کمالوندی

کمالوندی

Selasa, 15 Oktober 2019 15:21

Surat Shaad ayat 20-25

وَشَدَدْنَا مُلْكَهُ وَآَتَيْنَاهُ الْحِكْمَةَ وَفَصْلَ الْخِطَابِ (20)

Dan Kami kuatkan kerajaannya dan Kami berikan kepadanya hikmahdan kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan. (38: 20)

Pada pembahasan sebelumnya, kita mengulas tentang Nabi Daud as. Seorang nabi ahli munajat kepada Allah Swt dan gunung serta burung-burungpun selalu menyertai munajat Nabi Daud.

Pada ayat di atas Allah Swt berfirman, selain menganugerahi hikmat kepada Nabi Daud yang juga diberikan kepada nabi-nabilain, Allah Swt memberikan kedudukan dan kekuasaan kepadanya. Dengan kata lain, Nabi Daud termasuk salah satu nabi yang memiliki posisi kenabian sekaligus pemerintahan.

Hal ini menunjukkan bahwa agama dan politik bisa digabungkan dan para nabi tidak hanya ditugasi untuk menyampaikan pesan ilahi saja, tapi di manapun memungkinkan, dirinya akan menerapkan perintah ilahi di tengah masyarakat. Mereka tidak hanya duduk di masjid saja atau mencukupkan diri dengan nasihat, saat dibutuhkan, mereka berperan sebagai pemerintah dan memutuskan perkara sebagai seorang hakim.

Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Sebuah pemerintahan harus berlandaskan hikmah dan keadilan sehingga hak Tuhan dan rakyat bisa dipenuhi.

2. Pemerintahan dan kekuatan hanya sah dan sesuai syariat jika dipegang oleh orang-orang saleh dan taat kepada ilahi.

وَهَلْ أَتَاكَ نَبَأُ الْخَصْمِ إِذْ تَسَوَّرُوا الْمِحْرَابَ (21) إِذْ دَخَلُوا عَلَى دَاوُودَ فَفَزِعَ مِنْهُمْ قَالُوا لَا تَخَفْ خَصْمَانِ بَغَى بَعْضُنَا عَلَى بَعْضٍ فَاحْكُمْ بَيْنَنَا بِالْحَقِّ وَلَا تُشْطِطْ وَاهْدِنَا إِلَى سَوَاءِ الصِّرَاطِ (22) إِنَّ هَذَا أَخِي لَهُ تِسْعٌ وَتِسْعُونَ نَعْجَةً وَلِيَ نَعْجَةٌ وَاحِدَةٌ فَقَالَ أَكْفِلْنِيهَا وَعَزَّنِي فِي الْخِطَابِ (23) قَالَ لَقَدْ ظَلَمَكَ بِسُؤَالِ نَعْجَتِكَ إِلَى نِعَاجِهِ وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ الْخُلَطَاءِ لَيَبْغِي بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَقَلِيلٌ مَا هُمْ وَظَنَّ دَاوُودُ أَنَّمَا فَتَنَّاهُ فَاسْتَغْفَرَ رَبَّهُ وَخَرَّ رَاكِعًا وَأَنَابَ (24) فَغَفَرْنَا لَهُ ذَلِكَ وَإِنَّ لَهُ عِنْدَنَا لَزُلْفَى وَحُسْنَ مَآَبٍ (25)

Dan adakah sampai kepadamu berita orang-orang yang berperkara ketika mereka memanjat pagar? (38: 21)

Ketika mereka masuk (menemui) Daud lalu ia terkejut karena kedatangan) mereka. Mereka berkata, “Janganlah kamu merasa takut; (kami) adalah dua orang yang berperkara yang salah seorang dari kami berbuat zalim kepada yang lain; maka berilah keputusan antara kami dengan adil dan janganlah kamu menyimpang dari kebenaran dan tunjukilah kami ke jalan yang lurus. (38: 22)

Sesungguhnya saudaraku ini mempunyai sembilan puluh sembilan ekor kambing betina dan aku mempunyai seekor saja.” Maka dia berkata, “Serahkanlah kambingmu itu kepadaku dan dia mengalahkan aku dalam perdebatan.” (38: 23)

Daud berkata, “Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini.” Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat. (23: 24)

Maka Kami ampuni baginya kesalahannya itu. Dan sesungguhnya dia mempunyai kedudukan dekat pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik. (38: 25)

Pada ayat sebelumnya dijelaskan Allah Swt menganugerahkan kedudukan hakim kepada Nabi Daud as. Sementara di ayat-ayat ini, disinggung sebuah peristiwa ketika dua orang datang ke hadapan Nabi Daud dan meminta beliau memutuskan perkara mereka secara adil.

Akan tetapi cara mereka datang tidak biasa. Mereka tahu para pengawal Nabi Daud sampai kapanpun tidak akan membiarkan mereka untuk menemui beliau. Oleh karena itu, saat Nabi Daud tengah khusyu melaksanakan shalat dan munajat di tempat ibadahnya, kedua orang itu memanjat dinding belakang untuk menemui Nabi Daud. Hal itu sempat membuat Nabi Daud terkejut dan mengira mereka akan berbuat jahat atau membunuhnya. Akan tetapi mereka kemudian berkata, “Wahai Daud! Jangan takut, kami dua orang berselisih dan terlibat perkara serta datang kepadamu untuk mendapat keadilan.”

Masuknya kedua orang itu secara tiba-tiba dan situasi mengejutkan yang terjadi menyebabkan Nabi Daud, setelah mendengar pengaduan salah satu dari keduanya, tanpa terlebih dahulu mendengarkan pembelaan dari tertuduh, secara tergesa-gesa memutuskan bahwa tertuduh bersalah dan ia menuntut yang bukan menjadi haknya.

Namun di luar dugaan, si tertuduh tidak berkata apapun dan tidak menyampaikan protes, lalu keduanya pergi begitu saja.

Setelah keduanya pergi, Nabi Daud baru menyadari bahwa ia tidak memutuskan perkara dengan benar dan sebelum mendengar pembelaan dari tertuduh, ia menjatuhkan hukum kepadanya. Oleh karena itu, beliau bertaubat kepada Allah Swt dan Allah pun menerima taubatnya.

Dari dua ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Kedua pihak yang berseteru harus meminta hakim untuk memutus perkara mereka secara adil dan benar, dan tidak ada satupun dari kedua pihak yang boleh menekan hakim sehingga memihaknya.

2. Penegakkan keadilan di tengah masyarakat menjadi faktor yang membimbing masyarakat ke jalan yang lurus dan membuat mereka terjaga dari sikap ekstrem dan menyimpang.

3. Manusia cenderung serakah dan rakus, dan tidak pernah kenyang dengan harta, kekayaan dan kelezatan dunia. Oleh karena itu, biasanya orang kaya lebih tamak dalam mengumpulkan harta dibandingkan yang lainnya.

4. Memutuskan perkara perlu situasi dan kondisi yang tenang. Ketika kita berada pada kondisi kaget dan terkejut, tidak semestinya memutuskan perkara hukum. Karena akan menyebabkan ketergesaan dan kekacauan dalam proses pengadilan dan seringkali berujung pada penyesalan.

5. Ekonomi yang sehat dapat tumbuh di bawah naungan iman dan amal saleh. Oleh karena itu, jika anggota masyarakat tidak beriman kepada Tuhan, maka mungkin saja mereka tidak ragu melanggar hak orang lain untuk meraih kepentingan pribadinya.

Selasa, 15 Oktober 2019 15:20

Surat Shaad ayat 12-19

كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ وَعَادٌ وَفِرْعَوْنُ ذُو الْأَوْتَادِ (12) وَثَمُودُ وَقَوْمُ لُوطٍ وَأَصْحَابُ الْأَيْكَةِ أُولَئِكَ الْأَحْزَابُ (13) إِنْ كُلٌّ إِلَّا كَذَّبَ الرُّسُلَ فَحَقَّ عِقَابِ (14)

Telah mendustakan (rasul-rasul pula) sebelum mereka itu kaum Nuh, 'Aad, Fir'aun yang mempunyai tentara yang banyak. (38: 12)

Dan Tsamud, kaum Luth dan penduduk Aikah. Mereka itulah golongan-golongan yang bersekutu (menentang rasul-rasul). (38: 13)

Semua mereka itu tidak lain hanyalah mendustakan rasul-rasul, maka pastilah (bagi mereka) azab-Ku. (38: 14)

Pada pembahasan sebelum telah diulas mengenai para pembesar Mekah yang tidak bersedia menerima kebenaran ilahi yang disampaikan Nabi Muhammad Saw, karena memandang diri mereka lebih mulia dan layak untuk mengembannya.

Ayat ini mengenai firman Allah swt kepada Nabi Muhammad Saw yang menegaskan bahwa para penentang itu bukan kelompok pertama yang berbuat demikian, tapi kaum-kaum sebelumnya juga melakukan tindakan yang sama terhadap para Nabi dan Rasul Allah.

Mereka pemilik harta dan pemegang kekuasaan merasa dirinya lebih layak sebagai pembawa risalah kebenaran, sehingga tidak bersedia menerima ajaran yang dibawa para Nabi dan Rasul, tidak seperti masyarakat biasa yang relatif mudah menerima kebenaran ajaran ilahi.

Di ayat ini, Allah swt menegaskan bahwa orang-orang yang menentang kebenaran ilahi karena kesombongan, maupun dengki akan mendapatkan azab di dunia ini. Hal ini sebagaimana menimpa kaum Nabi Nuh yang tenggelam ditelan banjir bandang atau kaum Aad yang diterjang badai, ataupun kaum Tsamud, juga kaum Luth yang diazab karena menentang kebenaran yang dibawa para utusan Allah swt.

Dari tiga ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Al-Quran sangat menganjurkan untuk mempelajari sejarah kehidupan orang-orang terdahulu dan nasib mereka sebagai pelajaran yang bagi umat manusia dewasa ini.

2. Semua manusia, baik penguasa, seperti Firaun maupun manusia biasa tidak berdaya menghadapi azab ilahi.

3. Penentangan dan pengingkaran karena kesombongan maupun dengki terhadap kebenaran akan berujung azab dan kebinasaan.

وَمَا يَنْظُرُ هَؤُلَاءِ إِلَّا صَيْحَةً وَاحِدَةً مَا لَهَا مِنْ فَوَاقٍ (15) وَقَالُوا رَبَّنَا عَجِّلْ لَنَا قِطَّنَا قَبْلَ يَوْمِ الْحِسَابِ (16)

Tidaklah yang mereka tunggu melainkan hanya satu teriakan saja yang tidak ada baginya saat berselang. (38: 15)

Dan mereka berkata, “Ya Tuhan kami cepatkanlah untuk kami azab yang diperuntukkan bagi kami sebelum hari berhisab.” (38: 16)

Melanjutkan ayat sebelumnya, di ayat ini Allah swt berfirman bahwa orang-orang yang musyrik dan kafir yang menantang datangnya azab Allah, maka azab itu akan datang kepada mereka secara tiba-tiba sebagaimana nasib yang menimpa kaum-kaum penentang para Nabi sebelumnya. Ketika azab datang, mereka tidak bisa lagi lari atau menghindar.

Di ayat ini, sebelum azab tiba, orang-orang kafir dan musyrik tetap menentang para Nabi, bahkan mengejek dengan menantang datangnya azab ilahi. Mereka akan merasakan azab ilahi ketika kematian menjemputnya.

Dari dua ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Orang-orang yang mengetahui nasib dan akhir kehidupan kaum terdahulu, tapi tetap menentang seruan kebenaran yang dibawa para Nabi seperti orang yang menanti datangnya azab llahi atau menjemput kebinasaan dengan kakinya sendiri.

2. Penentangan orang-orang kafir dan musyrik yang menertawakan keyakinan orang-orang yang beriman tidak didasarkan kepada logika, tapi kesombongan mereka semata.

3. Taubat dan menerima kebenaran bisa dilakukan sebelum azab datang, tapi ketika azab tiba tidak ada lagi tempat untuk bertaubat.

اصْبِرْ عَلَى مَا يَقُولُونَ وَاذْكُرْ عَبْدَنَا دَاوُودَ ذَا الْأَيْدِ إِنَّهُ أَوَّابٌ (17) إِنَّا سَخَّرْنَا الْجِبَالَ مَعَهُ يُسَبِّحْنَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِشْرَاقِ (18) وَالطَّيْرَ مَحْشُورَةً كُلٌّ لَهُ أَوَّابٌ (19)

Bersabarlah atas segala apa yang mereka katakan; dan ingatlah hamba Kami Daud yang mempunyai kekuatan; sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan). (38: 17)

Sesungguhnya Kami menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) di waktu petang dan pagi. (38: 18)

Dan (Kami tundukkan pula) burung-burung dalam keadaan terkumpul. Masing-masingnya amat taat kepada Allah. (38: 19)

Melanjutkan ayat sebelumnya tentang sikap para penentang yang menertawakan orang-orang yang beriman, ayat ini menjelaskan tentang sikap kaum Nabi Daud yang menghina utusan Allah. Padahal Nabi Daud memiliki kekuasaan dan kekuatan. Oleh karena itu, di ayat ini Allah berfirman supaya orang-orang yang beriman tidak takut terhadap setiap hinaan dan celaan dari orang-orang kafir dan musyrik, karena akhirnya mereka akan menang.

Nabi Daud senantiasa bertasbih kepada Allah swt. Berkat inayah-Nya, Nabi Daud memiliki kekuatan dan kekuasaan. Bahkan gunung dan burung pun ikut mengiringi Nabi Daud ketika beliau bertasbih kepada Allah swt. 

Berdasarkan ayat al-Quran, semua makhluk hidup bertasbih kepada Allah swt, tapi tidak kita ketahui dan sulit kita pahami secara langsung. Dari ayat ini kita mengetahui ketika Nabi Daud bertasbih, makhluk lain di alam ini juga bertasbih dan memuji Allah swt.

Dari tiga ayat tadi terdapat lima poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Propaganda dan penentangan musuh terhadap kebenaran dan pendukungnya sangat keras dan gencar yang terus berlanjut hingga kini.

2. Orang-orang mukmin tidak boleh lemah menghadapi setiap gangguan dalam bentuk hinaan maupun celaan, dan tetap tegar dalam membawa kebenaran ilahi yang diyakininya.

3. Kekuasaan menjadi godaan berbahaya bagi manusia, kecuali orang yang menantiasa mengharapkan petunjuk dari Allah swt dan berada di jalan-Nya.

4. Orang-orang kafir tidak mau menerima kebenaran dari Allah swt karena kesombongannya, padahal semua makhluk di alam semesta ini bersimpuh dan bertasbih kepada Allah swt.

5. Jika manusia menjadi hamba sejati, maka alampun akan bersamanya.

Selasa, 15 Oktober 2019 15:18

Surat Shaad ayat 5-11

كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ وَعَادٌ وَفِرْعَوْنُ ذُو الْأَوْتَادِ (12) وَثَمُودُ وَقَوْمُ لُوطٍ وَأَصْحَابُ الْأَيْكَةِ أُولَئِكَ الْأَحْزَابُ (13) إِنْ كُلٌّ إِلَّا كَذَّبَ الرُّسُلَ فَحَقَّ عِقَابِ (14)

Telah mendustakan (rasul-rasul pula) sebelum mereka itu kaum Nuh, 'Aad, Fir'aun yang mempunyai tentara yang banyak. (38: 12)

Dan Tsamud, kaum Luth dan penduduk Aikah. Mereka itulah golongan-golongan yang bersekutu (menentang rasul-rasul). (38: 13)

Semua mereka itu tidak lain hanyalah mendustakan rasul-rasul, maka pastilah (bagi mereka) azab-Ku. (38: 14)

Pada pembahasan sebelum telah diulas mengenai para pembesar Mekah yang tidak bersedia menerima kebenaran ilahi yang disampaikan Nabi Muhammad Saw, karena memandang diri mereka lebih mulia dan layak untuk mengembannya.

Ayat ini mengenai firman Allah swt kepada Nabi Muhammad Saw yang menegaskan bahwa para penentang itu bukan kelompok pertama yang berbuat demikian, tapi kaum-kaum sebelumnya juga melakukan tindakan yang sama terhadap para Nabi dan Rasul Allah.

Mereka pemilik harta dan pemegang kekuasaan merasa dirinya lebih layak sebagai pembawa risalah kebenaran, sehingga tidak bersedia menerima ajaran yang dibawa para Nabi dan Rasul, tidak seperti masyarakat biasa yang relatif mudah menerima kebenaran ajaran ilahi.

Di ayat ini, Allah swt menegaskan bahwa orang-orang yang menentang kebenaran ilahi karena kesombongan, maupun dengki akan mendapatkan azab di dunia ini. Hal ini sebagaimana menimpa kaum Nabi Nuh yang tenggelam ditelan banjir bandang atau kaum Aad yang diterjang badai, ataupun kaum Tsamud, juga kaum Luth yang diazab karena menentang kebenaran yang dibawa para utusan Allah swt.

Dari tiga ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Al-Quran sangat menganjurkan untuk mempelajari sejarah kehidupan orang-orang terdahulu dan nasib mereka sebagai pelajaran yang bagi umat manusia dewasa ini.

2. Semua manusia, baik penguasa, seperti Firaun maupun manusia biasa tidak berdaya menghadapi azab ilahi.

3. Penentangan dan pengingkaran karena kesombongan maupun dengki terhadap kebenaran akan berujung azab dan kebinasaan.

وَمَا يَنْظُرُ هَؤُلَاءِ إِلَّا صَيْحَةً وَاحِدَةً مَا لَهَا مِنْ فَوَاقٍ (15) وَقَالُوا رَبَّنَا عَجِّلْ لَنَا قِطَّنَا قَبْلَ يَوْمِ الْحِسَابِ (16)

Tidaklah yang mereka tunggu melainkan hanya satu teriakan saja yang tidak ada baginya saat berselang. (38: 15)

Dan mereka berkata, “Ya Tuhan kami cepatkanlah untuk kami azab yang diperuntukkan bagi kami sebelum hari berhisab.” (38: 16)

Melanjutkan ayat sebelumnya, di ayat ini Allah swt berfirman bahwa orang-orang yang musyrik dan kafir yang menantang datangnya azab Allah, maka azab itu akan datang kepada mereka secara tiba-tiba sebagaimana nasib yang menimpa kaum-kaum penentang para Nabi sebelumnya. Ketika azab datang, mereka tidak bisa lagi lari atau menghindar.

Di ayat ini, sebelum azab tiba, orang-orang kafir dan musyrik tetap menentang para Nabi, bahkan mengejek dengan menantang datangnya azab ilahi. Mereka akan merasakan azab ilahi ketika kematian menjemputnya.

Dari dua ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Orang-orang yang mengetahui nasib dan akhir kehidupan kaum terdahulu, tapi tetap menentang seruan kebenaran yang dibawa para Nabi seperti orang yang menanti datangnya azab llahi atau menjemput kebinasaan dengan kakinya sendiri.

2. Penentangan orang-orang kafir dan musyrik yang menertawakan keyakinan orang-orang yang beriman tidak didasarkan kepada logika, tapi kesombongan mereka semata.

3. Taubat dan menerima kebenaran bisa dilakukan sebelum azab datang, tapi ketika azab tiba tidak ada lagi tempat untuk bertaubat.

اصْبِرْ عَلَى مَا يَقُولُونَ وَاذْكُرْ عَبْدَنَا دَاوُودَ ذَا الْأَيْدِ إِنَّهُ أَوَّابٌ (17) إِنَّا سَخَّرْنَا الْجِبَالَ مَعَهُ يُسَبِّحْنَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِشْرَاقِ (18) وَالطَّيْرَ مَحْشُورَةً كُلٌّ لَهُ أَوَّابٌ (19)

Bersabarlah atas segala apa yang mereka katakan; dan ingatlah hamba Kami Daud yang mempunyai kekuatan; sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan). (38: 17)

Sesungguhnya Kami menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) di waktu petang dan pagi. (38: 18)

Dan (Kami tundukkan pula) burung-burung dalam keadaan terkumpul. Masing-masingnya amat taat kepada Allah. (38: 19)

Melanjutkan ayat sebelumnya tentang sikap para penentang yang menertawakan orang-orang yang beriman, ayat ini menjelaskan tentang sikap kaum Nabi Daud yang menghina utusan Allah. Padahal Nabi Daud memiliki kekuasaan dan kekuatan. Oleh karena itu, di ayat ini Allah berfirman supaya orang-orang yang beriman tidak takut terhadap setiap hinaan dan celaan dari orang-orang kafir dan musyrik, karena akhirnya mereka akan menang.

Nabi Daud senantiasa bertasbih kepada Allah swt. Berkat inayah-Nya, Nabi Daud memiliki kekuatan dan kekuasaan. Bahkan gunung dan burung pun ikut mengiringi Nabi Daud ketika beliau bertasbih kepada Allah swt. 

Berdasarkan ayat al-Quran, semua makhluk hidup bertasbih kepada Allah swt, tapi tidak kita ketahui dan sulit kita pahami secara langsung. Dari ayat ini kita mengetahui ketika Nabi Daud bertasbih, makhluk lain di alam ini juga bertasbih dan memuji Allah swt.

Dari tiga ayat tadi terdapat lima poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Propaganda dan penentangan musuh terhadap kebenaran dan pendukungnya sangat keras dan gencar yang terus berlanjut hingga kini.

2. Orang-orang mukmin tidak boleh lemah menghadapi setiap gangguan dalam bentuk hinaan maupun celaan, dan tetap tegar dalam membawa kebenaran ilahi yang diyakininya.

3. Kekuasaan menjadi godaan berbahaya bagi manusia, kecuali orang yang menantiasa mengharapkan petunjuk dari Allah swt dan berada di jalan-Nya.

4. Orang-orang kafir tidak mau menerima kebenaran dari Allah swt karena kesombongannya, padahal semua makhluk di alam semesta ini bersimpuh dan bertasbih kepada Allah swt.

5. Jika manusia menjadi hamba sejati, maka alampun akan bersamanya.

Selasa, 15 Oktober 2019 15:16

Surat Shaad ayat 1-4

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

ص وَالْقُرْآَنِ ذِي الذِّكْرِ (1) بَلِ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي عِزَّةٍ وَشِقَاقٍ (2)

Shaad, demi Al Quran yang mempunyai keagungan. (38: 1)

Sebenarnya orang-orang kafir itu (berada) dalam kesombongan dan permusuhan yang sengit. (38: 2)

Surat Shad sebagaimana 28 surat al-Quran lainnya dimulai dengan huruf muqata’ah. Pada pembahasan sebelumnya mengenai tafsir awal surat al-Baqarah telah disinggung, setelah huruf muqataah akan disampaikan tentang keagungan al-Quran.Sebab al-Quran yang dimulai dengan huruf-hurufnya hingga saat ini menjadi mukjizat yang tidak bisa dibuat oleh manusia. Demikian juga dengan surat ini, setelah huruf Shad, Allah swt berfirman, "Demi al-Quran yang mempunyai keagungan."

Manusia diberkahi fitrah dari Allah swt untuk mengetahui kebenaran. Tapi kelalaian dan hawa nafsu, serta faktor naluri dalam diri dan dorongan dari luar menyebabkan manusia melupakannya dan lalai.

Bacaan al-Quran dan perhatian terhadap isinya menyebabkan manusia kembali terjaga dan tersadarkan dari kelalaiannya tersebut. Contohnya, masalah kiamat yang termasuk bagian penting ajaran agama seringkali dilupakan. Oleh karena itu, kelalaian diri harus disadarkan kembali, salah satunya dengan membaca dan menelaah isi al-Quran.

Dari dua ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Sumpah Allah swt dengan Al-Quran menunjukkan keagungan kitab suci ilahi ini.

2. Al-Quran membangunkan fitrah manusia yang tertutup oleh kelalaian diri dan faktor lainnya.

3. Al-Quran datang untuk memberikan petunjuk bagi manusia.Tapi sebagian orang menolak dan menentangnya karena kesombongan diri mereka.

كَمْ أَهْلَكْنَا مِنْ قَبْلِهِمْ مِنْ قَرْنٍ فَنَادَوْا وَلَاتَ حِينَ مَنَاصٍ (3) وَعَجِبُوا أَنْ جَاءَهُمْ مُنْذِرٌ مِنْهُمْ وَقَالَ الْكَافِرُونَ هَذَا سَاحِرٌ كَذَّابٌ (4)

Betapa banyaknya umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan, lalu mereka meminta tolong padahal (waktu itu) bukanlah saat untuk lari melepaskan diri. (38: 3)

Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan (rasul) dari kalangan mereka; dan orang-orang kafir berkata, “Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta.” (38: 4)

Audiens pertama ayat al-Quran ini adalah orang-orang musyrik Mekah. Ayat ini memberikan peringatan, jika tidak memperhatikan nasib orang-orang terdahulu yang tergelam dalam kesyirikan dan kekufuran, maka nasib mereka juga akan sama terkena azab ilahi dan tidak ada jalan untuk menyelamatkan diri dari azab tersebut.

Kelanjutan ayat menjelaskan ketika Nabi Muhammad Saw menyampaikan ayat-ayat al-Quran kepada orang-orang Musyrik, mereka justru menghina beliau. Ketika Rasulullah saw menyampaikan peringatan mengenai kondisi orang-orang terdahulu dan mengajak untuk merenungkan pesannya, mereka malah menyebut beliau sebagai penyihir dan pembohong.

Sejarah menjelaskan ketika para pemimpin Quraisy menghubungi Abu Thalib supaya menyampaikan pesan kepada keponankannya, Nabi Muhammad saw. Mereka berkata, "Keponakanmu telah menyesatkan para pemuda kami dan mempersoalkan Tuhan-tuhan kami. Jika dia menghendaki kemasyhuran dan kekayaan, maka kami bersedia untuk menjadikan dia sebagai orang terkaya di Quraisy. dengan syarat meninggalkan dakwahnya,".

Ketika Abu Thalib menyampaikan pesan orang-orang Musyrik kepada Nabi Muhammad Saw, beliau menjawab, "Jika mereka memberikan matahari di tangan kanan dan bulan di tangan kiriku, supaya aku berhenti menyempaikan kebenaran, maka itu tidak akan aku lakukan. Aku akan terus melanjutkan dakwah ini kepada masyarakat atau mati,". Ketika Abu Thalib menyaksikan keteguhan Rasulullah Saw dalam menyampaikan dakwahnya, beliau menegaskan dukungan terhadap perjuangannya hingga akhir hayat.

Dari dua ayat tadi terdapat empat poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Kufur dan syirik yang dilakukan karena kesombongan diri akan menyebabkan pelakunya sendiri binasa di dunia ini.

2. Tidak ada tenpat berlindung dan bersandar menghadapi kekuatan dan kehendak Allah swt. Taubat bisa dilakukan sebelum turunnya azab Allah swt, tapi setelahnya tidak bermanfaat sama sekali.

3. Para Nabi dan Rasul berasal dari kalangan manusia supaya memahami kebutuhan dan karakteristiknya, sehingga bisa menjadi suri teladan bagi masyarakat.

4. Penghinaan dan tudingan merupakan cara yang paling sering dilakukan orang-orang kafir dalam menghadapi orang-orang Mukmin. Ketika mereka menyebut para Nabi sebagai penyihir dan pembohong, para pengikut Nabi juga harus siap untuk menghadapi segala bentuk cacian dan penghinaan dari para penentang kebenaran.

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan pada hari Jumat, 11 Oktober 2019 mengatakan bahwa timpalannya dari India Narendra Modi "memainkan kartu terakhirnya" dengan mencabut status khusus wilayah Jammu dan Kashmir dan menuduh media internasional mengabaikan masalah tersebut.

Hal itu dikatakan Khan di hadapan peserta acara "Human Chain” yang berlangsung di Islamabad untuk mengekspresikan solidaritas dengan warga Kashmir.

Khan  menuturkan, media internasional meliput penuh protes Hong Kong tetapi mengabaikan masalah Kashmir.

Dia menambahkan, Kashmir tidak akan menerima keputusan India untuk mengakhiri status khusus wilayah Jammu dan Kashmir dan akan keluar ketika pembatasan dicabut.

"Narendra Modi melakukan kesalahan, dia telah memainkan kartu terakhirnya, tetapi orang-orang Kashmir tidak akan pernah menerimanya," ujarnya.

PM Pakistan mengatakan, penduduk Kashmir tidak takut karena selama tujuh dekade mereka telah mengalami kondisi yang menghilangkan ketakutan mereka.

Beberapa orang berkumpul di D-Chowk, jantung Islamabad, dan membentuk rantai manusia sebagai bentuk solidaritas kepada penduduk Kashmir.

Sebelumnya, PM Pakistan di laman twitternya menulis bahwa dia "bingung" tentang bagaimana media internasional terus memberikan liputan utama untuk protes Hong Kong tetapi mengabaikan "krisis hak asasi manusia" di Kashmir.

Hubungan antara India dan Pakistan berada di bawah tekanan berat setelah keputusan New Delhi untuk mencabut status khusus Jammu dan Kashmir pada 5 Agustus.

Pakistan bereaksi dengan marah terhadap langkah itu dan mengusir utusan India. Sejak itu, Pakistan telah berusaha menggalang dukungan internasional dalam masalah ini.

Sementara India telah mempertahankan bahwa masalah Kashmir adalah masalah bilateral antara India dan Pakistan dan tidak ada ruang untuk mediasi pihak ketiga. 

Selasa, 15 Oktober 2019 15:07

Hukum Pembuatan dan Penggunaan Bom Nuklir

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menyinggung sikap tegas dan berani Iran dalam menghormati hukum dan syariat Islam terkait nuklir.

"Penggunaan senjata nuklir mutlak haram, oleh karena itu tak ada alasan bagi Republik Islam Iran untuk mengeluarkan biaya memproduksi atau menyimpan senjata yang penggunaannya diharamkan Islam itu," kata Rahbar di hadapan 2.000 intelektual muda Iran dan para pemuda berpretasi negara ini, Rabu, 9 Oktober 2019.

Ayatullah Khamenei menambahkan, meskipun mampu, tapi kita tidak membuat bom nuklir karena berdasarkan hukum Islam penggunaan senjata nuklir mutlak haram, maka dari itu tidak ada alasan apapun untuk menyimpan atau memproduksi senjata yang penggunaannya secara mutlak diharamkan.

Rahbar menyebut keunggulan Revolusi Islam Iran adalah memberi kesempatan kepada semua orang untuk masuk ke medan-medan yang sulit seperti medan ilmu pengetahuan, bahkan sampai mendapat pujian musuh.

Ayatullah Khamenei juga menyinggung prestasi di bidang ilmu pengetahuan Iran dan menjelaskan, pemanfaatan kapasitas ilmu di berbagai bidang nasional berhasil mengantarkan Iran ke level peningkatan kekuatan pertahanan, pengobatan dan medis canggih serta kontrol penyakit, masalah-masalah teknik keinsinyuran, bioteknologi dan produksi barang-barang yang tahan lama dengan nano teknologi, dan teknologi nuklir damai.

Rahbar menilai berlanjutnya kemajuan ilmu pengetahuan Iran di tengah gerakan cepat ilmu pengetahuan dunia, sepenuhnya urgen dan vital.

Ayatullah Khamenei menyinggung motivasi besar, semangat yang patut dipuji serta percaya diri para pemuda berprestasi Iran dan menegaskan, setiap pemuda berprestasi adalah bagian dari Iran, dan untuk menyelesaikan permasalahan para pemuda berprestasi, Rencana Strategis Nasional untuk urusan kelompok berprestasi harus ditindaklanjuti dan dilaksanakan secara serius.

"Menjalin hubungan dan perkumpulan para pemuda berprestasi di kawasan Asia Barat, Dunia Islam, poros perlawanan, bahkan perkumpulan pemuda berprestasi penuntut hak di seluruh negara, termasuk Amerika Serikat dan Eropa, dapat menciptakan benih-benih penyebaran pengetahuan suci dan mulia, serta pemikiran yang benar," pungkasnya. 

Amerika Serikat dan sekutunya menuding Republik Islam Iran memproduksi senjata nuklir, dan dengan alasan tuduhan yang tidak berdasar dan tanpa bukti itu, Washington menerapkan berbagai sanksi ekonomi dan tekanan terhadap Tehran.

Selasa, 15 Oktober 2019 15:06

Arbain, Pertemuan Keagamaan Terbesar Dunia

Arbain adalah peringatan mengenang 40 hari Kesyahidan Imam Husein as, Cucu Baginda Nabi Muhammad Saw yang dibantai oleh pasukan Yazid di Karbala pada tanggal 10 Muharram 61 H.

Setiap tahun, jutaan peziarah Arbain dari berbagai kota di Irak dan negara-negara dunia, terutama dari negara-negara Muslim mengunjungi Karbala untuk menghadiri peringatan Arbain Huseini as.

Mereka berkumpul di Karbala untuk memperingati Arbain atau 40 hari kesyahidan Imam Husein as, cucu tercinta Rasulullah Saw.

Setelah tiba di Irak, mereka berjalan kaki dari kota Najaf menuju Karbala yang berjarak sekitar 82 km untuk menghadiri acara Arbain Huseini as. Masyarakat Irak menyediakan makanan, minuman dan tempat istirahat gratis di sepanjang rute ini. Ada pula yang berjalan kaki dari Iran ke

Selama bertahun-tahun, ulama dan para wali Allah Swt menekankan pentingnya dan besarnya keutamaan berziarah ke makam Imam Husain as pada Hari Arbain yang dilakukan dengan berjalan kaki dari arah Najaf ke Karbala.

Berziarah ke tempat-tempat suci merupakan sebuah ritual ibadah yang kembali ke masa nabi pertama yaitu Nabi Adam as. Dinukil dari riwayat bahwa ia sudah 70 kali mengunjungi Baitullah.

Jika ibadah dibarengi dengan kesulitan dan kepayahan – terlepas dari pahala yang besar – ia akan memberi kelezatan yang luar biasa dan semua kesulitan ini dengan sendirinya akan terasa mudah.

Kecintaan kepada Allah Swt, Rasul Saw dan Ahlul Baitnya akan meringankan langkah kaki manusia di jalan ini dan mengantarkan mereka pada kelezatan spiritual.

Menziarahi makam Imam Husein as, cucu baginda Nabi Muhammad Saw di Karbala memiliki keutamaan yang tinggi. Para imam maksum berkata, "Kami semua adalah bahtera keselamatan, tetapi bahtera Husein bergerak lebih cepat."

Berziarah ke makam para imam maksum as adalah bukti nyata dari kecintaan seseorang kepada Ahlul Bait as. Kegiatan ini akan menumbuhkan ketaatan kepada mereka dan memperbaiki janji setia dengan para manusia suci tersebut. Ziarah hari Arbain Imam Husein as juga termasuk salah satu dari kesempatan yang langka ini.

Selasa, 15 Oktober 2019 15:05

Ziarah Arbain (8)

Pada bagian kedelapan "Ziarah Arbain" dari 20 bagian ini, sejumlah peziarah mengungkapkan alasan mereka mengikuti Pawai Arbain dan bercerita tentang bagaimana mereka bisa datang ke Karbala. Mereka juga menggambarkan mengenai Arbain dan orang-orang yang mengikutinya.

Arbain adalah peringatan mengenang 40 hari Kesyahidan Imam Husein as, Cucu Baginda Nabi Muhammad Saw yang dibantai oleh pasukan Yazid di Karbala pada tanggal 10 Muharram 61 H.

Setiap tahun, jutaan peziarah Arbain dari berbagai kota di Irak dan negara-negara dunia, terutama dari negara-negara Muslim mengunjungi Karbala untuk menghadiri peringatan Arbain Huseini as.

Mereka berkumpul di Karbala untuk memperingati Arbain atau 40 hari kesyahidan Imam Husein as, cucu tercinta Rasulullah Saw.

Setelah tiba di Irak, mereka berjalan kaki dari kota Najaf menuju Karbala yang berjarak sekitar 82 km untuk menghadiri acara Arbain Huseini as. Masyarakat Irak menyediakan makanan, minuman dan tempat istirahat gratis di sepanjang rute ini. Ada pula yang berjalan kaki dari Iran ke

Selama bertahun-tahun, ulama dan para wali Allah Swt menekankan pentingnya dan besarnya keutamaan berziarah ke makam Imam Husain as pada Hari Arbain yang dilakukan dengan berjalan kaki dari arah Najaf ke Karbala.

Berziarah ke tempat-tempat suci merupakan sebuah ritual ibadah yang kembali ke masa nabi pertama yaitu Nabi Adam as. Dinukil dari riwayat bahwa ia sudah 70 kali mengunjungi Baitullah.

Jika ibadah dibarengi dengan kesulitan dan kepayahan – terlepas dari pahala yang besar – ia akan memberi kelezatan yang luar biasa dan semua kesulitan ini dengan sendirinya akan terasa mudah.

Kecintaan kepada Allah Swt, Rasul Saw dan Ahlul Baitnya akan meringankan langkah kaki manusia di jalan ini dan mengantarkan mereka pada kelezatan spiritual.

Menziarahi makam Imam Husein as, cucu baginda Nabi Muhammad Saw di Karbala memiliki keutamaan yang tinggi. Para imam maksum berkata, "Kami semua adalah bahtera keselamatan, tetapi bahtera Husein bergerak lebih cepat."

Berziarah ke makam para imam maksum as adalah bukti nyata dari kecintaan seseorang kepada Ahlul Bait as. Kegiatan ini akan menumbuhkan ketaatan kepada mereka dan memperbaiki janji setia dengan para manusia suci tersebut. Ziarah hari Arbain Imam Husein as juga termasuk salah satu dari kesempatan yang langka.

Berikut di antara cerita para peziarah dari 21 negara dunia termasuk Turki, India, Chile, Amerika, Thailand, Australia, Argentina, Tanzania, Inggris, Pakistan, Iran, Amerika, Afrika Selatan, Madagaskar, Jerman, Azerbaijan,  Lebanon dan negara-negara lainnya:

Peziarah dari Turki: "Kami datang ke Pawai Arbain di antaranya untuk ikut merasakan atas kesulitan yang pernah dialami oleh Sayidah Zainab al-Kubra sa meski hanya sesaat, dan untuk  merasakan atas musibah yang pernah dialami oleh Imam Sajjad as meski hanya sekilas. Niat kami bukan untuk mengumpulkan pahala dan mencapai hajat kami. Tapi kami hanya ingin merasakan atas musibah yang dialami Ahlul Bait Rasulullah Saw."

Peziarah dari India: "Ziarah ke Imam Husein as adalah amal yang terbaik di dunia."

Peziarah dari Chile: "Saya selalu memiliki cinta dan keinginan untuk datang dan mengetahuinya. Saya ingin mendapat pengalaman ziarah ini dan memahaminya dengan datang ke sini, serta sampai ke Karbala."

Peziarah dari Amerika: "Cinta kepada Imam (Husein as), cinta kepada Ahlul Bait as dan cinta kepada Sayidah Fatimah as."

Peziarah dari Thailand: "Orang-orang datang ke sini untuk menunjukkan kecintaan mereka kepada seseorang yang dicintai oleh Allah Swt."

Peziarah dari Lebanon: "Cinta kepada Ahlul Bait as, cinta kepada Imam Husein as dan simpati kita kepada Sayidah Zainab sa mendorong kami untuk berkumpul di sini. Dan semua ini menyatukan orang-orang dari semua negara, yang datang dari berbagai etnis dan agama, yaitu hanya untuk bersimpati kepada Sayidah Zainab sa. Ini adalah orang-orang di mana cinta Imam Husein as dan Abul Fadl Abbas menyatukan mereka."

Peziarah dari Australia: "Kekhususan Arbain adalah jutaan orang datang ke sini hanya karena satu alasan: menangis untuk Imam Husein ."

Peziarah dari Chile: "Mereka yang cacat secara fisik dan menderita karenanya, namun masih bertekad untuk berjalan dan menempuh jarak 80 km untuk sampai ke Haram, ini tidak lain dikarenakan daya tarik spiritual sehingga mereka melakukannya."

Peziarah dari Inggris: "Mereka semua berkumpul hanya untuk satu orang, yaitu Imam Husein as, ini sungguh luar biasa."

Peziarah dari Turki: "…Kecintaannya menjadi alasan orang-orang untuk datang ke sini setiap tahun. Sebab, orang yang jatuh cinta, akan mencintai kekasihnya." 

Selasa, 15 Oktober 2019 15:04

Ziarah Arbain (7)

Pada bagian ketujuh "Ziarah Arbain" dari 20 bagian ini, para peziarah mengungkapkan alasan mereka mengikuti Pawai Arbain dan bercerita mengenai bagaimana mereka bisa datang ke Karbala, Irak.

Arbain adalah peringatan mengenang 40 hari Kesyahidan Imam Husein as, Cucu Baginda Nabi Muhammad Saw yang dibantai oleh pasukan Yazid di Karbala pada tanggal 10 Muharram 61 H.

Setiap tahun, jutaan peziarah Arbain dari berbagai kota di Irak dan negara-negara dunia, terutama dari negara-negara Muslim mengunjungi Karbala untuk menghadiri peringatan Arbain Huseini as.

Mereka berkumpul di Karbala untuk memperingati Arbain atau 40 hari kesyahidan Imam Husein as, cucu tercinta Rasulullah Saw.

Peziarah dari Australia.
Setelah tiba di Irak, mereka berjalan kaki dari kota Najaf menuju Karbala yang berjarak sekitar 82 km untuk menghadiri acara Arbain Huseini as. Masyarakat Irak menyediakan makanan, minuman dan tempat istirahat gratis di sepanjang rute ini. Ada pula yang berjalan kaki dari Iran ke Karbala. 

Selama bertahun-tahun, ulama dan para wali Allah Swt menekankan pentingnya dan besarnya keutamaan berziarah ke makam Imam Husain as pada Hari Arbain yang dilakukan dengan berjalan kaki dari arah Najaf ke Karbala.

Berziarah ke tempat-tempat suci merupakan sebuah ritual ibadah yang kembali ke masa nabi pertama yaitu Nabi Adam as. Dinukil dari riwayat bahwa ia sudah 70 kali mengunjungi Baitullah.

Jika ibadah dibarengi dengan kesulitan dan kepayahan – terlepas dari pahala yang besar – ia akan memberi kelezatan yang luar biasa dan semua kesulitan ini dengan sendirinya akan terasa mudah.

Peziarah dari Australia.
Kecintaan kepada Allah Swt, Rasul Saw dan Ahlul Baitnya akan meringankan langkah kaki manusia di jalan ini dan mengantarkan mereka pada kelezatan spiritual.

Menziarahi makam Imam Husein as, cucu baginda Nabi Muhammad Saw di Karbala memiliki keutamaan yang tinggi. Para imam maksum berkata, "Kami semua adalah bahtera keselamatan, tetapi bahtera Husein bergerak lebih cepat."

Berziarah ke makam para imam maksum as adalah bukti nyata dari kecintaan seseorang kepada Ahlul Bait as. Kegiatan ini akan menumbuhkan ketaatan kepada mereka dan memperbaiki janji setia dengan para manusia suci tersebut. Ziarah hari Arbain Imam Husein as juga termasuk salah satu dari kesempatan yang langka.

Berikut di antara cerita para peziarah dari 21 negara dunia termasuk Australia, Turki, Argentina, Tanzania, Chile, Inggris, Pakistan, India, Iran, Amerika, Afrika Selatan, Madagaskar, Jerman, Azerbaijan,  Lebanon dan negara-negara lainnya:

Peziarah Arbain dari Tanzania
Peziarah dari Australia: "Saya telah mendengar banyak cerita, dan saya berkata kepada diri saya, saya sekali-kali harus datang ke sini. Saya bermimpi lagi tentang hal ini, dan dalam mimpi itu saya berkata kepada diri saya, saya harus pergi. Saya terbangun dari tidur dn langsung memutuskan untuk datang ke sini."

Peziarah dari Australia: "Beberapa tahun lalu, beberapa anggota keluarga kami datang ke sini untuk menghadiri Arbain, dan setelahnya mereka selalu bercerita tentang Arbain."

Peziarah dari Argentina: "Ini adalah pertama kalinya saya datang ke sini dan pertama kali pula saya memahami Arbain. Dari kecil, saya telah mendengar tentang Arbain, sebab, saya lahir di sebuah keluarga bermazhab Syiah. Saya memiliki informasi tentang Arbain dan Asyura, dan saya telah mendengar dan membaca banyak tentangnya, tetapi saya belum mendapat taufik dan pengalaman untuk bepergian ke Timur Tengah."

Peziarah Arbain dari Australia.
Peziarah dari Tanzania: "Ini adalah pertama kalinya saya datang ke sini, Alhamdulillah. Jumlah kami sedikit, namun kami bersyukur kepada Allah Swt. Kami juga berterimakasih kepada penduduk Irak yang telah melayani dan memberikan kenyamanan kepada kami di tempat ini. Kami melihat bahwa mereka memberikan semuanya kepada orang lain atas nama Imam Husein as, dan mendorong orang-orang untuk datang ke sini."

Peziarah dari Australia: "Saya menjadi tahu tentang masalah ini melalui banyak buku dan ajaran agama serta cinta kepada Imam Husein as,  di mana ini mendorong saya untuk datang ke sini. Saya mendengar sahabat-sahabat saya datang ke sini. Ketika saya berada di Australia, saya menonton televisi dari jaringan televisi milik umat Islam bermazhab Syiah, dan itu menginspirasi saya untuk datang ke sini."

Peziarah dari Australia: "Salah satu anggota keluargaku bercerita tentang Arbain kepada saya, dan saya kemudian menelitinya. Saya mendengar banyak tentang hal ini yang membuat saya semakin ingin untuk datang ke sini lebih dari sebelumnya."

Peziarah Arbain dari Turki.
Peziarah dari Turki: "Kami memiliki seorang guru yang datang ke Iran, dan setelah kembali ke Turki, beliau bercerita tentang jalan ini, yaitu jalan Huseini as, dan jalan indah yang terpuji dan jalan hakiki."

Peziarah dari Chile (Chili): "Ini sangat bagus untuk mempromosikan dan mengenalkan Arbain di negara kami yang penduduknya sama sekali belum mengetahui hal ini."

Peziarah dari Australia: "Selama tiga tahun lalu, mereka mendorong saya untuk datang ke sini, namun saya menolaknya. Andaikan saya tidak menolaknya.. Sungguh luar biasa.

Selasa, 15 Oktober 2019 15:04

Ziarah Arbain (6)

Bagian keenam "Ziarah Arbain" dari 20 bagian ini mengungkapkan komentar beberapa peziarah ketika mengikuti Pawai Arbain dan juga komentar para petugas medis dari Pakistan dan Iran dan petugas keamanan dari Irak.

Setiap tahun, jutaan peziarah Arbain dari berbagai kota di Irak dan negara-negara dunia, terutama dari negara-negara Muslim mengunjungi Karbala untuk menghadiri peringatan Arbain Huseini as.

Mereka berkumpul di Karbala untuk memperingati Arbain atau 40 hari kesyahidan Imam Husein as, yang dibantai pasukan Yazid di Karbala pada 10 Muharram 61 H.

Setelah tiba di Irak, mereka berjalan kaki dari kota Najaf menuju Karbala yang berjarak sekitar 82 km untuk menghadiri acara Arbain Huseini as. Masyarakat Irak menyediakan makanan, minuman dan tempat istirahat gratis di sepanjang rute ini.

Selama bertahun-tahun, ulama dan para wali Allah Swt menekankan pentingnya dan besarnya keutamaan berziarah ke makam Imam Husain as pada Hari Arbain yang dilakukan dengan berjalan kaki dari arah Najaf ke Karbala.


Berziarah ke tempat-tempat suci merupakan sebuah ritual ibadah yang kembali ke masa nabi pertama yaitu Nabi Adam as. Dinukil dari riwayat bahwa ia sudah 70 kali mengunjungi Baitullah.

Jika ibadah dibarengi dengan kesulitan dan kepayahan – terlepas dari pahala yang besar – ia akan memberi kelezatan yang luar biasa dan semua kesulitan ini dengan sendirinya akan terasa mudah.

Kecintaan kepada Allah Swt, Rasul Saw dan Ahlul Baitnya akan meringankan langkah kaki manusia di jalan ini dan mengantarkan mereka pada kelezatan spiritual.

Menziarahi makam Imam Husein as, cucu baginda Nabi Muhammad Saw di Karbala memiliki keutamaan yang tinggi. Para imam maksum berkata, "Kami semua adalah bahtera keselamatan, tetapi bahtera Husein bergerak lebih cepat."

Berziarah ke makam para imam maksum as adalah bukti nyata dari kecintaan seseorang kepada Ahlul Bait as. Kegiatan ini akan menumbuhkan ketaatan kepada mereka dan memperbaiki janji setia dengan para manusia suci tersebut. Ziarah hari Arbain Imam Husein as juga termasuk salah satu dari kesempatan yang langka ini.

Berikut di antara komentar para peziarah dari 21 negara dunia termasuk Inggris, Pakistan, India, Argentina, Republik Islam Iran, Turki, Amerika, Afrika Selatan, Madagaskar, Jerman, Azerbaijan,  Australia, Lebanon dan negara-negara lainnya dan juga petugas medis dari Iran dan Pakistan:

Peziarah dari Inggris: "Pawai Arbain kian hari samkin besar dan lebih baik. Mereka yang berpartisipasi dalam pawai ini juga sekaligus berusaha untuk menjadi tuan rumah bagi peziarah lainya. Meski demikian, semua berjalan dengan baik."

Peziarah dari Argentina: "Kami mendapat taufik sehingga kami bisa menawarkan dan menyajikan teh kepada para peziarah dan memiliki pengalaman melayani para peziarah Imam Husein as. Kebetulan di samping tenda ini, sejumlah orang sedang memanggang roti dan melayani para peziarah dengan cinta, perhatian, pengorbanan dan tanggung jawab penuh."

Petugas medis dari Pakistan: "Ini adalah kamp medis dari MTV, dan kamp ini didirikan di waktu Arbain. Kami menyediakan fasilitas perawatan untuk para peziarah. Di sini para dokter pria, dan di sana para dokter wanita. Kami memiliki obat-obatan."


Peziarah dari India: "Ada orang-orang yang memberikan pelayanan dengan memijit kaki Anda. Mereka melakukan ini atas dasar memberikan pelayanan tanpa henti kepada Imam Husein as. Menurut saya, ini adalah rasa Islam yang sebenarnya dan ikhlas, di mana masyarakat harus tahu."

Petugas dan pelayan peziarah dari Irak: "Tugas kami sangat besar dan berat. Meskipun ramai, namun kami berusaha untuk memberikan kenyamanan, dan memudahkan para peziarah untuk datang dan pergi."

Petugas medis dari Iran: "Kami terdiri dari dua tim: tim medis perempuan dan laki-laki. Mereka terdiri dari 20 dokter, 20 perawat dan 20 penyelamat serta 20 orang petugas pembantu, di mana semuanya ada 80 personel dan petugas medis."

Petugas dan pelayan peziarah dari Irak: "Kami di sini di pangkalan bantuan dan datang ke sini untuk melayani para peziarah. Kami memberikan bantuan darurat dan pertolongan, memadamkan kebakaran, dan operasi pertolongan serta menjinakkan bom."

Peziarah dari Lebanon: "Jika yang Anda maksud pelayan itu adalah penduduk Irak, mereka telah memberikan pelayanan yang sangat banyak. Mereka melayani Imam Husein as dan para peziarahnya. Kemurahan hati mereka yang sangat banyak tidak bisa digambarkan dan jelaskan."