
کمالوندی
Anggota Knesset Kecam Konspirasi Israel terhadap Palestina
Seorang anggota parlemen (Knesset) rezim Zionis Israel mengkritik konspirasi rezim tersebut untuk mengubah identitas warga Palestina.
Ahmad al-Tayebi, wakil Arab di Knesset, dalam sebuah wawancara dengan jaringan al-Mayadeen Lebanon pada Kamis (23/10) mengatakan, sejak bertahun-tahun lalu, Israel berusaha mengubah identitas warga Palestina di wilayah pendudukan, namun upaya itu hingga sekarang belum berhasil berkat kewaspadaan warga Palestina.
Ia menambahkan, agresi militer dan para pemukim distrik-distrik Zionis ke Masjid al-Aqsa kian hari meningkat, namun para pejabat Palestina berhasil menggagalkan konspirasi dan plot Zionis.
Bulan depan, parlemen Israel berencana mengambil keputusan atas rencana pembagian waktu dan tempat Masjid al-Aqsa antara warga Palestina dan warga Zionis.
Berdasarkan keputusan itu, rezim Zionis akan membagi Masjid al-Aqsa menjadi dua bagian; sebagian untuk Palestina dan bagian lainnya untuk Zionis.
Dengan demikian, warga Palestina kelak hanya akan memiliki bagian bersejarah dari Masjid al-Aqsa untuk menunaikan shalat.
Khatib Shalat Jumat Tehran Singgung sejumlah Isu Penting
Khatib shalat Jumat Tehran memperingatkan pemerintah Arab Saudi terkait vonis mati terhadap Sheikh Nimr Baqir al-Nimr, ulama terkemuka Syiah di negara Arab itu.
Ayatullah Mohammad-Ali Movahedi Kermani menilai keputusan pemerintah Riyadh untuk menghukum mati Sheikh Nimr sebagai keputusan ilegal.
Ia mengatakan, sepertiga warga negara Arab Saudi adalah Muslim Syiah, oleh karena itu pemerintah Riyadh harus memperhatikan bahwa vonis mati terhadap ulama besar Syiah tersebut akan memiliki konsekuensi buruk bagi pemerintah Arab Saudi.
Terkait dengan kejahatan kelompok teroris Takfiri, Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Irak dan Suriah, Ayatullah Movahedi Kermani menuturkan, hal ini sangat jelas bahwa AS dengan menyalahgunakan apa yang disebut dengan Koalisi Anti-ISIS, berusaha membuka jalan untuk kehadiran militernya kembali ke Irak dan menghancurkan infrastruktur Suriah.
Khatib shalat Jumat Tehran lebih lanjut menyinggung datangnya bulan Muharam, dan menegaskan pentingnya untuk meratapi peristiwa Asyura dan menjaga warisan budaya Asyura.
Ayatullah Movahedi Kermani mengatakan, Asyura dan bangkitnya Imam Husein serta sahabat-sahabatnya menunjukkan bahwa terkadang manusia harus menahan kesulitan karena Tuhan.
Khatib Shalat Jumat Tehran juga menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Ayatullah Mahdavi Kani, Ketua Dewan Ahli Kepemimpinan Republik Islam Iran.
Ia memuji peran besar Ayatullah Mahdavi Kani terhadap Revolusi Islam Iran.
Menjelang Pemilu Parlemen, Tunisia Tutup Perbatasannya dengan Libya
Sebuah sumber resmi mengkonfirmasi penutupan perbatasan Tunisia dengan Libya selama tiga hari menyusul akan diselenggarakannya pemilu parlemen di negara itu pada Ahad.
Menurut situs Africatime, pemerintah Tunis pada Kamis (23/10) mengumumkan bahwa penutupan perbatasan Tunisia dengan Libya dalam rangka mencegah segala bentuk aksi terorisme dan dikarenakan kekacaun politik di Libya.
Pemerinta Tunisia menegaskan,  pos-pos perbatasan di Ras Jedir dan Dehiba dekat perbatasan Libya pada tanggal 24, 25 dan 26 Oktober akan ditututup, dan hanya misi diplomat dan hal-hal yang mendesak saja yang diperbolehkan melewati perbatasan-perbatasan tersebut.
Para pejabat keamanan Tunisia menyatakan kekhawatiran atas memburuknya situasi di Libya pasca jatuhnya rezim Muammar Gaddafi pada Oktorber 2011.
Sebelumnya, aparat keamanan Tunisia mengepung sebuah rumah yang terletak di sekitar kota Tunis, di mana rumah itu menjadi tempat keberadaan laki-laki bersenjata bersama anak dan istri mereka.
Setelah terjadi baku tembak antarkedua belah pihak, seorang pejabat keamanan Tunisia tewas dan seorang lainnya terluka.
Banjir Darah di Libya
Kota Benghazi di wilayah  timur Libya menjadi pusat konflik dan kekerasan di negara Afrika Utara itu. Daerah tersebut saat ini menjadi arena pertarungan  antara kubu Jenderal Khalifa Haftar dan rivalnya. Dengan dukungan ratusan tentara profesional, Haftar menjadi salah satu pemain utama di Libya. Dia mengendalikan sebagian kekuatan militer wilayah timur negara itu. Hingga kini pertempuran antara kelompok militan dan pasukan yang berada dalam perintah Haftar masih  berlanjut.
Baku tembak antar kedua belah pihak baru-baru ini di kota Benghazi menewaskan delapan orang. Dilaporkan, selama sembilan hari lalu sekitar seratus orang tewas.
Perang tidak hanya terjadi antara pasukan yang bertikai, tapi paramilisi suku adat juga menunjukkan taring mereka dengan memperlihatkan kekuatannya masing-masing melalui kemahiran bertempur saling bunuh.Dua kota, Kikla dan al-Qalah yang terletak di distrik al-Jabal al-Gharbi, menjadi tempat pertempuran antarsuku adat di Libya. Untuk meredam perang antarsuku yang semakin mengkhawatirkan, digelar pertemuan para pemimpin suku adat di al-Jabal al-Gharbi. Tapi pertemuan tersbeut tidak membuahkan hasil.
Pada saat yang sama pihak yang bertikai di Libya menyatakan tidak menerima prakarsa PBB mengenai penyelesaian masalah keamanan di negara Afrika Utara itu. Perserikatan Bangsa Bangsa baru-baru ini mendesak kedua belah pihak yang bertikai di al-Jabal al-Gharbi untuk menghentikan pertempuran demi memudahkan bantuan kemanusiaan terhadap warga sipil. Tapi tampaknya tidak ada kekuatan yang bisa menyelesaikan masalah keamanan di Libya.
Sejumlah pejabat Libya mengulurkan tangannya meminta bantuan publik dunia supaya membantu pemerintah Tripoli mengatasi masalah yang menimpa negara kaya minyak itu. Salah satu usulan yang mengemuka adalah prakarsa intervensi militer di Libya. Tapi, prakarsa tersebut memicu reaksi negatif di kawasan. Ketua Dewan Pendiri Tunisia menentang usulan tersebut, dan menilai intervensi militer justru akan memperuncing konflik di Libya. Mostafa bin Jafar menegaskan bahwa krisis Libya harus diatasi oleh orang Libya sendiri, dan peran negara lain hanya untuk mendekatkan pandangan antarkubu yang berselisih.
Situasi tersebut berlangsung di saat sejumlah negara tetangga Libya mengkhawatikan kondisi dalam negeri negara Afrika Utara itu, dan mereka melakukan lobi intens untuk mencapai solusi mengenai pemecahan masalah keamanan. Menteri luar negeri Mesir dan Aljazair hari Kamis bertemu untuk membahas krisis Libya. Negara-negara tetangga Libya meminta kelompok ÔÇôkelompok bersenjata untuk berpartisipasi dalam prakarsa perundingan nasional dan menyampaikan masalah mereka melalui jalur diplomasi demi membantu mengatasi krisis di negara itu. Tapi ironisnya seruan tersebut tidak didengar oleh berbagai kubu yang bertikai di Libya, bahkan fakta di lapangan menunjukkan indikasi api kekerasan kian hari semakin meningkat, yang menimbulkan kekhawatiran berbagai kalangan, termasuk PBB mengenai ancaman "banjir darah" di Libya.
Haji, Momentum untuk Pencerahan Umat
Haji adalah ritual ibadah-politik yang sangat menakjubkan, di mana di dalamnya merupakan gerakan menuju tauhid dan rasa empati, serta inti dari semua ritual. Umat Islam yang tiba di Tanah Suci (Mekah) akan menjadi patuh dan tunduk serta bersatu meski mereka berbeda bahasa, ras, warna kulit dan negara.
Umat Islam melakukan Tawaf mengelilingi Kabah dengan penuh cinta, di mana Kabah merupakan monumen tauhid dan rahasia bara'ah (pemutusan hubungan dan berlepas tangan) serta kebencian terhadap syirik dan penyembahan berhala. Mereka memohon kepada Allah Swt supaya dapat meraih sisi batin dan inti dari manasik haji dan memanfaatkannya dalam kehidupan mereka dan kehidupan umat Islam.
Ibadah Haji penuh dengan spiritualitas, dan setiap Muslim akan mampu meneguk curahan makrifat dan tauhid dari sumbernya yang jernih. Selain itu, haji adalah ritual Islam yang paling menonjol dan memiliki aspek mendunia. Sebab, kepatuhan-kepatuhan individu yang ada di hati setiap Muslim kepada Tuhan-nya, akan memberikan pengaruh global.
Di musim haji, umat Islam memiliki peluang untuk saling berkomunikasi secara langsung dan memberikan informasi mengenai berbagai persoalan yang dihadapi oleh bangsa Muslim dunia. Kontak fisik dengan dunia Islam dan komunitas besar umat Muslim ini memiliki berkah besar, bahkan keinginan kolektif mereka mampu memindahkan gunung-gunung. Nilai-nilai Islam akan tersebar ke seluruh penjuru dunia berkat upaya, kerjasama dan konsultasi di antara Kaum Muslimin. Dengan persatuan dan konsistensi yang tak tertandingi, mereka akan dapat menyelesaikan persoalan yang melanda dunia Islam.    
Menurut pandangan para pemikir Islam, salah satu manfaat utama dari ibadah haji adalah pengenalan, pertukaran pandangan dan pengetahuan tentang permasalahan dan tantangan yang dihadapi oleh dunia Islam. Melalui pertukaran pemikiran dan pandangan itu, umat Islam akan mampu menemukan solusi yang tepat, dan tentunya dapat membantu pengokohan kekuatan mereka.
Selama ini, Kaum Muslimin selalu berada di bawah bayang-bayang konspirasi musuh-musuh bebuyutan Islam yang menginginkan tidak tercapainya persatuan dan kesatuan di antara mereka. Musuh-musuh Islam telah menghabiskan dana yang sangat besar untuk menyulut dan mengobarkan api perpecahan di antara Kaum Muslimin. Sejumlah tindakan konspiratif musuh untuk menciptakan perpecahan di antara umat Islam adalah menciptakan kelompok-kelompok ekstrim dan aliran-aliran menyimpang seperti Wahabi dan Bahai, membentuk berbagai kelompok teroris termasuk al-Qaeda, Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan Front al-Nusra.
ISIS yang merupakan produk dari konspirasi musuh, telah berubah menjadi sebuah kelompok Takfiri terbesar dan paling berbahaya di masa sekarang ini. Kelompok teroris yang memiliki bendera bertuliskan nama Allah Swt dan Rasulullah Saw itu telah mencoreng kehormatan umat Islam. Tindakan-tindakan tidak manusiawi mereka merupakan pukulan telak terhadap tubuh umat besar ini.
Aksi terorisme dan tindakan keras anasir-anasir ISIS telah menodai Islam yang dikenal sebagai agama yang penuh rahmat dan kasih sayang. Menurut para pakar dan analis Islam, Salafi Takfiri dan aksi keji mereka adalah persoalan terbesar bagi dunia Islam. Dengan demikian, para ulama harus menggunakan kesempatan yang ada di musim haji ini untuk menyelamatkan umat Islam dari perangkap dan tipu daya kelompok-kelompok Takfiri. Hal itu dapat mereka lakukan dengan cara memberikan informasi yang benar tentang hakikat dan sepak terjang ISIS, dan mengungkap semua kejahatan kelompok teroris tersebut.
Keselarasan pemahaman umat Islam tentang jati diri kelompok-kelompok radikal Takfiri akan mampu melenyapkan kelompok-kelompok ini dengan cepat. Di musim haji, para tokoh besar Islam dari berbagai negara datang ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji. Kesempatan tersebut dapat mereka gunakan untuk mengambil langkah efektif guna menyelesaikan permasalahan besar yang sedang dihadapi oleh dunia Islam saat ini.
Langkah itu dapat dilakukan dengan bersandar pada persamaan yang ada di antara mazhab-mazhab Islam khususnya mengenai keyakinan kepada Allah Swt, Nabi Muhammad Saw, al-Quran, Maad dan berbagai persamaan amalan dan keyakinan lainnya. Namun sayangnya, hingga kini persatuan yang diperlukan di antara aliran-aliran Islam belum dapat tercipta, sementara upaya musuh terus meningkat dan tak jarang memiliki dampak negatif terhadap proses persatuan umat Islam.
Salah satu penghalang persatuan umat Islam yang harus dievaluasi dan dianalisa dalam kesempatan ibadah haji dan pertemuan-pertemuan di Tanah Suci adalah perilaku dan kebijakan negarawan dari sejumlah negara Islam dan Arab yang selaras dengan kepentingan Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel. Para pakar politik dunia Islam meyakini bahwa selama para pemimpin negara-negara itu melihat diri mereka lemah dan hina di hadapan AS dan Israel, dan bahkan mengikuti kebijakan Washington dan Tel Aviv, maka akan sulit untuk tercipta stabilitas dan persatuan di antara umat Islam.
AS, Barat dan sekutu Arab-nya adalah pihak-pihak yang menciptakan ISIS dan memberikan dukungan kepada kelompok teroris itu. Namun setelah aktivitas ISIS berkembang luas, negara-negara itu khawatir kelompok radikal tersebut akan menarget kepentingan-kepentingan mereka. Melihat perkembangan itu, Arab Saudi dan Qatar yang sebelumnya menjadi pendukung utama ISIS, segera membantu AS yang mengklaim ingin menghancurkan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah.
Mufti-mufti besar Saudi yang sebelumnya mendorong masyarakat untuk bergabung dengan ISIS, juga berubah pikiran dan berbalik arah. Mereka mengeluarkan fatwa baru anti-kelompok radikal tersebut dan menyebut ISIS sebagai kelompok non-Islam yang harus dimusnahkan.   
Sebenarnya, kondisi tersebut telah diprediksikan oleh Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei pada awal bulan Juni 2014. Dalam sebuah pidato, Rahbar mengatakan, "Sejumlah negara regional yang memberikan bantuan kepada kelompok-kelompok Takfiri, pada dasarnya sedang mendukung pembantaian dan kejahatan mereka di Suriah dan di sejumlah negara lainnya, namun dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, kelompok-kelompok itu akan menjadi ancaman bagi negara-negara pendukungnya, dan pada akhirnya negara-negara itu akan terpaksa mengeluarkan biaya besar untuk memusnahkannya."
Islam mengajak manusia untuk melakukan perenungan mendalam. Di musim haji, umat Islam dapat menambah khasanah ilmu dan pengetahuannya dengan cara bertukar pandangan dan berdialog di antara mereka. Mungkin karena sensor berita, sebagian kaum Muslimin tidak mengetahui fakta yang sedang terjadi. Mereka tidak mengetahui tentang keterlibatan berbagai negara yang telah membentuk kelompok-kelompok Takfiri termasuk ISIS dan kejahatan serta tujuan-tujuannya.
Haji adalah kesempatan terbaik bagi umat Islam untuk saling memberikan informasi tentang plot-plot jahat musuh. Mereka harus berperan aktif untuk mengungkap kelompok-kelompok teroris dan para pendukung utamanya. Dukungan kepada Palestina, persoalan umat Islam di negara-negara Eropa dan pembatasan aktivitas mereka termasuk pelarangan hijab, persoalan yang dihadapi umat Muslim Myanmar, Afghanistan, Pakistan dan bahkan mengenai Kebangkitan Islam di negara-negara Muslim, adalah sederet isu yang dapat diangkat, dianalisa dan dievaluasi bersama di musim haji.
Salah satu amalan indah lainnya di musim haji adalah bara`ah dari kaum Musyrikin, di mana hal ini menunjukkan aspek politik dari ibadah haji. Dengan mengenal musuh-musuh utama Islam, haji menjadi peluang yang tepat untuk berlepas diri dari mereka. Dalam acara bara`ah dari kaum Musyrikin, para jamaah haji berkumpul dan menyatakan berlepas tangan dari semua orang yang berniat menghancurkan Islam.  
Acara bara`ah dari musuh-musuh utama dunia Islam khususnya AS dan Israel  telah menyulut kemarahan dan kekhawatiran mereka, bahkan pemerintah Arab Saudi yang berhutang budi kepada para arogan dunia, pada tahun 1987 menghujani para jamaah haji Iran dan negara-negara lainnya yang mengikuti acara tersebut dengan peluru. Akibatnya, banyak para jamaah haji yang gugur syahid di kota suci Mekah.
Haji memiliki semangat dan mobilitas, dan haji yang menyatakan bara`ah dari kaum Musyrikin adalah haji ibrahimi. Imam Khomeini ra, Pendiri Republik Islam Iran mengatakan, "Haji yang tidak memiliki ruh dan tanpa gerakan serta kebangkitan, haji yang tanpa bara`ah dan persatuan, serta haji yang tidak dimotivasi untuk menghancurkan kemusyrikan, maka bukan ibadah haji. "
Sebenarnya, ibadah haji adalah lembaga pendidikan ilahi, di mana isi kebijakan Islam harus ditelusuri di semua sudut kehidupan. Dengan kata lain, haji adalah institusi pendidikan Islam dan penerang dari kebijakan umum untuk mengatur kehidupan manusia.
Arafah, Hari Munajat kepada Allah Swt
Doa adalah permohonan dan inti sari dari ibadah. Ibadah yang disertai dengan doa akan mendatangkan kecintaan, ilmu dan makrifat. Doa adalah situasi spiritual di mana antara hamba dan Tuhan terjalin hubungan yang akrab dan intim. Doa dapat menumbuhkan sikap positif dalam kehidupan manusia. Rasulullah Saw bersabda, ÔÇ£Sebaik-baik manusia adalah orang yang mencintai ibadah dan doa.ÔÇØ
Kondisi tertentu dapat mempengaruhi intensitas dan frekuensi doa sama seperti gelombang fisika. Di tempat-tempat tertentu seperti masjid dan pusat-pusat ziarah, dan juga arah kiblat, merupakan tempat ideal untuk berdoa dan bermunajat. Selain itu, momentum yang tepat juga merupakan salah satu syarat terkabulnya doa.
Sebagian hari dan waktu dapat membangunkan fitrah ketuhanan manusia dan menumbuhkan hasrat-hasrat spiritual dalam jiwanya. Hari Arafah adalah salah satu hari yang memiliki keistimewaan khusus untuk berdoa dan bermunajat, terutama ketika kita berada di Padang Arafah.
Tanggal 8 dan 9 Dzulhijah adalah hari-hari puncak kepadatan di Kota Suci Mekah. Kota yang aman dan tempat diutusnya para nabi dan auliya Allah Swt itu menjadi saksi atas berkumpulnya manusia yang sedang menuju Padang Arafah sembari melantunkan kalimat "Labbaik Allahumma Labbaik."  Wukuf di Arafah adalah bagian dari manasik haji yang dimulai dari waktu Dzuhur tanggal 9 Dzulhijjah.
Arafah adalah sebuah padang pasir luas, di mana suasana di tempat tersebut dapat mendorong setiap manusia untuk merenung dan berpikir. Bagaimana mungkin Allah Swt sebagai pencipta batu rubi dan mutiara, hutan-hutan nan hijau, sungai-sungai yang mengalir dan air terjun yang indah, memilih tanah kering, gersang dan tanpa air seperti Padang Arafah sebagai tempat ibadah haji?
Di bawah terik matahari yang panas di Padang Arafah, para jamaah haji yang berkumpul di tempat tersebut tidak memiliki keinginan, motivasi dan dorongan lain kecuali untuk beribadah dan berdoa. Mereka secara bertahap menyadari bahwa Padang Arafah adalah tempat pengenalan, keberadaan dan pergerakan. Pada saat itulah, aroma doa dan permohonan manusia yang bertauhid bercampur dengan suasana spiritual Arafah.
 
Arafah adalah sebuah tanah suci yang terletak di sekitar 21 km dari kota Mekah. Tempat tersebut memiliki sejarah panjang. Setelah memakai pakaian ihram untuk melaksanakan haji tamattu`, para jamaah haji bergerak menuju Arafah. Mereka kemudian wukuf di tempat itu dari Dzuhur 9 Dzulhijah hingga terbenam matahari. Di tempat itu pula, para jamaah haji mengisi waktunya untuk berdoa dan bermunajat kepada Allah Swt serta memohon rahmat-Nya. Mereka meminta kepada Allah Swt supaya diberi kesempatan kembali untuk mengunjungi tempat suci tersebut.
Arafah adalah sebuah gurun pasir suci. Padang Arafah terletak di ÔÇ£Jabal Ar-Rahmah,ÔÇØ sebuah gunung di mana taubat Nabi Adam as di kaki gunung tersebut diterima oleh Allah Swt. Dengan penuh kerendahan hati, para tamu Allah Swt berdoa dan bermunajat serta berserah diri kepada-Nya. Setiap orang yang pergi ke lembah Arafah di Jabal Ar-Rahmah, akan mengharapkan pengampunan dari Allah Swt atas dosa-dosanya.
Hari Arafah adalah hari ketika Allah Swt mengundang hamba-hamba-Nya kepada ibadah dan ketaatan. Di hari tersebut, Allah Swt telah menyediakan jamuan kedermawanan, kebaikan dan kemurahan kepada hamba-hamba-Nya. Di hari itu pula, setan menjadi terhina dan rendah.    
Nabi Muhammad Saw bersabda, ÔÇ£Wahai masyarakat! Apakah kalian ingin kuberikan sebuah kabar gembira? Mereka menjawab: Iya Ya Rasulullah (Saw). Beliau bersabda: ketika matahari terbenam pada hari ini (Arafah), Allah (Swt) membanggakan orang-orang yang sedang melakukan wukuf di Arafah di hadapan para malaikat, dan berfirman: `Wahai malaikat-malaikat-Ku! Lihatlah hamba-hamba-Ku yang datang kepada-Ku dari berbagai sudut dunia dengan rambut yang kusut dan berdebu. Apakah kalian mengetahui apa yang mereka inginkan? Para malaikat menjawab: Wahai Tuhan kami! Mereka memohon pengampunan atas dosa-dosa mereka. Allah Swt kemudian berfirman: Aku menjadikan kalian sebagai saksi, sesungguhnya Aku telah mengampuni mereka.` Dengan demikian, wahai para jamaah haji, kalian telah diampuni dan kembali dalam keadaan suci dari tempat kalian melakukan wukuf.ÔÇØ
Malam dan hari Arafah adalah waktu yang tepat untuk berdoa. Berdasarkan riwayat,  malam Arafah merupakan malam yang sangat tepat untuk bertaubat dan bermunajat kepada Allah Swt. Para jamaah haji pun tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Mereka berusaha semaksimal mungkin untuk mengisi waktunya di malam itu dengan doa, munajat dan permohonan pengampunan kepada Allah Swt. Dengan demikian, tak heran jika di jam-jam pertama kehadiran para Peziarah Kabah tersebut telah terdengar lantunan doa dari berbagai sudut di Padang Arafah.
 
Di Arafah, suasana spiritualitas yang luar biasa tampak di sana, khususnya ketika para jamaah haji membaca doa Arafah Imam Husein as dengan penuh keikhlasan. Peristiwa tersebut bagaikan sebuah pertemuan besar, di mana para hamba-hamba Tuhan menjelajahi rahasia-rahasia alam semesta dan berlomba-lomba untuk mencapai kedekatan diri kepada Allah Swt. Suasana spiritual di Arafah bahkan mampu menggetarkan hati setiap manusia dan membuat mereka meneteskan air mata. Para jamaah haji dengan hati yang suci dan pakaian yang sewarna bersama-sama menengadahkan tangan mereka dan memohon pengampunan kepada Allah Swt.
Doa Arafah adalah doa yang terkenal dan memiliki nilai yang tinggi. Doa yang dihadiahkan oleh Imam Husein as kepada kita tersebut, penuh dengan ajaran-ajaran akhlak dan berbagai poin penting tentang pendidikan. Doa itu juga kaya dengan kandungan tauhid murni dan mengekspresikan kerendahan hati seorang hamba serta mengandung permohonan ampunan (taubat) kepada Allah Swt.
Di saat matahari tenggelam di Hari Arafah, Imam Husein as bersama para pengikut Ahlul Bait as dan keluarga mereka keluar dari kemah dengan penuh kerendahan hati. Mereka berdiri di sisi kiri gunung Jabal Ar-Rahmah. Beliau kemudian menghadap kiblat dan mengangat kedua tangannya sampai di depan wajah beliau seperti halnya seorang miskin yang meminta-minta makanan. Imam Husein as bersama pengikutnya kemudian membaca doa Arafah.
Melalui doa Arafah, Imam Husein as telah mengajarkan kepada kita tentang akhlak dan pendidikan. Ajaran-ajaran tersebut tertuang dalam permohonan beliau kepada Allah Swt, di mana para pembaca doa itu secara tidak langsung diajak untuk menghiasi dirinya dengan akhlak yang mulia.
Doa Arafah tidak hanya sebuah lantunan dan pujian. Sebab, hakikat doa tidak terbatas hanya sebuah permohonan kepada Tuhan, tetapi dialog dengan kekasih (yaitu seorang hamba yang miskin dan tak berdaya) yang dapat menyebabkan kebahagiaan pada dirinya. Dialog tersebut juga menyebabkan hati seorang hamba dipenuhi dengan kesenangan dan kedamaian.
Terdapat amalan-amalan yang dilaksanakan di hari Arafah, diantaranya, puasa, mandi, membaca doa ziarah Imam Husein as, menunaikan shalat dua rakaat setelah shalat Ashar, melaksanakan shalat empat rakaat, dan doa serta berzikir khususnya membaca doa Arafah Imam Husein as.
Jabir ibn Abdullah Anshari meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda, ÔÇ£Pengampunan terhadap penduduk Arafah turun sejak dimulainya hari Arafah. Di saat itu setan menaburkan tanah di atas kepalanya dan meratapi dirinya. Sekelompok setan lain mengelilinginya dan berkata: Apa yang terjadi terhadap dirimu?! Ia berkata: masyarakat yang telah kusesatkan dan selama 67 tahun melakukan dosa, telah diampuni hanya dalam satu kedipan mata.ÔÇØ
 
Nabi Muhammad Saw juga bersabda: ÔÇ£Barang siapa menjaga pendengaran dan lisannya di hari Arafah, maka Allah (Swt) akan menjaganya dari Arafah ke Arafah berikutnya.
Idul Qurban, Hari Kebebasan dari Keterikatan Dunia
Imam Ali as Dinobatkan Sebagai Pemimpin Kaum Muslimin
Tanggal 18 Dzulhijjah 10 Hijriah, Rasulullah Saw dalam perjalanan pulang ke Madinah seusai menunaikan Haji Wada atau haji terakhir beliau, di sebuah kawasan bernama Ghadir Khum, mengumumkan kepada kaum muslimin, bahwa Imam Ali as, akan menjadi pemimpin umat sepeninggal Rasulullah.
Sesampainya Rasulullah di Ghadir Khum, beliau naik ke atas bukit dan sambil mengangkat tangan Imam Ali, Rasulullah bersabda, "Siapa yang menjadikanku sebagai pemimpin, maka Ali juga akan menjadi pemimpinnya. Ya Allah, cintailah siapa yang mencintai Ali dan musuhilah siapa yang memusuhi Ali."
Selanjutnya, Rasulullah menyampaikan khutbah tentang keutamaan Ahlul Bait atau keluarga beliau. Rasulullah juga menjelaskan posisi Ahlul Bait dan hubungannya dengan al-Quran. Beliau bersabda, "Ahlul Bait dan al-Quran adalah dua hal yang tidak akan mungkin terpisahkan satu sama lain, sampai akhirnya mereka akan menemuiku di Hari Kiamat, di Telaga Kautsar".
Setelah itu, Rasulullah menyampaikan ayat al-Quran yang baru saja diwahyukan kepada beliau, yaitu surat al-Maidah ayat 3, "Hari ini orang-orang kafir itu merasa putus asa dengan agama kalian. Karena itu, janganlah kalian merasa takut dengan mereka. Takutlah kepada-Ku. Hari ini aku sempurnakan agama kalian. Aku sempurnakan pula nikmat-Ku bagi kalian. Aku telah rela Islam menjadi agama yang kalian anut."
Peristiwa yang sangat historis ini diperingati setiap tahun oleh para pengikut Ahlul Bait sebagai Hari Raya Al-Ghadir atau Idul Ghadir.
Peran Imam Hadi as Menjelaskan Tauhid dan Imamah
Para imam adalah insan-insan sempurna dan terpilih yang ucapan, perilaku dan sikap mereka, merupakan manifestasi dari kehidupan suci dan sempurna manusia. Imam Hadi as, dalam memberikan penjelasan komprehensif terhadap para imam dan para auliya Allah mengatakan, ÔÇ£Mereka adalah tambang rahmat, para pemilik khazanah ilmu pengetahuan, pondasi kemuliaan, pemimpin dalam memberikan hidayah dan manusia-manusia yang bertakwa.ÔÇØ
Imam Hadi as dilahirkan pada tanggal 15 Dzuhijjah 212 Hijriah di sebuah desa di sekitar kota Madinah. Setelah gugurnya sang ayah (Imam Jawad as), Imam Hadi as menerima tanggung jawab besar dalam memimpin serta membimbing umat Islam. Tugas suci ini diemban Imam Hadi selama 33 tahun. Selama masa keimamahannya, Imam Hadi selain aktif menyebarkan prinsip-prinsip agama, juga sangat memperhatikan kondisi politik dan sosial umat Islam.
Selama periode kehidupannya, Imam Hadi mengalami pemerintahan sejumlah pemimpin zalim Bani Abbasiyah. Kezaliman dan egoisme para khalifa Abbasiyah telah membuka peluang ketidakpuasan umat Islam sehingga sendi-sendi pemerintahan mereka semakin keropos. Sejak periode kehidupan Imam Jawad as, para khalifa Bani Abbasiyah semakin meningkatkan represi politiknya kepada Ahlul Bait Nabi. Dalam koridor strategi ini pula, khalifa Bani Abbasiyah memindahkan dengan paksa Imam Hadi as dari pusat ilmu yakni Madinah ke kota Samarra di Irak.
Era Imam Hadi as adalah era baru dari sisi ilmiah dan pemikiran. Gerakan masyarakat menuju perkembangan ilmiah dan budaya dibarengi dengan perkembangan perspektif baru teologi dan masuknya berbagai syubhah logika dan filsafat. Muncul berbagai aliran pemikiran yang pada akhirnya terjadi ketidakteraturan pemikiran di dunia Islam. Akan tetapi ideologi Ahlul Bait as, meski di bawah tekanan pemerintah kala itu dan juga berkat wujud para imam as, memiliki pondasi kokoh dan logis yang mampu memberikan jawaban tegas terhadap seluruh syubhah. Dalam periode tersebut peran Imam Hadi as sangat determinan dalam menentukan masa depan dunia Islam. Beliau harus melakukan penertiban dalam maarif dan pemikiran Ahlul Bait as sehingga dapat memberikan jawaban bagi tuntutan pemikiran generasi mendatang.
Salah satu tugas berat Imam Hadi as adalah menjelaskan prinsip akidah Islam. Karena pada era beliau, bermunculan berbagai syubhah yang mengancam keyakinan masyarakat dalam masalah ketauhidan dan keesaan Allah Swt. Di era Imam Hadi as, muncul sekelompok orang yang berpendapat bahwa Allah Swt memiliki jism atau bentuk. Imam Hadi as menolak pemikiran tersebut dan berkata, ÔÇ£Para pengikut Ahlul Bait as tidak meyakini jism pada wujud Allah Swt, karena sama dengan penyamaan Allah Swt dengan benda-benda lain yang memiliki jism dan sesuatu yang memiliki bentuk maka dia adalah akibat (atau efek), dan Allah Swt terlepas dari segala bentuk penyamaan, karena memiliki jism (bentuk) berarti terbatas pada tempat, masa dan sifat-sifat lain seperti penuaan dan kerusakan. Padahal wujud Allah Swt tersucikan dari semua sifat tersebut.ÔÇØ (Tauhid Syeikh Saduq, halaman 97)
Sebagaimana tauhid yang menghadapi berbagai upaya penyimpangan, al-Quran juga menghadapi ancaman syubhah dan distorsi yang sama. Syubhah terhadap al-Quran juga menyebar luas pada era Imam Hadi as, dan beliau menjawab seluruh syubhah tersebut dengan bersandarkan pada berbagai ayat dalam al-Quran terkait masalah-masalah teologi.
Pemikiran jabr atau determinisme yang dengan kata lain penafian kebebasan manusia, merupakan salah satu di antara penyimpangan pemikiran yang marak di era Imam Hadi. Perspektif seperti ini umumnya disebar-luaskan oleh para penguasa dinasti Abbasiah, sehingga melalui cara ini mereka dapat merampas kekuatan pengambilan keputusan dari masyarakat dan pada akhirnya masyarakat tunduk dan pasif di hadapan para penguasa. Akan tetapi Imam Hadi as melawan pemikiran tersebut dan menegaskan bahwa manusia tidak jabr atau bebas secara mutlak. Dengan demikian, Imam Hadi as menjelaskan kepada masyarakat bahwa mereka memiliki peran dalam penentuan nasib dan pengambilan keputusan. Oleh karena itu, Imam Hadi as menyeru masyarakat untuk bangkit melawan rezim despotik.
Masalah imamah atau kepemimpinan para imam maksum as setelah Rasulullah Saw, merupakan basis utama dalam menjaga prinsip dan nilai-nilai agama yang menjadi sasaran serangan syubhah di berbagai periode. Dapat dikatakan bahwa faktor munculnya berbagai aliran distorsif di antara umat Islam adalah keasingan posisi imamah dan kepemimpinan dalam masyarakat. Tantangan yang saat ini dihadapi umat Islam. Akibat interpretasi personal terhadap agama dan disebabkan karena tidak merujuk pada warisan berharga Rasulullah Saw yaitu al-Quran dan Ahlul Bait as, maka dampaknya adalah terhalangnya hidayah Allah bagi umat.
Imam Hadi as telah melakukan berbagai langkah untuk menjelaskan posisi para imam. Salah satu bukti paling nyata dalam penjelasan kepemimpinan para imam maksum as adalah Ziarah Jamiah Kabirah yang merupakan peninggalan berharga Imam Hadi as. Dengan metode yang unik, Imam Hadi as menjelaskan masalah imamah dalam doa ziarah tersebut sekaligus menepis segala bentuk pengagungan secara tidak faktual terhadap posisi imamah. 
Penekanan Imam Hadi as terhadap masalah ketauhidan menjelaskan fakta ini bahwa kepemimpinan dan hidayah merupakan kelanjutan dari keyakinan terhadap Allah Swt. Para imam dan pemimpin agama adalah para manusia pilihan Allah Swt yang menunjukkan jalan menuju kebahagiaan dan kesempurnaan melalui ucapan dan perilaku mereka. Ziarah Jamiah Kabirah dimulai dengan kalimat-kalimat pendek yang berawal dengan ucapan salam; untuk menjelaskan sifat dan keutamaan para imam. Ziarah tersebut membuka jendela  bagi para pecinta Ahlul Bait as dalam memahami tingginya posisi para imam.(
Nasib Referendum Catalonia
Pemerintah otonomi Catalonia memutuskan untuk membatalkan referendum kemerdekaannya dari Spanyol. Keputusan yang diambil hari Senin (13/10)  itu berlangsung setelah perundingan yang alot antara pemerintah daerah Catalonia dan partai pengusung kemerdekaan wilayah itu.Berdasarkan keputusan tersebut referendum yang rencananya akan digelar pada 9 November mendatang dibatalkan, karena tidak memiliki jaminan dukungan undang-undang. Meski demikian, pemerintah daerah Catalonia hari Selasa (14/10) akan menyampaikan penggantinya. Pada 29 September lalu, Mahkamah Konstitusi Spanyol menunda penyelenggaraan referendum kemerdekaan Catalonia atas usulan Perdana Menteri Mariano Rajoy yang memicu protes dari ribuan warga Catalonia.
 
Media Spanyol hari Senin (13/10) memberitakan presiden pemerintahan otonomi Catalonia, Artur Mas menyatakan membatalkan referendum wilayah itu. Sebagai gantinya ia menyampaikan usulan baru. Pada hari Jumat, 3 Oktober lalu, Artur Mas dan partai pendukungnya bersepakat untuk mengusulkan referendum kemerdekaan Catalonia. Mereka meminta Mahkamah Konstitusi Spanyol mencabut keputusan pembatalan referendum tersebut.
Juru Bicara pemerintah Catalonia dalam sebuah konferensi pers menyatakan pemerintah daerah menyerukan warganya untuk mempertahankan keputusan yang membolehkan warga Catalonia memutuskan nasibnya sendiri melalui referendum. Ia juga meminta Mahkamah Konstitusi secepatnya mencabut pembatalan referendum, dan mempertimbangkan seluruh aspek demi menjamin terwujudnya kondisi terbaik berdemokrasi dalam penyelenggaraan referendum.
Catalonia adalah pemerintah otonomi yang terletak di barat laut Spanyol. Wilayah otonomi ini memiliki infrastruktur perbankan dan transportasi laut yang kuat, tapi menjadi wilayah yang paling tinggi tingkat utangnya terhadap pemerintah pusat sebesar 42 milyar dolar akibat tingginya pajak yang dibebankan Madrid. Selain faktor ekonomi yang menjadi motif pemisahan Catalonia dari Spanyol, warga wilayah ini secara historis terpisah dari pemerintah pusat Madrid, bahkan masyarakat Catalonia berbicara dengan bahasanya sendiri di luar bahasa Spanyol. Pada referendum tahun 2006 lalu, Catalonia ditetapkan menjadi wilayah otonomi Spanyol, dan kini warganya menghendaki pemisahan penuh dari pemerintah Madrid.
Setelah warga Scotlandia menggelar referendum untuk mumutuskan nasibnya sendiri, Artur Mas berkata, "Pertanyaan saya, apakah Catalonia sebuah bangsa yang berbeda ? Ya, sebuah bangsa berbeda. Sebab, jika orang-orang Scotlandia berhak untuk memutuskan masa depan mereka sendiri, lalu mengapa orang-orang Catalonia tidak memiliki hak demikian ?".
Spanyol merupakan salah satu negara Eropa yang dilanda krisis ekonomi yang parah. Kini masalah paling besar di negara itu adalah masalah ekonomi. Akibat dampak krisis ekonomi dan finansial yang menimpa Spanyol, pemerintah otonomi Catalonia bukan hanya menghendaki kemerdekaan wilayahnya, bahkan lebih dari itu menolak untuk menjalin kerjasama ekonomi dengan pemerintah pusat.
Catalonia memiliki bahasa dan budaya sendiri, dan pemisahannya dari Spanyol akan menimbulkan masalah besar bagi Madrid. Orang-orang Catalonia selalu mengusung perbedaannya dengan wilayah lain di Spanyol. Wilayah otonomi ini memiliki undang-undang dasar sendiri, dan puluhan partai yang kebanyakan sayap kiri menuntut digelarnya referendum kemerdekaan Catalonia.