سَنَفْرُغُ لَكُمْ أَيُّهَا الثَّقَلَانِ (31) فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (32) يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَنْفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ فَانْفُذُوا لَا تَنْفُذُونَ إِلَّا بِسُلْطَانٍ (33) فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (34) يُرْسَلُ عَلَيْكُمَا شُوَاظٌ مِنْ نَارٍ وَنُحَاسٌ فَلَا تَنْتَصِرَانِ (35) فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (36)
Kami akan memperhatikan sepenuhnya kepadamu hai manusia dan jin. (55: 31)
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (55: 32)
Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan. (55: 33)
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (55: 34)
Kepada kamu, (jin dan manusia) dilepaskan nyala api dan cairan tembaga maka kamu tidak dapat menyelamatkan diri (dari padanya). (55: 35)
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (55: 36)
Ayat-ayat sebelumnya berbicara mengenai sebagian nikmat Tuhan di dunia ini. Ayat ini membahas perhitungan amal perbuatan manusia di hari kiamat dan kepada manusia dan jin mengatakan, di antara beragam makhluk yang diciptakan Tuhan, kalian dua kelompok (manusia dan jin) karena diberi akal, keinginan dan hak untuk memilih, memiliki nilai lebih besar dan di hari kiamat perbuatan kalian akan diperhitungkan.
Oleh karena itu, kalian harus berhati-hati dan jangan mengira bahwa kekuasaan dan kekuatan kalian akan mengalahkan kekuasaan Tuhan, dan kalian dapat melepaskan diri dari kekuasaan Tuhan dengan melintasi perbatasan langin. Tentunya jika Tuhan memberi kalian kekuatan seperti ini dan memberi izin, maka kalian dapat menembus kedalaman bumi dan luar angkasa.
Api neraka juga mengelilingi kalian dengan asap dan nyala apinya, di mana kalian tidak dapat lari dan juga tidak dapat menyelamatkan orang lain. Maka sejak sekarang kalian harus memikirkan masa depan.
Dari enam ayat tadi terdapat tiga pelajaran penting yang dapat dipetik:
1. Memiliki akal dan kemauan menciptakan tanggung jawab. Dengan memiliki dua nikmat Ilahi yang agung ini, manusia dan jin bertanggung jawab dan harus mempertanggung jawabkan perbuatannya di hadapan Tuhan.
2. Kekuatan zahir manusia seharusnya tidak membuatnya congkak dan mengira dapat menguasai dunia dan tanpa izin Tuhan dapat melakukan apa saja di alam semesta.
3. Jin meski diciptakan dari api, tapi mereka tetap rentan terhadap api neraka. Seakan-akan jenis api dunia berbeda dengan api akhirat.
فَإِذَا انْشَقَّتِ السَّمَاءُ فَكَانَتْ وَرْدَةً كَالدِّهَانِ (37) فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (38) فَيَوْمَئِذٍ لَا يُسْأَلُ عَنْ ذَنْبِهِ إِنْسٌ وَلَا جَانٌّ (39) فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (40)
Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyak. (55: 37)
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (55: 38)
Pada waktu itu manusia dan jin tidak ditanya tentang dosanya. (55: 39)
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (55: 40)
Melanjutkan ayat-ayat sebelumnya, ayat-ayat ini merujuk pada persiapan Hari Kiamat dan mengatakan, sistem yang mengatur bumi dan langit akan runtuh pada akhir dunia ini. Peristiwa mengerikan terjadi di seluruh dunia. Galaksi dan bola langit, yang saat ini bergerak dalam orbit tertentu, keluar dari orbitnya, hancur dan mengalir seperti banjir bahan cair.
Kemudian sistem baru akan dibentuk, manusia muncul dari tanah dan dikumpulkan di Padang Mahsyar. Di hari kiamat, seseorang melewati banyak tempat pemberhentian dan jalur penyeberangan. Di pos pemeriksaan, seseorang diinterogasi dan dihitung amal perbuatannya. Di pos pemeriksaan lain, segel dipasang di mulut dan bagian tubuh bersaksi. Tetapi di sini (ayat 39) disebutkan satu pos pemeriksaan di mana tidak ada manusia yang diinterogasi dan ditanya, karena di sana catatan perbuatan dan dosa manusia jelas dan nyata dan tidak ada yang bisa disangkal; Jadi tidak perlu ada pertanyaan dan jawaban.
Dari empat ayat tadi terdapat dua pelajaran penting yang dapat dipetik:
1. Sistem di hari kiamat berbeda dengan sistem yang ada di dunia. Mengingat kemunculan hari kiamat disertai dengan perubahan besar di sistem alam semesta, maka sistem yang ada di dunia ini tidak dapat diterapkan di akhirat.
2. Perbuatan dosa sebuah bentuk pengingkaran nikmat ilahi. Jin juga seperti manusia memiliki kehendak dan pilihan serta dapat melakukan perbuatan dosa.
يُعْرَفُ الْمُجْرِمُونَ بِسِيمَاهُمْ فَيُؤْخَذُ بِالنَّوَاصِي وَالْأَقْدَامِ (41) فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (42) هَذِهِ جَهَنَّمُ الَّتِي يُكَذِّبُ بِهَا الْمُجْرِمُونَ (43) يَطُوفُونَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ حَمِيمٍ آَنٍ (44) فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (45)
Orang-orang yang berdosa dikenal dengan tanda-tandannya, lalu dipegang ubun-ubun dan kaki mereka. (55: 41)
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (55: 42)
Inilah neraka Jahannam yang didustakan oleh orang-orang berdosa. (55: 43)
Mereka berkeliling di antaranya dan di antara air mendidih yang memuncak panasnya. (55: 44)
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (55: 45)
Secara umum, salah satu ciri hari kiamat adalah tersingkapnya batin manusia dan pikiran serta perbuatan yang membentuk kepribadian batin seseorang tampak pada wajah mereka. Yang murni dan yang saleh bahagia dan tersenyum, dan para penjahat dan orang jahat gelisah dan khawatir.
Pada ayat-ayat sebelumnya disinggung tentang adanya orang-orang yang berdosa di hari kiamat dan tidak ditanyakan tentang kejahatannya, ayat-ayat ini menjelaskan hal tersebut menyatakan, tidak perlu mempersoalkan orang-orang seperti itu, karena tanda-tanda kejahatan dan dosanya terlihat dan jelas di wajah mereka dan tidak dapat disangkal. Oleh karena itu, penjaga neraka melemparkan mereka ke neraka dengan kehinaan.
Dari lima ayat tadi terdapat dua pelajaran penting yang dapat dipetik:
1. Mereka yang mengingkari hari kiamat dan menentang perintah Tuhan, di hari kiamat mereka dilemparkan ke api neraka. Ini adalah puncak kehinaan bagi mereka.
2. Perbuatan dosa dan mengingkari hari kiamat memiliki hubungan dua sisi. Masing-masing menjadi peluang bagi yang lain, dan hasilnya adalah maraknya kejahatan dan kerusakan.