
کمالوندی
Dirjen WHO: Kesehatan Iran Terdepan di Mediterania Timur
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, WHO mengatakan, Republik Islam Iran menjadi negara terdepan di bidang kesehatan, di wilayah Mediterania Timur. Menurutnya, Iran berhasil mengontrol angka kematian anak, perempuan dan wabah penyakit.
Tedros Adhanom, Selasa (15/10) dalam pertemuan Komisi Regional WHO untuk Mediterania Timur ke-66 di Tehran, 14-17 Oktober 2019 menuturkan, dengan memperhatikan keberhasilan yang dicapai Iran, WHO berkewajiban untuk membantu negara ini sehingga bisa memberikan layanan kesehatan yang lebih baik dan berkualitas.
Drijen WHO juga menyinggung program penanggulangan penyakit Hepatitis dan mengatakan, ini adalah program dunia untuk mengontrol, mencegah dan mengurangi tingkat kematian yang diakibatkan Hepatitis, dan negara-negara kawasan khususnya Afghanistan harus berusaha melaksanakan program ini.
Tedros Adhanom menambahkan, harus dibuat kerangka khusus untuk mengurangi angka kematian akibat Hepatitis sehingga para ibu, bayi dan pasien dapat hidup sehat, dan WHO membutuhkan tenaga perawat, paramedis dan tenaga kesehatan yang lebih banyak.
Pertemuan Komisi Regional WHO untuk Mediterania Timur diselenggarakan di Tehran, 14-17 Oktober 2019 dengan dihadiri oleh Presiden Iran.
Pertemuan ini diikuti oleh 22 menteri kesehatan negara-negara kawasan dan membicarakan masalah-masalah terpenting di bidang kesehatan termasuk pola hidup dan dampaknya pada kesehatan penduduk, kesehatan bayi, anak, remaja dan pemuda, obat-obatan serta biayanya, penyakit tidak menular, dokter keluarga dan penyakit menular.
Trump dan Serangan Turki ke Suriah Utara
Presiden Donald Trump memberikan lampu hijau atas serangan militer Turki ke Suriah Utara dengan menarik pasukan Amerika dari wilayah itu. Namun, Trump sekarang dalam sebuah perubahan sikap yang drastis, menjatuhkan sanksi terhadap Ankara.
Trump pada Senin (14/10/2019) malam, mengumumkan daftar sanksi baru terhadap Turki. Ia mengeluarkan perintah penerapan sanksi terhadap para mantan dan pejabat Ankara serta individu yang membantu serangan militer Turki di Suriah Utara.
Trump juga akan menaikkan tarif impor baja dari Turki sampai 50 persen dan segera membekukan pembicaraan antara Washington-Ankara mengenai kesepakatan dagang 100 miliar dolar.
"Saya sepenuhnya siap untuk segera menghancurkan ekonomi Turki jika para pemimpin Ankara terus menempuh jalan berbahaya dan destruktif ini," tegas Presiden AS.
"Saya mengumumkan keadaan darurat nasional karena situasi saat ini di Suriah dan terutama karena serangan militer Turki di Suriah Utara," tambahnya.
Operasi militer Turki di Suriah Utara.
Departemen Keuangan AS juga menjatuhkan sanksi terhadap kementerian pertahanan dan kementerian energi Turki serta tiga menteri pertahanan, energi, dan dalam negeri.
Pentagon meminta sekutunya di NATO untuk menjatuhkan sanksi terhadap Turki karena operasi militer negara itu di Suriah telah melemahkan perang melawan teroris Daesh.
Trump sebelum ini memberikan lampu hijau atas serangan militer Turki di Suriah Utara, namun tekanan Kongres telah memaksa Gedung Putih untuk mengambil tindakan tegas terhadap Ankara.
Meski ada tekanan dari AS dan Uni Eropa, Presiden Recep Tayyip Erdogan tampaknya tidak berniat menghentikan operasi militer di Suriah Utara. Erdogan sepertinya yakin bahwa perekonomian Turki mampu menahan tekanan sanksi AS atau paling tidak sanksi pemerintahan Trump tidak akan menjadi pukulan serius bagi Turki untuk saat ini.
Namun, AS sekarang memiliki banyak alasan untuk menghukum Turki seperti kasus pembelian sistem pertahanan udara S-400 Rusia oleh negara itu dan perluasan hubungannya dengan Rusia dan Cina.
Uni Eropa juga telah mengancam Turki dengan embargo senjata dan sanksi ekonomi di masa depan. Hal ini tentu akan semakin memperburuk hubungan kedua pihak.
Turki Klaim Tewaskan 560 Milisi Kurdi di Utara Suriah
Kementerian Pertahanan Turki mengklaim, operasi militer Turki 'Peace Spring' di utara Suriah telah menewaskan 560 milisi bersenjata Kurdi.
ISNA (15/10/2019) melaporkan, Kemenhan Turki mengumumkan, 560 milisi Partai Buruh Kurdistan, PKK, Unit Proteksi Rakyat, YPG, dan Partai Uni Demokratik Suriah, PYD tewas dalam operasi militer negara itu di utara Suriah.
Kemenhan Turki juga mengatakan bahwa operasi militer untuk menumpas kelompok separatis Kurdi di timur Sungai Eufrat ini akan terus berlanjut.
Agresi militer Turki ke utara Suriah dimulai hari Rabu (9/10) dengan dalih untuk memberantas terorisme dan membersihkan wilayah perbatasannya dari teroris.
Suasana Najaf Menjelang Arbain
Jutaan peziarah Arbain dari berbagai kota di Irak dan negara-negara dunia, terutama dari negara-negara Muslim telah tiba di Najaf Ashraf untuk mengikuti Pawai Arbain.
Mereka kemudian menziarahi makam Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as dan setelahnya berjalan kaki dari Najaf menuju Karbala.
Arbain adalah peringatan mengenang 40 hari Kesyahidan Imam Husein as, Cucu Baginda Nabi Muhammad Saw yang dibantai oleh pasukan Yazid di Karbala pada tanggal 10 Muharram 61 H.
Setiap tahun, jutaan peziarah Arbain dari berbagai kota di Irak dan negara-negara dunia, terutama dari negara-negara Muslim mengunjungi Karbala untuk menghadiri peringatan Arbain Huseini as.
Mereka berkumpul di Karbala untuk memperingati Arbain atau 40 hari kesyahidan Imam Husein as, cucu tercinta Rasulullah Saw.
Setelah tiba di Irak, mereka berjalan kaki dari kota Najaf menuju Karbala yang berjarak sekitar 82 km untuk menghadiri acara Arbain Huseini as. Masyarakat Irak menyediakan makanan, minuman dan tempat istirahat gratis di sepanjang rute ini. Ada pula yang berjalan kaki dari Iran ke Karbala.
Selama bertahun-tahun, ulama dan para wali Allah Swt menekankan pentingnya dan besarnya keutamaan berziarah ke makam Imam Husain as pada Hari Arbain yang dilakukan dengan berjalan kaki dari arah Najaf ke Karbala.
Berziarah ke tempat-tempat suci merupakan sebuah ritual ibadah yang kembali ke masa nabi pertama yaitu Nabi Adam as. Dinukil dari riwayat bahwa ia sudah 70 kali mengunjungi Baitullah.
Jika ibadah dibarengi dengan kesulitan dan kepayahan – terlepas dari pahala yang besar – ia akan memberi kelezatan yang luar biasa dan semua kesulitan ini dengan sendirinya akan terasa mudah.
Kecintaan kepada Allah Swt, Rasul Saw dan Ahlul Baitnya akan meringankan langkah kaki manusia di jalan ini dan mengantarkan mereka pada kelezatan spiritual.
Menziarahi makam Imam Husein as, cucu baginda Nabi Muhammad Saw di Karbala memiliki keutamaan yang tinggi. Para imam maksum berkata, "Kami semua adalah bahtera keselamatan, tetapi bahtera Husein bergerak lebih cepat."
Berziarah ke makam para imam maksum as adalah bukti nyata dari kecintaan seseorang kepada Ahlul Bait as. Kegiatan ini akan menumbuhkan ketaatan kepada mereka dan memperbaiki janji setia dengan para manusia suci tersebut. Ziarah hari Arbain Imam Husein as juga termasuk salah satu dari kesempatan yang langka ini.
Rusia: Tak akan Kami Biarkan Suriah dan Turki Berperang
Utusan khusus Presiden Rusia untuk Suriah mengatakan, keamanan perbatasan Suriah-Turki harus dijaga dengan cara menempatkan pasukan Suriah di wilayah itu. Menurutnya, Moskow tidak akan membiarkan pertempuran antara Turki dan Suriah terjadi.
Fars News (15/10/2019) melaporkan, Alexander Lavrentiev, Selasa (15/10) menuturkan, dialog aktif yang lebih intens antara Damaskus dan Kurdi dapat membantu menegakkan kedaulatan dan integritas teritorial Suriah.
Kantor berita Rusia, Interfax mengabarkan, Lavrentiev menjelaskan, Rusia akan memediasi dialog Suriah dengan Kurdi. Dialog ini selain di tempat lain juga digelar di pangkalan udara Hmeimim.
Menurut utusan khusus Presiden Rusia itu, operasi militer Turki di Suriah tidak bisa dibenarkan, dan tidak ada satu kesepakatanpun terkait hal ini antara Moskow dengan Ankara.
"Keamanan perbatasan Suriah-Turki harus dijaga dengan menempatkan pasukan pemerintah Suriah di sepanjang garis perbatasan dua negara," imbuhnya.
Lavrentiev menegaskan bahwa dirinya meragukan kemungkinan penarikan pasukan Amerika Serikat dari Suriah.
Ehud Olmert: Israel Kalah Strategi dari Iran
Mantan perdana menteri rezim Zionis Israel memprotes keras kebijakan PM Israel, Benjamin Netanyahu dan mengatakan, kebijakan Netanyahu terkait Iran menyebabkan Tel Aviv kalah strategi dari Tehran.
Fars News (15/10/2019) melaporkan, Ehud Olmert dalam wawancaranya hari ini, Selasa (15/10) memprotes keras kebijakan Netanyahu dan menuturkan, PM Israel karena terlalu berlebihan memusatkan perhatian pada program nuklir Iran, ia abai atas aktivitas regional Iran termasuk kehadiran Tehran di Suriah.
Kepada surat kabar Jerusalem Post, Olmert menuturkan, kekalahan terbesar Israel di bidang keamanan dan pertahanan adalah kekalahan terbesar dalam 50 tahun terakhir sejak perang Yom Kippur, dan itu adalah membiarkan Iran masuk ke Suriah.
Ia menambahkan, ketika Netanyahu bersikeras masuk ke wilayah Iran untuk menghadapi program nuklirnya, Tehran sudah memulai infiltrasi di Suriah dan mendukung pemerintah negara itu.
Menurut Olmert, pada akhirnya setelah sekian lama saat orang Iran sudah di Suriah, kita (Israel) baru memulai serangan udara. Selain itu kita selalu mengeluarkan statemen provokatif dan mengancam untuk menghancurkan Iran.
Mantan perdana menteri Israel itu menjelaskan, seharusnya sebelum Iran masuk ke Suriah, Israel menyerang mereka, karena kegagalan mencegah penempatan pasukan Iran di Suriah adalah sebuah kekalahan strategis bagi Tel Aviv, dan yang bertanggung jawab atas semua ini adalah Netanyahu.
Kesepakatan Abad; Kesepakatan Memalukan Dan Kejahatan Terhadap Hak Dan Aspirasi Palestina
Mahmoud Abbas, Pemimpin Otorita Palestina hari Senin malam (27/05) mengingatkan, rencana Kesepakatan Abad tidak akan terlaksana dan masalah Palestina hanya diselesaikan lewat jalur politik.
Konferensi Bahrain diumumkan sebagai tahap pertama implementasi rencana Kesepakatan Abad yang penyelenggaraannya diagendakan mulai 25 hingga 26 Juni di Manama, ibukota Bahrain. Perencanaan pelaksanaan konferensi ini dilakukan di balik bayang-bayang dukungan sejumlah rezim Arab atas rencana Kesepakatan Abad dan dalam kerangka normalisasi hubungan dengan rezim Zionis Israel.
Donald Trump, Presiden Amerika Serikat telah menyampaikan rencana Kesepakatan Abad sejak tahun 2017 dan sejak itu pula selalu menekan Arab Saudi, Bahrain dan Uni Emirat Arab agar menjamin biaya ekonomi rencana ini.
Sekaitan dengan hal ini, Salman Razavi, pakar masalah Palestina tentang rencana AS Kesepakatan Abad mengatakan, “Sebagian negara-negara Arab akan membiayai pendanaan implementasi rencana ini. Sesuai dengan kesepakatan ini, Amerika Serikat akan membayar 20 persen, Eropa 10 persen dan sisanya 70 persen akan dibiayai oleh negara-negara Arab.
Pembagian saham pembiayaan konferensi Manama menunjukkan Amerika Serikat berusaha mengimplementasikan rencana Kesepakatan Abad dengan pendekatan Arab, dimana tidak ada kesamaan dengan kenyataan sejarah Palestina. Dukungan Amerika Serikat atas keamanan sebagian negara-negara Arab, termasuk rezim Arab Saudi telah menempatkan negara-negara ini di jalur pengkhianatan akan cita-cita Palestina.
Sheikh Isa Qassim, ulama senior dan pejuang Bahrain hari Senin malam (26/05) dalam sebuah pernyataan mengatakan, “Tujuan dari presentasi rencana Kesepakatan Abad adalah konspirasi bersama Amerika Serikat, rezim Zionis Israel dan sebagian penguasa negara-negara Arab anti masalah Palestina.”
Rencana Kesepakatan Abad telah mengabaikan prinsip pertama cita-cita Palestina dan lebih banyak aspek promisi. Selain itu, rencana sebelumnya AS yang juga tentang Palestina telah menemui jalan buntu. Perundingan normalisasi adalah contoh jelasnya yang dilakukan dengan dukungan pemerintah AS waktu itu, tapi dikarenakan tidak menghormati hak bagi cita-cita Palestina akhirnya menemui kegagalan.
Sekaitan dengan hal ini, Hossein Ajorloo, analis masalah Timur Tengah mengatakan, “Pelbagai rencana AS tentang Palestina sampai sekarang bukan saja tidak dilaksanakan, tapi juga tidak memiliki kredibilitas. Karena melihat dirinya sebagai penguasa dunia, Amerika Serikat ingin mengatakan mereka memiliki rencana untuk masalah Palestina dan menunjukkannya.
Dengan mencermati pengalaman kegagalan berbagai rencana sebelumnya AS soal masalah Palestina, rencana Kesepakatan Abad tidak akan mendapat perhatian dengan persatuan rakyat, semua faksi-faksi Palestina dan negara-negara pendukung cita-cita Palestina dan rencana Kesepakatan Abad hanya akan tetap berada di atas kertas.
Mengabaikan hak-hak jutaan para pengungsi Palestina, pelucutan senjata Muqawama, pembentukan pemerintah Palestina tanpa militer dan memberikan cita Zionis ke kota Quds yang diduduki termasuk dari butir-butir rencana Amerika Kesepakatan Abad yang bahkan tidak diakui oleh satupun dari faksi-faksi Palestina.
Tanda-tanda seperti ini dari rencana Kesepatan Abad menyebabkan tidak ada satu pun dari kelompok-kelompok Palestina yang sudi hadir di balik meja perundingan soal rencana ini. Penolakan Mahmoud Abbas, Pemimpin Otorita Palestina akan konferensi ekonomi Manama dan memboikotnya harus dimaknai dari kerangka ini.
Tafsir Al-Fatihah Al-Ikhlas dan Al-Qadr : Perspektif Irfan
Hari Arbain dan Perjuangan Sayidah Zainab
Ahlul Bait as merupakan salah satu pusaka berharga Rasulullah Saw bagi umatnya untuk menjauhkan mereka dari penyimpangan dan kesesatan. Beliau bersabda, “Aku tinggalkan untuk kalian dua pusaka. Kalian tidak akan tersesat selama-lamanya selagi kalian berpegang teguh pada keduanya, yaitu kitab Allah (al-Quran) dan Ahlul Baitku.”
Pada saat pembawa panji Kebangkitan Karbala, Abbas ibn Ali as tumbang ditebas pedang dan kepala mulia Imam Husein as ditancapkan di ujung tombak, Yazid dan para pengikutnya mengira bahwa mereka sudah berhasil merampas salah satu pusaka Nabi Saw dari tangan kaum Muslim dan dengan cara itu, mereka tinggal memperalat al-Quran untuk kepentingan rezim. Akan tetapi kehendak Tuhan berkata lain. Tuhan telah menakdirkan agar darah Imam Husein as senantiasa membara di nadi kaum Muslim sehingga para pencari kebenaran dan penuntut keadilan tidak termakan oleh makar orang-orang kafir.
Peringatan Hari Arbain sejak dulu sudah dikenal luas oleh masyarakat Syiah dan kalender sejarah para pembela Imam Husein as. Atas dasar itu pula, para pengikut Syiah di tahun-tahun pertama peringatan acara tersebut mendatangi Padang Karbala, seperti yang dilakukan oleh Jabir ibn Abdullah al-Ansari. Tradisi ini masih terawat dengan baik sampai sekarang dan Irak setiap tahunnya menyambut kedatangan jutaan peziarah dari seluruh dunia untuk berkumpul di Makam Imam Husein. Mereka ingin menegaskan dirinya sebagai pengikut kebenaran dan di bawah kepemimpinan Imam Husein as, mereka tidak akan tunduk pada arogansi musuh dan mereka juga siap untuk mengorbankan harta dan jiwanya demi kebenaran.
Seorang sahabat besar Nabi Saw, Jabir ibn Abdullah al-Ansari adalah tamu pertama Imam Husein as pada hari Arbain. Meski sudah tidak bisa melihat, Jabir tetap datang ditemani oleh Atiyya bin Sa’ad al-Kufi. Atiyya menuturkan, “Aku bersama Jabir datang ke Karbala untuk menziarahi Imam Husein… Jabir berkata kepadaku, ‘Antarkan aku ke pusara Husein.’ Aku kemudian meletakkan tangan Jabir di atas makam dan ia jatuh pingsan. Aku memercikkan air ke wajahnya dan ketika sadar, ia memanggil kata-kata ‘Ya Husein’ sebanyak tiga kali. Kemudian dia berteriak, ‘Wahai Husein! Kenapa engkau membisu?’ Kemudian ia berkata, ‘Bagaimana engkau akan menjawabku sementara nadi-nadi lehermu telah ditebas dan kepala dan badanmu telah dipisah.’ Aku bersaksi bahwa engkau adalah putra penutup para nabi dan pemimpin kaum Mukminin. Salam dan keridhaan Tuhan atasmu.”
Ziarah Imam Husein as di hari Arbain telah disinggung dalam literatur-literatur kuno agama Islam. Riwayat terpenting mengenai hal ini datang dari Imam Hasan Askari as. Beliau berkata, ” Tanda-tanda orang mukmin ada lima; melaksanakan shalat 51 rakaat (17 rakaat wajib dan 34 rakaat sunnah), membaca ziarah Arbain Imam Husein as, memakai cincin di jari tangan kanan, meletakkan dahi di atas tanah saat sujud dan mengeraskan bacaan Bismillahirrahmanirrahim dalam shalat.” Dalam riwayat-riwayat lain juga disebutkan bahwa orang-orang yang tidak bisa datang ke Karbala pada hari itu, mereka dianjurkan membaca ziarah dari jauh. Anjuran ini dengan sendirinya menunjukkan betapa pentingnya Arbain dan pengingat budaya anti-kezaliman Asyura dalam kamus Islam.
Dari Asyura sampai Arbain hanya 40 hari dan dalam rentang masa itu, Sayidah Zainab as dengan kearifan dan keberaniannya telah menguburkan mimpi-mimpi Yazid untuk merayakan kemenangan. Wanita mulia ini mengibarkan panji Kebangkitan Husein dengan gagah dan sampai sekarang masih berkibar dengan penuh wibawa. Sayidah Zainab memekikkan pesan ketertindasan dan kebenaran Husein dengan suara lantang mulai dari hari Asyura yang banjir darah sampai Arbain yang bergelimang air mata. Orasi lugas Sayidah Zainab masih terus mengguncang pilar-pilar istana penguasa tiran dan menarik para pencari kebenaran untuk berduyun-duyun datang ke Karbala.
Sayidah Zainab as selain memiliki banyak keutamaan dan berkepribadian mulia, juga memainkan peran luar biasa dalam mensukseskan Kebangkitan Asyura. Setelah peristiwa Asyura, Sayidah Zainab as di tengah kesibukannya sebagai pemimpin para tawanan dan pelindung Imam Sajjad as, mampu mengantarkan Revolusi Huseini ke gerbang kemenangan dengan menanggung segala beban. Dia berdiri tegak dan gagah berani dalam menyampaikan misinya sehingga ajaran Rasulullah Saw dan Revolusi Karbala tidak melenceng.
Ketika rombongan tawanan tiba di Kufah, masyarakat awalnya menyambut tawanan dengan suka cita dan gembira. Akan tetapi, Sayidah Zainab lewat orasinya yang berapi-api membuat situasi seketika berubah dan warga Kufah kini larut dalam kesedihan. Dia berkata, “Wahai para penipu! Wahai orang-orang yang tidak punya harga diri dan wibawa! Kalian telah membunuh penggalan hati Rasulullah dan pemimpin pemuda surga, ia adalah sosok yang menjadi benteng pelindung untuk kalian saat perang dan menjadi penenang di kala damai.”
Dengan kalimat pedas itu, Sayidah Zainab as membuat sejumlah warga Kufah mulai menyadari betapa besarnya dosa mereka. Dengan orasinya di istana Ubaidillah, Sayidah Zainab as berhasil merendahkan pemilik istana dan menggagalkan skenarionya untuk mendistorsi hakikat Kebangkitan Imam Husein as. Dia tidak membiarkan tipu daya dan makar untuk mencoreng tujuan-tujuan luhur Imam Husein as. Pada akhirnya, Ibnu Ziyad, penguasa Kufah menganggap kehadiran para tawanan sebagai hal yang berbahaya dan ia segera menggiring mereka ke Syam.
Warga Syam juga menyambut gembira kabar kedatangan para tawanan Karbala. Ini terjadi karena propaganda Yazid dan warga bahkan menganggap mereka sebagai pemberontak terhadap kekhalifahan Islam, di mana mereka pantas untuk dibunuh dan ditawan. Yazid mengadakan sebuah pesta megah yang menghadirkan para pejabat dan tentara. Dia dengan lancang memukul-mukul tongkatnya pada bibir dan gigi Imam Husein as. Yazid berkata, “Andai para pemimpin kabilahku – yang sudah tewas di Badr – masih hidup dan menyaksikan kita membunuh para pembesar Bani Hasyim dan menjadikannya sebagai penebus Perang Badr… Bani Hasyim telah bermain kekuasaan, tidak ada kabar gaib dan juga tidak ada wahyu yang turun kepadanya.” Dengan cara itu, Yazid telah menampakkan pengingkarannya terhadap Rasulullah dan agama Tuhan.
Pada waktu itu, Sayidah Zainab as membongkar semua kerusakan Yazid dan orasinya telah mengingatkan para hadirin akan kepiawaian Imam Ali as. Sayidah Zainab as berseloroh, “Tuhan berkata benar. Dia berfirman, ‘Kemudian, akibat orang-orang yang mengerjakan kejahatan adalah (azab) yang lebih buruk, karena mereka mendustakan ayat-ayat Allah dan mereka selalu memperolok-oloknya.’ Wahai anak Muawiyah! Meskipun kondisi telah membuatku harus berbicara denganmu, tapi aku menganggapmu lebih rendah, karena dosa-dosamu sangat besar dan kecaman-kecaman atasmu lebih banyak untuk bisa dihitung. Namun apa boleh buat? Mataku menangis karena kematian orang-orang yang aku cintai dan dadaku sesak panas karena perpisahan dengan mereka… Wahai Yazid! Sekarang lakukanlah apa yang kamu bisa. Aku bersumpah demi Allah, engkau tidak akan pernah bisa membumihanguskan nama dan wahyu kami, dan dengan cara ini engkau ingin meraih mimpi-mimpimu. Engkau tidak bisa mencuci tangan dari kehinaan ini dan pembantaian Husein.”
Kalimat tegas dan rasional Sayidah Zainab as membuat Yazid tertunduk dan membisu. Akhirnya, ia menyalahkan Ibnu Ziyad atas kematian Imam Husein as. Pidato Sayidah Zainab as di istana Yazid dan kemudian orasi Imam Sajjad as, sontak membuat kondisi Damakus berubah dan kebenaran mulai tersiar luas di tengah masyarakat. Seperti itulah Sayidah Zainab as memainkan perannya dalam menyampaikan pesan Kebangkitan Huseini.
Hari ini, para pecinta Imam Husein as bergegas menuju Padang Karbala untuk menghadiri peringatan Arbain. Semua kecintaan ini mereka dedikasikan untuk seorang pemuda, yang disebut oleh Nabi Saw sebagai bahtera penyelamat umat dan pelita hidayah manusia. Alangkah indahnya ayunan langkah kaki para pecinta, mereka penuh semangat untuk mengibarkan panji kebenaran dan memerangi kebatilan.
Salam atasmu duhai Aba Abdillah
Salam atasmu duhai Putera Rasulullah
Salam atasmu duhai Putera Amirul Mukminin, Putera Penghulu para washi.
Salam atasmu duhai Putera Fatimah penghulu wanita sedunia.
Salam atasmu ya Tsarallah wabna Tsarih wal-Mitral Mawtur.
Salam atasmu dan semua Arwah yang bergabung di halaman kediamanmu.
Sepanjang hidupku, siang dan malam, aku akan mendoakanmu semua, semoga Allah melimpahkan kedaimaian-Nya kepadamu semua.
Sejarah Longmarch Arbain
Longmarch Arbain merupakan longmarch terbesar muslim Syiah yang diselenggarakan bertepatan dengan peringatan Arbain di Irak. Orang-orang yang ikut longmarch ini berasal dari pelbagai penjuru negara Irak dan juga peziarah dari berbagai negara. Mereka berjalan kaki dalam jumlah yang sangat besar menuju Karbala dalam rangkaian acara peringatan Hari Arbain Imam Husain untuk menunaikan ziarah Arbain. Orang-orang yang hadir pada peringatan Arbain ini diperkirakan mencapai puluhan juta orang setiap tahunnya. Pada tahun 2013 angka peziarah mencapai 10 juta orang. Tahun 2014 menembus hingga 20 juta orang.
Menurut hasil penelitian, perjalanan menuju Karbala pada hari Arbain telah mentradisi dalam umat Islam Syiah semenjak masa Imam Maksum. Bahkan disebutkan bahwa kaum Syiah tetap menjalankan tradisi ziarah Arbain ini pada masa kekuasaan Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah. Qadhi Thabathabai menilai bahwa tradisi ziarah Arbain ini sebagai tradisi setiap tahun kaum Syiah di sepanjang sejarah. [1]
Penulis buku Adab al-Thaff yang beredar pada tahun 1967 dalam laporannya atas pertemuan besar kaum Syiah pada peringatan Arbain Imam Husain di Karbala menyerupakan pertemuan itu seperti pertemuan kaum Muslim di Mekkah. Dalam buku itu disinggung tentang majelis-majelis duka disampaikan dalam bahasa Turki, Arab, Persia dan bahasa Urdu. Ia menegaskan bahwa tidak berlebihan, pada masa itu, terdapat kurang lebih satu juta orang yang turut serta pada ziarah Arbain Imam Husain as. [2]
Pemerintahan Saddam Husain dan Pelarangan Longmarch
Pada akhir abad ke-14, pemerintahan Ba’tsi memegang kendali kekuasaan di Irak. Mereka tahu bahwa longmarch Arbain ini merupakan simbol kekuatan politik (show force) kaum Muslim Syiah. Pemerintahan Saddam kemudian melarang adanya peringatan Arbain dan terkadang dengan kejam menyerang para peziarah. Larangan dan teror pemerintahan Ba’tsi ini membuat peringatan Arbain tidak begitu ramai. Mereka terkadang menyerang dengan menembakkan senjata dari darat atau menyerang dari udara. Tahun 1977 merupakan klimaks dari serangan ini dimana mereka menembak para peziarah di dekat kota Karbala. Dengan adanya larangan ini, sebagian Syiah secara diam-diam tetap pergi berziarah ke Karbala. Pada tahun itu juga, Ayatullah Sayid Muhammad al-Shadr mengumumkan wajibnya ziarah Arbain.
Setelah jatuhnya pemerintahan Ba’tsi (Saddam Husain) di Irak yang menjadi penghalang utama terselenggaranya pelbagai jenis majelis duka Imam Husain as, untuk pertama kalinya pada tahun 2003, kaum Syiah bergerak menuju Karbala. Pada permulaan acara peringatan ini terdapat tiga juta orang yang hadir. Pada tahun-tahun setelahnya, jumlah peziarah dan peserta longmarch ini semakin membludak sehingga disebutkan terdapat lebih dari 10 juta orang yang turut meramaikan peringatan Arbain Imam Husain as.[3] Pada tahun 2013 yang bertepatan dengan Arbain tahun 1435 H sebagian melaporkan bahwa terdapat 15 juta peziarah yang berpartisipasi pada ritual Arbain ini. [4]
Wikishia
Catatan kaki
Qadhi Thabathabai, hlm. 2.
Syubbar, jld. 1, hlm. 41.
Khabarguzari Tasnim
Site Fardanew