Tafsir Al-Quran, Surat Al-Anam Ayat 94-97

Rate this item
(4 votes)

Ayat ke 94

Artinya:

Dan sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagaimana kamu Kami ciptakan pada mulanya, dan kamu tinggalkan di belakangmu (di dunia) apa yang telah Kami karuniakan kepadamu; dan Kami tiada melihat besertamu pemberi syafa'at yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu Tuhan di antara kamu. Sungguh telah terputuslah (pertalian) antara kamu dan telah lenyap daripada kamu apa yang dahulu kamu anggap (sebagai sekutu Allah).(6: 94)

Mengikuti ayat sebelumnya yang telah disampaikan tentang kondisi orang-orang Musyrik ketika mati, ayat ini turut menambahkan bahwa ketika manusia musyrik telah meninggal dunia akan dikatakan kepada mereka, kalian selama di dunia ini mencari orang banyak dan mengikatkan hati kalian kepada mereka. Bahkan nasib kalian sendiri telah kalian ikatkan kepada mereka. Untuk itu, kalian mengumpulkan harta yang banyak dan kalian menyangka bahwa orang dan harta yang banyakitu akan menjadi pelindung kalian. Namun, hari ini kalian meninggalkan dunia ini sendirian dan kembali kepada Kami tanpa seorang pendamping. Segala yang mengikat hati dan angan-angan kalian kini telah lenyap. Apakah yang kalian pikirkan untuk hari ini?

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Sistem kehidupan setelah mati adalah berbentuk individu bukan masyarakat. Pada Hari Kiamat hubungan kekeluargaan dan masyarakat akan lenyap.

2. Segala kekayaan dan kekuasaan tidak berarti ketika seseorang itu mati.

 

Ayat ke 95

Artinya:

Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?(6: 95)

Dalam lanjutan ayat sebelumnya, ayat ini menyinggung peran Allah Swtdalam kematian dan kehidupan makhluk dan menyebutkan contoh dari kehidupan alam hayati. Meskipun menanamkan benih dan biji itu adalah pekerjaan manusia, tetapi menumbuhkan benih tumbuhan dari bumi adalah pekerjaan Tuhan. Air, tanah dan udara yang membuat benih tersebut bisa tumbuh adalah ciptaan Allah Swt. Allah yang menghidupkan benih dan biji-bijian yang tidak bernyawa itu keluar dari bumi. Selanjutnya, dari pohon yang hidup, Allah mengeluarkan benih atau biji-bijian yang mati.

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Penelitian kepada proses penciptaan alam dan perenungan akanciptaanAllahmerupakan jalan terbaik untukmengenali Tuhan.

2. Manusia yang diciptakan oleh Allahmaka bagaimana mungkin manusia mencari sesembahan selain dari-Nya?

 

Ayat ke 96

Artinya:

Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.(6: 96)

Ayat ini menyinggung kekuasaan Allah Swt yang bukan sekedar menumbuhkan butir, malah juga menyingsingkan pagi. Butir itu bisa tumbuh dari dalam perut bumi yang gelap gulita dan darinya tumbuh kehidupan. Begitu pula Allah menjadikan siang dan malam dengan pengaturan dan perhitungan yang sangat tepat. Malam diciptakan untuk manusia agar beristirahat dan siang diciptakan agar manusia bisa bekerja. Manusia bisa melihat fenomena yang terindah setiap hari yang dapat dilihat di langit, yaitu ketika pagi menyingsing dan diikuti dengan kehidupan.

Gerakan bumi dan bulan mengelilingi matahari, tidak saja melahirkan siang dan malam, namun juga merupakan sarana terbaik untuk menghitung hari dan berlalunya zaman. Dengan demikian, manusia bisa memprogram kerja hidup mereka dan membagi waktu.

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Merenungi sistem penciptaan yang amat sempurna dan teliti merupakan jalan untuk mengenal Tuhan.

2. Pekerjaan Allahberlandaskan kepada program yang telah diperkirakan dan penciptaan-Nya itu memiliki ketentuan dan ukuran. Oleh karena itu, kita harus bergerak menurut program tersebutagar menjadi wujud yang serasi dengan kehendak Allah.

 

Ayat ke 97

Artinya:

Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami) kepada orang-orang yang mengetahui.(6: 97)

Selain dari bulan dan matahari, bintang-bintang dengan segala keindahannya merupakan petunjuk akan kekuasaanTuhan dalam penciptaan dan pengaturan alam. Al-Quran menyebutkan penciptaan bintang-bintang adalah untuk manusia, tetapi masih banyak manusia yang tidak mengetahui akan peran besar bintang-bintang dalam kehidupannya. Ayat ini memberitahukan kepada manusia bahwa ketika melakukan perjalanan di laut, mereka dapat mengambil bintang-bintang sebagai petunjuk.

Islam memberikan perhatian khusus kepada fenomena alam ini. Sebagai contoh, penetapan waktu shalat pada setiap hari melalui matahari. Begitu juga akhir bulan Ramadhan ditetapkan lewat gerakan bulan. Ketika terjadi gerhana matahari dan bulan, umat muslim diwajibkan untuk shalat ayat. Demikian juga, ketika berlangsung musim kemarau, umat Islam disuruh untuk melakukan shalat memohon hujan. Perhatian dan keperluan yang besar terhadap fenomena alam inilah yang menyebabkan cendikiawan besar Islam mendirikan observatorium di Baghdad, Damaskus, Kairo, dan Andalusia, serta menulis banyak sekali buku mengenai ilmu alam.

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Sistem perbintangan di langit sedemikian tepatnya sehingga ia mampu menunjukkan jalan dan arah penduduk bumi.

2. Jika Tuhan memberikan petunjuk kepada manusia dalam perjalanan darat dan laut , sudah pasti Tuhan juga akan memberi petunjuk bagi manusia dalam menjalani perjalanan hidup sepanjang usia mereka.

Read 3701 times