِرَةُ وَالْأُولَى (25) وَكَمْ مِنْ مَلَكٍ فِي السَّمَاوَاتِ لَا تُغْنِي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا إِلَّا مِنْ بَعْدِ أَنْ يَأْذَنَ اللَّهُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَرْضَى (26)

Atau apakah manusia akan mendapat segala yang dicita-citakannya? (53: 24)

(Tidak), maka hanya bagi Allah kehidupan akhirat dan kehidupan dunia. (53: 25)

Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafa'at mereka sedikitpun tidak berguna, kecuali sesudah Allah mengijinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai (Nya). (53: 26)

Berdasarkan ayat ini, orang musyrik menyembah malaikat karena berharap syafaatnya, sementara harapan ini seperti banyak angan-angan yang tak berdasar serta tidak akan terwujud. Hal ini karena dunia dan akhirat diatur dengan kehendak Tuhan, dan tidak mengikuti keinginan manusia.

Tidak diragukan lagi, harapan akan masa depan adalah mesin penggerak aktivitas manusia dan faktor pertumbuhannya. Jika tidak ada harapan, tidak ada yang akan mencoba dan mengambil langkah untuk memajukan urusan hidup mereka. Tentu saja, harapan dan impian seseorang harus berada dalam kerangka bakat dan kemampuannya, jika tidak, dia akan mengalami delusi. Apa yang ditiadakan oleh ayat ini adalah keinginan ilusi dan tak berdasar yang tidak disetujui oleh akal dan logika atau wahyu ilahi. Karena meninggalkan keinginan yang tidak realistis dan tidak masuk akal seperti itu menjadi dasar pertumbuhan dan keunggulan manusia dan masyarakat manusia.

Dari tiga ayat tadi terdapat tiga pelajaran penting yang dapat dipetik:

1.Mengabaikan akal dan wahyu, yang menunjukkan kepada umat manusia jalan petunjuk dan kebahagiaan, dan berpegang teguh pada hasrat delusi dan imajiner, mencegah seseorang untuk tumbuh dan unggul serta menerima rahmat ilahi di dunia dan akhirat.

2.Kita harus selaraskan keinginan dan harapan dengan kehendak ilahi, sehingga kita dapat meraih hasil yang kita inginkan, bukannya berharap kehendak Tuhan mengikuti keinginan dan harapan kita.

3.Ketika malaikat yang dekat dengan Tuhan tidak dapat memberi syafaat tanpa ijin-Nya, maka apa yang bisa diharapkan dari sesuatu yang tidak bernyawa dan tidak berharga seperti berhala ?

إِنَّ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآَخِرَةِ لَيُسَمُّونَ الْمَلَائِكَةَ تَسْمِيَةَ الْأُنْثَى (27) وَمَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا (28) فَأَعْرِضْ عَنْ مَنْ تَوَلَّى عَنْ ذِكْرِنَا وَلَمْ يُرِدْ إِلَّا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا (29) ذَلِكَ مَبْلَغُهُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اهْتَدَى (30)

Sesungguhnya orang-orang yang tiada beriman kepada kehidupan akhirat, mereka benar-benar menamakan malaikat itu dengan nama perempuan. (53: 27)

Dan mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuanpun tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan sedang sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaedah sedikitpun terhadap kebenaran. (53: 28)

Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari orang yang berpaling dari peringatan Kami, dan tidak mengingini kecuali kehidupan duniawi. (53: 29)

Itulah sejauh-jauh pengetahuan mereka. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang paling mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia pulalah yang paling mengetahui siapa yang mendapat petunjuk. (53: 30)

Seperti yang disebutkan sebelumnya, orang musyrik mengakui Tuhan sebagai pencipta alam semesta, tapi mereka menolak beriman kepada Hari Kiamat, azab dan pahala di akhirat. Oleh karena itu, ayat ini mengatakan, mereka yang menisbatkan takhayul dan khurafat ini kepada Tuhan, dan menyembah berhala maka mereka sejatinya menolak Hari Kiamat dan tidak takut akibat perbuatannya.

Kelanjutan ayat ini mengisyaratkan salah satu bahaya yang mengancam masyarakat manusia dan mengatakan, banyak keyakinan seseorang terkait Mabda dan Ma'ad didasari pada prasangka dan kecurigaan, sementara hal-hal seperti ini mengharuskan manusia mencapainya melalui ilmu dan keyakinan sehingga ia mencapai kebenaran yang diyakininya dengan jaminan.

Secara alami sesorang yang ingin memahami dengan benar awal dunia atau penciptaan (mabda), maka mereka akan merujuk kepada para nabi dan memanfaatkan petunjuknya, sementara pengatahuan orang lain mengenai kebenaran sebatas pengatahuan duniawi dan kelezatan serta kepentingan mereka.

Dari empat ayat tadi terdapat tiga pelajaran penting yang dapat dipetik:

1. Mengikuti prasangka dan dugaan di hal-hal biasa dan kurang penting, mungkin tidak akan membawa kerugian yang besar, atau dapat dikompensasi kerugiannya; Tapi jika terkait keyakinan, maka manusia akan sangat merugi dan tidak dapat dikompensasi, karena umur manusia tidak pernah dapat diulang.

2. Dalam cara mendidik dan membimbing manusia serta menyeru kepada Allah, marilah kita menuju kepada orang-orang yang mencari kebenaran, bukan kepada orang-orang yang melalaikan mengingat Allah dan menutup mata dan telinganya terhadap kebenaran.

3. Cinta dunia salah satu unsur yang membuat seseorang melupakan Tuhan dan hari kiamat. Jika kita menikmati kelezatan alami kehidupan dengan benar dan logis, ini hal yang terpuji. Tapi keterikatan yang berlebihan dan tidak konvensional pada dunia adalah hal yang tercela dan berbahaya.

Read 294 times