Suatu hari Rasulullah saw berjalan melewati sebuah ladang kebun . Lalu Nabi melihat seorang petani sedang bercocok tanam di kebun miliknya.
Rasulullah saw menghampirinya dan bersabda, “Wahai petani, apakah engkau ingin aku berikan kabar tentang menanam sebuah pohon yang akarnya kuat, buahnya banyak juga segar?”
“Silahkan wahai Rasulullah. Aku ingin mengetahui pohon tersebut” Jawab petani.
Rasulullah saw bersabda, “ketika subuh dan malam bacalah subhanallah, walhamdulillah, walaa ilaha illallah wallahu akbar”
سُبْحَانَ اللَّهِ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَ اللَّهُ أَكْبَرُ
“Jika engkau membaca dzikir ini (dengan syarat-syaratnya dan hati ikhlas) maka untuk setiap dzikirnya, Allah swt menanam sebuah pohon yang mempunyai buah yang bermacam-macam dan pohon tersebut merupakan baqiyyatus solihat untuk dirimu.” Tambah Rasulullah.
Penjelasan Nabi saw masuk ke dalam hati sang petani dan ia menjadi begitu mencintai pahala ukhrawi kemudian berkata kepada Nabi,
“Aku bersumpah kepadamu, wahai Rasulullah! Aku akan mewakafkan kebunku ini untuk para faqir miskin dari muslimin.”
Dan Allah menurunkan ayat al-Quran untuknya;
فَأَمَّا مَنْ أَعْطى وَ اتَّقى (5) وَ صَدَّقَ بِالْحُسْنى (6) فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرى (7)[1]
“Maka barang siapa yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan (adanya pahala) yang terbaik (surga), maka akan Kami mudahkan jalan menuju kemudahan (kebahagiaan).” (Surah Al-Lail, ayat 5-7)
[1] Terdapat riwayat juga yang menyatakan bahwa ada asbabun nuzul yang lain untuk ayat ini.