کمالوندی

کمالوندی

Minggu, 09 November 2014 00:00

Tafsir Al-Quran, Surat An-Nahl Ayat 108-111

Ayat ke 108-109

 

Ïú┘Å┘ê┘ä┘ÄϪ┘É┘â┘Ä Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ÏÀ┘ÄÏ¿┘ÄÏ╣┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë ┘é┘Å┘ä┘Å┘êÏ¿┘É┘ç┘É┘à┘Æ ┘ê┘ÄÏ│┘Ä┘à┘ÆÏ╣┘É┘ç┘É┘à┘Æ ┘ê┘ÄÏú┘ÄÏ¿┘ÆÏÁ┘ÄϺÏ▒┘É┘ç┘É┘à┘Æ ┘ê┘ÄÏú┘Å┘ê┘ä┘ÄϪ┘É┘â┘Ä ┘ç┘Å┘à┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ║┘ÄϺ┘ü┘É┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä (108) ┘ä┘ÄϺ ϼ┘ÄÏ▒┘Ä┘à┘Ä Ïú┘Ä┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘ÆÏó┘ÄÏ«┘ÉÏ▒┘ÄÏ®┘É ┘ç┘Å┘à┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ«┘ÄϺÏ│┘ÉÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (109)

 

Artinya:

Mereka Itulah orang-orang yang hati, pendengaran dan penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah, dan mereka Itulah orang-orang yang lalai. (16: 108)

 

Pastilah bahwa mereka di akhirat nanti adalah orang-orang yang merugi. (16: 109)
 

 

Pada pertemuan sebelumnya, telah dijelaskan bahwa salah satu pokok kekafiran yang disebutkan oleh al-Quran adalah ketamakan terhadap dunia dan memuja kenikmatan. Dalam ayat tadi, Allah Swt berfirman, ÔÇ£Orang yang terjebak dalam mentalitas seperti ini, dipastikan mata, telinga, dan hatinya, akan dipenuhi oleh kilau dunia dan hawa nafsu sehingga mereka tidak dapat melihat kebenaran. Orang-orang seperti ini tidak akan mengetahui masalah-masalah non-materi dan non-duniawi. Karena itu, mereka adalah orang-orang yang terlena oleh dunia dan lalai. Mereka tidak memiliki bekal untuk di kehidupan akhirat kelak dan mereka termasuk orang-orang yang merugi. ÔÇ£

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Jika perhatian terhadap dunia sedemikian besar hingga membuat orang lupa pada kehidupan akhirat, maka manusia akan terjauhkan dari rahmat dan hidayah Allah Swt.

2. Orang-orang yang merugi adalah mereka yang kehilangan dunia mereka dan bangkrut. Namun sesungguhnya orang yang paling merugi adalah mereka yang bangkrut di akhirat kelak dan mereka tidak memiliki kekayaan dan harta apapun di sana.

 

Ayat ke 110

 

Ͻ┘Å┘à┘æ┘Ä ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘Ä┘â┘Ä ┘ä┘É┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ┘ç┘ÄϺϼ┘ÄÏ▒┘Å┘êϺ ┘à┘É┘å┘Æ Ï¿┘ÄÏ╣┘ÆÏ»┘É ┘à┘ÄϺ ┘ü┘ÅϬ┘É┘å┘Å┘êϺ Ͻ┘Å┘à┘æ┘Ä Ï¼┘ÄϺ┘ç┘ÄÏ»┘Å┘êϺ ┘ê┘ÄÏÁ┘ÄÏ¿┘ÄÏ▒┘Å┘êϺ ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘Ä┘â┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ Ï¿┘ÄÏ╣┘ÆÏ»┘É┘ç┘ÄϺ ┘ä┘ÄÏ║┘Ä┘ü┘Å┘êÏ▒┘î Ï▒┘ÄÏ¡┘É┘è┘à┘î (110)

 

Artinya:

Dan Sesungguhnya Tuhanmu (pelindung) bagi orang-orang yang berhijrah sesudah menderita cobaan, kemudian mereka berjihad dan sabar; Sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (16: 110)

 

Ayat ini berkenaan dengan masa pada awal munculnya Islam dan kepada kaum Muslim Mekkah yang berhijrah ke Madinah setelah menghadapai berbagai kesulitan dan penderitaan yang ditimbulkan oleh kaum musyrik. Dalam ayat sebelumnya, Allah Swt berfirman bahwa orang-orang yang karena menghadapi gangguan dari musuh terpaksa mengingkari Allah Swt secara verbal, pada hakikatnya mereka bukan orang kafir dan Allah Swt tidak akan menghukum mereka.

 

Dalam ayat ini Allah Swt berfirman: Allah Swt akan mengampuni orang-orang yang tidak tetap tinggal di Mekkah guna menghindari gangguan dari musuh dan ucapan ucapan kekufuran. Dalam kondisi ini mereka harus berhijrah dan menjaga iman mereka. Jelas dalam hijrah mereka harus menghadapi berbagai kesulitan dan penderitaan serta harus bersabar.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Ketika kita mendapatkan kesulitan untuk menjaga keyakinan kita di satu tempat, maka kita harus berhijrah ke tempat lain. Hukum ini menafikan alasan orang-orang yang mengaku terpaksa meninggalkan tugas-tugas agamanya karena kondisi.

2. Syarat untuk mendapatkan rahmat dan ampunan dari Allah Swt adalah kesabaran, komitmen, perjuangan, dan resistensi.

 

Ayat ke 111

 

┘è┘Ä┘ê┘Æ┘à┘Ä Ï¬┘ÄÏú┘ÆÏ¬┘É┘è ┘â┘Å┘ä┘æ┘Å ┘å┘Ä┘ü┘ÆÏ│┘ì Ϭ┘Åϼ┘ÄϺϻ┘É┘ä┘Å Ï╣┘Ä┘å┘Æ ┘å┘Ä┘ü┘ÆÏ│┘É┘ç┘ÄϺ ┘ê┘ÄϬ┘Å┘ê┘Ä┘ü┘æ┘Ä┘ë ┘â┘Å┘ä┘æ┘Å ┘å┘Ä┘ü┘ÆÏ│┘ì ┘à┘ÄϺ Ï╣┘Ä┘à┘É┘ä┘ÄϬ┘Æ ┘ê┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ä┘ÄϺ ┘è┘ÅÏ©┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å┘ê┘å┘Ä (111)

 

Artinya:

(ingatlah) suatu hari (ketika) tiap-tiap diri datang untuk membela dirinya sendiri dan bagi tiap-tiap diri disempurnakan (balasan) apa yang telah dikerjakannya, sedangkan mereka tidak dianiaya (dirugikan). (16: 111)

 

Seringkali manusia lupa akan hakikat eksistensinya dalam menggapai kesejahteraan dan kenikmatan dunia. Namun di akhirat nanti, manusia tidak memiliki apa-apa. Oleh karena itu, perhatian semua orang akan terpaku pada bagaimana mereka menyelamatkan diri mereka sendiri. Di akhirat kelak, manusia tidak memiliki apapun kecuali bekal amal ibadah mereka di dunia. Dan hanya karena amal di dunia pula mereka akan dihisab oleh Allah Swt.

 

Sebagian orang melemparkan dosanya kepada orang lain dan menilai para tokoh atau pemimpin masyarakat sebagai penyebabnya. Namun hal ini tidak dapat diterima karena setiap orang harus mempertanggungjawabkan perbuatannya masing-masing. Sejumlah orang lainnya menilai setan sebagai pihak yang bersalah. Padahal setan menolak tudingan tersebut dan mengatakan bahwa ia hanya membuat manusia was-was dan tidak pernah memaksa manusia untuk melakukan perbuatan dosa. Kesimpulannya adalah bahwa di akhirat nanti, manusia tidak dapat meminta bantuan dari siapapun dan apapun. Hanya amalnya yang akan menentukan nasibnya.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Pada Hari Kiamat nanti, setiap orang hanya akan memikirkan dirinya untuk mempertanggung-jawabkan amal perbuatannya atau mencari jalan keluar. Namun upaya manusia itu akan sia-sia.

2. Seluruh perbuatan kita, kecil atau besar dan baik atau buruk, tidak akan hilang, semuanya tercatat dan akan kita saksikan kelak di hari kiamat.

Minggu, 09 November 2014 00:00

Tafsir Al-Quran, Surat An-Nahl Ayat 104-107

Ayat ke 104-105

 

ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ┘ä┘ÄϺ ┘è┘ÅÏñ┘Æ┘à┘É┘å┘Å┘ê┘å┘Ä Ï¿┘ÉÏó┘Ä┘è┘ÄϺϬ┘É Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ä┘ÄϺ ┘è┘Ä┘ç┘ÆÏ»┘É┘è┘ç┘É┘à┘ŠϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ Ï╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘î Ïú┘Ä┘ä┘É┘è┘à┘î (104) ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ ┘è┘Ä┘ü┘ÆÏ¬┘ÄÏ▒┘É┘è Ϻ┘ä┘Æ┘â┘ÄÏ░┘ÉÏ¿┘Ä Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ┘ä┘ÄϺ ┘è┘ÅÏñ┘Æ┘à┘É┘å┘Å┘ê┘å┘Ä Ï¿┘ÉÏó┘Ä┘è┘ÄϺϬ┘É Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ê┘ÄÏú┘Å┘ê┘ä┘ÄϪ┘É┘â┘Ä ┘ç┘Å┘à┘ŠϺ┘ä┘Æ┘â┘ÄϺÏ░┘ÉÏ¿┘Å┘ê┘å┘Ä (105)

 

Artinya:

Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah (Al-Quran) Allah tidak akan memberi petunjuk kepada mereka dan bagi mereka azab yang pedih. (16: 104)
 

 

Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta. (16: 105)

 

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa satu dari sejumlah tuduhan yang dialamatkan para penentang kepada Rasulullah Saw menyebutk beliau memiliki seorang guru yang mengajarkan semua ini. Nabi Muhammad Saw diajarkan agar memperkenalkan ayat-ayat ilahi kepada masyarakat. Ayat ini mengatakan, "Orang kafir dan tersesat tidak dapat memanfaatkan hidayah. Oleh karenanya, ia tidak mampu memindahkan pengertian-pengertian tentang pemberian hidayah kepada Nabi Muhammad saw agar disampaikan kepada masyarakat. Sementara ayat-ayat al-Quran seluruh isinya memberi tuntunan kepada manusia menuju kehidupan yang lebih baik dan mencapai kebahagiaan. Namun bagaimana orang yang tidak dapat memanfaatkan ajaran-ajaran tinggi ini mampu menjadi guru Nabi Muhammad Saw?"

 

Ayat selanjutnya mengatakan kepada nabi, "Tidak perlu bersedih dan gundah menghadapi tuduhan dan kebohongan semacam ini. Karena sumber dari tuduhan bohong itu kembali pada ketidakpercayaan mereka kepada Allah. Itulah mengapa mereka tidak akan pernah melepaskan diri dari menyatakan kebohongan."

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Hidayah hakiki yang dapat mengantarkan manusia kepada kebahagiaan hanya ada pada kitab langit dan iman kepada ayat-ayat ilahi. Hidayah hakiki tidak dapat ditemukan di tempat lain.

2. Seorang pembohong selalu membayangkan orang lain sama seperti dia suka berbohong dan berdasarkan khayalannya ia memperkenalkan orang lain sebagai pembohong.

 

Ayat ke 106

 

┘à┘Ä┘å┘Æ ┘â┘Ä┘ü┘ÄÏ▒┘Ä Ï¿┘ÉϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘à┘É┘å┘Æ Ï¿┘ÄÏ╣┘ÆÏ»┘É ÏÑ┘É┘è┘à┘ÄϺ┘å┘É┘ç┘É ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ ┘à┘Ä┘å┘Æ Ïú┘Å┘â┘ÆÏ▒┘É┘ç┘Ä ┘ê┘Ä┘é┘Ä┘ä┘ÆÏ¿┘Å┘ç┘Å ┘à┘ÅÏÀ┘Æ┘à┘ÄϪ┘É┘å┘æ┘î Ï¿┘ÉϺ┘ä┘ÆÏÑ┘É┘è┘à┘ÄϺ┘å┘É ┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘â┘É┘å┘Æ ┘à┘Ä┘å┘Æ Ï┤┘ÄÏ▒┘ÄÏ¡┘Ä Ï¿┘ÉϺ┘ä┘Æ┘â┘Å┘ü┘ÆÏ▒┘É ÏÁ┘ÄÏ»┘ÆÏ▒┘ïϺ ┘ü┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É┘à┘Æ Ï║┘ÄÏÂ┘ÄÏ¿┘î ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ Ï╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘î Ï╣┘ÄÏ©┘É┘è┘à┘î (106)

 

Artinya:

Barang siapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap terang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar. (16: 106)

 

Di masa permulaan Islam, para pemuka orang-orang Kafir Mekah melakukan penyiksaan keras terhadap mereka yang baru masuk Islam agar segera meninggalkan agama ini. Begitu berat siksaan yang dihadapi sehingga ayah dan ibu Ammar bin Yasir menjadi syahid pertama di jalan Islam. Ketika tiba giliran Ammar bin Yasir untuk disiksa, ia mengucapkan kekafiran, sementara dalam hatinya penuh keimanan yang kokoh kepada Nabi Muhammad Saw. Apa yang dilakukannya itu berhasil menyelamatkan nyawanya.

 

Menyaksikan kejadian ini, sebagian umat Islam menyudutkan dan menyebutnya telah keluar dari Islam. Tidak tahan mendengar pernyataan-pernyataan itu, Ammar bin Yasir menemui Rasulullah dan menjelaskan apa sebenarnya yang terjadi. Mendengar semua itu Rasulullah Saw kemudian berkata, "Bila jiwamu kembali berada dalam bahaya, ucapkan lagi kalimat tersebut demi menyelamatkan nyawamu. Seluruh tubuhmu dipenuhi keimanan."

 

Dalam riwayat-riwayat disebutkan bahwa perbuatan ini, demi melindungi nyawa dan tidak menyatakan akidah sesungguhnya disebut taqiyah. Pengertian taqiyah ini sejatinya adalah taktik untuk menyembunyikan perbuatan atau keimanan di hadapan musuh. Oleh karenanya, dalam riwayat-riwayat taqiyah diserupakan dengan tameng yang dapat menyelamatkan seorang manusia dari panah dan pukulan musuh.

 

Tentu saja bahwa dalam melindungi agama seseorang harus mengorbankan nyawanya. Hal mana yang dilakukan oleh Imam Husein as, anak-anak dan para sahabatnya. Oleh karena itu, taqiyah dilakukan saat prinsip agama tidak berada dalam bahaya dan tidak merusak agama. Sama seperti kalimat yang diucapkan oleh Ammar bin Yasir saat disiksa oleh orang-orang Kafir Mekah sama sekali tidak merugikan Islam dan umat Islam.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Manusia senantiasa berada dalam bahaya. Mereka yang ahli iman tidak boleh sombong. Karena banyak orang mukmin yang pada akhirnya menjadi kafir dan mati dalam keadaan demikian.

2. Kewajiban seseorang saat terpaksa bisa berubah. Bila ia dipaksa dan dibawah penyiksaan, ia boleh mengatakan yang bertentangan dengan keyakinannya dan itu tidak berarti ia telah mengikuti ucapannya.

 

Ayat ke 107

 

Ï░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä Ï¿┘ÉÏú┘Ä┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å┘à┘ŠϺÏ│┘ÆÏ¬┘ÄÏ¡┘ÄÏ¿┘æ┘Å┘êϺ Ϻ┘ä┘ÆÏ¡┘Ä┘è┘ÄϺϮ┘Ä Ïº┘äÏ»┘æ┘Å┘å┘Æ┘è┘ÄϺ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ϻ┘ä┘ÆÏó┘ÄÏ«┘ÉÏ▒┘ÄÏ®┘É ┘ê┘ÄÏú┘Ä┘å┘æ┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Ä ┘ä┘ÄϺ ┘è┘Ä┘ç┘ÆÏ»┘É┘è Ϻ┘ä┘Æ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘â┘ÄϺ┘ü┘ÉÏ▒┘É┘è┘å┘Ä (107)

 

Artinya:

Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai kehidupan di dunia lebih dari akhirat, dan bahwasanya Allah tiada memberi petunjuk  kepada kaum yang kafir. (16: 107)

 

Bila di ayat sebelumnya membagi mereka yang mengingkari Allah dalam dua kelompok; pertama mereka yang menyatakan kekafiran akibat tekanan dan siksaan, namun hati mereka penuh dengan keimanan. Kedua, mereka yang memilih kekafiran dengan wajah tersenyum dan tidak beriman kepada Allah dan rasul-Nya. Sementara ayat yang baru saja kita simak bersama berbicara kepada kelompok kedua yang mendapat kemarahan Allah. Ayat menyebutkan, "Mereka sendiri yang menginginkan nasib yang demikian. Karena kehidupan sementara di dunia lebih mereka pilih ketimbang kehidupan abadi di akhirat. Mereka bergabung dengan orang-orang kafir dan tidak mendapat hidayah."

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Faktor utama kekafiran dan meninggalkan keimanan adalah terjerat akan kehidupan dunia.

2. Mereka yang menyembah dunia dan hanya mencari kesenangan tidak akan mendapatkan hidayah yang hakiki dan nasib mereka pada akhirnya adalah buruk.

Minggu, 09 November 2014 00:00

Tafsir Al-Quran, Surat An-Nahl Ayat 101-103

Ayat ke 101

 

┘ê┘ÄÏÑ┘ÉÏ░┘ÄϺ Ï¿┘ÄÏ»┘æ┘Ä┘ä┘Æ┘å┘ÄϺ Ïó┘Ä┘è┘ÄÏ®┘ï ┘à┘Ä┘â┘ÄϺ┘å┘Ä Ïó┘Ä┘è┘ÄÏ®┘ì ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å Ïú┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å Ï¿┘É┘à┘ÄϺ ┘è┘Å┘å┘ÄÏ▓┘æ┘É┘ä┘Å ┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ Ïú┘Ä┘å┘ÆÏ¬┘Ä ┘à┘Å┘ü┘ÆÏ¬┘ÄÏ▒┘ì Ï¿┘Ä┘ä┘Æ Ïú┘Ä┘â┘ÆÏ½┘ÄÏ▒┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ä┘ÄϺ ┘è┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å┘ê┘å┘Ä (101)

 

Artinya:

Dan apabila Kami letakkan suatu ayat di tempat ayat yang lain sebagai penggantinya padahal Allah lebih mengetahui apa yang diturunkan-Nya, mereka berkata: "Sesungguhnya kamu adalah orang mengada-adakan saja." Bahkan kebanyakan mereka tiada mengetahui. (16: 101)
 

 

Berdasarkan maslahat, Allah secara perlahan-lahan menurunkan hukum sebagian perbuatan. Hal ini dapat disaksikan dalam hukum pengharaman minum minuman keras yang diturunkan secara bertahap. Mereka yang menentang kebenaran Al-Quran menjadikan alasan bahwa perubahan hukum ini menjadi bukti hukum tersebut tidak diturunkan dari Allah, tapi Nabi Muhammad Saw yang mengeluarkan sendiri hukum tersebut. Oleh karenanya, setiap kali Nabi berkehendak, hukum itu pasti diubahnya.

 

Ayat ini mengatakan, "Setiap kali ayat baru yang memuat hukum baru diturunkan, para penentang yang tidak mengenal maslahat hukum ilahi bakal menuduh Nabi Muhammad Saw. Padahal Allah Swt lebih mengetahui dalam kondisi bagaimana menurunkan hukum dan bila kondisinya memungkinkan akan diubah." Dalam syariat Islam perubahan hukum ini disebut "naskh" dan tidak ada yang berhak mengubah hukum Allah.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Perubahan sejumlah hukum di masa permulaan Islam berdasarkan maslahat dan kebijakan dari sisi Allah.

2. Manusia tidak mengetahui rahasia hukum dan undang-undang ilahi. Oleh karenanya, mereka menyampaikan kritikan dan pertanyaan.

 

Ayat ke 102

 

┘é┘Å┘ä┘Æ ┘å┘ÄÏ▓┘æ┘Ä┘ä┘Ä┘ç┘Å Ï▒┘Å┘êÏ¡┘ŠϺ┘ä┘Æ┘é┘ÅÏ»┘ÅÏ│┘É ┘à┘É┘å┘Æ Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘â┘Ä Ï¿┘ÉϺ┘ä┘ÆÏ¡┘Ä┘é┘æ┘É ┘ä┘É┘è┘ÅϽ┘ÄÏ¿┘æ┘ÉϬ┘Ä Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ïó┘Ä┘à┘Ä┘å┘Å┘êϺ ┘ê┘Ä┘ç┘ÅÏ»┘ï┘ë ┘ê┘ÄÏ¿┘ÅÏ┤┘ÆÏ▒┘Ä┘ë ┘ä┘É┘ä┘Æ┘à┘ÅÏ│┘Æ┘ä┘É┘à┘É┘è┘å┘Ä (102)

 

Artinya:

Katakanlah: "Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al-Quran itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bari orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)." (16: 102)

 

Sebagai jawaban atas tuduhan orang-orang musyrik yang disebutkan di ayat sebelumnya, di mana mereka menuduh Nabi┬á Muhammad Saw ikut campur tangan dalam perubahan ayat-ayat dan hukum ilahi, ayat ini mengatakan, "Jawablah kepada mereka secara transparan bahwa semua ayat-ayat al-Quran diturunkan dengan benar dan jujur oleh Jibril, malaikat wahyu dan tidak ada kekurangan dan penyimpangan dalam al-Quran. Bila ada perubahan parsial di sejumlah hukum, hal itu untuk mempersiapkan orang-orang yang beriman mengamalkan kewajiban sementara agar lebih mudah melaksanakan kewajiban yang asli. Begitu juga penurunan hukum secara bertahan guna memperkuat keimanan mereka dan orang-orang yang keimanannya belum kuat dapat memperoleh hidayah dan kabar gembira dengan cara ini.ÔÇØ

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Kandungan al-Quran berisikan kebenaran dan hakikat. Kebenaran itu mulai dari model penurunan ayat-ayat al-Quran kepada Nabi Muhammad Saw hingga penyampaiannya kepada masyarakat. Semuanya berlangsung secara benar dan kokoh agar kebatilan tidak masuk ke dalamnya.

2. Derajat keimanan manusia berbeda-beda. Sekelompok orang beriman sebatas lisan dan sebagian lainnya merasuk hingga ke dalam hatinya. Al-Quran diturunkan kepada semua orang dan menjadi sumber hidayah dan kabar gembira.

 

Ayat ke 103

 

┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘é┘ÄÏ»┘Æ ┘å┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å Ïú┘Ä┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘è┘Ä┘é┘Å┘ê┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ ┘è┘ÅÏ╣┘Ä┘ä┘æ┘É┘à┘Å┘ç┘Å Ï¿┘ÄÏ┤┘ÄÏ▒┘î ┘ä┘ÉÏ│┘ÄϺ┘å┘ŠϺ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è ┘è┘Å┘ä┘ÆÏ¡┘ÉÏ»┘Å┘ê┘å┘Ä ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É Ïú┘ÄÏ╣┘ÆÏ¼┘Ä┘à┘É┘è┘æ┘î ┘ê┘Ä┘ç┘ÄÏ░┘ÄϺ ┘ä┘ÉÏ│┘ÄϺ┘å┘î Ï╣┘ÄÏ▒┘ÄÏ¿┘É┘è┘æ┘î ┘à┘ÅÏ¿┘É┘è┘å┘î (103)

 

Artinya:

Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata, "Sesungguhnya Al-Quran itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)." Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya bahawa Ajam (non Arab). Sedang Al-Quran adalah dalam bahasa Arab yang terang. (16: 103)

 

Melanjutkan ayat-ayat sebelumnya tentang pelbagai tuduhan orang-orang yang menentang Rasulullah Saw, ayat ini mengatakan, "Sebagian orang yang mengingkari malah bertindak lebih jauh. Mereka tidak hanya mengatakan bahwa hanya ayat-ayat yang diubah saja yang termasuk buatan Nabi Muhammad Saw, tapi juga seluruh sl-Quran merupakan karya Nabi Muhammad Saw, bahkan isi dan bahasanya malah dinisbatkan kepada selain nabi. Mereka mengatakan, "Muhammad terlebih dahulu mempelajari masalah-masalah ini lalu kemudian mengaku sebagai nabi."

 

Pertanyaannya, mengapa orang yang mengajar Muhammad tidak mengaku dirinya sebagai nabi tetapi hanya muridnya yang mengaku nabi? Kedua, mereka yang disebut oleh orang-orang musyrik sebagai pengajar nabi seluruhnya berasal dari luar jazirah Arab dan mereka tidak mengenal bahasa Arab dengan fasih. Oleh karenanya, mereka tidak mampu membawakan yang sama seperti al-Quran, yang oleh teman dan musuh menyebut al-Quran sebagai mukjizat, bahkan sampai pada susunan katanya.

 

Mukjizat al-Quran malah membuat para pengingarnya menyebutnya sebagai sihir dan syair, sementara Nabi Muhammad saw dijuluki penyihir dan penyair. Untuk itu mereka menasihati masyarakat agar tidak mendengar ayat-ayat al-Quran yang dibacakan oleh Nabi Muhammad Saw. Karena tanpa sadar mereka yang mendengarnya langsung terpengaruh dan seperti tersihir.

 

Bila memang ada orang yang menjadi guru bagi nabi dan mengajarkan pelbagai masalah ini, pertanyaannya mengapa ia tidak memperkenalkan dirinya agar masyarakat mengenalnya dan mengimaninya. Pada prinsipnya bagaimana mungkin pernyataan tantangan yang disampaikan al-Quran bahwa "Tidak ada satu orang pun yang mampu mendatangkan satu surat seperti al-Quran", sampai sekarang tidak terjawab oleh seorang pun? Bagaimana dapat membayangkan sebuah kitab yang semua orang Arab non muslim tidak mampu membawakan satu surat, sementara seorang non Arab mengajarkan semuanya kepada Nabi?

 

Ini adalah sebagian dari pertanyaan-pernyataan yang sampai kini belum terjawab. Karena al-Quran juga tidak mirip dengan ucapan Nabi Muhammad Saw yang dikumpulkan dalam buku-buku hadis. Bila dibandingkan secara teliti, ayat-ayat al-Quran benar-benar berbeda dengan hadis nabi.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Mengenal pertanyaan dan ucapan orang-orang yang menentang Islam, harus disertai dengan memberikan jawaban yang tepat dan sesuai kepada mereka.

2. Kita harus waspada akan dampak propaganda luas para musuh agar tidak terjadi masalah dalam keimanan kita akan al-Quran. Kita harus berusaha agar menghilangkan setiap kerancuan yang ada dengan jawaban yang logis dan tepat.

Minggu, 09 November 2014 00:00

Tafsir Al-Quran, Surat An-Nahl Ayat 97-100

Ayat ke 97

 

┘à┘Ä┘å┘Æ Ï╣┘Ä┘à┘É┘ä┘Ä ÏÁ┘ÄϺ┘ä┘ÉÏ¡┘ïϺ ┘à┘É┘å┘Æ Ï░┘Ä┘â┘ÄÏ▒┘ì Ïú┘Ä┘ê┘Æ Ïú┘Å┘å┘ÆÏ½┘Ä┘ë ┘ê┘Ä┘ç┘Å┘ê┘Ä ┘à┘ÅÏñ┘Æ┘à┘É┘å┘î ┘ü┘Ä┘ä┘Ä┘å┘ÅÏ¡┘Æ┘è┘É┘è┘Ä┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å Ï¡┘Ä┘è┘ÄϺϮ┘ï ÏÀ┘Ä┘è┘æ┘ÉÏ¿┘ÄÏ®┘ï ┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘å┘Äϼ┘ÆÏ▓┘É┘è┘Ä┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ Ïú┘Äϼ┘ÆÏ▒┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ Ï¿┘ÉÏú┘ÄÏ¡┘ÆÏ│┘Ä┘å┘É ┘à┘ÄϺ ┘â┘ÄϺ┘å┘Å┘êϺ ┘è┘ÄÏ╣┘Æ┘à┘Ä┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä (97)

 

Artinya:

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (16: 97)
 

 

Ayat ini meski pendek namun memiliki peran penting dalam menggambarkan kehidupan orang-orang Mukmin baik di dunia maupun di akhirat. Pertama-tama, ayat ini menyatakan bahwa iman merupakan tolok ukur keutamaan di sisi Allah Swt. Tidak ada perbedaan antara pria dan wanita. Mereka sama dalam pandangan Allah. Yang membedakan di antara mereka adalah tingkat keimanan yang mereka miliki. Dalam pandangan Allah, jenis kelamin tidak berpengaruh dalam meraih derajat keimanan, meski utusan Allah atau para nabi adalah laki-laki, namun kenabian ilahi adalah tanggung jawab dan tugas suci yang harus disampaikan ke seluruh umat manusia.

 

Tugas ini tidak mungkin dibebankan kepada kaum wanita mengingat keterbatasan kapasitas yang mereka miliki. Oleh karena itulah, Allah Swt menunjuk utusan-Nya dari golongan kaum laki-laki, namun untuk meraih derajat keimanan dan religius yang tinggi kaum wanita tidak mendapat batasan. Artinya, mereka juga mampu meraih derajat keimanan yang sempurna, seperti Sayidah Maryam yang berhasil mencapai derajat yang tinggi di sisi Allah Swt, sehingga mendapat pelayanan istimewa berupa hidangan dari langit. Atau Sayidah Fathimah az-Zahra as yang berhasil mencapai derajat keimanan yang tinggi, hingga kedudukannya disamakan dengan Ali bin Abi Thalib as.

 

Keimanan saja tidak cukup untuk menentukan kesempurnaan dan derajat yang tinggi, namun diperlukan juga amal saleh. Iman dan amal saleh adalah tolok ukur kesempurnaan seseorang. Keduanya tidak dapat dipisahkan. Amal saleh tidak terbatas pada tindakan tertentu, namun setiap perbuatan yang pada dasarnya memiliki kebaikan dan pelakunya meniatkan kebaikan saat mengerjakannya juga dapat disebut amal saleh, meski perbuatan tersebut sangat remeh dan kecil.

 

Dalam lanjutannya ayat ini mengatakan, mereka yang beriman dan beramal saleh akan mendapat kehidupan yang bersih di dunia. Mereka bebas dari segala kejelekan dan perbuatan nista. Selain itu Allah Swt menjaga mereka dari segala perbuatan yang menyeleweng dan maksiat. Adapun di akhirat mereka akan mendapat pahala lebih dari apa yang mereka perbuat di dunia. Karena Sunnatullah dalam pembalasan perbuatan maksiat berdasarkan keadilan, namun dalam hal pahala Allah mendahulukan kemurahan dankasih sayang. Dan hal ini telah disinggung dalam ayat ini.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Usia, jenis kelamin, etnis dan kedudukan sosial tidak mendapat perhatian di sisi Allah. Tolok ukur utama di sisi Allah adalah iman dan amal saleh.

2. Orang-orang Kafir tidak memiliki kehidupan yang bersih dan suci di dunia. Sepertinya mereka adalah orang-orang yang mati. Karena kehidupan sejati hanya milik orang-orang beriman.

 

Ayat ke 98

 

┘ü┘ÄÏÑ┘ÉÏ░┘ÄϺ ┘é┘ÄÏ▒┘ÄÏú┘ÆÏ¬┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘é┘ÅÏ▒┘ÆÏó┘Ä┘å┘Ä ┘ü┘ÄϺÏ│┘ÆÏ¬┘ÄÏ╣┘ÉÏ░┘Æ Ï¿┘ÉϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘äÏ┤┘æ┘Ä┘è┘ÆÏÀ┘ÄϺ┘å┘É Ïº┘äÏ▒┘æ┘Äϼ┘É┘è┘à┘É (98)

 

Artinya:

Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. (16: 98)

 

Meski ayat ini ditujukan kepada Rasulullah Saw, namun jelas bahwa seluruh Mukminin juga termasuk di dalamnya. Mengingat urgensitas masalah ini, maka yang menjadi obyek pembicaraan utama adalah Rasulullah Saw. Di dalam sebuah riwayat disebutkan, di saat Rasulullah Saw membaca al-Quran, beliau senantiasa mengucapkan kalimat ÔÇ£Audzu billahi minas SyaithanirrajimÔÇØ, baik itu saat menunaikan shalat maupun tidak. Setiap perbuatan, baik bisa juga mengakibatkan hal yang tidak diinginkan, seperti membaca al-Quran. Terkadang perbuatan baik ini dibarengi dengan riya dan upaya untuk mengunggulkan diri atau adakalanya seseorang terjerumus kepada pemahaman yang salah dan berani menafsirkan al-Quran sesuai dengan pemikirannya sendiri atau sering disebut tafsir birrayu.

 

Oleh karena itu, di saat manusia membaca al-Quran, ia dianjurkan untuk meminta perlindungan kepada Allah dari segala godaan setan karena hawa nafsu atau fanatik yang tidak pada tempatnya, kerap menghalangi manusia untuk memiliki kesiapan maknawi saat membaca al-Quran.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Kita harus waspada dari godaan setan, meski di saat kita melakukan perbuatan baik seperti membaca al-Quran.

2. Kita harus meminta lindungan dari Allah dari godaan setan yang terkutuk.

 

Ayat ke 99-100

 

ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘ä┘Ä┘è┘ÆÏ│┘Ä ┘ä┘Ä┘ç┘Å Ï│┘Å┘ä┘ÆÏÀ┘ÄϺ┘å┘î Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ϻ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ïó┘Ä┘à┘Ä┘å┘Å┘êϺ ┘ê┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘ç┘É┘à┘Æ ┘è┘ÄϬ┘Ä┘ê┘Ä┘â┘æ┘Ä┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä (99) ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ Ï│┘Å┘ä┘ÆÏÀ┘ÄϺ┘å┘Å┘ç┘Å Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ϻ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ┘è┘ÄϬ┘Ä┘ê┘Ä┘ä┘æ┘Ä┘ê┘Æ┘å┘Ä┘ç┘Å ┘ê┘ÄϺ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ┘ç┘Å┘à┘Æ Ï¿┘É┘ç┘É ┘à┘ÅÏ┤┘ÆÏ▒┘É┘â┘Å┘ê┘å┘Ä (100)

 

Artinya:

Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya. (16: 99)

 

Sesungguhnya kekuasaannya (syaitan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah. (16: 100)

 

Dua ayat ini merupakan kelanjutan pembahasan ayat sebelumnya yang menggambarkan kepada kita untuk meminta perlindungan Allah Swt dari godaan setan. Ayat ini menyatakan, meski setan berusaha menguasasi hati orang-orang Mukmin, namun mereka yang bertawakal kepada Allah dan meminta perlindungan-Nya akan selamat dari godaan setan. Lanjutan ayat ini menyebutkan, sebenarnya setan hanya mampu menguasai mereka yang mempersekutukan Allah atau orang-orang Muslim yang mengikuti petunjuk setan. Karena tindakan orang muslim tersebut telah memberikan kesempatan setan menguasai dirinya. Dengan kata lain, orang-orang seperti ini, menganggap setan sebagai temannya dan menerima setiap petunjuk dan perintah setan. Karena jika tidak, maka Allah tidak akan mengizinkan setan untuk menguasai orang-orang Mukmin.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Awalnya setan tidak memiliki daya untuk menguasai manusia, namun manusia sendiri yang telah membimbing setan untuk menguasai diri mereka.

2. Orang mukmin sejati tidak akan dikuasai oleh setan. Iman adalah tameng yang kuat bagi seorang mukmin untuk mempertahankan dirinya dari serbuan setan.

Minggu, 09 November 2014 00:00

Tafsir Al-Quran, Surat An-Nahl Ayat 93-96

Ayat ke 93

 

┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘ê┘Æ Ï┤┘ÄϺÏí┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘ä┘Äϼ┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ïú┘Å┘à┘æ┘ÄÏ®┘ï ┘ê┘ÄϺϡ┘ÉÏ»┘ÄÏ®┘ï ┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘â┘É┘å┘Æ ┘è┘ÅÏÂ┘É┘ä┘æ┘Å ┘à┘Ä┘å┘Æ ┘è┘ÄÏ┤┘ÄϺÏí┘Å ┘ê┘Ä┘è┘Ä┘ç┘ÆÏ»┘É┘è ┘à┘Ä┘å┘Æ ┘è┘ÄÏ┤┘ÄϺÏí┘Å ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϬ┘ÅÏ│┘ÆÏú┘Ä┘ä┘Å┘å┘æ┘Ä Ï╣┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ ┘â┘Å┘å┘ÆÏ¬┘Å┘à┘Æ Ï¬┘ÄÏ╣┘Æ┘à┘Ä┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä (93)

 

Artinya:

Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan. (16: 93)
 

 

Ayat tersebut memaparkan sebuah landasan dan kaidah umum yang menyangkut hubungan Allah Swt dengan manusia lewat firman-Nya, Allah Swt tidak berkehendak memaksa manusia untuk beriman kepadanya, tapi Allah menginginkan manusia memilih akidah dan ajaran atas kehendak dan pilihan mereka sendiri. Tapi karena manusia tidak memilih agama dan akidah yang satu, mereka memiliki beragam agama dan kepercayaan. Meski demikian, Allah Swt telah memberikan sarana yang dapat menjadi petunjuk bagi manusia, yaitu petunjuk fitrah dan akal yang berasal dari dalam diri manusia dan para nabi dan kitab suci. Manusia dapat memilah antara kebenaran dan kebatilan lewat sarana tersebut.

 

Allah Swt tidak akan menghalangi orang-orang yang memilih jalan kesesatan dan berpaling dari jalan kebenaran. Demikian juga, orang-orang yang memilih jalan kebenaran, Allah akan membantu mereka meniti jalan yang benar ini. Perlu diketahui bahwa kehendak dan kebebasan untuk memilih ini bukan berarti bentuk penistaan atas tanggung jawab. Manusia harus bertanggung jawab atas apa yang mereka pilih. Manusia tidak dipaksa untuk memilih sesuatu. Setiap orang berhak menentukan pilihannya; baik itu jalan kebenaran atau kesesatan. Tapi tanggung jawab, pahala dan siksa tetap pada posisinya.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Di antara Sunnah Ilahi adalah memberikan kebebasan kepada manusia untuk menentukan pilihan dan mereka juga bebas memilih jalan hidupnya masing-masing.

2. Semua perbuatan dan tingkah laku manusia baik itu kecil atau besar akan dimintai pertanggungjawaban di Hari Kiamat.

 

Ayat ke 94-95

 

┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘ÄϬ┘æ┘ÄÏ«┘ÉÏ░┘Å┘êϺ Ïú┘Ä┘è┘Æ┘à┘ÄϺ┘å┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ï»┘ÄÏ«┘Ä┘ä┘ïϺ Ï¿┘Ä┘è┘Æ┘å┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ┘ü┘ÄϬ┘ÄÏ▓┘É┘ä┘æ┘Ä ┘é┘ÄÏ»┘Ä┘à┘î Ï¿┘ÄÏ╣┘ÆÏ»┘Ä Ï½┘ÅÏ¿┘Å┘êϬ┘É┘ç┘ÄϺ ┘ê┘ÄϬ┘ÄÏ░┘Å┘ê┘é┘Å┘êϺ Ϻ┘äÏ│┘æ┘Å┘êÏí┘Ä Ï¿┘É┘à┘ÄϺ ÏÁ┘ÄÏ»┘ÄÏ»┘ÆÏ¬┘Å┘à┘Æ Ï╣┘Ä┘å┘Æ Ï│┘ÄÏ¿┘É┘è┘ä┘É Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ï╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘î Ï╣┘ÄÏ©┘É┘è┘à┘î (94) ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ┤┘ÆÏ¬┘ÄÏ▒┘Å┘êϺ Ï¿┘ÉÏ╣┘Ä┘ç┘ÆÏ»┘É Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É Ï½┘Ä┘à┘Ä┘å┘ïϺ ┘é┘Ä┘ä┘É┘è┘ä┘ïϺ ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ Ï╣┘É┘å┘ÆÏ»┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ç┘Å┘ê┘Ä Ï«┘Ä┘è┘ÆÏ▒┘î ┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ÏÑ┘É┘å┘Æ ┘â┘Å┘å┘ÆÏ¬┘Å┘à┘Æ Ï¬┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å┘ê┘å┘Ä (95)

 

Artinya:

Dan janganlah kamu jadikan sumpah-sumpahmu sebagai alat penipu di antaramu, yang menyebabkan tergelincir kaki(mu) sesudah kokoh tegaknya, dan kamu rasakan kemelaratan (di dunia) karena kamu menghalangi (manusia) dari jalan Allah; dan bagimu azab yang besar. (16: 94)

 

Dan janganlah kamu tukar perjanjianmu dengan Allah dengan harga yang sedikit (murah), sesungguhnya apa yang ada di sisi Allah, itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (16: 95)

 

Ayat ini menjelaskan tentang haram dan pentingnya sumpah dan janji. Allah Swt berfirman, penyalah gunaan ajaran-ajaran sakral agama seperti sumpah untuk kepentingan dunia akan berdampak pada melemahnya keyakinan dan kepercayaan masyarakat terhadap agama dan akan menyebabkan mereka menyimpang dari jalan kebenaran. Orang-orang yang telah menghalangi manusia dari jalan kebenaran akan mendapat kesulitan dan masalah pertama mereka di dunia. Mereka juga akan mendapat siksa yang pedih di Hari Kiamat. Oleh sebab itu, jangan menjual nama Allah sebagai sumpah untuk memperoleh kepentingan dunia dan materi di dunia.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Sebagian dosa dapat menjadi pendorong untuk melakukan dosa-dosa lain. Kita harus mengenal dosa-dosa tersebut guna mencegah merebaknya perbuatan dosa itu di tengah masyarakat.

2. Setiap perbuatan yang bertujuan melemahkan pondasi agama harus kita cegah, meski perbuatan itu tergolong kecil.

 

Ayat ke 96

 

┘à┘ÄϺ Ï╣┘É┘å┘ÆÏ»┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ┘è┘Ä┘å┘Æ┘ü┘ÄÏ»┘Å ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ï╣┘É┘å┘ÆÏ»┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É Ï¿┘ÄϺ┘é┘ì ┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘å┘Äϼ┘ÆÏ▓┘É┘è┘Ä┘å┘æ┘Ä Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ÏÁ┘ÄÏ¿┘ÄÏ▒┘Å┘êϺ Ïú┘Äϼ┘ÆÏ▒┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ Ï¿┘ÉÏú┘ÄÏ¡┘ÆÏ│┘Ä┘å┘É ┘à┘ÄϺ ┘â┘ÄϺ┘å┘Å┘êϺ ┘è┘ÄÏ╣┘Æ┘à┘Ä┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä (96)

 

Artinya:

Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (16: 96)

 

Ayat ini menjelaskan tentang orang-orang yang runtuh imannya karena godaan harta dan dunia. Mereka juga mempermainkan nilai-nilai suci agama dan menjual akhirat yang kekal dengan dunia yang bersifat sementara. Allah berfirman, mungkin saja perbuatan tersebut akan memenuhi keinginan duniawi mereka, tapi bukankah kalian mengetahui bahkan kalian tidak hidup kekal di dunia ini. Dan apa yang telah kalian peroleh juga akan hilang begitu cepat. Padahal, jika kalian melakukan transaksi dengan Allah, perbuatan baik kalian akan terjaga dan kekal di sisi-Nya.

 

Namun semua mengetahui bahwa meninggalkan perbuatan haram dan merasa cukup dengan hal-hal yang halal dibutuhkan kesabaran dan kemampuan menahan diri. Orang-orang yang mampu menahan diri dari perbutan haram, mereka tidak diberikan balasan biasa, tapi Allah akan memberikan balasan terbaik untuk mereka.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Ketabahan untuk menjaga janji-janji dengan Allah Swt dan menjauhi perbuatan haram, merupakan perbuatan yang sulit dan harus siap melawan hawa nafsu. Namun ketabahan dan kesulitan ini akan mendatangankan kebahagiaan dan kesuksesan di akhirat.

2. Allah Swt adalah sebaik-baik pembeli manusia. Dia akan membeli barang yagn sedikit dengan harga yang sangat tinggi dan menjadikan manusia sukses.

Minggu, 09 November 2014 00:00

Tafsir Al-Quran, Surat An-Nahl Ayat 90-92

Ayat ke 90

 

ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Ä ┘è┘ÄÏú┘Æ┘à┘ÅÏ▒┘Å Ï¿┘ÉϺ┘ä┘ÆÏ╣┘ÄÏ»┘Æ┘ä┘É ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ÆÏÑ┘ÉÏ¡┘ÆÏ│┘ÄϺ┘å┘É ┘ê┘ÄÏÑ┘É┘èϬ┘ÄϺÏí┘É Ï░┘É┘è Ϻ┘ä┘Æ┘é┘ÅÏ▒┘ÆÏ¿┘Ä┘ë ┘ê┘Ä┘è┘Ä┘å┘Æ┘ç┘Ä┘ë Ï╣┘Ä┘å┘É Ïº┘ä┘Æ┘ü┘ÄÏ¡┘ÆÏ┤┘ÄϺÏí┘É ┘ê┘ÄϺ┘ä┘Æ┘à┘Å┘å┘Æ┘â┘ÄÏ▒┘É ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ÆÏ¿┘ÄÏ║┘Æ┘è┘É ┘è┘ÄÏ╣┘ÉÏ©┘Å┘â┘Å┘à┘Æ ┘ä┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘æ┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ï¬┘ÄÏ░┘Ä┘â┘æ┘ÄÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (90)

 

Artinya:

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebijakan, memberi kepada kamu kerabat, dan Allah  melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (16: 90)
 

 

Ayat tersebut termasuk salah satu ayat yang paling komprehensif di kitab al-Quran, karena dalam ayat digambarkan hubungan manusia dan sosial kaum Mukmin  di dunia yang berlandaskan pada keadilan, kebaikan dan menjauh dari segala kezaliman dan arogansi. Bahkan hal itu disebut sebagai nasehat ilahi yang harus dijaga oleh semua orang. Adil dan keadilan merupakan landasan ajaran Islam dan  syariat agama ini. Allah Swt tidak berbuat zalim kepada siapapun dan tidak memperbolehkan seseorang berbuat zalim kepada orang lain dan menginjak hak orang lain. Menjaga keadilan dan menjauh dari segala perilaku ekstrim kanan dan kiri menyebabkan keseimbangan diri manusia dalam perilaku individu dan sosial.

 

Tentunya, etika Islam atau akhlak mendorong manusia berperilaku lebih dari tutunan standar atau keadilan, dalam menyikapi problema sosial dan memaafkan kesalahan orang lain. Bahkan manusia bisa melakukan lebih dari hak orang lain, yang ini semua menunjukkan kebaikan atau ihsan. Allah Swt yang memperlakukan manusia dengan landasan ihsan, mengajak manusia untuk berperilaku baik dengan orang lain di atas standar keadilan.

 

Dari sisi lain, Allah Swt melarang beberapa hal untuk  menjaga keselamatan jiwa dan keamanan masyarakat. Hal-hal yang dilarang oleh Allah Swt disebut sebagai perbuatan tercela dan buruk. Manusia pun mengakui bahwa perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah Swt adalah tindakan yang buruk dan tercela.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Di samping keadilan, ihsan atau kebaikan juga dianjurkan. Sebab, ihsan akan menjaga ketulusan di tengah  masyarakat.

2. Ajaran agama selaras dengan akal dan fitrah manusia. Kecenderungan pada keadilan dan ihsan serta jauh dari perbuatan munkar adalah tuntutan-tuntutan semua manusia yang sekaligus perintah Allah Swt.

 

Ayat ke 91-92

 

┘ê┘ÄÏú┘Ä┘ê┘Æ┘ü┘Å┘êϺ Ï¿┘ÉÏ╣┘Ä┘ç┘ÆÏ»┘É Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ÏÑ┘ÉÏ░┘ÄϺ Ï╣┘ÄϺ┘ç┘ÄÏ»┘ÆÏ¬┘Å┘à┘Æ ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘Ä┘å┘Æ┘é┘ÅÏÂ┘Å┘êϺ Ϻ┘ä┘ÆÏú┘Ä┘è┘Æ┘à┘ÄϺ┘å┘Ä Ï¿┘ÄÏ╣┘ÆÏ»┘Ä Ï¬┘Ä┘ê┘Æ┘â┘É┘èÏ»┘É┘ç┘ÄϺ ┘ê┘Ä┘é┘ÄÏ»┘Æ Ï¼┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘ÆÏ¬┘Å┘à┘ŠϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Ä Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Å┘à┘Æ ┘â┘Ä┘ü┘É┘è┘ä┘ïϺ ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Ä ┘è┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å ┘à┘ÄϺ Ϭ┘Ä┘ü┘ÆÏ╣┘Ä┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä (91) ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘Ä┘â┘Å┘ê┘å┘Å┘êϺ ┘â┘ÄϺ┘ä┘æ┘ÄϬ┘É┘è ┘å┘Ä┘é┘ÄÏÂ┘ÄϬ┘Æ Ï║┘ÄÏ▓┘Æ┘ä┘Ä┘ç┘ÄϺ ┘à┘É┘å┘Æ Ï¿┘ÄÏ╣┘ÆÏ»┘É ┘é┘Å┘ê┘æ┘ÄÏ®┘ì Ïú┘Ä┘å┘Æ┘â┘ÄϺϽ┘ïϺ Ϭ┘ÄϬ┘æ┘ÄÏ«┘ÉÏ░┘Å┘ê┘å┘Ä Ïú┘Ä┘è┘Æ┘à┘ÄϺ┘å┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ï»┘ÄÏ«┘Ä┘ä┘ïϺ Ï¿┘Ä┘è┘Æ┘å┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ïú┘Ä┘å┘Æ Ï¬┘Ä┘â┘Å┘ê┘å┘Ä Ïú┘Å┘à┘æ┘ÄÏ®┘î ┘ç┘É┘è┘Ä Ïú┘ÄÏ▒┘ÆÏ¿┘Ä┘ë ┘à┘É┘å┘Æ Ïú┘Å┘à┘æ┘ÄÏ®┘ì ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ ┘è┘ÄÏ¿┘Æ┘ä┘Å┘ê┘â┘Å┘à┘ŠϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å Ï¿┘É┘ç┘É ┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘è┘ÅÏ¿┘Ä┘è┘æ┘É┘å┘Ä┘å┘æ┘Ä ┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ┘è┘Ä┘ê┘Æ┘à┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘é┘É┘è┘ÄϺ┘à┘ÄÏ®┘É ┘à┘ÄϺ ┘â┘Å┘å┘ÆÏ¬┘Å┘à┘Æ ┘ü┘É┘è┘ç┘É Ï¬┘ÄÏ«┘ÆÏ¬┘Ä┘ä┘É┘ü┘Å┘ê┘å┘Ä (92)

 

Artinya:

Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat. (16: 91)

 

Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian)mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain. Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal itu. Dan sesungguhnya di hari kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu. (16: 92)

 

Dalam ayat sebelumnya dijelaskan prinsip-prinsip universal akhlak Islam dalam perilaku sosial serta keadilan, ihsan dan menjauhi kezaliman yang berdasarkan hubungan sosial. Sedangkan ayat selanjutnya menyebutkan bahwa menjaga janji baik kepada Allah Swt maupun manusia adalah kewajiban setiap manusia mukmin yang mempercayai Allah Swt. Jika kalian bernazar, maka tepatilah nazar tersebut setelah hajatnya terkabulkan. Jika kalian melakukan perjanjian dalam urusan ekonomi dan sosial, maka harus berkomitmen sesuai dengan perjanjian yang ada dan tidak boleh melanggarnya. Kemudian, janganlah bersumpah bukan pada tempatnya. Jika kalian bersumpah dan menyebut nama Allah Swt, maka janganlah melanggar sumpah tersebut dan janganlah menghancurkan kesakralan nama Allah Swt dan norma-norma lainnya.

 

Jika kalian mencapai kekuasaan, jangan menzalimi hak-hak orang lemah dan kelompok sosial yang lebih rendah. Sebab, semua itu merupakan bukti kezaliman. Berkomitmen kepada Allah Swt juga tercermin pada perilaku mengikuti dan menaati para wali Allah Swt yang merupakan wakil-Nya di muka bumi ini.

 

Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Melanggar janji bukan hanya pekerjaan yang tidak etis, tapi pelanggar janji juga akan mendapat balasan azab ilahi di hari kiamat.

2. Janganlah mempermainkan nilai-nilai sakral.

3. Kekuasaan adalah salah satu sarana berbuat zalim kepada orang lain. Untuk itu, kita harus bersikap waspada dan bertanggungjawab di hadapan Allah Swt. Selain itu, kita harus menyadari bahwa kekuasaan itu adalah ujian ilahi.

Minggu, 09 November 2014 00:00

Tafsir Al-Quran, Surat An-Nahl Ayat 85-89

Ayat ke 85-86

 

┘ê┘ÄÏÑ┘ÉÏ░┘ÄϺ Ï▒┘ÄÏú┘Ä┘ë Ϻ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ï©┘Ä┘ä┘Ä┘à┘Å┘êϺ Ϻ┘ä┘ÆÏ╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘Ä ┘ü┘Ä┘ä┘ÄϺ ┘è┘ÅÏ«┘Ä┘ü┘æ┘Ä┘ü┘Å Ï╣┘Ä┘å┘Æ┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ ┘ç┘Å┘à┘Æ ┘è┘Å┘å┘ÆÏ©┘ÄÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (85) ┘ê┘ÄÏÑ┘ÉÏ░┘ÄϺ Ï▒┘ÄÏú┘Ä┘ë Ϻ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä Ïú┘ÄÏ┤┘ÆÏ▒┘Ä┘â┘Å┘êϺ Ï┤┘ÅÏ▒┘Ä┘â┘ÄϺÏí┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘Ä┘å┘ÄϺ ┘ç┘ÄÏñ┘Å┘ä┘ÄϺÏí┘É Ï┤┘ÅÏ▒┘Ä┘â┘ÄϺÏñ┘Å┘å┘ÄϺ Ϻ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ┘â┘Å┘å┘æ┘ÄϺ ┘å┘ÄÏ»┘ÆÏ╣┘Å┘êϺ ┘à┘É┘å┘Æ Ï»┘Å┘ê┘å┘É┘â┘Ä ┘ü┘ÄÏú┘Ä┘ä┘Æ┘é┘Ä┘ê┘ÆÏº ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É┘à┘ŠϺ┘ä┘Æ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘ä┘Ä ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ┘ä┘Ä┘â┘ÄϺÏ░┘ÉÏ¿┘Å┘ê┘å┘Ä (86)

 

Artinya:

Dan apabila orang-orang zalim telah menyaksikan azab, maka tidaklah diringankan azab bagi mereka dan tidak puIa mereka diberi tangguh. (16: 85)

 

Dan apabila orang-orang yang mempersekutukan (Allah) melihat sekutu-sekutu mereka, mereka berkata: "Ya Tuhan kami mereka inilah sekutu-sekutu kami yang dahulu kami sembah selain dari Engkau". Lalu sekutu-sekutu mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya kamu benar-benar orang-orang yang dusta". (16: 86)
 

 

Ayat tersebut menjelaskan kondisi orang-orang musyrik dan zalim di Hari Kiamat. Tidak ada keringanan azab bagi mereka. Disebutkan, segala alasan untuk kemusyrikan dan kekafiran mereka sama sekali tidak dapat diterima. Bahkan, berhala-berhala yang menyebabkan orang-orang musyrik terjebak dalam kesyirikan, di hari kiamat menyatakan lepas tangan dari mereka. Berhala-berhala tersebut kepada mereka mengatakan, ÔÇ£Kalian berbohong menyebut kami sebagai alasan penyebab kesyirikan. Tetapi sikap keras kepala dan hawa nafsu kalianlah yang menyebabkan berpaling dari ajaran Rasulullah saaw dan mengikuti kami. Pada dasarnya, kalian menyembah hawa nafsu kalian bukan menyembah kami.ÔÇØ

 

Berdasarkan riwayat, kondisi-kondisi di hari kiamat beraneka ragam. Ada yang mulutnya ditutup dan seluruh anggota tubuhnya bersaksi terhadap perbuatannya selama di dunia. Ada kondisi yang mempersilahkan seseorang untuk berbicara, namun segala upayanya untuk memohon ampunan, tidak dapat diterima. Ada yang menyalahkan setan dan menudingnya sebagai penyebab melakukan perbuatan dosa. Namun setan berkata, ÔÇ£Saya tidak memaksa kalian untuk berbuat dosa. Saya hanya sekedar membuat kalian was-was.ÔÇØ

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Kezaliman dan kekufuran manusia adalah penyebab azab Ilahi. Allah Swt tidak mengazab seseorang tanpa alasan.

2. Berhala-berhala bersaksi di hari kiamata berlepas tangan dari perbuatan orang-orang musyrik, bahkan tidak ada alasan bagi mereka untuk berlindung.

 

Ayat ke 87-88

 

┘ê┘ÄÏú┘Ä┘ä┘Æ┘é┘Ä┘ê┘ÆÏº ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘è┘Ä┘ê┘Æ┘à┘ÄϪ┘ÉÏ░┘ì Ϻ┘äÏ│┘æ┘Ä┘ä┘Ä┘à┘Ä ┘ê┘ÄÏÂ┘Ä┘ä┘æ┘Ä Ï╣┘Ä┘å┘Æ┘ç┘Å┘à┘Æ ┘à┘ÄϺ ┘â┘ÄϺ┘å┘Å┘êϺ ┘è┘Ä┘ü┘ÆÏ¬┘ÄÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (87) Ϻ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ┘â┘Ä┘ü┘ÄÏ▒┘Å┘êϺ ┘ê┘ÄÏÁ┘ÄÏ»┘æ┘Å┘êϺ Ï╣┘Ä┘å┘Æ Ï│┘ÄÏ¿┘É┘è┘ä┘É Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É Ï▓┘ÉÏ»┘Æ┘å┘ÄϺ┘ç┘Å┘à┘Æ Ï╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘ïϺ ┘ü┘Ä┘ê┘Æ┘é┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ╣┘ÄÏ░┘ÄϺϿ┘É Ï¿┘É┘à┘ÄϺ ┘â┘ÄϺ┘å┘Å┘êϺ ┘è┘Å┘ü┘ÆÏ│┘ÉÏ»┘Å┘ê┘å┘Ä (88)

 

Artinya:

Dan mereka menyatakan ketundukannya kepada Allah. Pada hari itu hilanglah dari mereka apa yang selalu mereka ada-adakan. (16: 87)

 

Orang-orang yang kafir dan menghalangi manusia dari jalan Allah. Kami tambah-tambahkan kepada mereka siksaan di atas siksaan disebabkan mereka selalu berbuat kerusakan. (16: 88)

 

Melanjutkan ayat-ayat sebelumnya, dua ayat ini menyinggung nasib akhir orang-orang musyrik di Hari Kiamat. Dikatakannya, lepas tangan berhala-berhala dari perilaku orang-orang musyrik membuat mereka tidak mempunyai solusi lain, kecuali harus mengakui perbuatan mereka. Orang-orang musyrik saat itu, sama sekali tidak menemukan tempat berlindung untuk menghindari azab ilahi.

 

Penjelasan tadi mengenai nasib orang-orang musyrik biasa. Adapun mereka yang mengajak masyarakat ke jalan kekufuran dan kesyirikan akan mendapat azab yang lebih besar dari orang-orang musyrik biasa. Sebab, selain diri mereka musyrik, juga menjadi penyebab kemusyrikan orang lain. Tentunya, perbuatan mereka akan mendapat azab dua kali lipat.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Mereka yang tak patuh terhadap perintah-perintah Allah Swt, akan tunduk di Hari Kiamat. Namun ketundukan mereka pada hari akhir tidaklah berguna.

2. Kekufuran dan kemusyrikan adalah penyebab kerusakan masyarakat. Para perusak di dunia bukan hanya orang-orang yang membuat kerusuhan dan menimbulkan instabilitas sosial, tapi juga termasuk orang-orang yang merusak pemikiran dan keyakinan seseorang, yakni penyebab kesesatan masyarakat. Menurut al-Quran, mereka tergolong orang-orang perusak di muka bumi atau mufsidin fil ardh.

 

Ayat ke 89

 

┘ê┘Ä┘è┘Ä┘ê┘Æ┘à┘Ä ┘å┘ÄÏ¿┘ÆÏ╣┘ÄϽ┘Å ┘ü┘É┘è ┘â┘Å┘ä┘æ┘É Ïú┘Å┘à┘æ┘ÄÏ®┘ì Ï┤┘Ä┘ç┘É┘èÏ»┘ïϺ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É┘à┘Æ ┘à┘É┘å┘Æ Ïú┘Ä┘å┘Æ┘ü┘ÅÏ│┘É┘ç┘É┘à┘Æ ┘ê┘Äϼ┘ÉϪ┘Æ┘å┘ÄϺ Ï¿┘É┘â┘Ä Ï┤┘Ä┘ç┘É┘èÏ»┘ïϺ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë ┘ç┘ÄÏñ┘Å┘ä┘ÄϺÏí┘É ┘ê┘Ä┘å┘ÄÏ▓┘æ┘Ä┘ä┘Æ┘å┘ÄϺ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘â┘ÉϬ┘ÄϺϿ┘Ä Ï¬┘ÉÏ¿┘Æ┘è┘ÄϺ┘å┘ïϺ ┘ä┘É┘â┘Å┘ä┘æ┘É Ï┤┘Ä┘è┘ÆÏí┘ì ┘ê┘Ä┘ç┘ÅÏ»┘ï┘ë ┘ê┘ÄÏ▒┘ÄÏ¡┘Æ┘à┘ÄÏ®┘ï ┘ê┘ÄÏ¿┘ÅÏ┤┘ÆÏ▒┘Ä┘ë ┘ä┘É┘ä┘Æ┘à┘ÅÏ│┘Æ┘ä┘É┘à┘É┘è┘å┘Ä (89)

 

Artinya:

Dan ingatlah akan hari ketika Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka sendiri, dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. (16: 89)

 

Ayat tersebut menjelaskan dua poin penting. Pertama, kesaksian Rasulullah Saw di antara para saksi di Hari Kiamat menunjukkan posisi Rasulullah Saw di tengah para nabi dan para wali Allah Swt. Para nabi dan wali dengan izin Allah Swt menjadi saksi. Kedua, keagungan al-Quran dan peran besar kitab suci ini dalam membimbing umat manusia. Allah Swt menjadikan al-Quran sebagai penjelas segala masalah yang diperlukan untuk membedakan kebenaran dan kebatilan. Ini merupakan rahmat Ilahi bagi manusia. Akan tetapi hanya ummat Islam yang mengimani kitab al-Quran dan menggunakan kitab suci ini sebagai petunjuk, rahmat dan kabar gembira.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Pengawasan para wali terhadap perilaku hamba-hamba Allah Swt di dunia adalah perangkat mereka di Hari Kiamat.

2. Al-Quran adalah kitab sempurna dan komprehensif yang dibutuhkan manusia untuk mendapat petunjuk di kehidupan ini.

Minggu, 09 November 2014 00:00

Tafsir Al-Quran, Surat An-Nahl Ayat 81-84

Ayat ke 81

 

┘ê┘ÄϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Šϼ┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘Ä ┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ┘à┘É┘à┘æ┘ÄϺ Ï«┘Ä┘ä┘Ä┘é┘Ä Ï©┘É┘ä┘ÄϺ┘ä┘ïϺ ┘ê┘Äϼ┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘Ä ┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ¼┘ÉÏ¿┘ÄϺ┘ä┘É Ïú┘Ä┘â┘Æ┘å┘ÄϺ┘å┘ïϺ ┘ê┘Äϼ┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘Ä ┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ï│┘ÄÏ▒┘ÄϺϿ┘É┘è┘ä┘Ä Ï¬┘Ä┘é┘É┘è┘â┘Å┘à┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ¡┘ÄÏ▒┘æ┘Ä ┘ê┘ÄÏ│┘ÄÏ▒┘ÄϺϿ┘É┘è┘ä┘Ä Ï¬┘Ä┘é┘É┘è┘â┘Å┘à┘Æ Ï¿┘ÄÏú┘ÆÏ│┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ┘â┘ÄÏ░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä ┘è┘ÅϬ┘É┘à┘æ┘Å ┘å┘ÉÏ╣┘Æ┘à┘ÄϬ┘Ä┘ç┘Å Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Å┘à┘Æ ┘ä┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘æ┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ï¬┘ÅÏ│┘Æ┘ä┘É┘à┘Å┘ê┘å┘Ä (81)

 

Artinya:

Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya). (16: 81)
 

 

Setelah Allah menyebut nikmat-nikmat-Nya dalam ayat-ayat yang telah dijelaskan dalam pertemuan sebelumnya, ayat ini masih juga menyebut nikmat Allah yang lain. Nikmat pertama yang disebut dalam ayat ini adalah tempat bernaung. Nikmat tempat bernaung dapat dikenal dengan baik ketika ia tidak ada. Masalah ini kembali pada kekhususan benda-benda materi, selain kaca dan semacamnya, di mana cahaya tidak dapat melewatinya dan manusia saat istirahat dapat memanfaatkannya untuk melindungi dirinya dari panasnya matahari. Dengan kata lain, peran tempat bernaung dalam kehidupan manusia tidak kurang dari cahaya itu sendiri.

 

Nikmat kedua yang disebutkan dalam ayat ini mengenai goa kecil maupun besar yang berada di perut gunung. Ayat sebelum ini telah mengisyaratkan akan nikmat rumah bagi mereka yang tinggal di kota dan tenda bagi mereka yang tinggal di alam terbuka, sementara ayat ini menyebutkan satu tempat tinggal lain dan itu adalah goa di gunung. Di masa lalu manusia memanfaatkan goa sebagai tempat tinggalnya dan kini hanya dimanfaatkan oleh para penggembala untuk melindungi binatang gembalaan mereka dari sengatan terik matahari.

 

Nikmat ketiga yang disebutkan oleh ayat ke-81 surat an-Nahl adalah pakaian; baik itu pakaian biasa yang mampu melindungi manusia dari panas dan dingin atau pakaian militer yang melindungi manusia dari panah atau peluru musuh. Semua ini adalah nikmat ilahi. Karena materi awalnya diciptakan oleh Allah dan kemampuan manusia dalam menjahitnya juga berasal dari Allah.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Semua yang ada di dunia ini adalah nikmat Allah; cahaya, tempat bernaung, rumah, pakaian dan lain-lain. Menyaksikan semua nikmat besar ini semestinya tidak membuat kita lalai akan nikmat Allah yang kecil.

2. Mengingat nikmat Allah akan menghidupkan semangat berserah diri dalam diri manusia kepada Allah.

 

Ayat ke 82-83

 

┘ü┘ÄÏÑ┘É┘å┘Æ Ï¬┘Ä┘ê┘Ä┘ä┘æ┘Ä┘ê┘ÆÏº ┘ü┘ÄÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ¿┘Ä┘ä┘ÄϺÏ║┘ŠϺ┘ä┘Æ┘à┘ÅÏ¿┘É┘è┘å┘Å (82) ┘è┘ÄÏ╣┘ÆÏ▒┘É┘ü┘Å┘ê┘å┘Ä ┘å┘ÉÏ╣┘Æ┘à┘ÄÏ®┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É Ï½┘Å┘à┘æ┘Ä ┘è┘Å┘å┘Æ┘â┘ÉÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä┘ç┘ÄϺ ┘ê┘ÄÏú┘Ä┘â┘ÆÏ½┘ÄÏ▒┘Å┘ç┘Å┘à┘ŠϺ┘ä┘Æ┘â┘ÄϺ┘ü┘ÉÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (83)

 

Artinya:

Jika mereka tetap berpaling, maka sesungguhnya kewajiban yang dibebaskan atasmu (Muhammad) hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang. (16: 82)

 

Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir. (16: 83)

 

Setelah menyebut tiga nikmat yang dapat melindungi manusia dari panas dan dingin, dua ayat ini kepada Nabi Muhammad Saw berkata, kewajibanmu hanya menyampaikan pesan-pesan ilahi. Bila ada sekelompok orang yang tidak mau menerima pesan yang engkau sampaikan, janganlah bersikap sedih. Karena mereka adalah orang-orang yang keras kepala, padahal mereka telah mengenal kebenaran dan nikmat-nikmat ilahi, namun masih tetap saja kepas kepala dan tidak bersedia menerima pesan ilahi yang engkau sampaikan. Sikap mereka ini membuat mereka kafir.

 

Dalam ayat-ayat lain juga telah ditegaskan mengenai masalah ini bahwa sumber kekafiran mayoritas masyarakat bukan karena tidak mengenal kebenaran dan hakikat, tapi bersumber dari kesombongan, kebencian dan sikap keras kepala yang memaksa mereka untuk menyembunyikan kebenaran dan tidak mau menerimanya.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Allah membebaskan manusia dalam mengenal kebenaran, menerima dan memilihnya. Tentu saja setiap jalan yang dipilih punya konsekwensi khusus.

2. Ilmu dan pengenalan tidak cukup, tapi harus ditambah dengan iman dan amal.

 

Ayat ke 84

 

┘ê┘Ä┘è┘Ä┘ê┘Æ┘à┘Ä ┘å┘ÄÏ¿┘ÆÏ╣┘ÄϽ┘Å ┘à┘É┘å┘Æ ┘â┘Å┘ä┘æ┘É Ïú┘Å┘à┘æ┘ÄÏ®┘ì Ï┤┘Ä┘ç┘É┘èÏ»┘ïϺ Ͻ┘Å┘à┘æ┘Ä ┘ä┘ÄϺ ┘è┘ÅÏñ┘ÆÏ░┘Ä┘å┘Å ┘ä┘É┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ┘â┘Ä┘ü┘ÄÏ▒┘Å┘êϺ ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ ┘ç┘Å┘à┘Æ ┘è┘ÅÏ│┘ÆÏ¬┘ÄÏ╣┘ÆÏ¬┘ÄÏ¿┘Å┘ê┘å┘Ä (84)

 

Artinya:

Dan (ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan dari tiap-tiap umat seorang saksi (rasul), kemudian tidak diizinkan kepada orang-orang yang kafir (untuk membela diri) dan tidak (pula) mereka dibolehkan meminta maaf. (16: 84)

 

Ayat ini menjelaskan dua hal yang berhubungan dengan hari kiamat; pertama mengenai para saksi dan kedua penyesalan. Sekaitan dengan masalah pertama ayat ini menyebutkan bahwa antara setiap rakyat akan ada orang yang dibangkitkan menjadi saksi atas perbuatan dan perkataan mereka. Para saksi ini dibangkitkan untuk menjawab segala alasan yang mungkin mereka sampaikan. Berdasarkan riwayat-riwayat yang ada, para Imam Maksum sebagai Ahlul Bait Nabi Muhammad saw akan menjadi saksi di Hari Kiamat. Karena mereka menyaksikan dan mengawasi perbuatan umat ini dan keberadaan mereka juga menjadi bukti bagi manusia.

 

Sementara terkait masalah kedua, ayat ini mengatakan bahwa para pendosa tidak diperkenankan berkata untuk meminta maaf atau bertaubat demi menutupi perbuatan salah mereka. Karena catatan setiap perbuatan manusia telah ditutup dan tidak akan pernah dibuka kembali. Taubat dan permintaan maaf dapat diterima sebelum manusia menemui ajalnya dan dengan kematian perbuatan manusia telah berakhir.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Di pengadilan ilahi sekalipun Zat Allah dengan sendirinya cukup untuk mengadili manusia, namun sama seperti pengadilan di dunia, Allah mempersiapkan saksi agar lisan para pendosa tidak dapat mencari alasan lagi.

2. Di hari kiamat tidak mungkin orang yang berdosa meminta maaf apa lagi bertaubat dan diterima permintaan maafnya.

Minggu, 09 November 2014 00:00

Tafsir Al-Quran, Surat An-Nahl Ayat 78-80

Ayat ke 78

 

┘ê┘ÄϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å Ïú┘ÄÏ«┘ÆÏ▒┘Äϼ┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ┘à┘É┘å┘Æ Ï¿┘ÅÏÀ┘Å┘ê┘å┘É Ïú┘Å┘à┘æ┘Ä┘ç┘ÄϺϬ┘É┘â┘Å┘à┘Æ ┘ä┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å┘ê┘å┘Ä Ï┤┘Ä┘è┘ÆÏª┘ïϺ ┘ê┘Äϼ┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘Ä ┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘ŠϺ┘äÏ│┘æ┘Ä┘à┘ÆÏ╣┘Ä ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ¿┘ÆÏÁ┘ÄϺÏ▒┘Ä ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ÆÏú┘Ä┘ü┘ÆÏª┘ÉÏ»┘ÄÏ®┘Ä ┘ä┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘æ┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ï¬┘ÄÏ┤┘Æ┘â┘ÅÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (78)

 

Artinya:

Dan Allah mengeluarkan kamu dariperut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun. Dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur. (16: 78)
 

 

Allah dalam ayat ini mengisyaratkan ciri khas manusia yang paling penting dan paling bernilai, yakni kemampuan berpikir dan mencerna sesuatu. Allah berfirman, ketika kamu lahir dari perut ibumu, kamu tidak mengetahui sesuatu pun dan apa yang kamu ketahui saat ini dicerap dengan bantuan mata, telinga dan akal yang diberikan oleh Allah kepada kamu. Lalu mengapa kalian tidak mensyukurinya?

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Mengingat kembali kekurangan di masa lalu dapat menghidupkan kembali semangat manusia untuk bersyukur. Oleh karenanya, kita diperintahkan untuk menengok masa lalu agar selalu bersyukur.

2. Rasa syukur sejati akan nikmat mata, telinga dan akal adalah dengan menuntut ilmu. Karena Allah berfirman, "Kalian tidak mengetahui, Aku yang memberikan mata, telinga dan akal agar kalian bersyukur, yakni tuntutlah ilmu."

 

Ayat ke 79:

 

Ïú┘Ä┘ä┘Ä┘à┘Æ ┘è┘ÄÏ▒┘Ä┘ê┘ÆÏº ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë Ϻ┘äÏÀ┘æ┘Ä┘è┘ÆÏ▒┘É ┘à┘ÅÏ│┘ÄÏ«┘æ┘ÄÏ▒┘ÄϺϬ┘ì ┘ü┘É┘è ϼ┘Ä┘ê┘æ┘É Ïº┘äÏ│┘æ┘Ä┘à┘ÄϺÏí┘É ┘à┘ÄϺ ┘è┘Å┘à┘ÆÏ│┘É┘â┘Å┘ç┘Å┘å┘æ┘Ä ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä ┘ü┘É┘è Ï░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä ┘ä┘ÄÏó┘Ä┘è┘ÄϺϬ┘ì ┘ä┘É┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘ì ┘è┘ÅÏñ┘Æ┘à┘É┘å┘Å┘ê┘å┘Ä (79)

 

Artinya:

Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang di angkasa bebas. Tidak ada yang menahannya selain dari pada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman. (16: 79)

 

Setelah menjelaskan tentang nikmat mata dan telinga bagi manusia, ayat ini mengingatkan kembali nikmat-nikmat ilahi, salah satunya adalah nikmat burung-burung. Allah berfirman, terbangnya burung-burung di langit merupakan tanda-tanda kekuasaan Tuhan. Allah menciptakan makhluk yang dapat terbang di langit. Terkadang terbang bersama kelompoknya dan kadang-kadang terbang sendirian, begitu juga kadang terbang secara teratur dan kadang tidak. Allah menciptakan burung-burung memiliki sayap yang sesuai dengan berat badan dan kondisinya sudah disesuaikan sedemikian rupa agar dapat terbang dengan mudah.

 

Bila kini manusia mampu membuat pesawat kecil dan besar yang terbang di langit, semua itu berkat burung. Kebanyakan teknik yang dipakai dalam pembuatan alat-alat untuk terbang, baik itu helikopter, pesawat tempur dan lain-lainnya semuanya meniru struktur tubuh burung.

 

Sekalipun ayat ini mengatakan bahwa Allah menahan burung-burung di langit, namun maksudnya adalah Allah menetapkan hukum alam yang menyiapkan kondisi sedemikian rupa agar burung-burung dapat bertahan terbang di langit dan tidak jatuh ke bumi.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Berpikir dalam penciptaan alam termasuk burung adalah keinginan Allah dan Dia meminta manusia agar berpikir dalam sistem penciptaan ilahi.

2. Semua manusia dapat menyaksikan terbangnya burung-burung. Namun hanya mereka yang beriman yang dapat memahami kekuasaan Allah dengan menyaksikan semua itu dan keimanan mereka semakin bertambah.

 

Ayat ke 80

 

┘ê┘ÄϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Šϼ┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘Ä ┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ┘à┘É┘å┘Æ Ï¿┘Å┘è┘Å┘êϬ┘É┘â┘Å┘à┘Æ Ï│┘Ä┘â┘Ä┘å┘ïϺ ┘ê┘Äϼ┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘Ä ┘ä┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ ┘à┘É┘å┘Æ Ï¼┘Å┘ä┘Å┘êÏ»┘É Ïº┘ä┘ÆÏú┘Ä┘å┘ÆÏ╣┘ÄϺ┘à┘É Ï¿┘Å┘è┘Å┘êϬ┘ïϺ Ϭ┘ÄÏ│┘ÆÏ¬┘ÄÏ«┘É┘ü┘æ┘Å┘ê┘å┘Ä┘ç┘ÄϺ ┘è┘Ä┘ê┘Æ┘à┘Ä Ï©┘ÄÏ╣┘Æ┘å┘É┘â┘Å┘à┘Æ ┘ê┘Ä┘è┘Ä┘ê┘Æ┘à┘Ä ÏÑ┘É┘é┘ÄϺ┘à┘ÄϬ┘É┘â┘Å┘à┘Æ ┘ê┘Ä┘à┘É┘å┘Æ Ïú┘ÄÏÁ┘Æ┘ê┘ÄϺ┘ü┘É┘ç┘ÄϺ ┘ê┘ÄÏú┘Ä┘ê┘ÆÏ¿┘ÄϺÏ▒┘É┘ç┘ÄϺ ┘ê┘ÄÏú┘ÄÏ┤┘ÆÏ╣┘ÄϺÏ▒┘É┘ç┘ÄϺ Ïú┘ÄϽ┘ÄϺϽ┘ïϺ ┘ê┘Ä┘à┘ÄϬ┘ÄϺÏ╣┘ïϺ ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë Ï¡┘É┘è┘å┘ì (80)

 

Artinya:

Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal dan Dia menjadikan bagi kamu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan (membawanya) di waktu kamu berjalan  dan waktu kamu bermukim dan (dijadikannya pula) dari bulu domba, bulu onta dan bulu kambing alat-alat rumah tangga dan perhiasan (yang kamu pakai) sampai waktu (tertentu). (16: 80)

 

Ayat ini menjelaskan mengenai nikmat kulit dan bulu binatang berkaki empat dan fungsi dari keduanya dalam kehidupan manusia. Sekalipun kini banyak bahan sistetis yang diproduksi, namun sampai saat ini produk yang berasal dari bahan alami, dari kulit dan bulu binatang masih menjadi primadona dan yang terbaik.

 

Tenda terbaik saat ini adalah yang dibuat dari kulit atau bulu binatang, bahkan bahan pakaian dan sepatu yang paling disukai adalah yang terbuat dari kulit alami binatang. Selain itu, permadani yang punya nilai tinggi dibuat dari bulu hewan. Para peternak tidak hanya memanfaatkan nikmat yang diberikan Allah, tapi juga dengan menjualnya mereka bisa menghidupi diri dan keluarga.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Hewan punya banyak manfaat bagi kehidupan manusia, sementara manusia tidak punya banyak peran dalam kehidupan mereka. Karena tanpa manusia mereka bisa hidup dan melanjutkan kehidupannya.

2. Nikmat ilahi harmonis dan sesuai dengan kebutuhan manusia di alam dan kenyataan ini sendiri merupakan kelembutan Allah kepada manusia dan tanda dari kebijaksanaan-Nya.

Minggu, 09 November 2014 00:00

Tafsir Al-Quran, Surat An-Nahl Ayat 73-77

Ayat ke 73-74

 

┘ê┘Ä┘è┘ÄÏ╣┘ÆÏ¿┘ÅÏ»┘Å┘ê┘å┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ Ï»┘Å┘ê┘å┘É Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘à┘ÄϺ ┘ä┘ÄϺ ┘è┘Ä┘à┘Æ┘ä┘É┘â┘Å ┘ä┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ Ï▒┘ÉÏ▓┘Æ┘é┘ïϺ ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘äÏ│┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ┘ê┘ÄϺϬ┘É ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘É Ï┤┘Ä┘è┘ÆÏª┘ïϺ ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ ┘è┘ÄÏ│┘ÆÏ¬┘ÄÏÀ┘É┘èÏ╣┘Å┘ê┘å┘Ä (73) ┘ü┘Ä┘ä┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏÂ┘ÆÏ▒┘ÉÏ¿┘Å┘êϺ ┘ä┘É┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É Ïº┘ä┘ÆÏú┘Ä┘à┘ÆÏ½┘ÄϺ┘ä┘Ä ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Ä ┘è┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å ┘ê┘ÄÏú┘Ä┘å┘ÆÏ¬┘Å┘à┘Æ ┘ä┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å┘ê┘å┘Ä (74)

 

Artinya:

Dan mereka menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberikan rezeki kepada mereka sedikitpun dari langit dan bumi, dan tidak berkuasa (sedikit juapun). (16: 73)

 

Maka janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah. Sesungguhnya allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (16: 74)
 

 

Sebelumnya  telah dijelaskan mengenai sebagian nikmat Allah yang diberikan kepada manusia dan menjelaskan juga bagaimana sebagian orang mengingkari dan tidak mensyukuri nikmat-nikmat ini. Ayat ini menyebutkan, orang-orang Musyrik menyembah berhala dengan anggapan bahwa berhala-berhala tersebut punya pengaruh dalam kehidupan dan masa depan mereka. Padahal satu dari masalah kehidupan manusia paling penting terkait rezekinya. Maksud dari rezeki di sini lebih umum dari yang diturunkan dari langit, yang tumbuh dari dalam bumi atau yang dikeluarkan dari dalam bumi. Semua tahu bahwa semua bentuk rezeki ini tidak dimiliki oleh berhala-berhala yang mereka sembah.

 

Berhala-berhala itu adalah ciptaan Allah yang lemah dan tidak bernilai karena tidak memiliki kehendak. Sayangnya orang-orang musyrik hanya dikarenakan pengaruh khurafat dan kebodohan membayangkan berhala-berhala ini memiliki peran. Sejatinya, satu dari tanda-tanda bahwa manusia tidak mengenal kebenaran adalah menyetarakan sesuatu tidak bernyawa dengan Allah Swt dan memposisikannya sebagai pencipta. Mereka bahkan menggambarkan Allah seperti raja dan berhala-berhala tersebut sebagai menteri-menteri-Nya. Semua ini tentu saja bersumber dari ketidaktahuan dan kebodohan orang-orang musyrik.

 

Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Selain Allah, apa dan siapapun tidak punya peran dalam kehidupan dan rezeki manusia dan tidak mungkin punya peran yang demikian. Bila memang demikian, mengapa manusia masih saja mencari sesuatu selain Allah?

2. Sikap congkak dan sombong terhadap kebenaran sumber dari kekufuran sebagian manusia. Selain itu, kebodohan dan ketidaksadaran merupakan faktor kekafiran dan syirik sekelompok lain.

3. Tidak boleh membanding-bandingkan sifat-sifat Allah dengan hamba atau ciptaan-Nya dan jangan menyamakan-Nya dengan satu apapun. Karena Allah adalah Zat yang tak berhingga.

 

Ayat ke 75-76

 

ÏÂ┘ÄÏ▒┘ÄÏ¿┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘à┘ÄϽ┘Ä┘ä┘ïϺ Ï╣┘ÄÏ¿┘ÆÏ»┘ïϺ ┘à┘Ä┘à┘Æ┘ä┘Å┘ê┘â┘ïϺ ┘ä┘ÄϺ ┘è┘Ä┘é┘ÆÏ»┘ÉÏ▒┘Å Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ï┤┘Ä┘è┘ÆÏí┘ì ┘ê┘Ä┘à┘Ä┘å┘Æ Ï▒┘ÄÏ▓┘Ä┘é┘Æ┘å┘ÄϺ┘ç┘Å ┘à┘É┘å┘æ┘ÄϺ Ï▒┘ÉÏ▓┘Æ┘é┘ïϺ Ï¡┘ÄÏ│┘Ä┘å┘ïϺ ┘ü┘Ä┘ç┘Å┘ê┘Ä ┘è┘Å┘å┘Æ┘ü┘É┘é┘Å ┘à┘É┘å┘Æ┘ç┘Å Ï│┘ÉÏ▒┘æ┘ïϺ ┘ê┘Äϼ┘Ä┘ç┘ÆÏ▒┘ïϺ ┘ç┘Ä┘ä┘Æ ┘è┘ÄÏ│┘ÆÏ¬┘Ä┘ê┘Å┘ê┘å┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ¡┘Ä┘à┘ÆÏ»┘Å ┘ä┘É┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É Ï¿┘Ä┘ä┘Æ Ïú┘Ä┘â┘ÆÏ½┘ÄÏ▒┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ä┘ÄϺ ┘è┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å┘ê┘å┘Ä (75) ┘ê┘ÄÏÂ┘ÄÏ▒┘ÄÏ¿┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘à┘ÄϽ┘Ä┘ä┘ïϺ Ï▒┘Äϼ┘Å┘ä┘Ä┘è┘Æ┘å┘É Ïú┘ÄÏ¡┘ÄÏ»┘Å┘ç┘Å┘à┘ÄϺ Ïú┘ÄÏ¿┘Æ┘â┘Ä┘à┘Å ┘ä┘ÄϺ ┘è┘Ä┘é┘ÆÏ»┘ÉÏ▒┘Å Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ï┤┘Ä┘è┘ÆÏí┘ì ┘ä┘ÄϺ ┘è┘Ä┘é┘ÆÏ»┘ÉÏ▒┘Å Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ï┤┘Ä┘è┘ÆÏí┘ì ┘ê┘Ä┘ç┘Å┘ê┘Ä ┘â┘Ä┘ä┘æ┘î Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë ┘à┘Ä┘ê┘Æ┘ä┘ÄϺ┘ç┘Å Ïú┘Ä┘è┘Æ┘å┘Ä┘à┘ÄϺ ┘è┘Å┘ê┘Äϼ┘æ┘É┘ç┘Æ┘ç┘Å ┘ä┘ÄϺ ┘è┘ÄÏú┘ÆÏ¬┘É Ï¿┘ÉÏ«┘Ä┘è┘ÆÏ▒┘ì ┘ç┘Ä┘ä┘Æ ┘è┘ÄÏ│┘ÆÏ¬┘Ä┘ê┘É┘è ┘ç┘Å┘ê┘Ä ┘ê┘Ä┘à┘Ä┘å┘Æ ┘è┘ÄÏú┘Æ┘à┘ÅÏ▒┘Å Ï¿┘ÉϺ┘ä┘ÆÏ╣┘ÄÏ»┘Æ┘ä┘É ┘ê┘Ä┘ç┘Å┘ê┘Ä Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë ÏÁ┘ÉÏ▒┘ÄϺÏÀ┘ì ┘à┘ÅÏ│┘ÆÏ¬┘Ä┘é┘É┘è┘à┘ì (76)

 

Artinya:

Allah membuat perumpamaan dengan seorang hamba sahaya yang dimiliki yang tidak dapat bertindak terhadap sesuatu pun dan seorang Kami beri rezki yang baik dari Kami, lalu dia menafkahkan sebagian dari rezki itu secara sembunyi dan secara terang-terangan, adakah mereka itu sama? Segala puji hanya bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (16: 75)

 

Dan Allah membuat (pula) perumpamaan: dua orang lelaki yang seorang bisu, tidak dapat berbuat sesuatupun dan dia menjadi bebas atas penanggungnya, ke mana saja dia disuruh oleh penanggungnya itu, dia tidak dapat mendatangkan suatu kebajikanpun. Samakah orang itu dengan orang yang menyuruh berbuat keadilan dan dia berada pula di atas jalan yang lurus? (16: 76)

 

Dalam ayat sebelumnya telah disebutkan betapa orang-orang Musyrik memberikan perumpamaan mengenai Allah dan menyebut-Nya sebagai raja dan berhala-berhala sebagai menterinya. Ayat ini menyebutkan, namun mereka menyebutkan perumpamaan lain tentang Allah dengan membandingkan antara orang yang merdeka dan budak. Orang yang merdeka pemilik kekayaan dan modal yang setiap saat dikehendaki akan dimanfaatkannya atau memberikannya kepada orang lain. Sementara seorang budak yang tidak memiliki hak atas dirinya bagaimana ia mampu menyampaikan kebaikan kepada orang lain?

 

Perumpamaan ini mencontohkan posisi Allah di alam. Allah adalah pemilik dan pemberi rejeki kepada seluruh makhluk dan seluruh ciptaan-Nya adalah milik-Nya. Dalam contoh lain yang dijelaskan oleh Allah, berhala-berhala diperumpamakan bak manusia yang bisu dan tuli. Ia tidak dapat memahami sesuatu dan tidak pula dapat memahamkan sesuatu kepada orang lain. Sementara Allah adalah Zat yang mendengarkan dan mampu memenuhi kebutuhan makhluk-Nya serta memberikan perintah berdasarkan keadilan. Karena jalan-Nya adalah jalan yang lurus.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Dalam menjelaskan urusan agama dan spiritual, harus menggunakan perumpamaan yang tepat dan benar agar masyarakat tidak memahami lain yang dari yang diinginkan.

2. Metode yang dipakai Allah berdasarkan prinsip keadilan dan itulah jalan yang lurus.

 

Ayat ke 77

 

┘ê┘Ä┘ä┘É┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É Ï║┘Ä┘è┘ÆÏ¿┘ŠϺ┘äÏ│┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ┘ê┘ÄϺϬ┘É ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘É ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ïú┘Ä┘à┘ÆÏ▒┘ŠϺ┘äÏ│┘æ┘ÄϺÏ╣┘ÄÏ®┘É ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ ┘â┘Ä┘ä┘Ä┘à┘ÆÏ¡┘É Ïº┘ä┘ÆÏ¿┘ÄÏÁ┘ÄÏ▒┘É Ïú┘Ä┘ê┘Æ ┘ç┘Å┘ê┘Ä Ïú┘Ä┘é┘ÆÏ▒┘ÄÏ¿┘Å ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Ä Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë ┘â┘Å┘ä┘æ┘É Ï┤┘Ä┘è┘ÆÏí┘ì ┘é┘ÄÏ»┘É┘èÏ▒┘î (77)

 

Artinya:

Dan kepunyaan Allah segala apa yang tersembunyi di langit dan di bumi. Tidak adalah kejadian kiamt itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat (lagi). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.