
کمالوندی
Zarif dan Penekanan Pelaksanaan Statemen Lausanne
Di bawah koridor kesepakatan 24 November 2013, Iran dan Kelompok 5+1 akhirnya berhasil mengambil langkah penting untuk menggapai kesepakatan final nuklir. Statemen Lausanne kini telah menentukan isi sebuah kesepakatan komprehensif dan melapangkan jalan untuk meraih kesepakatan final.
Di bawah koridor mekanisme dan solusi yang ada serta berdasarkan program komprehensif aksi bersama Republik Islam Iran akan terus melanjutkan produksi bahan bakar nuklir untuk menjamin kebutuhan bahan bakar instalasi nuklirnya. Setelah program aksi bersama dilaksanakan, maka seluruh resolusi Dewan Keamanan PBB dan sanksi ekonomi dan finansial Eropa yang multi, maupun sanksi sepihak Amerika Serikat di berbagai sektor seperti minyak, gas, petrokimia dan industri otomotif segera dicabut.
Di Lausanne, Swiss pada hari Kamis (2/4) lalu, statemen bersama Iran dan Kelompok 5+1 dirilis, dan statemen ini mencakup dua poin penting dan vital. Pertama, Iran telah membuktikan itikad baiknya untuk tetap melanjutkan interaksi hingga tercapainya kesepakatan final dan komprehensif. Kedua, Iran dengan inisiatif teknis dan politik mampu meraih hak-hak nuklirnya meski adanya penolakan Barat. Yang lebih penting adalah Iran berhasil menunjukkan kepada masyarakat internasional bahwa program nuklirnya bukan ancaman bagi  pihak mana pun.
Kini kesepahaman awal telah diraih dan langkah berikutnya adalah menyusun isi kesepakatan final, sehingga pada akhirnya kesepahaman ini menjadi kesepakatan final yang ditandatangani mereka yang terlibat dalam perundingan. Di kondisi seperti ini, khususnya setelah perilisan statemen Lausanne,  Washington berusaha mencitrakan dirinya seolah-olah berkoordinasi dengan proses kesepakatan Jenewa untuk menggapai kesepakatan final, meski ada friksi antara Gedung Putih dan Kongres dalam masalah ini. Namun kebersamaan dan koordinasi tersebut masih diwarnai dengan berbagai interpretasi sepihak atas statemen Lausanne termasuk terkait mekanisme pencabutan sanksi.
Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran, Mohammad Javad Zarif dalam wawancaranya dengan televisi Iran seraya mengisyaratkan isu pencabutan sanksi dan kemungkinan intervensi Kongres Amerika dalam masalah ini menekankan, ÔÇ£Menurut hukum internasional, pemerintah adalah wakil dari sebuah negara dan berdasarkan apa yang bakal berlangsung, maka seluruh sanksi finansial dan perbankan akan dicabut.ÔÇØ
Zarif menambahkan, ÔÇ£Sejumlah statemen mereka hanya dapat dikonsumsi oleh audiens dalam negeri, namun seluruh pihak harus menyadari bahwa sanksi telah pudar.ÔÇØ
Amerika Serikat selama satu dekade dengan kebijakan super power dan dengan semena-mena telah menjadikan Iran sebagai target sanksi Dewan Keamanan PBB, sanksi Uni Eropa dan sanksi sepihaknya, namun kini senjata sanksi telah gagal. Realitanya adalah kini kondisi Iran sangat berbeda dengan sebelumnya. Iran adalah negara kedua dengan populasi terbesar di kawasan Timur Tengah dan sekitar 10 persen cadangan minyak dan 18 persen cadangan gas di kawasan ini milik Iran.
Bank Goldman Sachs dalam analisanya di tahun 2007, ketika sanksi anti Iran sedang santer-santernya menyatakan, Iran berada di urutan teratas di antara 11 negara dunia yang ekonominya memiliki peluang lebih besar untuk berkembang. Kondisi tersebut kini lebih baik dari sebelumnya. Mayoritas lembaga ekonomi Eropa termasuk Asosiasi Perdagangan Jerman mengaku optimis dapat memanfaatkan secara maksimal peluang emas untuk menanam investasi di Iran.
Dari sudut politik, Barat juga tidak dapat menutup mata atas peran menentukan Iran dalam menjaga stabilitas dan keamanan kawasan. Seluruh realita ini berperan dalam membentuk statemen Lausanne. Oleh karena itu, statemen ini akan terus mengalami proses penyempurnaannya dalam koridor kesepakatan yang diterima oleh Iran meski Barat memiliki interpretasi  menyimpang.
Pro dan Kontra, Tanggapan atas Kesepakatan Nuklir Iran dan Barat
Di saat negosiasi nuklir antara Republik Islam Iran dan Kelompok 5+1 memasuki tahap menentukan setelah dirilisnya statemen Lausanne, masih ada sejumlah pihak yang berusaha mempertanyakan statemen Lausanne. Tentu saja sikap kelompok ini masih didukung dengan kebijakan masa lalu mereka yang memperioritaskan sanksi sebagai senjata menentukan.
Kesepakatan ini memiliki dampak mutli, dan khususnya bagi pihak-pihak seperti rezim Zionis Israel dan lobinya di Amerika dapat menjadi berita buruk. Kubu Republik Amerika sampai saat ini telah melakukan banyak langkah untuk mempengaruhi negosiasi nuklir dan membuatnya gagal. Beberapa bulan lalu Republikan Amerika mengundang Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu untuk berpidato di Kongres. Tujuannya adalah untuk mempersulit kesepakatan nuklir yang sepertinya akan tercapai.
Selanjutnya, sejumlah Senator Republik Amerika mengirim surat terbuka kepada Obama dan memberi peringatan bahwa kemungkinan kesepakatan yang bakal diraih antara Tehran dan pemerintah Amerika terkait program nuklir Iran hanya dapat sukses dengan dukungan serta kesepakatan Kongres.
Sementara itu, Benyamin Netanyahu beberapa hari lalu menyatakan kekhawatirannya atas statemen Lausanne dan menunjukkan reaksi negatif. Koran Haaretz di edisi Ahad (5/4) dalam sebuah analisanya menulis, setelah kesepakatan nuklir dengan Iran, ada berita baik dan buruk bagi Israel.
Dalam pandangan Israel, berita yang relatif baik atas kesepakatan ini adalah proyek nuklir Iran paling tidak selama satu dekade akan berada di bawah pengawasan. Namun berita buruknya bagi Israel adalah, kekuatan besar dunia mengakui bahwa Iran memiliki hak nuklir dan dari sisi politik juga diakui bahwa Tehran merupakan satu kekuatan yang patut diperhitungkan di kawasan.
Netanyahu di tahun 1992, ketika menjadi anggota Knesset memprediksikan bahwa Iran selama tiga hingga lima tahun akan mampu memproduksi senjata nuklir. Di tahun 1996, Netanyahu di Kongres Amerika meminta masyarakat internasional bergabung dengan dirinya untuk mencegah Iran menggapai kemampuan memproduksi senjata massal. Lagi-lagi ketika di sidang Majelis Umum PBB, dihadapan para pemimpin dunia, Netanyahu mengulang klaim palsunya dan mengatakan, Iran hanya butuh satu tahun atau kurang untuk mempersiapkan kebutuhan yang diperlukan guna memproduksi senjata nuklir.
Pada hari Ahad (5/4), Netanyahu dalam wawancaranya dengan televisi ABC News Amerika mengatakan, kesepakatan ini yang membiarkan Iran dengan stuktur luas atom yang dimilikinya, sanksi dicabut dan miliaran dolar akan masuk ke kas  Iran, adalah sebuah kesepakatan buruk.
Netanyahu mengklaim bahwa masalah ini bukan hanya membuat dirinya khawatir, namun juga menjadi sumber kekhawatiran kawasan, bahwa Iran kini bebas untuk sampai pada produksi senjata nuklir. Namun demikian Netanyahu dengan baik menyadari realita apa sebenarnya yang terjadi, tapi ia masih tetap berusaha memperkeruh iklim politik yang positif dan menghidupkan dikte masa lalu terkait Iran.
Netanyahu meyakini bahwa masih ada opsi lain, yakni mempertahankan represi terhadap Iran untuk menerima komitmen lebih besar. Hal ini menurut anggapannya akan mampu menekan Iran menandatangani kesepakatan yang baik. Realitanya adalah klaim-klaim yang disebarkan Netanyahu tidak lagi layak untuk dikonsumsi dan sesuatu yang usang.
Israel kini terpaksa membayar sikapnya terkait isu Palestina dan harus memberi jawaban atas kepemilikian lebih dari 200 hulu ledak nuklir yang menjadi satu-satunya ancaman bagi kawasan. Israel juga harus bersiap-siap dihadapkan pada Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mempertanggung jawabkan seluruh kejahatannya terhadap bangsa Palestina.
Militer Irak Gagalkan Serangan ISIS ke Baiji
Militer Irak berhasil menggagalkan serangan kelompok teroris ISIS ke kota Baiji di Provinsi Salahuddin, Utara Irak.
Kantor berita Kul Al Iraq (6/4) mengutip Kepala Kepolisian Kota Baiji melaporkan, Senin (6/4) militer Irak bersama pasukan sukarelawan rakyat berhasil menggagalkan serangan teror ISIS ke desa Al Mazraah di Baiji.
Dalam operasi itu seluruh penyerang termasuk delapan pemimpin ISIS yang merupakan warga asing, tewas.
Sementara itu sebuah sumber keamanan di Provinsi Salahuddin mengumumkan, Senin dini hari akibat serangan ISIS terhadap militer dan pasukan sukarelawan rakyat Irak di wilayah Fath, Timur Laut Baiji, tujuh tentara Irak tewas dan 10 lainnya terluka.
Di sisi lain, dalam kontak senjata yang terjadi antara pasukan perbatasan Irak dengan para teroris ISIS di Barat Al Anbar yang bermaksud meledakkan sebuah bom mobil di markas tentara, beberapa anasir teroris tewas dan terluka.
Nahavandian: Pencabutan Sanksi Hidupkan Pasar Ekspor Iran
Kepala Kantor Kepresidenan Iran mengatakan, pencabutan sanksi atas Tehran telah menghidupkan kembali pasar ekspor.
IRNA (6/4) melaporkan, Mohammad Nahavandian, Kepala Kantor Kepresidenan Iran, Senin (6/4) dalam pertemuannya dengan Ayatullah Naser Makarem Shirazi, salah satu ulama Iran di kota Qom, menjelaskan bahwa saat ini bursa saham dan investasi mengalami pertumbuhan.
Ia menambahkan, ÔÇ£Pasar butuh investasi untuk bisa berkembang.ÔÇØ
Nahavandian juga menyinggung soal kondisi perbankan di Iran. ÔÇ£Mengingat adanya penurunan inflasi, tingkat suku bunga juga otomatis akan turun. Hal ini akan berdampak pada peningkatan investasi masyarakat di bank-bank dan penurunan biaya produksi,ÔÇØ paparnya.
Lebih lanjut Nahavandian menjelaskan, ÔÇ£Fungsi pengawasan yang dilakukan Bank Sentral Iran kembali pulih, dan beberapa lembaga yang melakukan pelanggaran serta beroperasi tanpa izin, sudah ditertibkan.ÔÇØ
Kepala Kantor Kepresidenan Iran, Senin (6/4) bertolak ke kota Qom untuk bertemu dengan para ulama dan menyampaikan laporan soal kinerja pemerintah.
Dampak Pesan Rahbar, Interaksi Islam-Barat Masuki Fase Baru
Mantan Atase Budaya Iran di Jerman mengatakan, pesan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar untuk para pemuda Eropa dan Amerika Utara adalah titik balik bersejarah dalam fase baru interaksi budaya Islam dan Barat.
Homayoun Hemati, mantan Atase Kebudayaan Iran di Jerman, Senin (6/4) dalam wawancaranya dengan IRNA menjelaskan soal surat Rahbar kepada para pemuda Eropa dan Amerika Utara.
Ia menuturkan, ÔÇ£Isi pesan yang merupakan prakarsa cerdas itu telah mempersulit kinerja pemerintahan negara-negara Barat dan mengecamnya dengan kekuatan kebijaksanaan.ÔÇØ ┬á
Menurutnya, pesan Rahbar ini tidak politis. ÔÇ£Dalam pesan tersebut ditekankan naluri pencarian kebenaran dan kejujuran para pemuda. Gaya berbicara semacam itu dapat menimbulkan rasa empati,ÔÇØ ujarnya.
Bulan Januari lalu, Rahbar dalam pesannya kepada para pemuda Eropa dan Amerika Utara, dengan mencetuskan ide pemikiran pencarian hakikat kebenaran, mengajak mereka untuk mengkaji dan mengenal Islam secara benar serta mengutamakan sikap netral.
Attar Neishabouri Tewas
Tanggal 10 Jumadil Tsani tahun 618 hijriah, Fariruddin Attar Neishabouri, penyair dan sufi terkenal Iran tewas oleh pasukan Mongol yang menyerang kawasan Iran. Attar terlahir ke dunia sekitar tahun 540 hijriah. Setelah ayahandanya meninggal dunia, Attar meneruskan profesi ayahnya sebagai penjual obat-obatan.
Kecerdasaan Attar membuatnya mampu menjadi seorang dokter hanya dengan mempelajari secara otodidak masalah obat-obatan yang dijualnya.  Kekayaan dari hasil menjual obat-obatan dan kemahirannya sebagai dokter membuatnya menjadi orang yang berkecukupan. Akan tetapi, dalam sebuah fase kehidupannya, Attar mengalami perubahan kondisi kejiwaan secara revolutif.
Untuk itulah ia kemudian meninggalkan profesi dan segala kehidupan duniawinya. Attar kemudian melakukan perjalanan jauh. Dari Mekah yang berada Jazirah Arab, ia kemudian menyusuri kawasan Ma Wara'an Nahr. Sepanjang perjalanannya tersebut, Attar bertemu dengan sejumlah ÔÇÿurafa terkenal zaman itu.
Segala yang dijumpai sepanjang perjalanan itu ia tuangkan ke dalam tulisan-tulisan yang memiliki makna mendalam serta nilai kesusateraan yang sangat tinggi. Karya paling terkenal Attar adalah kitab syair berjudul "Mantiquth Thayr". Selain itu, karya Aththar yang lainnya adalah "Tadzkiratul Awliya", "Ilahi Name", "Asrar Name", dan "Mushibat Name".
Keutamaan Sayidah Zainab
Lembaran sejarah mencatat kelahiran manusia agung yang memainkan peran penting di tengah masyarakat. Perempuan juga hadir di berbagai bidang dari sosial, politik hingga budaya yang mengubah sejarah dunia. Oleh karena itu, mereka disebut sebagai para wanita penentu sejarah. Sayidah Zainab Kubra merupakan salah satunya.
Putri  Ali bin Abi Thalib ini dilahirkan pada tanggal 5 Jumadil Awal tahun kelima Hijriah di Madinah. Beliau diasuh dan dibesarkan oleh manusia agung sepanjang sejarah yaitu, Nabi Muhammad Saw, Imam Ali  dan Sayidah Fatimah. Selain itu, beliau adalah saudari dari dua pemuda penghulu surga, Imam Hasan dan Imam Husein.
Sayidah Zainab merupakan salah satu wanita yang menjadi contoh bagi seluruh perempuan di berbagai bidang. Zainab tidak hanya berkaitan dengan masa lalu, tapi juga hari ini dan esok. Sebab, kemuliaan manusia, pengabdian, penghambaan, perjuangan untuk menegakkan keadilan, kemerdekaan dan kebenaran adalah nilai-nilai yang tidak terkait hanya untuk periode khusus atau masyarakat tertentu saja.
Manusia besar melampaui sejarah hidupnya. Zainab Kubra, termasuk wanita yang berada dalam naungan pancaran cahaya imamah. Sejak kecil, Zainab berada di pangkuan risalah dan imamah. Sayidah Zainab telah menghiasi diri dengan ketinggian akhlak, kesempurnaan spiritualitas dan keagungan perilaku.
Sayidah Zainab mewarisi ilmu dan marifat Rasulullah Saw. Martabat dan harga diri Sayidah Zainab as mirip dengan Sayidah Khadijah, dan kesucian serta kesederhanaan serta kesopanannya bak Sayidah Fatimah as. Kezuhudan, kefasihan dan retorika Zainab dalam berpidato mirip dengan Imam Ali as. Beliau juga memiliki kelembutan dan kesabaran seperti Imam Hasan, serta keberanian dan keteguhan hati sebagaimana Imam Husein as.
Kini, lebih dari 1.400 tahun berlalu sejak wafatnya Sayidah Zainab. Meskipun demikian, Zainab senantiasa hidup sepanjang sejarah yang tetap memberikan spirit baru. Zainab merupakan figur yang menjadi teladan bagi seluruh wanita dunia. Beliau adalah wanita besar dunia Islam, orator dan guru besar yang menjelaskan peristiwa penting Asyura kepada masyarakat. Zainab juga hadir dalam peristiwa Asyura, baik ketika tragedi itu terjadi dan setelahnya, serta pembelaan beliau terhadap kebenaran yang dibawa Imam Husein merupakan teladan sepanjang sejarah.
Suara perlawanan Sayidah Zainab melawan kezaliman dan menegakkan keadilan senantiasa tertancap di jantung sejarah. Ketika beliau menjadi perempuan yang ditawan oleh pasukan Yazid, bersama tawanan lainnya pasca terjadinya tragedi Karbala memasuki Istana Yazid, semua orang menanti putri Sayidina Ali ini meminta maaf kepada putra Muawiyah yang membantai Imam Husein. Tapi, Sayidah Zainab dengan keberanian dan keahlian retorikanya menunjukkan kesalahan Yazid di istananya sendiri.
Sayidah Zainab tegar berdiri di hadapan orang-orang zalim Dinasti Umayah  dan menyampaikan kebenaran yang dibawa Imam Husein, hingga beliau dan pengikutnya syahid di padang Karbala. Pidato Sayidah Zainab bukan hanya mengguncang pilar-pilar kezaliman Dinasti Umayah, tapi lebih dari itu menghantam sistem rusak di sepanjang sejarah.
Dalam kondisi sulit dan kalah secara militer, ketika kepala para syuhada diarak di ujung tombak musuh, dan kondisi paling mengenaskan, Sayidah Zainab menyampaikan pidato yang ditujukan langsung kepada Yazid bin Muawiyah, yang saat itu mengklaim sebagai khalifah kaum Muslimin. Zainab berkata, "Tuhanku! Ambillah hak kami dari orang-orang lalim, dan kirimkanlah kemarahan-Mu kepada orang yang menumpahkan darah kami di bumi, dan membunuh para pendukung kami, ".
Yazid dan pengikutnya menyebarkan propaganda luas supaya langkah Imam Husein dianggap sebagai gerakan bughot dan bertentangan dengan kepentingan umat Islam. Yazid menyebarkan fitnah bahwa Imam Husein as sedang mengejar kekuasaan dan materi dalam revolusinya sehingga ia dengan mudah menumpas para penentangnya. Namun Sayidah Zainab telah menjadi penghalang propaganda itu, dan bahkan juga mengungkap kejahatan dan kebusukan Yazid dan pengikutnya.
Dalam pidatonya yang berapi-api, Sayidah Zainab telah mengguncang pemikiran keliru masyarakat di masa itu. Warga Kufah yang hampir 20 tahun tidak mendengar pidato Imam Ali as, mereka terhentak dengan suara Zainab as yang nadanya seperti perkataan Ali as.
Perkataan seorang perempuan yang menjadi tawanan Yazid menguncang legitimasi pemerintah Bani Umayah. Zainab dengan kecerdasan, kefasihan dan keindahan bahasanya, mengingatkan kepada ayahnya, Ali bin Abi Thalib.
Putri Ali bin Abi Thalib berkata, "Musibah besar menyebabkanku terpaksa harus berbicara dengan orang sepertimu [Yazid] ! Aku melihatmu lebih kecil dari kedudukan zahirmu saat ini. Engkau hina ! Mengapa aku tidak memakimu, ketika aku terluka karena kehilangan orang-orang tercinta. Oh ! Aneh sekali manusia besar yang berada di jalan Tuhan tewas di tangan setan ! Tangan berdarahmu, telah berlumuran darah kami Ahlul Bait Rasulullah Saw, dan mulut kalian dipenuhi sesak oleh daging kami. Ya ! Sesungguhnya bukan tempatnya untuk malu ketika hidup di atas bumi ini dengan bersih dan suci. Srigala gurun liar menerjang mereka dan engkau [Yazid] dengan sombong menduduki singgasana ?"
Zainab menegaskan sebuah poin penting bahwa Ahlul Bait Rasulullah Saw tidak akan bisa dihapus dari sejarah. Putri Ali bin Abi Thalib ini berkata, "Yazid, jika ingin menipu dan makar, maka lakukanlah. Tapi ketahuilah engkau tidak akan bisa  menghapus [dalam sejarah] orang-orang mengingat kami. Engkau tidak memiliki kemampuan untuk memusnahkan kami, dan memadamkan orang-orang yang mengingat kami. Suatu hari kebenaran akan datang dengan meneriakkan "Laknat Tuhan bagi orang-orang zalim".
Kemudian, Sayidah Zainab mengakhiri pidatonya dengan bersyukur kepada Allah swt. Beliau berkata, "Kini, aku menyampaikan rasa syukur kepada Allah swt yang memulai kehidupan Ahlul Bait dengan syahadat dan ampunan, serta mengakhiri dengan syahadat dan ampunan serta rahmat ilahi. Tuhanku, tambahkanlah pahala bagi syuhada kami dan nasib kami berada di tangan-Mu." Dengan pidato ini, Sayidah Zainab menunjukkan bukan hanya kesyahidan saudaranya, Imam Husein bin Ali sebagai sebuah keindahan.Tapi lebih dari itu, putri Ali bin Abi Thalib ini menggambarkan ditawannya Ahlul Bait sebagai puncak keindahan.
Sayidah Zainab melampaui sejarah. Beliau menunjukkan nilai harga diri keberanian dan ketinggian jiwa kesatria sebagai pakaian kemuliaan. Dalam keadaan sebagai tawanan, putri Ali bin Abi Thalib ini meniupkan optimisme menghadapi kezaliman. Wanita agung ini memberikan pelajaran bagaimana menghadapi kelaliman kapada umat manusia sepanjang sejarah. Seorang perempuan dalam kondisi yang sangat sulit sekalipun mampu menampakkan cahayanya menerangi masyarakat di bidang politik dan sosial yang berada dalam kegelapan.(
Rahbar Hadiri Acara Tahlilan untuk Almarhumah Ibunda Presiden Iran
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menghadiri majlis doa dan tahlilan untuk almarhumah ibunda Presiden Republik Islam Iran.
Seperti dilaporkan IRNA, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menghadiri acara doa dan tahlilan untuk almarhumah Sakineh Peivandi, ibunda Presiden Hassan Rouhani yang digelar sebelum shalat Zuhur  di Tehran, Rabu (25/3).
Acara tersebut juga dihadiri oleh sejumlah pejabat negara, militer, perwakilan partai dan organisasi politik, ekonomi, dan sosial, serta duta-duta besar.
Sakineh Peivandi, ibunda presiden Iran, wafat pada hari Jumat di usia 90 tahun.
Rahbar: Penghapusan Sanksi, Bagian dari Kesepakatan Nuklir
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei mengatakan, penghapusan sanksi anti-Iran harus menjadi bagian tak terpisahkan dari kesepakatan nuklir potensial antara Iran dan Kelompok 5+1, dan bukan sebagai hasil akhir dari pembicaraan.
Dalam pidatonya yang disampaikan bertepatan dengan tahun baru Iran di kota Mashhad, Sabtu (21/3/2105), Rahbar menyinggung pembicaraan nuklir yang sedang berlangsung antara Iran dan Barat.
Ayatullah Khamenei menuturkan, bangsa Iran tidak takut terhadap sanksi lebih lanjut dan manuver militer dan mereka akan melawannya. ÔÇ£Baik tim negosiasi, maupun bangsa Iran yang mendukung tim tersebut, tidak akan pernah menyerah terhadap intimidasi,ÔÇØ tegasnya.
Penghapusan sanksi anti-Iran, tegas Rahbar, harus dibahas sebagai bagian dari perundingan nuklir dan tidak boleh dianggap sebagai hasil dari pembicaraan.
Ayatullah Khamenei menandaskan, "AS mengatakan 'kami menandatangani perjanjian dan memonitor perilaku Iran dan kemudian menghapus sanksi.ÔÇÖ Ini adalah salah dan tidak dapat diterima dan Iran tidak akan pernah menerima ini. Ini adalah taktik AS. Penghapusan sanksi harus menjadi bagian dari kesepakatan.ÔÇØ
Rahbar lebih lanjut menerangkan, negosiasi dengan AS hanya menyangkut kasus nuklir dan tidak mencakup isu-isu regional atau masalah yang berkaitan dengan urusan internal Iran, termasuk bidang pertahanan.
"Iran dan AS memiliki pandangan yang berlawanan soal isu-isu regional. Kami menginginkan keamanan dan ketenangan di kawasan, tetapi kekuatan-kekuatan arogan pimpinan AS mengejar kebijakan menabur ketidakamanan di kawasan, ini jelas kebalikan dari tujuan kita,ÔÇØ tandasnya.
Menyinggung pesan Nowruz Presiden Barack Obama yang ditujukan kepada bangsa Iran, Rahbar mengatakan, "Pesan Nowrouz Obama termasuk pernyataan yang tidak jujur dan klaimnya tentang persahabatan dengan orang-orang Iran juga tidak tulus."
ÔÇ£Klaim Obama bahwa ada orang-orang di Iran yang tidak ingin kasus nuklir diselesaikan melalui diplomasi adalah dusta,ÔÇØ tambahnya.
Berbicara tentang konsentrasi musuh terhadap roda perekonomian Iran, Ayatullah Khamenei menganggap AS sebagai faktor utama tekanan terhadap Iran, dan menandaskan, ÔÇ£Mereka secara jelas menyatakan tekanan ekonomi itu bermotif politik sehingga rakyat Iran menentang sistem Republik Islam dan merusak keamanan luar biasa di Iran.ÔÇØ
 
Menurut Rahbar, jalur Iran dalam memperoleh teknologi nuklir damai sudah mantap dan tidak ada jalan untuk kembali. ÔÇ£Iran dalam perundingan telah mematuhi semua perjanjian internasional dan etika politik Islam, namun mereka telah ingkar janji dan bersikap curang,ÔÇØ tegasnya.
Rahbar Singgung Surat Senator AS dalam Pidato Terbaru
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran mengatakan, Amerika Serikat pada detik-detik berakhirnya perundingan selalu memperkeras nada bicara mereka untuk merealisasikan tujuan-tujuannya, di mana tipu daya ini harus diwaspadai.
Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengemukakan hal itu dalam pidatonya terkait perundingan nuklir antara Tehran dan Kelompok 5+1 selama pertemuan dengan anggota-anggota Dewan Ahli Kepemimpinan Iran, Kamis (12/3).
Ia menambahkan, tim perunding nuklir Iran adalah orang-orang yang baik, terpercaya dan diterima, dan mereka sekarang sedang bekerja demi kebaikan negara.
Namun, kata Rahbar, pihak lawan runding adalah orang-orang yang licik, di mana mereka akan melancarkan tipu daya dan menusuk dengan belati dari belakang.
Terkait kekeliruan umum bahwa orang-orang yang kuat tidak membutuhkan tipu daya dan kelicikan, Ayatullah Khamenei menuturkan, sebagian orang berpikir bahwa AS yang memiliki kekuatan politik, ekonomi dan militer tidak membutuhkan tipu daya, namun bertentangan dengan persepsi ini, para pejabat AS sangat membutuhkan tipu daya dan kelicikan, dan sekarang mereka sedang mempraktekkannya, dan realitas ini mengkhawatirkan kita.
Rahbar lebih lanjut menilai surat terbaru para senator AS berisi tanda-tanda kerusakan moral politik dalam pemerintahan negara itu.
Ia menuturkan, semua negara dunia komitmen dengan kewajibannya meski ada perubahan dalam pemerintahan mereka, dan hal ini sesuai dengan aturan yang diterima oleh dunia internasional, namun para senator AS secara resmi mengumumkan bahwa jika pemerintahan sebelumnya berakhir, maka kewajibannya juga akan dianggap batal.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran juga menyinggung pernyatan rendah dan menjijikkan dari para pejabat AS dalam beberapa hari terakhir.
Ketika badut Zionis ini berbicara di Kongres, para pejabat AS menyampaikan sesuatu sebagai upaya cuci tangan, tapi isi dan poinnya tetap saja menuding Iran sebagai pendukung terorisme, di mana statemen ini benar-benar menggelikan, jelasnya.
Ayatullah Khamenei mengatakan, AS dan sekutunya di kawasan membentuk kelompok-kelompok teroris paling jahat dan bejat yaitu ISIS dan semisalnya, dan mereka mendukung kelompok-kelompok itu, kemudian bangsa Iran dan Republik Islam yang dituding melakukan pekerjaan tersebut.
Rahbar lebih lanjut mengingatkan kembali dukungan pemerintah AS kepada rezim ilegal Zionis Israel, dan mengatakan, Washington mendukung penuh sebuah rezim yang secara resmi mengakui keterlibatannya dalam tindakan terorisme, namun dalam waktu yang sama tetap melempar tudingan kepada Iran.