کمالوندی

کمالوندی

 

Presiden Republik Islam Iran dalam kerangka implementasi langkah keempat pengurangan komitmen Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA), memerintahkan Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) untuk memulai injeksi gas ke sentrifugal UF6 di fasilitas pengayaan uranium Fordow.

Hassan Rouhani, Presiden Republik Islam Iran pada 6 November dengan berakhirnya kesempatan 2 bulan ketiga Iran kepada pihak-pihak Eropa untuk melaksanakan komitmen JCPOA-nya, karena sampai saat ini belum dilaksanakan, mengeluarkan perintah implementasi langkah keempat untuk tenggat waktu 2 bulan ke depan.

Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhani
Langkah keempat ini sangat penting dari dua sisi; Pertama, sesuai dengan kesepakatan JCPOA, pemasangan 1044 sentrifugal untuk pekerjaan riset di fasilitas pengayaan uranium Fordow, sementara belum akan dilakukan injeksi gas ke mesin-mesin ini.

Sesuai dengan perintah Presiden Republik Islam Iran hari Rabu, 6 November, injeksi gas ke 1.044 mesin sentrifugal di fasilitas pengayaan uranium Fordow akan dilakukan dengan pengawasan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang menjadi satu-satunya referensi sah yang memverifikasi JCPOA.

Kedua, bersamaan dengan implementasi langkah keempat, tingkat pengayaan uranium di fasilitas pengayaan uranium Fordow mencapai 5 persen. Tentu saja Iran mampu untuk memperkaya uranium hingga mencapai 20 persen, tapi untuk saat ini tidak dibutuhkan. Sesuai dengan JCPOA, rencananya tingkat pengayaan uranium di Iran adalah 3,67 persen.

Sekaitan dengan hal ini, Ali Akbar Salehi, Ketua Organisasi Energi Atom Iran mengatakan, "Iran dalam kerangka langkah keempat akan memperkaya uranium hingga 5 persen di fasilitas nuklir Fordow, dan bila diperlukan, mungkin saja Iran meningkatkan pengayaan uranium hingga 20 persen, tapi sekarang belum dibutuhkan."

Pemerintah Iran terus melanjutkan langkah demi langkah pengurangan komitmen JCPOA dan bila pihak-pihak Eropa memenuhi komitmen mereka, langkah keempat seperti tiga langkah sebelumnya juga dapat dikembalikan seperti semula.

Menyusul penarikan diri AS dari JCPOA pada 8 Mei 2018, pihak-pihak Eropa juga gagal memenuhi kewajiban mereka dan praktis JCPOA belum dilaksanakan. Melanjutkan situasi ini dan ketidakmampuan Eropa untuk mengimbangi biaya penarikan diri AS dari JCPOA, Iran telah mengajukan serangkaian tindakan, mengutip butir 26 dan 36 JCPOA, menetapkan sejumlah langkah-langkah sebagai agendanya untuk mengembalikan keseimbangan pelaksanaan komitmen dalam perjanjian multilateral.

Respons Iran terhadap terorisme ekonomi AS dan pelanggaran pihak Eropa di JCPOA menunjukkan bahwa tanggapan Iran berbeda, namun yang paling penting dari semuanya, "tekanan maksimum" AS tidak memengaruhi Iran di sektor ekonomi dan politik, bahkan tidak dapat mencegahnya, apalagi membuat gangguan di bidang pengembangan teknologi nuklir damai Iran. Peresmian generasi baru sentrifugal IR6 di Kompleks Pengayaan Natanz menunjukkan kegagalan kebijakan tekanan maksimum AS.

Sentrifugal
Dalam keadaan seperti itu, satu-satunya jalan ke depan untuk tiga negara Eropa pihak JCPOA adalah untuk memenuhi kewajiban mereka berdasarkan perjanjian multilateral ini. Karena kehidupan perjanjian semacam itu tergantung pada kepatuhan terhadap komitmen. Kalau tidak, apa pun yang terjadi pada JCPOA, pada langkah awal AS dan selanjutnya Eropa harus disalahkan serta mereka harus segera menjawab kekurangan dan bahaya yang terjadi pada JCPOA.

 

Duta Besar Republik Islam Iran untuk Inggris Hamid Baeidinejad memperingatkan bahwa kegagalan perjanjian nuklir JCPOA (Rencana Aksi Komprehensif Bersama) akan menyebabkan konsekuensi buruk bagi keamanan dunia.

Hal itu disampaikan Baedinejad dalam sebuah wawancara dengan Sky News Network pada hari Selasa (5/11/2019).

Dia mengatakan, pasca penarikan sepihak Amerika Serikat dari JCPOA, negara-negara Eropa yang terlibat dalam kesepakatan ini gagal memenuhi komitmen mereka, namun Iran mengadopsi langkah-langkah untuk menjaga kesepakatan internasional itu.

"Pemerintah Tehran bekerja untuk memastikan bahwa JCPOA tidak sepenuhnya dihapuskan dan agar pihak-pihak lain dalam perjanjian ini kembali untuk memenuhi kewajiban-kewajiban mereka," ujarnya.

Baeidinejad menambahkan, Iran mengurangi beberapa kewajibannya dalam pernjanjian JCPOA untuk memperingatkan pihak-pihak lain dalam kesepakatan ini bahwa kesabarannya tidak dapat dipertahankan, dan Tehran juga meminta mereka untuk melaksanakan komitmennya.

Pada hari Selasa, Presiden Iran Hassan Rouhani dalam pidato peresmian Pabrik Inovasi Azadi –yang mendukung perusahaan-perusahaan baru dan berbasis ilmu pengetahuan di Iran– menyinggung kesepakatan nuklir Iran dengan kekuatan-kekuatan dunia, JCPOA.

Dia mengatakan bahwa dirinya akan segera memberikan perintah untuk melakukan langkah keempat guna mengurangi komitmen Iran dalam perjanjian tersebut.

"Langkah keempat Iran akan dimulai besok (Rabu) ketika gas akan disuntikkan ke sentrifugal baru di instalasi nuklir Fordow," ujarnya

Rouhani menegaskan, jika penandatangan lain JCPOA tidak komitmen melaksanakan kewajiban mereka dalam kesepakatan ini, maka mereka juga tidak bisa mengharapkan Iran untuk memenuhi komitmennya.

Iran secara bertahap telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi komitmennya dalam perjanjian JCPOA setiap dua bulan sejak Amerika Serikat menarik diri dari kesepakatan internasional ini pada 8 Mei 2018 dan juga setelah negara-negara Eropa yang telibat dalam perjanjian tersebut gagal memenuhi kepentingan Iran.

Mengacu pada butir 26 dan 36 dari perjanjian JCPOA, Iran telah mulai mengurangi komitmennya dan telah mengambil tiga langkah sejauh ini.

Sebelumnya, pemerintah Tehran telah memperingatkan bahwa jika pihak lain tidak mengambil tindakan praktis untuk memenuhi kepentingan Iran dalam beberapa hari ke depan,  maka langkah keempat Iran akan dilaksanakan. 

 

Seorang pemimpin senior Gerakan Muqawama Islam Palestina (Hamas) menyalahkan rezim Zionis Israel atas semua konflik di kawasan, dan mengapresiasi dukungan Republik Islam Iran kepada rakyat Palestina dalam menghadapi penjajah

Yahya Sinwar pada hari Senin (4/11/2019) mengucapkan terima kasih kepada Iran karena mendukung Hamas dalam menghadapi rezim Zionis.

"Republik Islam Iran telah mendukung rakyat Palestina, sementara beberapa negara Arab telah meninggalkan Palestina serta beberapa negara lain telah membuat prasyarat untuk penyelesaian konflik Palestina dengan Amerika dan Barat," ujarnya.

Menurut Kelompok Analisis ISW News, Sinwar mengapresiasi dukungan rakyat Palestina dari prinsip-prinsip dan aspirasi mereka

"Dunia harus tahu bahwa 70.000 pemuda dilatih dalam batalyon al-Qassam dan al-Quds dan kelompok perlawanan lainnya di Jalur Gaza," imbuhnya.

Menurut pejabat tinggi Hamas itu, Zionis menjalankan pemerintahan Amerika Serikat. Dia menjelaskan, dalam konferensi Riyadh 2017, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa Baitul Maqdis adalah ibu kota rezim Zionis dan ini tanpa penentangan Arab.

Dia juga menyinggung normalisasi hubungan beberapa negara Arab dengan Israel, dan menuturkan, sekarang adalah saatnya untuk mengakhiri perpecahan di antara rakyat Palestina dan memulai dialog di antara kelompok-kelompok Palestina untuk mengakhiri perpecahan ini.

 

Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhani menyinggung penarikan secara sepihak Amerika Serikat dari perjanjian nuklir JCPOA (Rencana Aksi Komprehensif Bersama) yang disepakati pada tahun 2015.

Dia mengatakan, karena kebijakan AS dan sekutunya ini, instalasi nuklir Fordow akan segera memulai dan melanjutkan aktivitasnya secara penuh.

"Langkah keempat Iran untuk mengurangi komitmennya di bawah perjanjian nuklir JCPOA dengan menyuntikkan gas ke 1044 sentrifugal dimulai hari ini," kata Rouhani dalam sebuah tweet pada hari Rabu (6/11/2019).

Sebuah silinder berisi sekitar 2.000 kg uranium hexafluoride (UF6) telah dipindahkan dari Kompleks Pengayaan Uranium Natanz ke Kompleks Pengayaan Fordow di bawah pengawasan inspektur Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Silinder tersebut dipindahkan sesuai dengan perintah Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhani pada hari Rabu.

"Berkat kebijakan AS dan sekutunya, Fordow akan segera kembali beroperasi penuh," imbuh Rouhani dalam tweetnya.

Iran secara bertahap telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi komitmennya dalam perjanjian JCPOA setiap dua bulan sejak AS keluar dari kesepakatan internasional ini pada 8 Mei 2018 dan juga setelah negara-negara Eropa yang telibat dalam perjanjian tersebut gagal memenuhi kepentingan Iran.

Mengacu pada butir 26 dan 36 dari perjanjian JCPOA, Iran telah mulai mengurangi  komitmennya dan telah mengambil tiga langkah sejauh ini.

Pemerintah Tehran telah memperingatkan bahwa jika pihak lain dalam perjanjian JCPOA tidak mengambil tindakan praktis untuk memenuhi kepentingan Iran dalam beberapa hari ke depan,  maka langkah keempat Iran akan dilaksanakan.

 

Pejabat keamanan Irak memerintahkan untuk mencabut pemberlakuan jam malam di Baghdad meskipun protes anti-pemerintah berlanjut di ibu kota Irak ini.

Komandan Komando Operasi Gabungan di Baghdad Mayor Jenderal Qais al-Mohammadawi pada Selasa (5/11/2019) malam mengatakan, pembatasan jam malam telah dicabut sepenuhnya di Baghdad setelah beberapa hari protes yang telah merenggut nyawa puluhan pengunjuk rasa.

Dia menambahkan, keputusan ini diambil setelah terjalin kerja sama antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan.

Sebelumnya pada hari Selasa, Perdana Menteri Irak Adel Abdul Mahdi mengatakan, protes yang terjadi mengungkap masalah yang telah menumpuk setelah invasi Amerika Serikat ke Irak pada tahun 2003.

Dia menuturkan, pemerintah Irak telah meminta pasukan keamanan untuk membedakan antara pengunjuk rasa damai dan mereka yang berusaha untuk menciptakan kekacauan.

Pemerintah Irak pada hari Selasa juga mengumumkan paket kebijakan baru yang akan dilakukan sebagai tanggapan atas protes yang telah melanda seluruh negeri.

 

Masyarakat, pelajar agama, ulama dan para Marja' Taklid di kota suci Qom, Republik Islam Iran memperingati kesyahidan Imam Hasan Askari as, cicit Rasulullah Saw.


Acara diisi dengan ceramah, pembacaan ringkasan sejarah dan syair-syair keagungan Ahlul Bait Rasulullah Saw dan doa bersama.


Tanggal 8 Rabiul Awal 260 H,  Imam Hasan Askari as gugur syahid di kota Samara, Irak. Beliau lahir di Madinah pada tahun 232 H.


Setelah ayah beliau, Imam Hadi as gugur syahid, Imam Hasan Askari as mengemban tugas untuk melanjutkan tampuk keimamahan Kaum Muslimin.


Periode kepemimpinan Imam Askari asvmerupakan periode yang sangat berat karena kelahiran putra beliau, Imam Mahdi as. Saat itu, kekhalifahan Islam berada di tangan Dinasti Abbasiah yang menunggu dan mengawasi lahirnya calon imam ke-12 Kaum Muslimin ini untuk dibunuh.


Berkat perlindungan Allah Swt, imam terakhir itu hingga kini tetap hidup dan selamat. Namun, Imam Hasan Askari as sendiri akhirnya dibunuh dengan menggunakan racun oleh pemerintah Abbasiah.


Imam Hasan Askari as dikenal berilmu tinggi dan banyak melakukan langkah berpengaruh dalam pengembangan keilmuan Islam.


Di antara hadis beliau berbunyi, "Ada dua fitrah manusia yang terbaik , yaitu iman kepada Tuhan dan berbuat kebaikan kepada saudara. Aku mewasiatkan kepada kalian agar kalian bertakwa dalam beragama, jujur dalam berbicara, dan menunaikan amanah." 

 

Mereka yang berjalan dengan sombong dan ria di muka bumi ini menunjukan bahwa mereka mempunyai jiwa yang kerdil.

Kadang dalam menyikapi nikmat-nikmat Allah Swt seperti rumah yang luas, kendaraan yang baik, pabrik-pabrik pribadi, perkebunan dan peternakan, mempunyai kecerdasan dan kekuatan hafalan, berhasil lolos di sekolah dan universitas favorit, berhasil mendapatkan ijazah dengan nillai tertinggi, mempunyai badan yang tegap dan kuat, paras yang rupawan, mempunyai orangtua yang berilmu, sayang pada anak-anaknya, mempunyai derajat di sisi masyarakat, mempunyai kedudukan di negara, … bukannya kita tawadhu akan nikmat-nikmat yang telah Allah swt berikan dna bersyukur serta mensucikan-Nya, kita malah sombong dan ria serta membusungkan dada pada oranglain.

Hal ini seperti yang dilakukan oleh Karun di zamannya. Al-Quran menjelaskan kisah Qarun ini bahwa masyarakat menasihati Karun untuk tidak berbuat dosa dan kemungkaran di muka bumi ini menggunakan hartanya. Selain itu mereka juga menasihati padanya bahwa Allah swt telah memberikan harta yang berlimpah untuknya maka dari itu ia juga harus membantu masyarakat yang membutuhkan. Bukannya bertaubat, Karun malah berkata kasar pada mereka.

Karun berkata: “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku”. (Surah Qasas, ayat 78)

Karun menyangkal tentang hartanya itu bukan datang dari Allah swt namun dihasilkan dari ilmu yang ia miliki. Dan akhirnya Karun dicatat dalam sejarah bahwa ia mendapatkan azab dari Allah swt.

Mereka yang sombong dan ria menunjukan bahwa kekerdilan ruh mereka. Sebabnya jika mereka mempunyai ruh yang tinggi dan iman yang kuat, mereka akan mengetahui bahwasanya segala apa yang mereka punya itu datang dari Allah swt dan bukan datang dari dirinya sendiri.

Maka dari itu orang-orang ‘kerdil’ jiwanya seperti ini selain mereka itu kecil dan hina di dunia maka mereka pun akan mewujud menjadi makhluk kecil di akhirat kelak seperti ‘semut’ yang akan diinjak-injak oleh yang lainnya dan mereka akan sampai pada kehinaan karena amal mereka di Hari Mahsyar.

Sabtu, 02 November 2019 18:53

Kisah Abu Nawas; Menolak Hadiah

 

Kisah Abu Nawas; Dunia ini adalah tempat persinggahan yang sementara. Mempunyai harta banyak tidak di larang dalam agama Islam. Namun mencintai harta dan melupakan Tuhan lah yang sangat hina dalam agama Islam.

Suatu ketika Abu Nawas dipanggil oleh Raja Harun Al Rasyid di istana kerajaan dan terjadilah percakapan di antara keduanya.

Rupanya kali ini Abu Nawas sedang memperingatkan rajanya perihal harta dunia yang tidak akan dibawa mati ke kuburan karena Abu Nawas mengetahui jika baginda ingin menjadikan ia sebagai saudara dengan memberikan banyak hadiah dan fasilitas kepada Abu Nawas.

Baca juga: Rahasia Alam Semesta; Delapan Jenis Kunci Surga

Sesampainya di istana kerajaan, Abu Nawas dengan santainya langsung menegur  baginda raja tanpa basa-basi terlebih dahulu.

“Wahai Amirul Mukminin, bagaimana nanti jika Allah swt menghadapkan Anda di hadapan-Nya, lalu meminta pertanggungjawaban Anda tentang lalat hitam, burung kenari dan kulit ari.” Kata Abu Nawas kepada Raja Harun.

Begitu mendengar penuturan Abu Nawas yang tiba-tiba itu, menyebabkan Raja Harun Al Rasyid sedih, sehingga menangis tersedu-sedu. Melihat rajanya bersedih, salah seorang kepala pengawal segera bertindak dengan memarahi Abu Nawas.

“Wahai Abu Nawas, engkau diamlah, engkau telah menyakiti hati sang Raja!” Bentak kepala pengawal kerajaan kepada Abu Nawas.

“Biarkan dia!” Kata Raja Harun.

“Sebenarnya yang merusak dan menyakiti itu Anda”, kata Abu Nawas dengan berani.

“Begini Abu Nawas, saya ingin mengikat tali persaudaraan denganmu dengan pemberian fasilitas dan hadiah-hadiah.” Kata Raja Harun Al Rasyid.

“Kembalikan saja semua harta ketempat semula yang hendak paduka berikan kepada hamba”, jawab Abu Nawas.

“Lalu bagaimana dengan kebutuhanmu?” Tanya Raja Harun.

“Aku ingin Anda tidak melihatku dan akupun tidak melihat paduka. Ketahuilah wahai Amirul Mukminin, Aiman bin Nail dari Qudamah bin Abdullah al-Kalaby pernah berkata, Aku telah melihat Rasululah SAW melempar jumrah Aqabah di atas ontanya yang kemerah-merahan, tanpa ada pukulan dan tidak pula dengan pengusiran.” Jawab Abu Nawas.

Setelah berkata demikian, Abu Nawas pun segera meninggalkan istana.

Wahai pembaca yang budiman! Dunia ini adalah tempat persinggahan yang sementara. Mempunyai harta banyak tidak di larang dalam agama Islam. Namun mencintai harta dan melupakan Tuhan lah yang sangat hina dalam agama Islam. Jika kita mempunyai harta yang banyak, jangan lupa untuk menyisihkan dan membelanjakan harta kita di jalan Islam seperti halnya yang dilakukan oleh Bunda Siti Khadijah.

Sabtu, 02 November 2019 18:52

Kisah Abu Nawas; Tuhan Tidak Beranak

 

Kisah Abu Nawas; Suatu hari ketika berada di pasar bersama para temannya, Abu Nawas tiba-tiba berkata,
“Kawan-kawan, hari ini saya menjadi orang yang paling kaya, bahkan lebih kaya daripada Allah swt ” Ujar Abu Nawas.

kata-kata Abu Nawas tersebut dipandang sangat aneh oleh teman-temannya dan membuat kegaduhan di pasar, orang-orang sekitar mulai membicarakan sikap Abu Nawas ini, karena selama ini dia dianggap orang yang alim dan taqwa meski suka jenaka. Kata-kata Abu Nawas tersebut sampai ke istana. Baginda memerintahkan pengawal kerajaan untuk segera menangkap dan membawa Abu Nawas kehadapannya, menanyai pertanggungjawaban Abu Nawas.

Sesampai di istana, baginda raja bertanya,

“Hai Abu Nawas, benarkah engkau berkata seperti yang dibicarakan orang-orang?” Tanya Raja.

“Benar, Baginda?” Jawab Abu Nawas.

“Mengapa kau berkata begitu, apa engkau sudah kafir?” Tanya baginda lagi.

“Ampun baginda, jangan marah dahulu dengarkan penjelasan hamba!” Kata Abu Nawas menenangkan suasana.

“Apa yang telah engkau dakwahkan disana? Mengapa engkau menyebut jika engkau lebih kaya dari Allah swt yang maha kaya?” Tanya baginda.

“Saya lebih kaya daripada Allah SWT karena saya mempunyai anak, sedangkan Allah tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.” Jawab Abu Nawas.

“Itu memang benar, tetapi apa maksudmu berkata begitu di tengah pasar sehingga membuat kegaduhan?” Tanya baginda tidak habis pikir.

Dengan santai Abu Nawas menjawab,

“Hanya untuk ditangkap dan dihadapkan pada baginda yang mulia.”

“Apa perlunya kamu menghadapku?”

“Agar memperoleh hadiah dari Khalifah.”  Jawab Abu Nawas tegas.

“Dasar kamu!” Komentar baginda. Kemudian memerintahkan Abu Nawas untuk meninggalkan istana dan juga tidak lupa diberikan hadiah.

Sabtu, 02 November 2019 18:51

Percakapan Malaikat Tentang Manusia

 

Manusia harus mengetahui alasana kenapa mereka diciptakan sehingga mereka bisa menentukan jalan hidup mereka dan apa saja yang akan mereka lakukan di dunia ini.

Halaman NuOnline mengabarkan dalam kitab Thahârah al-Qulûb wa al-Khudlû li ‘Allâm al-Ghuyûb, Sayyid Abdul Aziz al-Darani (w. 697 H) mencatat sebuah riwayat yang mengisahkan dialog dua malaikat. Diceritakan oleh Sayyid Abdul Aziz al-Darani:

 

أنّ ملكين من السماء كل يوم يقول احدهما: يا ليت الخلق لم يخلقوا, ويقول الآخر: ليتهم إذا خلقوا علموا لماذا خلقوا, ويقول الأول: ليتهم إذا علموا لماذا خلقوا عملوا بما علموا, ويقول الآخر: ليتهم إذا لم يعلموا تابوا مما عملوا, ويقال: العمر بضاعة والرابح من صرفه في الطاعة

 

Sesungguhnya dua malaikat dari langit setiap hari (turun). Salah satu dari dua malaikat tersebut berkata: “Alangkah baiknya kiranya manusia tidak diciptakan!”

Baca juga: Kisah Abu Nawas; Tuhan Tidak Beranak

Berkata malaikat yang lain: “Alangkah baiknya, andai mereka tahu kenapa mereka diciptakan!”

Berkata malaikat yang pertama: “Sekiranya mereka tahu kenapa mereka diciptakan, tentu mereka akan beramal saleh dengan pengetahuannya.”

Berkata lagi malaikat lainnya: “Kiranya mereka belum beramal saleh, mereka (harus) bertobat dari apa yang telah mereka lakukan.”

 

Dikabarkan bahwa “umur adalah barang dagangan. Orang yang memperoleh laba adalah orang yang membelanjakannya dalam ketaatan.” (Sayyid Abdul Aziz al-Darani, Thahârah al-Qulûb wa al-Khudlû’ li ‘Allâm al-Ghuyûb, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2003, h. 146)