
کمالوندی
Drone IRGC Pantau Gerak Armada Kapal Perang AS
Pesawat tanpa awak Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) terus memantau gerak Armada Kapal Perang Amerika Serikat yang telah memasuki kawasan Teluk Persia dan Selat Hormuz baru-baru ini.
Kapal Induk USS Nimitz dan kapal-kapal perang dan logistik AS telah memasuki Teluk Persia di tengah kelanjutan ketegangan negara ini dengan Republik Islam Iran.
Komandan Angkatan Laut Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) Laksamana Alireza Tangsiri mengatakan, Armada Kapal Perang AS yang terdiri dari kapal induk USS Nimitz, dan sejumlah kapal pengawalnya, sebelum masuk perairan Selat Hormuz, sudah terlacak oleh pesawat nirawak buatan dalam negeri Iran.
Tangsiri dalam acara penyerahan 188 unit drone, dan helikopter ke AL IRGC, pada Rabu (23/9/2020) mengabarkan bahwa keberadaan kapal induk Amerika berhasil dilacak drone buatan IRGC.
"Drone buatan dalam negeri Iran berhasil melacak keberadaan kapal induk Nimitz bersama sejumlah kapal pengawal, termasuk dua kapal perusak 114 dan 104, kapal perang 58 dan 59, dua kapal patroli 9 dan 12, serta satu unit patroli pantai 1333 Angkatan Laut teroris Amerika, sebelum memasuki Selat Hormuz, dan Teluk Persia," jelasnya.
Tangsiri menambahkan, semua tugas AL IRGC sekarang akan didukung oleh drone buatan dalam negeri Iran, dan penggabungan 188 unit drone, serta helikopter baru ke AL IRGC, akan menambah kemampuan pasukan ini dalam melaksanakan tugas di laut, dan udara.
Komandan AL IRGC menegaskan, pelacakan semua manuver maritim di Teluk Persia, Selat Hormuz, dan Laut Oman dapat dilakukan dengan drone baru ini, dan cakupan kemampuan kami di bidang ini mengalami peningkatan yang sangat tinggi.
Sementara itu, Wakil Komandan IRGC Laksamana Ali Fadavi dalam wawancara dengan stasiun televisi Al Mayadeen mengatakan, upaya AS untuk melawan Revolusi Islam Iran selalu gagal, dan ke depannya pun tidak akan pernah berhasil.
Fadavi pada Rabu (23/9/2020) kepada Al Mayadeen menjelaskan upaya Amerika membentuk sebuah koailisi internasional untuk melawan Republik Islam Iran.
Fadavi menuturkan, upaya Amerika membentuk koalisi anti-Revolusi Islam Iran, sudah ada sejak lama, dan bukan barang baru.
Dia menegaskan, AS tidak akan berhasil dalam upayanya membentuk koalisi baru anti-Revolusi Islam Iran.
Fadavi menerangkan, lebih baik Amerika datang ke Teluk Persia karena akan masuk jangkauan target kami. Jika Amerika melakukan kebodohan baru, mereka akan menghadapi kekuatan yang tak pernah dibayangkan.
"Amerika tidak akan pernah berhasil mencapai tujuannya untuk memperpanjang embargo senjata Iran," pungkasnya.
Pompeo Ancam Tutup Kedubes AS di Baghdad
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat mengancam petinggi Irak dengan penutupan kedubes negara ini di Baghdad.
"Mike Pompeo mengancam petinggi Irak akan menutup kedutaan besar Washington di Baghdad," demikian ditulis Koran Washington Post.
Presiden Irak, Barham Salih pada hari Senin pertemuan dengan pemimpin berbagai faksi politik di negara ini menyatakan, Pompeo memperingatkan dirinya bahwa jika serangan terhadap kedubes AS dan militer negara ini di Irak terus berlanjut, maka Washington akan menutup kedubesnya di Baghdad.
Pompeo menekankan, Presiden AS Donald Trump serius tengah mengkaji opsi penutupan kedubes negara ini di Baghdad.
Kedutaan besar AS di Baghdad, konvoi militer dan pangkalan militer negara ini di Irak selama beberapa bulan terakhir menjadi target berbagai serangan.
Mayoritas rakyat dan faksi Irak menuntut penarikan pasukan Amerika dari negara mereka dan parlemen negara ini juga telah meratifikasi draf pengusiran militer Amerika.
Mengenang Dr. Tuba Kermani, Perempuan Berprestasi Iran
Tanggal 23 Shahrivar 1399 Hs (13 September 2020) berbagai media merilis berita duka kepergian Dr. Tuba Kermani. Ia perempuan Iran yang berhasil meraih gelar postdoctoral dan lulusan Filsafat dan Teologi Komparatif, sekjen Organisasi Global Perempuan Muslim dan penasihat sekjen Forum Pendekatan Antar Agama Islam urusan perempuan serta selama bertahun-tahun aktiv mengajar di universitas.
Dr. Tuba Kermani, dosen fakultas teologi dan studi Islam Universitas Tehran, ia konsoler budaya perempuan pertama Republik Islam Iran dan atase bidang sains dan ilmiah pertama perempuan Republik Islam Iran di Yunani serta penulis buku ilmiah dan budaya dan sekjen Organisasi Global Perempuan Muslim.
Tokoh besar dan aktif di bidang ilmiah dan budaya negara ini memiliki gelar pasca-doktoral dalam filsafat Islam dan merupakan anggota fakultas di Universitas Teheran. Ia telah menulis lebih dari 60 artikel, menulis dan menyusun 12 buku ilmiah dan sosial, dan berpartisipasi dalam lebih dari 80 kongres nasional dan internasional di dalam dan luar negeri. Dr. Kermani meninggal dunia pada usia 73 pada hari Sabtu, 13 September 1999, karena penyakit gagal hati.
Dalam salah satu program "Wanita Iran", kami mengungkapkan sekilas kehidupan dan aktivitas wanita yang berkomitmen dan berpengetahuan ini. Dan kita akan membahas pandangan pemikir perempuan Iran ini yang menghabiskan umurnya untuk pendekatan antar mazhab dan ia juga dikenal sebagai seorang reformasi.
Ada gelombang ketenangan dan cinta di wajahnya. Senyumannya yang abadi adalah salah satu keunggulannya. Kata-kata itu menemukan makna dalam bahasanya dengan keindahan, kebaikan dan kerendahan hati. Pencarian kebenaran, estetika, menganggap transendensi sebagai bagian dari kodrat manusia dan percaya bahwa menurut hal ini, setiap orang menyukai pengampunan, kebaikan dan cinta, dan mereka harus mengatasi aspek diri ini di atas atribut lainnya. Ia menganggap hijabnya sebagai sumber kebanggaan dan kehadiran berwibawa di masyarakat.
Dalam budaya Islam, ilmu dan pemikiran filosofis tidak ada hubungannya dengan gender, karena hakikat berpikir bukanlah gender. Mungkin tidak tepat menempatkan batu besar dalam kekuasaan wanita, yang mungkin secara fisik lebih lemah daripada pria, tetapi masalah refleksi, refleksi, dan filosofis bukanlah hal yang membutuhkan perangkat keras pria. Perkembangan intelektual dan permainan peran di alam semesta membutuhkan perhatian filosofis, pikiran yang ingin tahu, pandangan yang mendalam tentang keberadaan, pertanyaan, dll., Meskipun beberapa kompetensi didasarkan pada bakat seseorang; Itu tergantung pada pria dan wanita, tetapi bagian penting darinya tergantung pada konteks dan kondisi yang diperlukan untuk pengembangan bakat-bakat ini.
Ia berkata: "Komponen pertama peradaban Islam adalah unsur hikmah dan ilmu; Karena ajaran Islam didasarkan pada hikmah. Dinyatakan dalam Al-Qur'an: مَن یُؤْتَ الْحِکمَةَ فَقَدْ أُوتِیَ خَیْراً کثِیراً: (Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak.. (Al-Baqarah: 269).
Dalam kaitan ini, peran perempuan muslim dalam menciptakan dan memperkuat persatuan Islam menjadi penting dan krusial karena, pertama, tanggung jawab dan kewajiban yang dituangkan dalam tatanan Islam, peran ganda bagi perempuan dan kedua, adanya model dan teladan dalam sejarah Islam; Memperkenalkan cara baru untuk menyatukan dunia Islam dengan dunia, yang tidak menyetujui cara ekstremis Barat, maupun cara kejumudan akal.
Ia mengaitkan peran peradaban dengan perempuan dan mengatakan bahwa perempuan ketika berada pada posisi tinggi akan memainkan peran penting dalam membimbing dan meninggikan keluarga, membangun peradaban tauhid, menghadapi arus takfiri, dan memerangi kekerasan dan pemerintahan sosial. Ia mengatakan, "Banyak yang bilang hidup jadi sulit. Seperti berjalan di ujung pisau cukur. Jika hidup adalah ujung pisau cukur, maka tidak ada pria atau wanita. Ini adalah ujung pisau cukur untuk wanita dan pria. Ini adalah masalah manusia, tetapi ketika memainkan peran ganda, perempuan dapat mengambil tanggung jawab baik di luar maupun di dalam rumah dengan perencanaan yang tepat. Kalah atau tidak melakukan, keduanya akan menyebabkan kerusakan. Keduanya menyebabkan penderitaan. Saya bekerja rata-rata 17 jam sehari di luar rumah. Saya pikir wanita harus membagi waktu mereka.”
Tuba Kermani dalam sesi khusus pertama Konferensi Internasional "Status Wanita dalam Peradaban Iran dan Islam" yang diadakan pada tanggal 4 Juli 2020, mengatakan bahwa alasan mengapa wanita kuat dan sejahtera di Iran dan Islam adalah sikap arif dan literer terhadap wanita. Ia mengatakan, "Siapa yang tidak tahu bahwa di Iran kuno, wanita berarti terang, terang, bercahaya, Siapa yang tidak tahu bahwa di Iran kuno, wanita berarti kesalehan dan kebenaran. Siapa yang tidak mengetahui fakta bahwa di Iran kuno, wanita adalah penjaga rumah. Siapa yang tidak tahu bahwa rumah dalam budaya Iran berarti tempat istirahat dan ketenangan, dan keluarga berarti orang-orang yang selamat dan mendapat ketenangan di rumah ini. Siapa yang tidak tahu bahwa dalam Islam perempuan disebut sebagai akar; "Umm" (ibu) juga "Umm" dari Sayidah Zahra,
untuk ayah seperti Muhammad Saw. Siapa yang tidak tahu bahwa dalam filsafat Islam, perempuan adalah keberadaan pertama manusia dan kehidupan di dunia meteri. "Itu semua berarti wanita, tanah, kehidupan."
Mengenai ancaman keluarga di era saat ini, Dr. Tuba Kermani menambahkan: "Di dunia sekarang ini, kita dihadapkan pada pandangan baru dan terdistorsi tentang rumah dan keluarga bahwa rumah bukan hanya tempat yang aman dan damai, tetapi juga rumah di mana tidak ada cinta dan kasih sayang. Tidak ada belas kasih yang berbalik. Dalam ajaran Islam, penghuni rumah adalah mereka yang tercipta sendiri dan tercipta dari satu jiwa. "Hari ini, sayangnya, telah terdistorsi oleh Yahudisme dan Kristen, dan ajaran Yunani kuno mengacu pada wanita sebagai makhluk yang menentang pria, dan tidak berbicara tentang tanggung jawab mereka, tetapi mendikte mereka hak untuk berbagi."
Saat itu Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran terkait teladan ketiga perempuan dunia, mengirim pesan ke Kongres 7000 wanita martir dan mengatakan, “Di revolusi Islam dan Pertahanan Suci, muncul perempuan-perempuan yang mampu membuat defenisi perempuan dan partisipasinya mendunia di bidang pertumbuhan dan pembersihan diri (tahzib al-Nafs) serta menjaga rumah dan keselamatan keluarga, di bidang sosial dan jihad serta amar makruf dan nahi munkar serta jihad sosial serta berhasil menghancurkan kebuntuan besar.”
Ternyata sosok seperti Dr. Tuba Kermani dapat menjadi model sukses konteks Revolusi Islam.
Allamah Qutbuddin al-Rawandi
Abad keenam Hijriyah adalah masa pemerintahan dua dinasti besar Persia yaitu Dinasti Seljuk dan Dinasti Khwarazmian.
Di era itu terutama pada periode Dinasti Seljuk, pemikiran tradisionalisme mengalahkan pemikiran rasionalisme dan banyak buku ilmu-ilmu 'aqli dan filsafat dibakar. Para penguasa Seljuk khususnya menteri terkenal mereka, Khwaja Nizam al-Molk memimpin gerakan untuk melawan kaum rasionalis.
Pecahnya Perang Salib dan invasi Eropa ke Dunia Islam memiliki banyak konsekuensi seperti penjarahan perpustakaan kaum Muslim, tetapi terlepas dari peristiwa-peristiwa di atas, abad keenam patut disebut sebagai abad kebangkitan ilmu pengetahuan. Banyak ilmuwan lahir pada masa itu dan mereka menyumbangkan kontribusi besar kepada Islam melalui kegiatan ilmiah yang tiada henti.
Di antara para ilmuwan pekerja keras itu adalah seorang ulama besar dan pakar hadis, Sa'id Hibat Allah al-Rawandi yang dikenal sebagai Qutbuddin al-Rawandi. Sa'id Hibat Allah Rawandi al-Kashani adalah seorang ahli hadis, mufassir, teolog, faqih, filsuf, dan sejarawan besar Syiah yang hidup di abad keenam Hijriyah.
Cendekiawan besar ini merupakan salah satu murid istimewa dari Syeikh Tabarsi, penulis buku tafsir Majma' al-Bayan. Para ulama menganggap Allamah Qutbuddin al-Rawandi sebagai salah satu perawi hadis Syiah yang terbesar dan memiliki kejeniusan dalam ilmu-ilmu agama, tetapi hanya sedikit yang menyadari kedudukan tingginya.
Allamah Qutbuddin al-Rawandi dilahirkan di desa Rawand di pinggiran kota bersejarah Kashan, Iran. Sayangnya tidak banyak literatur yang menuturkan tentang kehidupan masa kecilnya. Tahun kelahirannya juga tidak diketahui dengan pasti, tetapi ia wafat pada 14 Syawal tahun 573 H, dan hari itu kemudian ditetapkan sebagai "Hari Peringatan Allamah Qutbuddin al-Rawandi."
Tentang kehidupan masa kecil dan keluarganya, diketahui bahwa ayah dan kakeknya adalah seorang ulama besar pada masanya, dan Sa'id Hibat Allah menerima pendidikan dasar dari ayahnya. Setelah itu, ia belajar kepada guru-guru besar seperti Abu Ali Tabarsi, Emad al-Din Tabari, dan Sayid Murtadha Razi.
Sa'id Hibat Allah kemudian hijrah ke kota Qom – pusat keilmuan Syiah – untuk melanjutkan jenjang pendidikannya. Ia berhasil menjadi salah satu tokoh Syiah terkemuka dalam waktu singkat.
Dari segi intelektual, Qutbuddin al-Rawandi berada dalam barisan ulama yang pemikirannya telah mengharumkan Dunia Islam selama berabad-abad. Ia membawa pemikiran para tokoh besar seperti Syeikh Saduq, Sayid Murtadha, Sayid Razi, dan Syeikh Tusi.
Allamah Tabarsi, penulis buku tafsir Majma' al-Bayan merupakan salah seorang guru Qutbuddin al-Rawandi dan nama dari kedua ulama besar ini tidak bisa dipisahkan.
Qutbuddin al-Rawandi telah menukil dan mengumpulkan hadis dari para ulama besar di kota Isfahan, Khorasan, dan Hamedan. Dari sini dapat diketahui bahwa ia telah melakukan tur ilmiah ke berbagai kota.
Meski minimnya fasilitas di masa itu, para ulama tetap harus melakukan tur ilmiah untuk belajar kepada guru-guru besar dan juga mendapatkan akses sumber-sumber ilmu pengetahuan. Jumlah tur ilmiah setiap ulama terkait langsung dengan tingkat keluasan ilmu mereka.
Salah satu perbedaan mencolok Qutbuddin al-Rawandi dengan ulama lainnya adalah kritik konstruktifnya terhadap pendapat ulama dan aliran pemikiran lain. Pemikiran kritisnya tidak hanya berkontribusi pada perkembangan ilmiah dunia ini, tetapi dengan mengajukan kritikannya itu, ia telah menyingkap kelemahan pemikiran pihak lain sehingga menjadi perhatian para ilmuwan. Upaya ini telah mendorong perkembangan ilmu pengetahuan.
Sebagai contoh, Qutbuddin al-Rawandi dalam bukunya, Tahafut al-Falasifah membahas beberapa ambiguitas dan kontradiksi yang ditemukan dalam pandangan para filsuf. Hal ini mendorong para filsuf untuk memberikan jawaban dan menghilangkan ambiguitas tersebut. Sejatinya, kemajuan manusia di bidang sains tidak lepas dari kritik dan catatan yang diberikan oleh ilmuwan lain.
Karya lain Qutbuddin al-Rawandi adalah Tafsir al-Quran dan Ta'wil al-Ayyat… Dalam buku ini, ia mengkaji sebab-sebab turunnya ayat al-Quran seperti Ayat Tathir (ayat 33 surat al-Ahzab) yang berbicara tentang kedudukan Ahlul Bait. Ia menulis buku, Ayyat al-Ahkam yang secara khusus mengkaji ayat-ayat yang berhubungan dengan hukum Islam.
Namun, karya terpenting Allamah Qutbuddin al-Rawandi adalah kitab al-Kharaij Wa al-Jaraij yang berisi tentang persoalan teologis dan fiqih. Bagian penting dari buku ini berbicara tentang mukjizat Nabi Muhammad Saw dan para imam maksum. Setelah mengisahkan setiap mukjizat, penulis kemudian menyajikan riwayat-riwayat sahih yang berhubungan dengan peristiwa luar biasa itu.
Allamah Qutbuddin al-Rawandi tidak hanya mengajarkan ilmunya di masjid, rumah, dan madrasah, tetapi juga memberikan pencerahan kepada umat dalam berbagai perjalanannya. Ia mendidik banyak murid untuk mengabdi kepada Dunia Islam dan ia menggunakan setiap kesempatan untuk mentransfer ilmunya kepada para pencari kebenaran.
Kerja keras Allamah Qutbuddin al-Rawandi telah melahirkan para tokoh dan ulama terkemuka. Di antara sekian banyak murid yang telah belajar darinya, terdapat nama-nama anaknya seperti Husein ibn Sa'id Hibat Allah al-Rawandi yang kemudian menjadi ulama besar.
Ibn Shahr Ashub Mazandarani, seorang faqih dan mufassir besar Syiah pada abad keenam, tercatat sebagai murid yang paling berprestasi dari Allamah Qutbuddin al-Rawandi.
Setelah bekerja tanpa henti dalam menyebarkan ajaran Ahlul Bait, Allamah Qutbuddin al-Rawandi menyambut panggilan Ilahi pada 14 Syawal tahun 573 H. Pada hari itu, para ulama, pemikir, dan pecinta Ahlul Bait berkumpul di rumah Qutbuddin al-Rawandi untuk melepas kepergian seorang tokoh besar yang berilmu dan saleh.
Kepergiannya menyisakan rasa duka yang mendalam bagi Dunia Islam. Setelah dilakukan acara tasyi', jasad Allamah Qutbuddin al-Rawandi dimakamkan di samping Makam Sayidah Maksumah as di kota Qom.
Setelah delapan abad berlaku, para insinyur yang sedang melakukan renovasi Kompleks Makam Sayidah Maksumah, secara tidak sengaja membongkar sebagian sisi makam Allamah Qutbuddin al-Rawandi, namun mereka benar-benar terkejut ketika menyaksikan jasad ulama ini masih utuh setelah 800 tahun dikuburkan. Jasadnya tetap utuh seperti buku dan karya-karya yang ditinggalinya.
Nabi Muhammad Saw dalam Pandangan Orientalis (17)
Sir Hamilton Alexander Rosskeen Gibb dikenal dengan singkatan H. A. R. Gibb (1895-1971) adalah salah satu peneliti dan orientalis terbesar yang menjadi pakar di bidang bahasa dan sastra Arab, sejarah Islam, serta budaya dan peradaban Islam. Untuk itu, ia aktif melakukan penelitian di bidang sejarah Islam dan meninggalkan banyak karya di bidang ini.
H. A. R. Gibb lahir pada tahun 1895 di Aleksandria, Mesir. Ayah dan ibunya berasal dari Skotlandia. Ia menimba ilmu di Skotlandia dan belajar bahasa Arab di School of Oriental and African Studies (SOAS), Universitas London, dan meraih gelar MA pada 1922.
Dalam perjalanan ke Timur Tengah pada 1926, H. A. R. Gibb memperluas studi dan penelitiannya tentang Islam dan bahasa Arab. Dengan demikian, ia menjadi akrab dengan orang-orang Muslim dan kehidupan mereka. Dia meninggalkan beberapa karya ilmiah di antaranya buku dengan judul, Mohammedanism: An Historical Survey, Whither Islam: Orientalism, dan Arab Conquests in Central Asia.
Buku Mohammedanism: An Historical Survey diterbitkan di London pada 1949 dan menjelaskan berbagai aspek Islam berdasarkan perkembangan sejarah. Di salah satu bab bukunya, H. A. R. Gibb menulis tentang Nabi Muhammad Saw dan berkata, "Harus diakui bahwa kepribadian Muhammad sangat menderita akibat kata-kata vulgar dan awam yang dialamatkan kepadanya oleh generasi baru dari pengikutnya."
Mengenai akhlak Nabi Muhammad Saw, H. A. R. Gibb menulis, "Seluruh konsentrasinya tertuju pada masalah pendidikan, pengajaran, dan penegakan disiplin di tengah masyarakat. Kepribadian Muhammad memiliki pengaruh di tengah para sahabatnya dan jika kepribadian ini tidak dimiliki, tentu mereka tidak akan peduli dengan klaimnya sebagai seorang pembawa risalah."
H. A. R. Gibb memiliki pandangan skeptis terhadap beberapa persoalan dalam sejarah Islam, yang merupakan karakteristik umum dari para orientalis, tetapi perlu diketahui bahwa pengenalannya tentang Muslim dan hidup bersama mereka, berpengaruh besar dalam pemahamannya tentang sejarah dan sirah Rasulullah Saw.
Pembelaan terhadap karakter spiritual dan politik Nabi Muhammad Saw – yang disebutnya sebagai kejeniusan dan kebijaksanaan – dapat ditemukan dalam karya-karya H. A. R. Gibb. Hal ini membedakannya dengan para peneliti biografi Barat lainnya. Kehidupan sosial Muhammad Saw selalu menjadi perhatian para peneliti dan secara khusus orientalis Barat, karena adanya banyak pasang surut sejarah.
Al-Quran – sebagai kitab langit terakhir – mengandung konsep, pengetahuan, dan metode-metode yang tidak bisa dipungkiri oleh siapa pun. Mukjizat al-Quran baru bisa dipahami ketika tidak ada seorang pun mampu mendatangkan satu ayat yang semisal dengannya. Uniknya lagi, kitab langit ini dibawa oleh sosok yang tidak bisa membaca dan menulis serta tidak pernah belajar kepada siapa pun.
Sifat Rasulullah Saw yang paling unik adalah al-ummi artinya orang yang tidak tahu baca tulis. Tentu ada banyak penafsiran mengenai kata al-ummi, namun kebanyakan para ilmuwan Islam sepakat bahwa Rasulullah Saw hingga masa pengutusan, tidak bisa membaca dan menulis, dan ini merupakan salah satu sisi mukjizat al-Quran dan sosok penerima wahyu ini.
Salah satu dalil terpenting yang menjawab syubhah yang disampaikan oleh para pengingkar kebenaran adalah ayat 48 surat al-Ankabut yang menegaskan bahwa Nabi adalah seorang yang ummi (tidak bisa membaca dan menulis).
"Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (al-Quran) sesuatu Kitab pun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu Kitab dengan tangan kananmu; andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkari (mu)."
Namun, para orientalis tetap mencari-cari celah dan secara sadar ingin menciptakan keraguan tentang kepribadian Rasulullah Saw dan mukjizat al-Quran.
H. A. R. Gibb mencatat bahwa di tangan Rasul yang ummi ini, hukum ditegakkan yang membuat semua hal di Madinah berubah. Namun, lanjutnya, hal yang paling mengherankan adalah kecepatan pembukaan wilayah baru. Di sepanjang perang ini sudah tentu ada banyak kerusakan, tetapi kaum Muslim tidak menyisakan kehancuran, mereka membuka jalan bagi persatuan berbagai etnis dan budaya.
Peletakan undang-undang dan pemerintahan yang diwarisi Muhammad Saw kepada penerusnya, telah membuktikan bobotnya dalam mengawasi kinerja pasukan Baduwi ini.
Menurut H. A. R. Gibb, Islam tidak dikenal sebagai ajaran takhayul dari suku penjarah di tengah dunia asing yang beradab, tetapi sebagai sebuah kekuatan moral yang mengundang penghormatan semua orang. Agama rasional ini dapat mengajak Kristen Romawi Timur dan Zoaraster di Iran bertarung di tanah kelahiran mereka sendiri.
Oritentalis kontemporer Barat ini menuturkan, "Tetapi Islam tetap memiliki kekuatan untuk memberikan pelayanan yang besar dan berharga bagi umat manusia. Tidak ada agama selain Islam yang dapat mempersatukan semua ras manusia atas dasar gagasan persamaan dalam sebuah wadah. Universitas besar Islam di Afrika, India, Indonesia, dan universitas kecil di Cina, dan universitas kecil lainnya di Jepang, semuanya bersaksi bahwa ajaran Islam masih dapat mempengaruhi orang-orang dari berbagai kelas sosial dan gender."
"Ketika hal yang dibahas adalah konflik besar antara pemerintah Timur dan Barat, maka mereka harus merujuk kepada Islam untuk menyelesaikan konflik tersebut. Islam adalah agama pertama yang mempromosikan kesetaraan antar umat manusia…," tambahnya.
H. A. R. Gibb mencatat bahwa tak satu pun dari masyarakat besar religius yang pernah memiliki sebuah semangat yang universal, atau siap untuk memberikan kebebasan tertinggi kepada anggota dan pendukungnya, dengan syarat mereka – setidaknya secara lahiriyah – menerima perintah-perintah agama.
Menurutnya, komunitas religius baru percaya bahwa misi dari pengutusan nabi tidak lain adalah untuk membentuk pemerintahan religius. Bukan hanya kedua hal ini (agama dan pemerintahan) saling terkait, tetapi di semua pemerintahan kontemporer pada masa itu, pemerintah ditegakkan di atas agama.
LSM Kuwait: Pelaku Normalisasi dengan Rezim Zionis Harus Dipidana
Puluhan organisasi non-pemerintah di Kuwait menuntut pengesahan rancangan undang-undang hukum pidana untuk pihak-pihak yang terlibat dalam normalisasi hubungan dengan rezim Zionis.
Kantor Berita Anadolu melaporkan, sebanyak 41 LSM Kuwait, termasuk Asosiasi Pengacara, Asosiasi Guru dan Asosiasi Ekonom Kuwait mengeluarkan pernyataan bersama yang meminta pemerintah dan parlemen mengesahkan RUU menentang segala bentuk normalisasi hubungan dengan Israel.
LSM Kuwait juga menekankan pembebasan penuh Palestina dari pendudukan Israel.
Presiden AS Donald Trump Jumat lalu mengklaim Kuwait kemungkinan akan segera menormalisasi hubungan dengan Israel.
Sebelas kekuatan politik Kuwait mengutuk pernyataan Trump dan meminta pemerintah untuk mengeluarkan pernyataan yang menjelaskan posisi resmi Kuwait dalam menolak normalisasi hubungan dengan Israel.
Palestina Mengundurkan Diri dari Ketua Periodik Dewan Liga Arab
Menteri luar negeri Otorita Ramallah mengumumkan keputusan organisasi tersebut untuk melepaskan haknya untuk memimpin Dewan Liga Arab untuk masa jabatan saat ini.
"Pemerintah Palestina selalu berusaha memperkuat peran dan posisi Liga Arab dan tidak akan pernah melepaskan kursinya di Liga Arab, karena ini akan menciptakan kevakuman dan berbagai skenario berbeda," tegas Riyadh al-Maliki, Menteri Luar Negeri Otorita Ramallah hari Selasa (22/09/2020). Demikian kantor berita Palestina WAFA melaporkan.
Riyadh al-Maliki, Menteri Luar Negeri Otorita Ramallah
Dalam beberapa hari terakhir, Perdana Menteri Otorita Ramallah, Mohammad Shtayyeh menyalahkan Liga Arab karena memecah solidaritas Arab.
Menyusul normalisasi hubungan baru-baru ini antara Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain dengan rezim Zionis, Liga Arab pada pertemuannya menolak rencana Palestina untuk menentang normalisasi hubungan dengan rezim ini.
Upaya UEA dan Bahrain untuk menormalisasi hubungan dengan rezim Zionis telah banyak dikritik di dunia Islam.
UNIFIL Memperingatkan Militer Rezim Zionis
Kepala pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNIFIL) di Lebanon, saat memperingatkan tentara Israel, mendesak mereka untuk tidak melanggar wilayah udara Lebanon.
Menurut laporan televisi al-Mayadeen, Stefano del Cole, kepala pasukan UNIFIL di Lebanon, mengatakan pada hari Selasa (22/09/2020) bahwa penerbangan jet tempur Israel di atas wilayah udara Lebanon melanggar Resolusi Dewan Keamanan 1701.
Pasukan UNIFIL di perbatasan Lebanon Selatan dan Palestina Pendudukan
Del Cole memperingatkan bahwa UNIFIL telah mencatat sejumlah pelanggaran wilayah udara Lebanon oleh jet tempur Israel dalam beberapa hari terakhir, seraya memperingatkan bahwa sabotase yang sedang berlangsung dapat menyebabkan ketegangan dan membahayakan kesekpakatan penghentian tindakan permusuhan antara Beirut dan Tel Aviv.
Resolusi 1701 Dewan Keamanan PBB yang diadopsi pada tahun 2006 setelah berakhirnya perang 33 hari Israel dengan Lebanon, memperingatkan rezim Zionis tentang tindakan permusuhan terhadap Lebanon, tetapi rezim tersebut selalu melanggar wilayah udara, darat dan laut Lebanon.
Lebanon telah berulang kali meminta Dewan Keamanan PBB dan komunitas internasional untuk mengambil tindakan guna mengakhiri serangan rezim Zionis ini.
Maduro: Dunia Bangkit Melawan Hegemoni Amerika
Presiden Venezuela meminta dunia untuk melawan hegemoni dan imperialisme Amerika.
Menurut laporan IRIB, dalam pidatonya di sidang ke-75 Sidang Umum PBB, Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyerukan aksi global melawan hegemoni dan imperialisme AS.
Dalam pidatonya, Maduro menolak gagasan tentang dunia imperialisme, dunia hegemoni Amerika, dan menekankan perlunya persatuan global untuk memerangi virus Corona.
"Venezuela mendukung dunia multipolar, sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa yang diperbarui yang tahu bagaimana menegakkan hukum internasional dan melindungi rakyat dunia," kata presiden Venezuela dalam sebuah pernyataan yang mengutuk tindakan AS terhadap Organisasi Kesehatan Dunia.
Menurut Nicolas Maduro, saat ini bukan saatnya menghina dan mengancam Organisasi Kesehatan Dunia, melainkan saatnya untuk bersatu.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Kuba Bruno Rodriguez mengatakan dalam pidatonya di Majelis Umum PBB bahwa Amerika Serikat mengancam perdamaian dan keamanan internasional karena perilakunya yang tidak bertanggung jawab.
Terungkap, Kerja Sama Rezim Pahlavi dan Saddam dalam Perang 8 Tahun
Televisi Irak Aletejah dalam berita khususnya menyatakan, beberapa dokumen dari dinas intelijen Saddam Hussein, keluarga rezim Pahlavi membantu rezim Ba'ath Saddam dalam perang delapan tahun melawan Republik Islam Iran.
Situs televisi Aletejah Irak menulis, dokumen dari dinas intelijen Irak di rezim sebelumnya menunjukkan bahwa Mohammad Reza Pahlavi dan para pembantunya bekerja sama dalam membantu rezim Ba'ath melancarkan perang melawan Republik Islam Iran.
Menurut dokumen-dokumen ini, keluarga Mohammad Reza Pahlavi setelah melarikan diri dari Iran, dengan bantuan beberapa kerabat Teymur Bakhtiar mantan kepala SAVAK (Organisasi Intelijen dan Keamanan Iran) dan Perdana Menteri Shapour Bakhtiar dari rezim Pahlavi membantu Saddam guna mencapai beberapa tujuannya dalam perang.
Rezim Saddam
Dokumen-dokumen ini menunjukkan bahwa beberapa peralatan militer, seperti jet-jet tempur Amerika dan Perancis yang dibeli oleh Iran pada masa pemerintahan Mohammad Reza Pahlavi, diserahkan kepada rezim Ba'ath Irak dengan persetujuan istri Shah, Farah Pahlavi, untuk digunakan menargetkan kota-kota Iran.
Teymur Bakhtiar, Kepala SAVAK pertama di rezim Pahlavi yang pergi ke Irak setelah berselisih pendapat dengan Raja Iran.
Menurut laporan keamanan Irak, setelah kemenangan Revolusi Islam di Iran, beberapa kerabat Teymur Bakhtiar menjadi mediator keluarga Pahlavi untuk membantu Saddam berperang dengan Iran.
Tentara agresor rezim Saddam (diktator Irak yang digulingkan) pada tanggal 31 September 1980, berpikir bahwa mereka akan menaklukkan Tehran dalam waktu seminggu, melancarkan invasi besar-besaran ke Iran dengan menggunakan semua jenis senjata.