Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, mengatakan kebijakan strategis Republik Islam Iran, melibatkan rakyat di berbagai arena, sebaliknya kebijakan musuh menyingkirkan rakyat dari berbagai arena, dan ini adalah kebijakan Amerika Serikat, dan Rezim Zionis.
Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Selasa (9/1/2024) bertemu dengan sejumlah banyak masyarakat kota Qom, untuk memperingati kebangkitan bersejarah rakyat 19 Dey 1356 Hs (9 Januari 1978).
Menurut Rahbar, penggulingan Rezim Shah yang tiran, bergantung, dan penindas, setahun setelah kebangkitan rakyat Qom, merupakan hasil nyata dari partisipasi rakyat Iran, dan keterlibatan mereka di arena politik serta revolusi.
Ia menuturkan, "Tujuan dari upaya mengajak rakyat berpartisipasi adalah untuk mewujudkan kedaulatan Islam, kemuliaan Islam, reformasi total, memajukan bangsa, dan melawan penjajah."
Ayatullah Khamenei menjelaskan, pelajaran yang diberikan Imam Khomeini, secara teori dan praktik di tahun-tahun itu adalah bahwa partisipasi rakyat dapat menciptakan mukjizat.
"Bersandar pada rakyat adalah ajaran Imam Ali as. Di dalam kitab Nahjul Balaghah, beliau berkata, rakyat adalah sandaran agama, struktur asli masyarakat, dan cadangan untuk hari perlawanan menghadapi musuh," imbuhnya.
Rahbar menilai Gaza, sebagai contoh nyata dari kekuatan agung rakyat, ketika sekelompok kecil dari masyarakat di wilayah yang kecil, telah melumpuhkan Amerika Serikat, dengan seluruh klaimnya, dan Rezim Zionis yang bergantung pada AS, dengan kesabaran dan perlawanan.
Ayatullah Khamenei, menganggap kejahatan-kejahatan, dan pembunuhan terhadap anak-anak yang dilakukan Rezim Zionis, selama tiga bulan di Gaza, tidak akan pernah terlupakan.
"Sejarah akan mencatat suatu hari ada sekelompok orang berkuasa di kawasan ini yang selama berminggu-minggu membunuh ribuah anak-anak, tapi kesabaran rakyat, dan perlawanan pejuang Palestina, memaksa mereka mundur," ujarnya.
Di sisi lain, Rahbar menilai upaya media-media asing menciptakan masyarakat berputus asa, terutama kalangan muda adalah upaya untuk menyingkirkan rakyat dari berbagai arena seperti ekonomi, politik, budaya, dan lainnya.
Ayatullah Khamenei menegaskan, "Penyamarataan atau membesar-besarkan sisi negatif, menyebarluaskan isu bahwa pemilu, dan aktivitas politik tidak berguna, serta menyebarkan kabar fiktif tentang kesulitan ekonomi, merupakan salah satu propaganda musuh."
Rahbar juga menganggap upaya menakut-nakuti rakyat oleh kekuatan-kekuatan dunia, AS, dan Rezim Zionis, merupakan instrumen lain untuk menyingkirkan rakyat dari berbagai arena.
"Jika memang rakyat Iran, takut pada kekuatan tertentu, Republik Islam tentu sudah tidak ada, padahal hari ini banyak kekuatan yang mengaku berkuasa, dan mendominasi kawasan, takut pada rakyat Iran," imbuhnya.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, menilai kehadiran luas masyarakat Iran, dalam peringatan gugurnya Syahid Qassem Soleimani, yang keempat, kehadiran rakyat pada Pawai 22 Bahman, Hari Quds, dan Yaumullah 9 Dey, sebagai bukti nyata kesiapan rakyat untuk terjun berpartisipasi dalam setiap arena.
Ayatullah Khamenei menegaskan, "Rakyat Iran, dalam peringatan gugurnya Syahid Soleimani, datang dari tempat-tempat yang jauh untuk berziarah ke Kerman, dan meski terjadi peristiwa mengenaskan, esok harinya mereka kembali datang berduyun-duyun."