
کمالوندی
Ziarah Arabin (5)
Bagian kelima "Ziarah Arbain" dari 20 bagian ini masih mengungkapkan komentar beberapa peziarah ketika mengikuti Pawai Arbain. Mereka menceritakan apa yang mereka rasakan dan menggambarkan perjalanan spiritual menuju Karbala.
Setiap tahun, jutaan peziarah Arbain dari berbagai kota di Irak dan negara-negara dunia, terutama dari negara-negara Muslim mengunjungi Karbala untuk menghadiri peringatan Arbain Huseini as.
Mereka berkumpul di Karbala untuk memperingati Arbain atau 40 hari kesyahidan Imam Husein as, yang dibantai pasukan Yazid di Karbala pada 10 Muharram 61 H.
Setelah tiba di Irak, mereka berjalan kaki dari kota Najaf menuju Karbala yang berjarak sekitar 82 km untuk menghadiri acara Arbain Huseini as. Masyarakat Irak menyediakan makanan, minuman dan tempat istirahat gratis di sepanjang rute ini.
Selama bertahun-tahun, ulama dan para wali Allah Swt menekankan pentingnya dan besarnya keutamaan berziarah ke makam Imam Husain as pada Hari Arbain yang dilakukan dengan berjalan kaki dari arah Najaf ke Karbala.
Berziarah ke tempat-tempat suci merupakan sebuah ritual ibadah yang kembali ke masa nabi pertama yaitu Nabi Adam as. Dinukil dari riwayat bahwa ia sudah 70 kali mengunjungi Baitullah.
Jika ibadah dibarengi dengan kesulitan dan kepayahan – terlepas dari pahala yang besar – ia akan memberi kelezatan yang luar biasa dan semua kesulitan ini dengan sendirinya akan terasa mudah.
Kecintaan kepada Allah Swt, Rasul Saw dan Ahlul Baitnya akan meringankan langkah kaki manusia di jalan ini dan mengantarkan mereka pada kelezatan spiritual.
Menziarahi makam Imam Husein as, cucu baginda Nabi Muhammad Saw di Karbala memiliki keutamaan yang tinggi. Para imam maksum berkata, "Kami semua adalah bahtera keselamatan, tetapi bahtera Husein bergerak lebih cepat."
Berziarah ke makam para imam maksum as adalah bukti nyata dari kecintaan seseorang kepada Ahlul Bait as. Kegiatan ini akan menumbuhkan ketaatan kepada mereka dan memperbaiki janji setia dengan para manusia suci tersebut. Ziarah hari Arbain Imam Husein as juga termasuk salah satu dari kesempatan yang langka ini.
Berikut di antara komentar para peziarah dari 21 negara dunia termasuk Turki, Amerika, Afrika Selatan, Madagaskar, Jerman, Azerbaijan, Argentina, Pakistan, Australia, Lebanon dan negara-negara lainnya:
Peziarah dari Turki: "Jika kita melihat di berbagai belahan dunia, maka ada bermacam-macam pertemuan di seluruh dunia. Oang-orang datang bersama dan mereka mungkin juga berkumpul untuk tujuan bersama."
Peziarah dari Turki: "Ketika Musim Haji, di mana 3-4 juta jemaah haji dari berbagai negara pergi untuk menunaikan ibadah ini, mereka menghadapi persoalan air, makanan, tempat istirahat dan lain sebagainya, dan pengelola tidak mampu untuk mengatur jemaah. Ini adalah berkah dari Imam Husein as dan sebuah mukjizat bahwa sekitar 20 juta orang pada hari ini datang ke Karbala, di mana semua kebutuhan mereka dari makanan dan keperluan lainnya tersedia, dan tak seorang pun terganggu. Mereka berjalan kaki menelusuri jalan ini dengan penuh cinta hingga sampai tujuan."
Peziarah dari Argentina: "Kami membandingkan semua kemurahan hati dan kebebasan dari keterikatan dunia serta beramal di jalan para peziarah Imam Hussein as —yang terlihat pada pawai ini— dengan cinta berlebihan terhadap materi dan dunia yang ada di Barat. Semua ini menciptakan banyak keraguan bagi saya dan memunculkan banyak hal dan pertanyaan bagi saya, namun juga menumbuhkan cinta yang lebih pada diri saya sebagai seorang pecinta Ahlul Bait as (Syiah)."
Peziarah dari Turki: "Perbedaan pertama dan terbesar Pawai Arbain dengan pawai dan pertemuan lainnya adalah pada jumlah dan besarnya. Pawai dan pertemuan manusia terbesar adalah Pawai Arbain di Karbala."
Peziarah dari Afrika Selatan: "Saya memahami bahwa di jalan ini, semua orang adalah sama, tidak ada yang kaya dan yang miskin. Tidak ada (sebutan orang) Iran, Irak atau Afrika Selatan. Semua yang di sini sedang menempuh jarak ini untuk sampai kepada Imam Husein as.
Peziarah dari Amerika: "Kedamaian dan ketenteraman, lingkungan yang memberikan ketenangan, di mana semua orang disatukan hanya untuk cinta.
Ziarah Arbain (4)
Bagian keempat "Ziarah Arbain" dari 20 bagian ini mengungkapkan perasaan beberapa peziarah ketika mengikuti Pawai Arbain. Mereka menceritakan apa yang mereka rasakan ketika melakukan perjalanan menuju Karbala dengan berjalan kaki.
Setiap tahun, jutaan peziarah Arbain dari berbagai kota di Irak dan negara-negara dunia, terutama dari negara-negara Muslim mengunjungi Karbala untuk menghadiri peringatan Arbain Huseini as.
Mereka berkumpul di Karbala untuk memperingati Arbain atau 40 hari kesyahidan Imam Husein as, yang dibantai pasukan Yazid di Karbala pada 10 Muharram 61 H.
Setelah tiba di Irak, mereka berjalan kaki dari kota Najaf menuju Karbala yang berjarak sekitar 82 km untuk menghadiri acara Arbain Huseini as. Masyarakat Irak menyediakan makanan, minuman dan tempat istirahat gratis di sepanjang rute ini.
Selama bertahun-tahun, ulama dan para wali Allah Swt menekankan pentingnya dan besarnya keutamaan berziarah ke makam Imam Husain as pada Hari Arbain yang dilakukan dengan berjalan kaki dari arah Najaf ke Karbala.
Berziarah ke tempat-tempat suci merupakan sebuah ritual ibadah yang kembali ke masa nabi pertama yaitu Nabi Adam as. Dinukil dari riwayat bahwa ia sudah 70 kali mengunjungi Baitullah.
Jika ibadah dibarengi dengan kesulitan dan kepayahan – terlepas dari pahala yang besar – ia akan memberi kelezatan yang luar biasa dan semua kesulitan ini dengan sendirinya akan terasa mudah.
Kecintaan kepada Allah Swt, Rasul Saw dan Ahlul Baitnya akan meringankan langkah kaki manusia di jalan ini dan mengantarkan mereka pada kelezatan spiritual.
Menziarahi makam Imam Husein as, cucu baginda Nabi Muhammad Saw di Karbala memiliki keutamaan yang tinggi. Para imam maksum berkata, "Kami semua adalah bahtera keselamatan, tetapi bahtera Husein bergerak lebih cepat."
Berziarah ke makam para imam maksum as adalah bukti nyata dari kecintaan seseorang kepada Ahlul Bait as. Kegiatan ini akan menumbuhkan ketaatan kepada mereka dan memperbaiki janji setia dengan para manusia suci tersebut. Ziarah hari Arbain Imam Husein as juga termasuk salah satu dari kesempatan yang langka ini.
Berikut di antara komentar para peziarah dari beberapa negara dunia seperti Madagaskar, Jerman, Azerbaijan, Argentina, Pakistan, Australia, Lebanon dan negara-negara lainnya:
Peziarah dari Turki: "Saya hanya melihat cinta dalam perjalanan ini. Jalan ini tidak lain adalah jalan cinta. Jalan cinta yang sangat indah. Sayidah Zainab al-Kubra telah pergi ke jalan ini. Kami tidak melihat apapun di jalan ini kecuali cinta dan keindahan."
Peziarah dari Australia: "Ini sangat melampaui segala bentuk pertemuan dan emosi, sungguh sangat sulit dipercaya. Insya Allah, semua orang akan memiliki kesempatan ini. Anda tidak akan merasakannya selama Anda belum melakukan jalan kaki untuk ziarah Arbain ini, berdiri di depan haram dan berdoa. Ini adalah perasaan yang hanya akan Anda alami ketika Anda datang ke sini."
Peziarah dari Australia: "Saya hanya berpikir bahwa betapa sulitnya apa yang dialami oleh Imam Husein as dan Ahlul Bait as selama tragedi Asyura dan tragedi yang dihadapi mereka. Saya banyak berdoa, ini adalah perasaan yang sangat sedih tetapi pada saat yang sama sangat indah. Kita melihat begitu banyak saudara dan saudari kita yang datang dari seluruh dunia dan bersama pada satu waktu, di mana ini semua hanya untuk Ahlul Bait as, dan ini adalah pekerjaan yang paling kecil yang kita bisa lakukan untuk mereka."
Peziarah dari Argentina: "Saya melihat hal-hal yang mengejutkan di antara pengalaman-pengalaman ini. Hal yang sangat menjadi perhatian saya adalah melihat masyarakat yang semua fokus perhatiannya hanya untuk sampai kepada Imam Husein as dan mendapat taufik dari ziarah ini. Ini adalah sebuah pengalaman sangat penting yang saya lihat dengan mata kepala sendiri, yang terjadi untuk umat Islam dan non-Muslim."
Ziarah Arbain (3)
Bagian ketiga "Ziarah Arbain" dari 20 bagian ini masih mengenai komentar singkat beberapa peziarah tentang Pawai Arbain. Mereka juga mengajak umat Islam untuk menziarahi Imam Husein as, cucu Rasulullah Saw di Karbala.
Setiap tahun, jutaan peziarah Arbain dari berbagai kota di Irak dan negara-negara dunia, terutama dari negara-negara Muslim mengunjungi Karbala untuk menghadiri peringatan Arbain Huseini as.
Mereka berkumpul di Karbala untuk memperingati Arbain atau 40 hari kesyahidan Imam Husein as, yang dibantai pasukan Yazid di Karbala pada 10 Muharram 61 H.
Setelah tiba di Irak, mereka berjalan kaki dari kota Najaf menuju Karbala yang berjarak sekitar 82 km untuk menghadiri acara Arbain Huseini as. Masyarakat Irak menyediakan makanan, minuman dan tempat istirahat gratis di sepanjang rute ini.
Selama bertahun-tahun, ulama dan para wali Allah Swt menekankan pentingnya dan besarnya keutamaan berziarah ke makam Imam Husain as pada Hari Arbain yang dilakukan dengan berjalan kaki dari arah Najaf ke Karbala.
Berziarah ke tempat-tempat suci merupakan sebuah ritual ibadah yang kembali ke masa nabi pertama yaitu Nabi Adam as. Dinukil dari riwayat bahwa ia sudah 70 kali mengunjungi Baitullah.
Jika ibadah dibarengi dengan kesulitan dan kepayahan – terlepas dari pahala yang besar – ia akan memberi kelezatan yang luar biasa dan semua kesulitan ini dengan sendirinya akan terasa mudah.
Kecintaan kepada Allah Swt, Rasul Saw dan Ahlul Baitnya akan meringankan langkah kaki manusia di jalan ini dan mengantarkan mereka pada kelezatan spiritual.
Menziarahi makam Imam Husein as, cucu baginda Nabi Muhammad Saw di Karbala memiliki keutamaan yang tinggi. Para imam maksum berkata, "Kami semua adalah bahtera keselamatan, tetapi bahtera Husein bergerak lebih cepat."
Berziarah ke makam para imam maksum as adalah bukti nyata dari kecintaan seseorang kepada Ahlul Bait as. Kegiatan ini akan menumbuhkan ketaatan kepada mereka dan memperbaiki janji setia dengan para manusia suci tersebut. Ziarah hari Arbain Imam Husein as juga termasuk salah satu dari kesempatan yang langka ini.
Berikut di antara komentar para peziarah dari beberapa negara dunia seperti Madagaskar, Jerman, Azerbaijan, Argentina, Pakistan, Australia, Lebanon dan negara-negara lainnya:
Peziarah dari Madagaskar: "Kami mengajak semua pengikut mazhab Syiah dunia untuk berpartisipasi pada Pawai Arbain di Karbala dan menghidupkan untuk mengingat Ahlul Bait as."
Peziarah dari Jerman: "Saya ingin menyampaikan kepada semua umat Islam di Jerman dan di berbagai tempat lainnya, berziarahlah ke Imam Husein as di hari Arbain, Asyura, Muharram dan Safar pada setiap tahun."
Peziarah dari Republik Azerbaijan: "Ini adalah jalan yang sangat indah, dan semua sungguh luar biasa. Alhamdulillah jalan kami terbuka. Semoga ziarah kita semua diterima."
Peziarah dari Argentina: "Hanya dengan berjalan kaki, seseorang merasakan bahwa dia mengingat dosa-dosanya."
Peziarah dari Pakistan: "Insya Allah, kami akan datang ke sini lagi bersama semua anggota keluarga."
Peziarah dari Australia: "Jauh melampaui setiap pertemuan dan emosi apa pun, ini sulit dipercaya. Insya Allah semua orang akan merasakan hal ini. Anda tidak akan merasakannya sebelum Anda melakukan perjalanan Arbain ini, dan berdiri di depan haram dan berdoa."
Peziarah dari Lebanon: "Cinta kepada Imam Husein as menghidupkan kami. Ketika kita mengatakan 'Setiap hari adalah Asyura dan setiap tanah adalah Karbala' maka kalimat ini harus diterapkan di semua hari, jam dan tempat."
Ziarah Arbain (2)
Bagian kedua "Ziarah Arbain" dari 20 bagian ini menceritakan tentang komentar singkat beberapa peziarah Arbain mengenai pengalaman mereka mengikuti Pawai Arbain. Pengalaman mereka tentunya sangat bermanfaat bagi orang-orang yang belum pernah mengikuti Ziarah Arbain.
Setiap tahun, jutaan peziarah Arbain dari berbagai wilayah Irak dan negara-negara dunia, terutama dari negara-negara Muslim mengunjungi Karbala untuk menghadiri peringatan Arbain Huseini as.
Mereka berkumpul di Karbala untuk memperingati Arbain atau memperingati 40 hari kesyahidan Imam Husein as, yang dibantai pasukan Yazid di Karbala pada 10 Muharram 61 H.
Setelah tiba di Irak, mereka berjalan kaki dari kota Najaf menuju Karbala yang berjarak sekitar 82 km untuk menghadiri acara Arbain Huseini as.
Selama bertahun-tahun, ulama dan para wali Allah SWT menekankan pentingnya dan besarnya keutamaan berziarah ke makam Imam Husain as pada Hari Arbain yang dilakukan dengan berjalan kaki dari arah Najaf ke Karbala.
Berziarah ke tempat-tempat suci merupakan sebuah ritual ibadah yang kembali ke masa nabi pertama yaitu Nabi Adam as. Dinukil dari riwayat bahwa ia sudah 70 kali mengunjungi Baitullah.
Jika ibadah dibarengi dengan kesulitan dan kepayahan – terlepas dari pahala yang besar – ia akan memberi kelezatan yang luar biasa dan semua kesulitan ini dengan sendirinya akan terasa mudah.
Kecintaan kepada Allah Swt, Rasul Saw dan Ahlul Baitnya akan meringankan langkah kaki manusia di jalan ini dan mengantarkan mereka pada kelezatan spiritual.
Menziarahi makam Imam Husein as, cucu baginda Nabi Muhammad Saw di Karbala memiliki keutamaan yang tinggi. Para imam maksum berkata, "Kami semua adalah bahtera keselamatan, tetapi bahtera Husein bergerak lebih cepat."
Berziarah ke makam para imam maksum as adalah bukti nyata dari kecintaan seseorang kepada Ahlul Bait as. Kegiatan ini akan menumbuhkan ketaatan kepada mereka dan memperbaiki janji setia dengan para manusia suci tersebut. Ziarah hari Arbain Imam Husein as juga termasuk salah satu dari kesempatan yang langka ini.
Berikut di antara komentar para peziarah dari beberapa negara dunia seperti Inggris, Australia, Chile, Turki, Lebanon, India, Afrika dan negara-negara lainnya.
Peziarah dari Inggris: "Ini akan menjadi salah satu pengalaman terbaik sepanjang hidup Anda."
Peziarah dari Australia: "Ini adalah pertama kalinya bagi saya memiliki pengalaman ini; hal ini di luar imajinasi."
Peziarah dari Chile: "Ini adalah untuk pertama kalinya dan pengalaman pertama saya. Sungguh di luar imajinasi."
Peziarah dari Turki: "Imam Ja'far Shadiq as mengatakan, barangsiapa mengetahui dengan benar (Imam) Husein as dan menziarahinya, untuk setiap langkah akan ditulis satu pahala haji dan umrah."
Peziarah dari Chile: "Jutaan orang dari berbagai negara datang untuk berziarah dan berikrar janji dengan Imam Husein as, serta mengatakan, kami telah datang dan bersamamu."
Peziarah dari Australia: "Jika Anda merasakan sejenak apa yang kami rasakan, Anda pasti akan datang ke sini setiap tahun."
Peziarah dari Turki: "Pengorbanan dan saling membantu, terutama dalam masalah ini, semuanya hanya demi keridhaan Allah Swt."
Peziarah dari Argentina: "Pesan saya kepada umat Islam dan non-Muslim adalah datanglah dan rasakanlah pengalaman indah menziarahi Imam Husein as ini, dan rasakan energi baru ketika datang ke sini."
Peziarah dari India: "Berziarahlah ke Imam Husein as, kehidupannya akan terbagi menjadi dua bagian: sebelum dan sesudah ziarah. Kami mengatakan kepada mereka, datanglah untuk berziarah ke sini, dan Anda akan memahami arti yang sebenarnya tentang cinta."
Peziarah dari Afrika: "Kepada mereka yang belum pernah berjalan kaki ke arah Karbala untuk menziarahi Imam Husein as, saya mengatakan bahwa Anda tidak akan bisa memahaminya sebelum Anda melakukannya."
Peziarah dari Lebanon: "Setiap orang yang telah datang untuk berziarah Arbain, hati dia akan selalu ingin datang, sebab, ada perasaan khusus dalam ziarah ini yang tidak ada di ziarah manapun. Saya mengundang semua untuk datang pada Ziarah Arbain."
Ziarah Arbain (1)
Bagian pertama "Ziarah Arbain" dari 20 bagian ini memperkenalkan secara singkat beberapa peziarah dari jutaan peziarah yang datang dari berbagai negara dunia, termasuk dari negara-negara Timur Tengah, Afrika, Asia dan juga Australia.
Mereka ada yang baru pertama kali ke Karbala, ada yang sudah dua kali dan bahkan empat kali ke Karbala untuk menghadiri Ziarah Arbain. Para peziarah itu juga mengungkapkan sedikit pengalamannya ketika berziarah Arbain.
Berziarah ke tempat-tempat suci merupakan sebuah ritual ibadah yang kembali ke masa nabi pertama yaitu Nabi Adam as. Dinukil dari riwayat bahwa ia sudah 70 kali mengunjungi Baitullah.
Jika ibadah dibarengi dengan kesulitan dan kepayahan – terlepas dari pahala yang besar – ia akan memberi kelezatan yang luar biasa dan semua kesulitan ini dengan sendirinya akan terasa mudah.
Kecintaan kepada Allah Swt, Rasul Saw dan Ahlul Baitnya akan meringankan langkah kaki manusia di jalan ini dan mengantarkan mereka pada kelezatan spiritual.
Menziarahi makam Imam Husein as, cucu baginda Nabi Muhammad Saw di Karbala memiliki keutamaan yang tinggi. Para imam maksum berkata, "Kami semua adalah bahtera keselamatan, tetapi bahtera Husein bergerak lebih cepat."
Berziarah ke makam para imam maksum as adalah bukti nyata dari kecintaan seseorang kepada Ahlul Bait as. Kegiatan ini akan menumbuhkan ketaatan kepada mereka dan memperbaiki janji setia dengan para manusia suci tersebut. Ziarah hari Arbain Imam Husein as juga termasuk salah satu dari kesempatan yang langka ini.
Dalam beberapa tahun terakhir dan menyusul perbaikan situasi keamanan di Irak, kegiatan ziarah Arbain disambut penuh antusias oleh para pecinta Ahlul Bait as dari seluruh penjuru dunia.
Jutaan umat Islam dari berbagai negara dunia berkumpul di Karbala untuk memperingati Arbain atau memperingati 40 hari kesyahidan Imam Husein as, yang dibantai pasukan Yazid di Karbala pada 10 Muharram 61 H.
Setiap tahun, jutaan peziarah Arbain dari berbagai wilayah Irak dan negara-negara dunia, terutama dari negara-negara Muslim mengunjungi Karbala untuk menghadiri peringatan Arbain Huseini as.
Setelah tiba di Irak, mereka berjalan kaki dari kota Najaf menuju Karbala yang berjarak sekitar 82 km untuk menghadiri acara Arbain Huseini as.
Dalam sejarah disebutkan bahwa Jabir bin Abdullah al-Anshari dikenal sebagai peziarah pertama yang berjalan kaki dari Madinah menuju Karbala khusus untuk memperingati Hari Arbain di Haram Imam Husain as di Karbala Irak yang kemudian selama 1373 tahun tradisi tersebut dijaga dan diikuti oleh jutaan pecinta Imam Husein setiap tahunnya.
Selama bertahun-tahun, ulama dan para wali Allah SWT menekankan pentingnya dan besarnya keutamaan berziarah ke makam Imam Husain as pada Hari Arbain yang dilakukan dengan berjalan kaki dari arah Najaf ke Karbala.
Jabir bin Abdullah memulai tradisi ini dengan berziarah ke makam Imam Husain as pada tahun 61 H, tahun kesyahidan Imam Husain as. Aimmah Maksumin as menegaskan keutamaan ziarah tesebut dan bahkan tradisi ini berlangsung sepanjang pemerintahan Bani Umayyah dan Abbasiyah.
Hamas: Integritas Wilayah Suriah harus Dijaga
Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) menekankan pentingnya menjaga integritas bumi Suriah dan kedaulatan pemerintah Damaskus terhadap perbatasan negara ini.
Seperti dilaporan FNA Selasa (15/10/2019), Hamas saat merespon serangan militer Turki ke Suriah seraya merilis statemen mengecam keberadaan rezim Zionis Israel dan Amerika di kawasan dan menuntut penyelesaian friksi antara negara-negara regional termasuk Turki dan Suriah.
Ahad (13/10/2019), 12 faksi palestina di Jalur Gaza merilis statemen menuntut dihentikannya agresi militer Turki ke wilayah Suriah dan mendesak Liga Arab serta Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk secepatnya bergerak menghentikan invasi ini.
Operasi besar-besaran militer Turki di utara Suriah dimulai sejak hari Rabu (09/10/2019) atas instruksi Presiden Recep Tayyip Erdogan dengan dalih melawan milisi bersenjata Turki yang disebut teroris oleh Ankara. Sampai kini operasi militer ini terus berlanjut.
Operasi militer Turki di utara Suriah menuai kecaman luas di tingkat internasional.
Palestina Ingin Lepas dari Ketergantungan Ekonomi Israel
Perdana Menteri pemerintah Otorita Ramallah Palestina mengabarkan upaya pihaknya untuk melepaskan diri dari ketergantungan ekonomi rezim Zionis Israel.
Mehr News (15/10/2019) melaporkan, Mohammad Shtayyeh mengatakan, Otorita Ramallah untuk melepaskan diri dari ketergantungan ekonomi Israel, berusaha memperluas kerja sama dengan negara-negara Arab.
Mohammad Shtayyeh menjelaskan bahwa kunjungan terbarunya ke Yordania, Irak dan Mesir dilakukan untuk memperluas kerja sama ekonomi bilateral.
Ia menambahkan, dalam lawatan tersebut dibahas kondisi kehidupan di Jalur Gaza, perkembangan politik Palestina, masalah terkait pintu perbatasan Raffah dan isu lain seperti pendidikan, kesehatan dan pertanian dengan pejabat negara-negara Arab.
Hashd Al Shaabi Peringatkan Dampak Serangan Turki ke Suriah
Hashd Al Shaabi, Irak memperingatkan dampak serangan militer Turki ke Suriah.
Komandan Hashd Al Shaabi, Abu Mahdi Al Muhandis mengumumkan, karena serangan militer Turki ke utara Suriah dan kemungkinan bebasnya para teroris Daesh, muncul bahaya kembalinya Daesh ke Irak.
Ia menambahkan, Hashd Al Shaabi selain melakukan koordinasi penuh dengan pasukan penjaga perbatasan dan militer Irak, juga siap menghadang masuknya kembali teroris ke Irak.
Bersamaan dengan dimulainya operasi militer Turki ke Suriah, pemerintah Irak menambah jumlah pasukannya di perbatasan Turki untuk mengantisipasi situasi darurat yang mungkin terjadi akibat operasi tersebut.
Pasukan Suriah sudah Ditempatkan di Kota Manbij
Pasukan pemerintah Suriah sudah ditempatkan di kota Manbij untuk mengantisipasi serangan Turki dan kelompok teroris dukungan negara itu.
Fars News (15/10/2019) melaporkan, sumber media Suriah mengabarkan penempatan pasukan Suriah di wilayah-wilayah dekat perbatasan Turki.
Menurut stasiun televisi Al Ekhbariya, pasukan pemerintah Suriah, Selasa (15/10) siang sudah ditempatkan di kota Manbij, timur laut Provinsi Aleppo, Suriah.
Kantor berita resmi Suriah, SANA mengumumkan, pasukan Suriah ditempatkan di Manbij untuk menjalankan tugas negara melindungi tanah air dari agresi Turki dan pasukan teroris bayaran.
Pada Senin (14/10) malam pasukan Suriah tiba di daerah-daerah sekitar kota Manbij, dan menurut keterangan berbagai sumber, pasukan Amerika Serikat yang ada di sekitar kota Manbij diperintahkan untuk mencegah masuknya pasukan Suriah ke kota itu.
Sebelumnya kantor berita Turki, Anadolu memberitakan, PM Turki mengaku prioritas militer Turki dan pasukan afiliasinya dalam operasi militer ke utara Suriah adalah menduduki kota Manbij.
Zarif: Serangan ke Tanker Iran Dilakukan Beberapa Negara
Menteri Luar Negeri Iran mengatakan, serangan terhadap kapal tanker Iran, SABITI dilakukan oleh salah satu negara. Menurutnya, berdasarkan informasi yang diterima, serangan ini dilakukan satu atau beberapa negara.
Mohammad Javad Zarif, Selasa (15/10/2019) menjelaskan, penyelidikan terkait serangan ini masih terus dilakukan, dan Republik Islam Iran tidak akan menuduh negara manapun sebelum hasil pasti penyelidikan diperoleh.
Ia menambahkan, serangan ke kapal tanker Iran adalah perbuatan sebuah negara pendukung satu negara lain.
Sebelumnya Presiden Iran, Hassan Rouhani mengatakan, yang jelas serangan ini dilakukan oleh sebuah rezim dengan bantuan beberapa negara, dan setiap negara yang terlibat harus menanggung akibatnya.
Kapal tanker Iran, SABITI, Jumat (11/10) di timur Laut Merah dua kali diserang dari jarak sekitar setengah jam dan mengalami kerusakan.