Ayat ke 84-87
Artinya:
Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Ya'qub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk, dan kepada sebahagian dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (6: 84)
Dan Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang shaleh. (6: 85)
Dan Ismail, Alyasa', Yunus dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya). (6: 86)
Dan Kami lebihkan (pula) derajat sebahagian dari bapak-bapak mereka, keturunan dan saudara-saudara mereka. Dan Kami telah memilih mereka (untuk menjadi nabi-nabi dan rasul-rasul) dan Kami menunjuki mereka ke jalan yang lurus. (6: 87)
Sebelumnya telah dijelaskan panjang lebar tentang peran Nabi Ibrahim as dalam menyeru umat di zamannya kepada penyembahan Tuhan yang Esa serta menjauhi syirik dan penyembahan berhala. Ayat ini menjelaskan pengaruh tauhid pada generasi dan keturunan Nabi Ibrahim dengan menyatakan bahwa Nabi Ibrahim telah dikarunia anak-anak yang juga mandapatkan hidayah ilahi dan telah mencapai kedudukan sebagai nabi. Dari mereka inilah berdatangan generasi para nabi.
Dalam empat ayat ini, secara keseluruhannya terdapat nama delapan belas orang nabi yang sebagiannya hidup sebelum Ibrahim seperti Nabi Nuh AS, sementara sebagian yang lain adalah keturunan Nabi Ibrahim as.
Meskipun berlandaskan kepada ayat ini, sebagian keturunan Nabi Ibrahim telah mencapai derajat kenabian, tetapi tolak ukur kenabian bukanlah karena mereka keturunan Ibrahim, tetapi kebaikan dan ketakwaan mereka di sisi Tuhan yang melebihkan mereka dari orang lain di zamannya dan mengangkat mereka ke derajat kenabian.
Dari empat ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Perbuatan baik ayah dan ibu sangat berpengaruh pada pendidikan generasi seterusnya. Banyak balasan dari perbuatan baik tidak didapatkan saat hidup, tetapi Allah mengaruniakannya kepada keturunan mereka.
2. Anak-anak yang saleh merupakan karunia Ilahi kepada orang-orang yang suci dan saleh.
Ayat ke 88
Artinya:
Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. (6: 88)
Ayat ini menyinggung soal bimbingan atau hidayah khusus Allah kepada para nabi dan menyebutkan bahwa Allah akan memberikan bimbingan dan petunjuk khusus kepada hamba yang dikehendaki-Nya dan memberinya amanat risalah. Tetapi derajat itu tidak bertentangan dengan kebebasan mereka dalam berbuat baik. Sebab jika mereka tidak mensyukuri nikmat ini dan mengingkari Allah, maka Allah akan menurunkan mereka dari kedudukan mulia tersebut.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1.Hidayah yang benar hanyalah dari Allah Swt. Para nabi sendiri bahkan tidak bisa memberikan hidayah dari diri mereka sendiri. Dengan hidayah itulah mereka telah mencapai derajat kesempurnaan.
2. Dalam sunnah Ilahi tidak ada diskriminasi. Karena itu jika para nabi melakukan penyimpangan, mereka juga akan dibalas dan dikenai hukuman.
Ayat ke 89
Artinya:
Mereka itulah orang-orang yang telah Kami berikan kitab, hikmat dan kenabian Jika orang-orang (Quraisy) itu mengingkarinya, maka sesungguhnya Kami akan menyerahkannya kepada kaum yang sekali-kali tidak akan mengingkarinya. (6: 89)
Masih melanjutkan ayat sebelumnya mengenai bimbingan khusus para nabi, ayat ini menyebutkan bahwa selain kitab samawi dan kedudukan sebagai nabi, Tuhan juga telah memberikan hikmah dan kedudukan sebagai pemimpin di tengah umat, sehingga para nabi bisa menjalankan undang-undang samawi di tengah masyarakat dan menyelesaikan perselisihan di kalangan mereka.
Lanjutan ayat ini menghibur Nabi Saw dengan menyatakan, seandainya umat mengingkari risalah kenabian seperti yang biasa dilakukan umat-umat terdahulu, janganlah khawatir sebab ada kaum lain yang akan menerima risalah ini dan sekali-kali tidak akan mengingkarinya.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Kepemimpinan dan kedudukan sebagai hakim di tengah masyarakat adalah hak para nabi dan pemimpin Ilahi.
2. Tolak ukur kebenaran, bukan dilihat dari sejauh mana umat menerima atau menolaknya. Janganlah kita merasa ragu dan sangsi ketika sekelompok orang mengingkari agama.
Ayat ke 90
Artinya:
Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quran)". Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat. (6: 90)
Pada akhir bagian ayat ini, Allah swt berfirman, wahai Rasul, risalahmu juga merupakan lanjutan dari risalah nabi-nabi terdahulu. Oleh karena itu, katakanlah kepada umatmu bahwa aku juga sama seperti para nabi terdahulu yang menyeru kalian pada hal yang sama dan tidak membawa sesuatu yang baru. Tujuan dari ucapan ini tidak lain adalah untuk membimbing dan mengingatkan kalian, bukan karena uang dan bukan juga karena perkara-perkara lain.
Dari ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:
1. Penghapusan agama-agama terdahulu tidak bermakna penghapusan seluruh ajaran para nabi. Inti dari semua agama adalah penyembahan Tuhan yang Esa, hanya syariat dan metode praktisnya yang berbeda.
2. Metode seruan nabi adalah metode mengingatkan dan menyadarkan, bukan memaksa umat untuk beriman.
3. Para nabi dalam seruan mereka tidak memiliki motivasi materi dan duniawi. Para mubalig juga hendaknya bersikap demikian.