Ayat ke 115
Artinya:
Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. (4: 115)
Salah satu dari bahaya yang mengancam seorang mukmin adalah keluar dari agama dan melakukan penentangan secara sadar kepada pemimpin ilahi dan petunjuk mereka yang hak. Meskipun pada zaman kita sudah tidak ada lagi nabi, sehingga seseorang tidak dapat lagi menentang pribadi beliau langsung, tetapi penentangan terhadap jamaah muslimin akan menyebabkan perpecahan dan perselisihan di kalangan mereka. Perbuatan ini termasuk yang dilarang dalam ayat ini dan dikategorikan sebagai sikap permusuhan terhadap Rasulullah Saw. Jika seseorang melakukan permusuhan terhadap muslimin, maka dapat dipastikan ia akan menerima pemerintahan zalim di dunia dan di akhirat akan mendapat siksa yang amat pedih.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Adanya anggota masyarakat Islam yang melawan dan tidak menaati lagi pemimpinnya yang hak akan dihukumi sebagai penentangan terhadap Nabi Saw.
2. Allah Swt tidak akan menyiksa seseorang tanpa menyempurnakan hujjah. Mula-mula Allah menyediakan segala petunjuk-Nya. Ketika seseorang menyimpang dari petunjuk tersebut barulah akan menurunkan azab.
Ayat ke 116-117
Artinya:
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. (4: 116)
Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala, dan (dengan menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah syaitan yang durhaka. (4: 117)
Ketika Islam muncul di Mekah, warga Mekah masih menyembah patung yang memiliki nama perempuan seperti Lata, Manat dan Uzza. Mereka juga berkeyakinan bahwa para malaikat adalah anak-anak perempuan Tuhan dan segala macam urusan kehidupan berada di tangan mereka. Karena itulah mereka menyembah malaikat-malaikat itu. Ayat-ayat ini dengan tegas menolak segala bentuk keyakinan khurafat seperti ini dan mengatakan, "Mereka sebenarnya mengikuti pemikiran setan yang batil. Keyakinan syirik semacam ini hanya akan menggiring manusia kepada kesesatan dan penyelewengan.
Jelas, bahwa setiap orang musyrik tidak mau meninggalkan kemusyrikannya dan tidak menyembah Allah yang Maha Esa, maka Allah Swt tidak akan mengampuninya. Di satu sisi, seorang mukmin yang memiliki pemikiran dan keyakinan yang benar bila suatu waktu tergelincir dan jatuh dalam perbuatan dosa, maka masih ada kesempatan baginya untuk memperoleh kelembutan dan rahmat Allah Swt. Pengampunan Allah berdasarkan kesalehan dan kelayakan seseorang yang ditimbang oleh hikmah dan maslahat ilahi.
Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:
1. Dosa terbesar adalah syirik atau menyekutukan Allah. Perbuatan ini akan menutup pintu rahmat ilahi.
2. Setiap jalan penyelewengan akan berakhir pada sebuah jalan setan. Orang yang menjauhkan diri dari kebenaran tidak memiliki pelindung kecuali setan.
3. Penyembahan kepada selain Allah hakikatnya adalah penyembahaan kepada setan.
Ayat ke 118-119
Artinya:
Yang dilaknati Allah dan syaitan itu mengatakan: "Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya) (4: 118)
Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka meubahnya". Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata. (4: 119)
Orang-orang Musyrik tidak hanya menyembah patung dan berhala lalu menyebutnya sebagai perantara antara dirinya dan Tuhan. Tidak hanya menganggap mereka sebagai pembantu Allah di bumi, tapi mereka juga mengorbankan sebagian hasil peternakan dan pertanian merela sebagai nadzar untuk patung-patung itu. Mereka membagi-bagi binatang sembelihan mereka dan menentukan bagian tertentu untuk patung-patung sesembahan mereka dengan memberinya tanda. Dengan memberi tanda diketahui bahwa bagian itu khusus untuk berhala-berhala. Mereka juga melarang siapapun untuk memanfaatkan daging tersebut.
Dalam ayat tersebut, Allah Swt menyebut keyakinan dan perbuatan semacam itu sebagai ajaran setan dan berfirman, "Setan telah bersumpah akan menyesatkan hamba-hamba Alah dan membuka peluang bagi kesesatan mereka. Oleh sebab itu, mereka dan para penngikut mereka terjauh dari rahmat Allah Swt.
Di antara ajaran-ajaran setan untuk menyimpangkan manusia, yang disinggung dalam ayat ini, mengaharapkan sesuatu yang tidak pada tempatnya serta mengubah ciptaan Allah Swt. Jelas bahwa khurafat dan berharap keselamatan dari berhala akan menciptakan harapan-harapan kosong yang membawa manusia kepada kesesatan. Begitu juga tentang mengubah ciptaan Allah Swt dan undang-undang ilahi termasuk di antara jalan setan yang menjauhkan manusia dari fitrah sucinya.
Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:
1. Setan adalah musuh bebuyutan manusia. Oleh karenanya, manusia harus selalu sadar agar tidak terperosok ke dalam jurang yang diciptakannya.
2. Mengharamkan hal-hal yang halal termasuk di antara ajaran sesat setan. Demikian pula menghalalkan yang haram.
3. Setan akan menyesatkan siapa saja dengan cara tertentu. Ada dengan cara memberikan harapan kosong dan ada juga yang lewat upaya mengubah ciptaan Allah dan begitulah seterusnya.