کمالوندی

کمالوندی

بسم‌الله‌الرّحمن‌الرّحيم‌
الحمد لله ربّ العالمين و الصّلاة و السّلام على الرّسول الأعظم الأمين و على ءاله الطّاهرين‌ و صحبه المنتجبين و على جميع الأنبياء و المرسلين
Kepada seluruh tamu, para kepala negara dan delegasi utusan negara-negara Gerakan Non Blok, juga kepada para peserta konferensi akbar tingkat internasional ini, saya ucapkan selamat datang.
Dengan petunjuk dan bantuan Allah, kita semua berkumpul di sini untuk meneruskan gerakan yang sudah dirintis secara cerdas, tepat waktu dan berani sejak enam dekade lalu oleh sekelompok pemimpin politik yang peduli dan bertanggung jawab dengan mempertimbangkan situasi dan kebutuhan dunia saat ini atau bahkan lebih dari itu kita semua hendak meniupkan spirit baru kepadanya dan kembali memantik gerakannya.
Para undangan datang kemari dari berbagai belahan dunia mewakili berbagai bangsa dan etnis yang beragam dengan kepercayaan, budaya, latar belakang sejarah dan warisan yang bermacam-macam. Tapi seperti yang dikatakan Ahmad Soekarno, salah seorang perintis gerakan ini pada konferensi Bandung yang terkenal tahun 1955, dasar pembentukan Gerakan Non Blok bukanlah kesatuan geografis, kebangsaan atau agama, melainkan kesamaan kebutuhan. Saat itu, negara-negara Gerakan Non Blok memerlukan jalinan ikatan yang bisa menyelamatkan mereka dari kekuasaan jaringan hegemoni, arogansi dan kerakusan. Hari ini, kebutuhan itu masih tetap dirasa seiring dengan kemajuan dan semakin canggihnya sarana hegemoni kekuasaan.
Saya ingin menyampaikan satu realita yang lain.
Islam mengajarkan kepada kita bahwa umat manusia dengan berbagai perbedaan etnis, bahasa dan budayanya memiliki fitrah yang sama yang mengajak mereka kepada kesucian, keadilan, kebajikan, kepedulian, dan kerjasama. Naluri yang dimiliki semua orang inilah yang jika selamat dari tendensi-tendensi menyesatkan akan membimbing manusia kepada tauhid (keesaan) dan pengenalan akan Dzat Allah yang Maha Tinggi.
Realita yang suci memiliki kapasitas yang sedemikian besarnya sehingga mampu menjadi landasan dan penopang bagi pembentukan masyarakat yang bebas, terhormat, dan terbekali dengan kemajuan dan keadilan -secara bersamaan-. Cahaya spiritualitasnya merasuk ke dalam semua aktivitas materi dan duniawi umat manusia sehingga menghadiahkan kepada mereka surga dunia -sebelum surga hakiki di alam akhirat seperti yang dijanjikan agama-agama Ilahi-. Realita yang ada pada semua orang ini dapat menjadi pondasi bagi kerjasama dan persaudaraan antara berbagai bangsa yang bahkan tidak memiliki kesamaan apapun baik dari sisi lahiriyah, sejarah, maupun wilayah geografi.
Jika kerjasama internasional terbangun di atas pondasi yang demikian, maka hubungan yang terjalin di antara negara-negara di dunia tidak lagi dilandasi oleh ketakutan dan ancaman atau kerakusan dan kepentingan sepihak atau didiktekan oleh orang-orang pengkhianat dan anasir boneka pihak lain tetapi didasari oleh kepentingan yang sehat dan bersama. Bahkan lebih dari itu, hubungan ini akan tercipta dengan landasan kemanusiaan. Jiwa-jiwa mereka yang sadar dan perasaan bangsa-bangsa akan terbebaskan dari keresahan.
Tatanan impian yang seperti ini bertolak bekalang dengan sistem hegemoni yang dibangun sejak berabad-abad lalu oleh kekuataan-kekuatan adidaya Barat, yang saat ini diserukan, digalakkan dan dimotori oleh negara arogan dan agresor, Amerika Serikat (AS).
Para hadirin yang terhormat!
Meski enam dekade telah berlalu, cita-cita utama dari Gerakan Non Blok masih tetap hidup. Yaitu cita-cita seperti penghapusan imperialisme, kemerdekaan politik, ekonomi dan budaya, kebebasan untuk tidak mengikuti kutub kekuatan, serta peningkatan solidaritas dan kerjasama di antara negara anggota. Realita yang ada di dunia saat ini masih jauh dari apa yang dicita-citakan itu. Namun, kemauan bersama dan usaha sepenuhnya untuk melewati realita yang ada dan bergerak ke arah cita-cita, meski penuh tantangan, tapi memberikan harapan dan akan membuahkan hasil.
Belum lama berlalu ketika kita semua menyaksikan kegagalan kebijakan era perang dingin dan unilateralisme setelahnya. Berbekal pengalaman sejarah ini, dunia sedang bergerak ke arah sistem dan tatanan internasional yang baru. Gerakan Non Blok bisa memainkan perannya yang terbarukan. Tatanan baru ini harus dilandasi partisipasi umum dan kesamaan hak semua bangsa. Kebersamaan kita semua sebagai anggota Gerakan Non Blok menjadi hal yang niscaya saat ini untuk membentuk sistem itu.
Yang menggembirakan adalah bahwa transformasi global memberikan harapan akan lahirnya satu sistem baru yang multipolar. Dalam sistem ini kutub-kutub kekuatan tradisional akan tergeser dan digantikan oleh sekelompok negara, budaya dan peradaban beragam yang lahir dari latar belakang ekonomi, sosial dan politik yang berbeda-beda. Peristiwa-peristiwa besar yang kita saksikan dalam tiga dekade terakhir secara jelas menunjukkan akan kemunculan kekuatan-kekuatan baru mengiringi kian melemahnya kekuatan-kekuatan lama. Pergeseran kekuatan yang terjadi secara bertahap ini memberi peluang kepada negara-negara non blok untuk menemukan perannya yang penting dan sesuai dalam percaturan global, dan sekaligus membuka jalan bagi lahirnya sebuah sistem pengaturan dunia yang adil dan melibatkan semua pihak. Dalam kurun masa yang cukup lama, kita, negara-negara anggota gerakan ini dengan pandangan dan kecenderungan beragam tetap mempertahankan solidaritas dan ikatan dalam lingkup cita-cita bersama. Keberhasilan ini tak bisa dibilang sederhana dan kecil. Hubungan ini bisa menjadi modal untuk membangun sistem yang adil dan insani.
Situasi dunia saat ini mungkin menjadi kesempatan yang tak akan terulang bagi Gerakan Non Blok. Yang kita katakan adalah bahwa pusat komando dunia tidak seharusnya dikelola oleh segelintir negara Barat. Sebuah sistem demokratik dunia untuk mengelola urusan internasional harus ditegakkan dengan melibatkan semua pihak. Inilah yang dibutuhkan oleh semua negara yang, baik secara langsung maupun tidak, telah dirugikan oleh tindakan sejumlah negara arogan dan ambisius.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) memiliki struktur dan aturan yang tidak masuk akal, tidak adil dan sama sekali tidak demokratis. Ini sebuah kediktatoran terbuka, sebuah keadaan yang usang, terhapus dan sudah kadaluwarsa. Dengan memanfaatkan kesalahan yang ada ini, AS dan sekutu-sekutunya bisa memaksakan arogansinya kepada dunia dengan cara mengemasnya ke dalam jargon-jargon yang dijunjung tinggi dan dihormati. Mereka meneriakkan isu ‘hak asasi manusia' untuk melindungi interes Barat. Demokrasi disuarakan tapi yang dilakukan justeru intervensi militer di sejumlah negara. Perang melawan teror diangkat, dan warga sipil di berbagai desa dan kota menjadi sasaran serangan bom dan senjata-senjata mereka. Di mata mereka, kemanusiaan dikelompokkan ke dalam dua atau tiga golongan. Nyawa manusia di Asia, Afrika dan Amerika Latin dipatok dengan harga murah, sementara nyawa orang AS dan Eropa Barat dihargai mahal. Keamanan dipandang penting untuk AS dan Eropa bukan untuk semua manusia. Penyiksaan dan teror jika dilakukan oleh orang Amerika, Zionis atau kaki tangannya dinilai sebagai tindakan yang sah dan bisa diabaikan sepenuhnya. Penjara-penjara rahasia yang mereka buat di banyak tempat dan di berbagai benua menjadi saksi akan aksi-aksi mereka yang terkeji dan paling sadis terhadap para tahanan yang lemah, tanpa penasehat hukum dan dikurung tanpa proses peradilan. Tapi semua itu tak membuat hati mereka menjadi luluh. Baik dan buruk didefinisikan dengan cara tebang pilih dan sepihak. Kepentingan pribadi mereka sebut dengan nama hukum internasional. Sementara sikap dan pernyataan mereka yang memaksa dan tidak sah dipaksakan kepada bangsa-bangsa lain dengan nama masyarakat dunia. Jaringan media yang secara terorganisir berada dalam monopoli mereka digunakan untuk mendistorsi kebohongan menjadi kebenaran, batil menjadi haq, kezaliman menjadi aksi menuntut keadilan dan sebaliknya apa saja yang dikatakan untuk mengungkap kebohongan mereka dikesankan sebagai kedustaan dan setiap aksi menuntut hak disebut sebagai aksi pembangkangan.
Sahabat-sahabat sekalian!
Keadaan yang tidak sehat dan sangat merugikan ini tidak bisa dibiarkan terus berlangsung. Struktur dan tatanan internasional yang salah telah mengecewakan semua orang. Gerakan 99 persen yang dicetuskan rakyat AS untuk melawan pusat-pusat kekayaan dan kekuasaan di negara itu dan protes umum yang terjadi di negara-negara Eropa Barat menentang kebijakan ekonomi pemerintah di sana menunjukkan bahwa masyarakat umum dunia sudah letih menyaksikan kondisi ini. Keadaan yang tidak masuk akal ini harus diselesaikan.
Ikatan yang kuat, logis dan menyeluruh antara anggota-anggota Gerakan Non Blok bisa berpengaruh pada upaya mencari solusi dan melaksanakannya.
Hadirin yang terhormat!
Perdamaian dan keamanan internasional termasuk masalah-masalah yang krusial di dunia saat ini. Perlucutan senjata destruksi massal dan pencipta tragedi adalah sebuah keharusan yang mendesak dan tuntutan umum. Di dunia hari ini, keamanan adalah fenomena bersama yang tidak bisa diperlakukan dengan cara diskriminatif. Mereka yang menimbun senjata anti kemanusiaan di gudang-gudang amunisinya tidak berhak mengklaim diri sebagai penanggung jawab keamanan dunia. Tak diragukan bahwa mereka juga tidak akan bisa menjamin keamanan bagi diri mereka sendiri. Sangat disayangkan bahwa saat ini negara-negara yang memiliki senjata nuklir terbesar tak pernah punya niat serius dan sesungguhnya dalam doktrin militer mereka untuk melenyapkan senjata-senjata mematikan itu. Mereka bahkan memandang senjata itu sebagai alat menghindari ancaman dan parameter untuk mendefinisikan posisi tawar mereka di kancah politik dan pengaruh internasional. Pandangan seperti ini jelas tertolak dan tidak bisa diterima.
Senjata nuklir bukan hanya tak menjamin keamanan dan tidak pula memperkokoh kekuatan politik, tapi bahkan mengancam keduanya. Rangkaian peristiwa dekade 90 abad 20 membuktikan bahwa memiliki senjata nuklir tidak mampu mempertahankan sebuah negara besar seperti Uni Soviet. Sekarangpun kita mengenal negara-negara yang meski memiliki bom atom tapi terancam menjadi sasaran gelombang ketidakamanan.
Republik Islam Iran meyakini bahwa menggunakan senjata nuklir, kimia dan semisalnya adalah dosa besar yang tak terampuni. Kami memaparkan slogan tentang Timur Tengah yang bebas dari senjata nuklir dan akan komitmen dengannya. Ini bukan berarti menutup mata dari hak memanfaatkan energi nuklir dan produksi bahan bakar nuklir. Memanfaatkan energi ini untuk keperluan damai dan berdasarkan aturan internasional adalah hak semua negara. Semuanya berhak menggunakan energi yang sehat ini untuk berbagai keperluan utama negara dan bangsanya. Dalam menggunakan hak ini mereka tidak terikat dengan siapapun juga. Segelintir negara Barat yang memiliki senjata nuklir dan melakukan tindakan yang ilegal ini ingin terus memonopoli kemampuan memproduksi bahan bakar nuklir. Ada tindakan mencurigakan yang masih berlangsung untuk memonopoli produksi dan penjualan bahan bakar nuklir di pusat-pusat yang disebut internasional. Tapi sebenarnya, pusat-pusat itu dibuat hanya untuk mengokohkan monopoli segelintir negara Barat.
Dagelan pahit yang ada di zaman kita ini adalah saat AS yang memiliki senjata nuklir atau senjata destruksi massal lainnya yang paling mematikan dan dalam jumlah paling banyak dan sekaligus menjadi satu-satunya negara yang menggunakannya, hari ini justeru tampil mengangkat panji penolakan terhadap perluasan senjata nuklir. AS dan sekutu-sekutu Baratnya mempersenjatai rezim perampas Zionis dengan senjata nuklir yang sekaligus menempatkannya sebagai ancaman besar bagi kawasan yang strategis ini. Di saat yang sama, kelompok penipu itu tidak bisa menerima adanya negara-negara independen yang menggunakan energi nuklir untuk keperluan damai. Mereka bahkan dengan segala cara menentang pembuatan bahan bakar nuklir untuk keperluan radiofarmasi dan kegunaan sipil lainnya yang insani. Alasan dusta yang mereka katakan adalah karena kekhawatiran program ini diselewengkan untuk membuat senjata nuklir. Terkait Republik Islam Iran, mereka terus menebar kebohongan. Kepentingan politik bagi mereka yang tak mengenal spiritualitas memang mengizinkan untuk berbohong. Apakah mereka yang tidak segan dan tak malu mengumbar ancaman serangan bom atom di abad 21 ini akan segan untuk berdusta?
Saya tekankan kembali bahwa Republik Islam Iran tidak pernah menginginkan senjata nuklir dan tak akan pernah menutup mata dari hak bangsanya untuk memanfaatkan energi nuklir demi kepentingan damai. Slogan kita adalah ‘energi nuklir untuk semua, senjata nuklir tidak untuk siapapun'. Kami akan terus mempertahankan dua pernyataan ini. Kami tahu bahwa runtuhnya monopoli segelintir negara Barat dalam memproduksi energi nuklir dalam lingkup perjanjian non proliferasi akan menguntungkan semua negara independen termasuk negara-negara anggota Gerakan Non Blok.
Pengalaman tiga dekade resistensi yang membuahkan hasil dalam menghadapi arogansi dan tekanan AS dan sekutu-sekutunya yang datang dari berbagai penjuru telah membuat Republik Islam Iran yakin bahwa perlawanan bangsa yang bersatu dan bertekad kuat akan membuatnya mampu mengalahkan semua gangguan dan penentangan, serta membuka jalan yang membanggakan untuk mencapai cita-cita yang tinggi.
Kemajuan menyeluruh yang dicapai negara kami dalam dua dekade terakhir adalah fakta yang bisa disaksikan oleh semua orang. Para pemantau resmi dunia berulang kali mengakuinya. Semua itu tercapai di tengah kondisi embargo, tekanan ekonomi, dan serangan propaganda media-media yang bergantung kepada AS dan zionisme. Embargo yang oleh orang-orang pengigau itu disebut sebagai tindakan yang melumpuhkan bukan hanya tak mampu melumpuhkan kami tapi malah semakin memperkokoh langkah kami, memperkuat tekad kami, mempertebal keyakinan kami akan kebenaran analisa kami, dan semakin menambah besar kemampuan kami. Kami sudah berulang kali menyaksikan pertolongan Ilahi saat menghadapi kesulitan-kesulitan ini.
Hadirin yang terhormat!
Saya merasa perlu membicarakan satu masalah yang penting di sini. Meskipun berhubungan dengan kawasan kami, tapi imbasnya sangat luas hingga ke luar kawasan dan mempengaruhi kebijakan dunia dalam beberapa dekade, yaitu masalah Palestina yang sangat menyakitkan. Secara singkat kisahnya berhubungan dengan sebuah negara independen dan beridentitas yang jelas dan bersejarah dengan nama Palestina. Konspirasi mengerikan Barat yang dipimpin Inggris pada dekade 40 abad 20 telah merampas negeri itu dengan kekuatan senjata, pembantaian dan penipuan lalu diserahkan kepada para imigran yang datang dari Eropa. Perampasan dalam skala besar yang pada tahap awal umumnya dilakukan dengan cara membantai sekelompok warga sipil di berbagai kota dan desa serta pengusiran warga dari rumah mereka ke negara-negara tetangga masih terus berlangsung selama lebih dari enam dekade dengan tetap diwarnai aksi kejahatan. Ini adalah salah satu masalah penting umat manusia. Para pemimpin politik dan militer zionis tak pernah enggan melakukan kejahatan apapun; mulai dari pembantaian warga, penghancuran rumah dan ladang, penangkapan dan penyiksaan laki-laki, perempuan bahkan anak-anak sampai pelecehan dan penistaan kehormatan bangsa ini, upaya menghancurkan dan melumatnya ke dalam lambung rezim zionis penghisap darah, dan serangan ke kamp-kamp mereka di dalam Palestina dan negara-negara tetangga tempat jutaan warga Palestina mengungsi. Sabra, Shatila, Qana, Deir Yassin dan semisalnya adalah nama-nama yang tercatat abadi dalam sejarah kawasan ini dengan darah rakyat Palestina yang tertindas. Saat inipun setelah berlalu enam puluh lima tahun kejahatan yang sama masih nampak dalam sepak terjang dan perilaku buas zionis yang tetap bercokol di tanah pendudukan. Mereka terus menerus melakukan kejahatan baru dan membenturkan kawasan ini dengan krisis baru. Sangat jarang hari berlalu tanpa ada berita tewas, terluka atau tertangkapnya pemuda Palestina yang bangkit membela tanah air dan kehormatannya atau memprotes penghancuran rumah dan tanah ladangnya. Selama puluhan tahun Rezim Zionis menebar teror, perang dan kejahatan, dengan cara menyulut perang penuh tragedi, pembantaian dan pendudukan negeri-negeri Arab dan mengorganisir terorisme negara di kawasan dan dunia. Rezim Zionis menyebut bangsa Palestina yang bangkit melawan untuk meraih haknya dengan sebutan teroris. Jaringan media yang berafiliasi dengan zionisme dan berbagai media lainnya di Barat atau antek-anteknya sudah mengetepikan komitmen kepada etika dan moral media dengan terus mengulang-ulangi kebohongan besar ini. Para pemimpin politik dan pengaku kampium HAM menutup mata mereka dari kejahatan yang ada bahkan membela aksi kejahatan itu tanpa rasa malu.
Yang kami katakan adalah bahwa Palestina milik rakyat Palestina. Berlanjutnya pendudukan atas negeri itu adalah kezaliman besar yang tak bisa ditolerir dan bahaya yang mengancam perdamaian dan keamanan global. Semua solusi yang ditawarkan Barat dan kaki tangannya untuk menyelesaikan masalah Palestina salah dan tidak membuahkan hasil, dan kedepanpun akan seperti itu. Kami menawarkan solusi yang adil dan demokratis sepenuhnya; semua orang Palestina, baik yang saat ini tinggal di sana maupun yang terusir ke negara-negara lain dengan tetap menjaga identitas sebagai orang Palestina, baik yang Muslim, Kristen maupun Yahudi, dilibatkan dalam sebuah referendum yang dilaksanakan dengan pengawasan yang cermat dan meyakinkan untuk memilih sistem politik bagi Palestina. Semua orang Palestina yang selama bertahun-tahun menanggung derita keterusiran dikembalikan ke negeri mereka untuk ikut referendum lalu penyusunan undang-undang dasar dan pemilihan umum. Saat itulah perdamaian akan tegak.
Di sini saya ingin menyampaikan satu nasehat kepada para politikus AS yang sampai saat ini selalu tampil menjadi pembela rezim Zionis. Rezim itu sampai saat ini sudah membuat banyak sekali masalah untuk kalian. Mereka telah membuat kalian dibenci oleh bangsa-bangsa di kawasan ini. Mereka juga membuat kalian dianggap sebagai sekutu dalam kejahatan rezim Zionis. Biaya materi dan moril dalam kurun waktu sepanjang masa ini yang harus ditanggung pemerintah dan rakyat AS sangat besar. Dan kemungkinan, di masa mendatang, jika kondisi ini berlanjut biaya yang harus kalian keluarkan akan semakin besar. Karena itu, pikirkanlah prakarsa Republik Islam Iran tentang referendum. Dengan keputusan yang berani selamatkan diri kalian dari belenggu saat ini yang mengikat kalian. Tak diragukan bahwa rakyat di kawasan dan semua orang yang berpikiran bebas akan menyambut baik keputusan itu.
Hadirin yang mulia!
Kita kembali ke pembicaraan awal. Kondisi dunia sangat sensitif dan sedang bergerak melewati tikungan sejarah yang sangat krusial. Tatanan dunia baru nampaknya sedang menemukan bentuknya. Komunitas Non Blok adalah sekitar dua pertiga dari seluruh masyarakat dunia dan bisa berperan besar dalam membentuk masa depan. Pelaksanaan konferensi besar di Tehran ini adalah sebuah peristiwa yang penuh makna dan harus diperhitungkan. Kita, anggota gerakan ini bisa meningkatkan kapasitas dan sarana kita sehingga dapat memainkan peran bersejarah untuk menyelamatkan dunia dari ketidakamanan, perang, dan sistem hegemoni.
Keinginan ini hanya akan terwujud dengan kerjasama sepenuhnya yang terjalin di antara kita. Di tengah kita banyak negara yang sangat kaya dan negara yang punya pengaruh besar di tingkat internasional. Penanganan semua masalah bisa dilakukan dengan kerjasama ekonomi, informasi dan transfer pengalaman untuk kemajuan. Kita harus membulatkan tekad, komitmen dengan tujuan, tidak takut menghadapi gertakan kubu adidaya yang arogan, tidak tertipu oleh senyuman mereka, dan selalu yakin akan kehendak Ilahi dan hukum alam sebagai penopang kita. Kita harus mengambil pelajaran dari kekandasan kamp komunisme dua dekade silam dan kegagalan kebijakan langkah liberal demokrasi Barat di masa kini - yang tanda-tandanya sudah disaksikan di jalanan Eropa dan Amerika yang diiringi dengan kesulitan ekonomi yang tidak terselesaikan di negara-negara itu-. Dan terakhir, lengsernya diktator-diktator yang bergantung kepada AS dan menjadi kaki tangan rezim Zionis Israel di utara Afrika dan kebangkitan Islam di negara-negara kawasan harus kita pandang sebagai kesempatan besar. Kita bisa mengoptimalkan kinerja Gerakan Non Blok dalam mengelola dunia. Kita bisa menyusun dokumen sejarah untuk mengubah metode pengaturan dunia sekaligus menyiapkan sarana pelaksanaannya. Kita bisa membuat rancangan kerja untuk bergerak ke arah kerjasama ekonomi yang baik dan mendefinisikan model hubungan budaya di antara kita. Tak diragukan bahwa pembentukan sekretariat yang aktif dan penuh motivasi akan sangat membantu mewujudkan cita-cita ini.
Rabu, 05 September 2012 06:46

Krisis Baru dan Kendala Yordania

Maraknya aksi protes rakyat, partai politik dan sejumlah besar anggota parlemen Yordania kian membuat kondisi negara ini semakin krisis. Rakyat menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Fayez al-Tarawneh. Di sisi lain, kenaikan harga bensin juga menambah keruwetan di Yordania. Warga meminta pemerintah memperhatikan masalah ini.

Sementara itu, pemerintah Yordania mengatakan kenaikan harga BBM tidak dapat dihindari, dengan alasan bahwa subsidi BBM yang mahal telah menyebabkan defisit anggaran yang merajalela. Adapun warga tetap menyalahkan pihak istana dan korupsi sebagai alasan sebenarnya di balik krisis ekonomi Yordania.

Demonstrasi Sabtu (1/9) malam, yang diselenggarakan oleh Ikhwanul Muslimin, adalah pukulan yang terbesar untuk negara dalam beberapa bulan terakhir. Rakyat Yordania telah mengadakan aksi protes sejak Januari 2011, menyerukan reformasi politik, pengalihan kekuasaan raja kepada rakyat dan memberantas korupsi.

Aktivis Yordania mengatakan bahwa pasukan keamanan telah menangkap setidaknya 35 orang selama tiga bulan terakhir untuk apa yang mereka sebut mengkritik Raja Abdullah II, sebuah tuduhan serius di negeri ini, berpotensi menyebabkan seseorang dapat di ganjar sebanyak tiga tahun di balik jeruji besi. Sejak demonstrasi dimulai, Raja Yordania telah memecat dua perdana menteri untuk menenangkan para pengunjuk rasa.

Maraknya aksi demo dalam beberapa hari terakhir, khususnya protes luas anggota parlemen atas keputusan pemerintah menaikkan harga BBM memaksa Abdul Karim Doghmi, ketua parlemen negara ini membatalkan sidang parlemen pada hari Ahad (2/9).

Melihat eskalasi protes rakyat Raja Abdullah II menginstruksikan Fayez al-Tarawneh menangguhkan rencana pemerintah menaikkan harga BBM. Berbagai indikasi menunjukkan bahwa krisis di Yordania kian parah. Saat ini Yordania memiliki hutang sekitar 21 miliar dolar dan defisit anggaran sekitar 4 miliar dolar.

Untuk mengatasi defisit anggaran belanja, Yordania terpaksa menerapkan kebijakan penghematan ekonomi di samping menaikkan beberapa kali lipat harga BBM. Saat ini Amman berencana menaikkan harga BBM sekitar 10 persen, padahal sebelumnya pemerintah telah menaikkan harga BBM sebesar 20 persen.

Bersamaan dengan gelombang Kebangkitan Islam di kawasan, Yordania juga tak lepas dari imbas gelombang ini. Rakyat Amman menuntut reformasi politik dan ekonomi serta memerangi praktek korupsi. Alih-alih memenuhi tuntutan rakyat, Amman berusaha meredam protes rakyat dengan melakukan reformasi bayangan dan simbolis.

Sepertinya kali ini, pemerintah Amman bakal menghadapi krisis yang lebih parah. Pasalnya kali ini yang protes bukan hanya warga sipil, namun partai politik dan anggota parlemen pun turut bergabung dengan rakyat memprotes kenaikan harga bahan bakar.

Tarik-menarik antara Amerika Serikat dan Israel menyangkut serangan ke Republik Islam Iran tampaknya semakin intensif. Para pejabat Washingon dan Tel Aviv tidak mampu lagi menyembunyikan perselisihan mereka dengan basa-basi diplomatik.

Indikasi yang paling mencolok terkait perbedaan mereka dapat disaksikan dari pernyataan Jenderal Martin Dempsey, Kepala Staf Gabungan AS. Dia baru-baru ini mengatakan dalam sebuah konferensi pers di London bahwa dirinya tidak ingin terlibat jika Israel memilih menyerang Iran. Dempsey pun memandang, bila Israel melangsungkan serangan itu, maka hal tersebut dianggap sebagai tindakan ilegal.

Harian Yediot Ahronoth menilai sikap Demspsey itu menunjukkan tajamnya friksi antara pejabat Israel dan Amerika.

Jenderal AS ini berpendapat bahwa serangan Israel hanya akan menunda pengembangan program nuklir Iran, tapi tidak akan menghancurkan itu sepenuhnya.

Ini adalah pukulan terbaru bagi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan kabinetnya. Meski demikian, Menteri Peperangan Israel Ehud Barak dan mereka yang pro-aksi militer, percaya serangan ke Iran sebelum negara itu mencapai kemampuan nuklir akan memiliki konsekuensi lebih sedikit daripada ketika mereka menguasai nuklir.

Iran membantah keras tudungan Barat soal pengembangan senjata nuklir. Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei dengan tegas menyatakan haram hukumnya mengembangkan atau memproduksi senjata pembunuh massal tersebut.

Berbagai laporan intelijen AS sampai sekarang gagal menemukan bukti pengalihan program nuklir sipil Iran ke aspek militer. Namun, Israel menegaskan ambisi Iran memperoleh senjata nuklir dalam upaya untuk membentuk sebuah front bersatu melawan Republik Islam. Rezim Zionis itu tidak memiliki alasan rasional untuk membenarkan serangan militer terhadap Iran. Jenderal Dempsey bahkan menegaskan bahwa laporan intelijen tidak menjelaskan ambisi Tehran.

AS menegaskan prinsipnya untuk mempertahankan sanksi ekonomi terhadap Iran dan percaya bahwa serangan Israel akan menghancurkan aliansi internasional yang telah dibangun oleh Washington untuk menekan Tehran. AS mendesak Israel memberi waktu lebih lama untuk berdiplomasi dengan Iran dan mempertahankan sanksi internasional atas Tehran.

Ketua Komite Intelijen DPR AS Mike Rogers mengatakan, Tel Aviv berpikir bahwa mereka akan mampu meyakinkan Washington untuk bergabung dalam serangan militer ke Iran setelah pemilu November.

Menurut Yedioth Ahronoth, Netanyahu mengkritik tajam kebijakan lunak Presiden Barack Obama terhadap Iran. Dia mengatakan, "Obama dan orang-orangnya justru menekan kita untuk tidak menyerang fasilitas nuklir Iran."

Netanyahu akan berbicara mengenai bahaya program nuklir Iran dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB di New York, September mendatang. Namun belum jelas apakah ia akan bertemu dengan Obama selama kunjungan ke Negeri Paman Sam pada 27-30 September. Pertemuan terakhir Netanyahu dan Obama terjadi pada Maret lalu di Gedung Putih.

Sebenarnya, masalah antara AS dan Israel tidak berhubungan dengan waktu kemungkinan serangan. Tapi ini berkaitan dengan perkiraan konsekuensi dari perang yang akan menyebar ke luar Timur Tengah.

Di pihak lain, Tehran telah mengeluarkan peringatan keras bahwa jika Tel Aviv membuat kesalahan dengan melancarkan serangan terhadap Iran, maka hal itu akan berarti kehancuran bagi Israel. (IRIB Indonesia/RM)

Rabu, 05 September 2012 06:41

Perseteruan Abbas dan Lieberman Memanas

Koran Jerusalem Post melaporkan memanasnya perang verbal antara pemerintah Otorita Ramallah Palestina dan Tel Aviv. Menurut koran ini, Mahmoud Abbas, pemimpin Otorita Ramallah dan Avigdor Lieberman, menlu Israel saling menuding dan meminta proses pengadilan internasional bagi lawan masing-masing.

Menurut koran ini, Otorita Ramallah menudiang Lieberman mendalangi upaya teror terhadap Mahmoud Abbas. Sementara itu, Lieberman pun mengatakan Abbas harus diadili karena mendukung terorisme. Perang verbal antara keduanya kian memanas di awal pekan ini, di mana wakil dari Abbas dan Lieberman saling menuding pihak lawan telah melakukan kejahatan perang dan harus diadili di Mahkamah Kriminal Internasional (ICC).

Hari Jum'at lalu, pemerintah Otorita Ramallah menilai pernyataan Lieberman yang menyatakan Abbas harus dicopot dari kepemimpinan Otorita Ramallah sebagai langkah provokatif dan menyerukan menlu Israel ini dibawa ke Belanda untuk diadili di ICC.

Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman mengatakan pada hari Selasa, Israel tidak bisa duduk diam ketika Otoritas Palestina merencanakan kampanye diplomatik sepihak setelah pemilu Amerika pada bulan November.

Komentarnya dibuat mengacu pada surat bulan lalu dan menyerang pemimpin Otorita Ramallah, Mahmoud Abbas, yang ia sebut kebijakan "penghalang bagi perdamaian."
Surat, yang pertama kali diterbitkan di surat kabar Haaretz, dikirim kepada anggota Kuartet mediator Timur Tengah - Menlu AS Hillary Clinton, Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri Catherine Ashton, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Sekjen PBB, Ban Ki-moon.

Dalam surat itu, Lieberman menjelaskan PA sebagai "pemerintahan diktator penuh dengan korupsi" dan kebijakan Abbas 'dicap sebagai hambatan bagi perdamaian", ia pun mengusulkan pemilu baru di Otorita Ramallah untuk memilih pemimpin yang "lebih sah" dan realistis.
Berbicara kepada anggota partainya, Yisrael Beiteinu, Lieberman menolak klaim media bahwa serangan terhadap Abbas itu bermotif politik dan terutama dimaksudkan untuk menggalang dukungan menjelang pemilu Israel mendatang. Lieberman mengatakan ia komentar ini menggelikan.

"Kita tidak boleh harus hanya duduk tanpa menanggapi tindakan mereka," kata Lieberman.

Dalam pidatonya Lieberman menggambarkan banyak hal yang telah dilakukan Israel untuk Otorita Ramallah, seperti penandatanganan perjanjian ekonomi baru dengan Palestina dan persetujuan proyek-proyek konstruksi baru di Tepi Barat. Menurut Lieberman, Palestina belum menanggapi positif gerakan ini.

Menurut Lieberman fakta membuktikan bahwa Otorita Ramallah memberikan bantuan tulus dari Israel kepada teroris untuk memusuhi Tel Aviv.

Sementara itu, juru bicara Otoritas Palestina, Nabil Abu Rudeina menolak pernyataan Lieberman.

"Israel sendiri tidak tertarik untuk mencapai perdamaian dengan Palestina," kata pembantu Abbas, Nabil Abu Rudeina kepada wartawan. "Deklarasi ini bertentangan dengan semua norma diplomasi dan demokrasi, dan Israel bertanggung jawab atas setiap kata yang dikatakan tentang Mahmoud Abbas," kata Rudeina. (IRIB Indonesia/MF)

Aleppo, kota ekonomi Suriah, memang menyimpan banyak kapasitas bagi Turki dan Ankara secara dalam kebijakan menyimpangnya terhadap Suriah hingga detik ini masih memimpikan penguasaana kota Aleppo.

Hingga kini sudah tiga laporan tentang perang di Aleppo dibahas yang mencakup munculnya berbagai faktor penguatan krisis dan perang yang berkepanjangan di kota penting Suriah itu.

Sebenarnya apa faktor utama di balik ketidakmampuan kelompok teroris bersenjata dalam menguasai Aleppo?

Jika kita merunut kembali lembaran-lembaran sejarah Aleppo, maka kita akan dihadapkan pada kecerdikan warga Aleppo yang sangat tenar di Suriah. Aleppo di era 80-an menjadi poros pertikaian antarkelompok islami. Di masa itu, Aleppo menyadari bahwa Damaskus sedang mengacu strategi yang keliru dan mereka belajar baik dari fitnah tersebut.

Warga Aleppo menyadari jika kelompok Salafi berkuasa di Suriah, maka negara ini akan menjadi sebuah negara terbelakang dan lemah, sementara di sisi lain identitas pemerintah akan sarat dengan faktor etnis dan perpektif sempit yang cenderung anti-kerukunan.

Suriah menampung sekitar 23 kelompok, etnis dan mazhab, jika pemerintahan berperspektif dangkal berkuasa di Suriah, maka negara ini akan terlibat konflik konstan.

Dapat dikatakan bahwa Aleppo merupakan catatatan penting bagi Turki dan tim kabinet Perdana Menteri Recep Tayyib Erdogan. Kapasitas Aleppo bukan hanya di perdagangan dan ekonomi saja melainkan memiliki kapasitas besar lain termasuk pertanian dan perkebunan. Selain itu, ditemukan sebuah zona minyak dan gas di kota tersebut, yang membuat Turki semakin berhasrat menguasainya. Sudah lama Ankara memimpikan sumber minyak dan gas.

Sudah lama pula Turki mengharapkan pembangunan pipa relokasi minyak dan transit komoditi dari Aleppo dan mimpi ini hanya dapat terealisasi dengan jatuhnya Aleppo ke tangan "sahabat Turki" oleh karena itu, Ankara menanamkan investasi besar-besaran dalam proyek haram ini.

Salah satu kebijakan yang diupayakan Turki adalah meniupkan jargon nasionalisme di Aleppo. Terdapat sekelompok warga Aleppo yang memiliki darah keturunan Turki, sebuah kelompok minoritas yang dikenal dengan nama "Turkman". Dengan berkobarnya Aleppo, Turki memprovokasi kelompok minoritas tersebut untuk bangkit melawan pemerintahan Damaskus.

Secara keseluruhan, kota Aleppo menyimpan segudang kapasitas bagi Turki, dan Ankara sedang berusaha menjustifikasi strategi miringnya di Aleppo dengan menguasai kota tersebut. Diharapkan, penguasaan Aleppo dapat menjustifikasi kegagalan Turki dalam 17 bulan terakhir. Namun hingga detik ini belum terealisasi.

Turki menyatakan mampu menampung 100 ribu pengungsi Suriah dan secara perlahan, lembaga-lembaga internasional sedang menyatakan bahwa kapasitas tersebut sudah mulai penuh. Untuk saat ini, berbagai masalah yang diciptakan Turki di Suriah sedang mengalami arus balik ke Ankara.

Masalah dengan etnis Kurdi, protes kelompok Alawi, masalah keamanan dan gagalnya penyusupan para teroris ke wilayah Suriah, semuanya dalam waktu dekat dengan cepat akan mengalami arus balik.

Di Aleppo, Turki sedang memprovokasi kelompok minoritas Kristen dan Turkman, sementara warga kota Suriah itu sendiri masih belum melupakan konflik berdarah antara etnis Armen dan Turkman.

Secara keseluruhan, politik dan kebijakan keliru pemerintahan Perdana Menteri Recep Tayyib Erdogan, adalah menggores luka lama yang telah mengering yaitu konflik Armen, Turkman dan Kurdi, atau perang antara kelompok Alawi dan Sunni. Di satu sisi, warga Turki menentang keras kebijakan tersebut. Mereka tidak ingin kehilangan ketenangan dan keamanan yang mereka rasakan akibat politik menyimpang Ankara.(IRIB Indonesia/MZ)

Rabu, 05 September 2012 06:37

Teroris Suriah Bunuh Pendukung Assad

Milisi bersenjata di Suriah yang mendapat dukungan dari Barat dan sejumlah negara Arab membunuh seorang warga pro-pemerintah Suriah.

Korban yang ditembak mati pada Selasa (4/9) di distrik Yabroud Damaskus itu diidentifikasi bernama Samir Taboud.

Sebelum dibunuh, Taboud bergabung dengan ratusan demonstran yang digelar di pinggiran Damaskus untuk mengekspresikan dukungannya kepada pemerintah Presiden Bashar al-Assad.

Unjuk rasa yang dimotori oleh Samira, saudara perempuan Tabooud itu juga mendesak pemberontak untuk meletakkan senjata.

Sementara itu, kelompok bersenjata menyisir sejumlah wilayah untuk mencari Samira, 56 tahun, untuk menghukumnya karena mengorganisir demonstrasi pro-pemerintah.

Pembunuhan terhadap Taboud terjadi beberapa jam setelah pasukan keamanan Suriah terlibat bentrok dengan teroris di dekat barat kota Homs yang bergolak.

Bentrokan pada Selasa itu telah menewaskan 10 teroris. (IRIB Indonesia/RA)

Mantan Menteri Kebudayaan Mesir Farouk Hosni dituduh membuat laba ilegal selama menjabat di dinas kementerian itu pada era Hosni Mubarak, diktator terguling di Negeri Piramida itu.
"Kami memutuskan untuk mengirim Farouk Hosni ke pengadilan pidana atas dakwaan pencapaian laba ilegal yang diperkirakan mencapai 18 juta pound Mesir ( 2,95 juta dolar)," kata Assem al-Gohary, Ketua Otoritas urusan Laba Ilegal, pada Selasa (4/9) sebagaimana dilaporkan Reuters.

Keputusan tersebut dibuat hampir empat bulan setelah para pejabat mulai menyelidiki transaksi keuangan Hosni.

Hosni yang selama 23 tahun menjadi pejabat teras di era Mubarak, kini bergabung bersama para mantan pejabat di era diktator Mesir yang menghadapi tuntutan atas tuduhan korupsi.
Pekan lalu, Ahmed Shafiq, perdana menteri terakhir Mubarak, dimasukkan dalam daftar larangan bepergian (Travel Ban) atas tuduhan pengalokasian tanah seluas 40000 meter persegi secara ilegal kepada putra Mubarak, Alaa dan Gamal. (IRIB Indonesia/RA)

Sebuah koran rezim Zionis Israel menyinggung memburuknya hubungan antara Tel Aviv dan Washington.

Yediot Aharonot mengutip seorang pejabat senior Israel menulis, Perdana Menteri Rezim Zionis Banyamin Nentanyahu telah memperburuk hubungan dengan Amerika Serikat. Demikian televisi al-Alam melaporkan, Rabu (5/9).

Pejabat Tel Aviv itu menambahkan, jika Presiden AS Barack Obama kembali terpilih menjadi presiden untuk kedua kalinya maka ia akan menuntut Netanyahu sebab Israel akan menghadapi tahap sulit dalam hubungannya dengan Amerika.

Menurutnya, Washington secara otomatis akan menarik vetonya terhadap resolusi-resolusi anti-Israel di Dewan Keamanan PBB. Dengan demikian, Tel Aviv harus melupakan veto Washington khususnya terkait masalah pebangunan pemukiman.

Meski demikian, kata pejabat Zionis itu, mengingat adanya kemungkinan kesepakatan antara Netanyahu dan Ketua Otorita Ramallah Mahmoud Abbas, Obama jika terpilih kembali akan berupaya menyelesikan konflik Israel-Palestina.

Pejabat Israel itu memperingatkan bahwa meski AS dan Israel sepakat terkait isu Iran, namun perselisihan antara kedua belah pihak akan berlanjut.

Ia menegaskan, para pejabat Washington geram atas intervensi Netanyahu dalam urusan politik Amerika karena ia mengerahkan segala upayanya untuk membantu kemenangan Willard Mitt Romney, kandidat pesaing Obama dalam pilpres Amerika. (IRIB Indonesia/RA)

Presiden Rusia, Vladimir Putin melayangkan surat untuk Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non-Blok Ke-16 di Tehran dan menekankan solusi berbagai masalah dunia serta tekad Moskow untuk meningkatkan kerjasama meluas dengan negara-negara anggota GNB. Surat Putin itu mengandung pesan jelas yang tidak terlalu positif terhadap Barat.

Putin dalam suratnya menegaskan bahwa Rusia senantiasa mengacu pada politik luar negeri yang seimbang dan berupaya menciptakan atmosfer ekonomi yang setara tanpa garis pemisah. Rusia siap untuk bekerjasama dengan GNB dalam mewujudkan perdamaian dan pembangunan untuk seluruh umat manusia.

Menurut Putin, GNB memiliki porsi besar dalam meningkatkan kepercayaan dan stabilitas di dunia, dan dengan berlalunya masa, GNB telah membuktikan bahwa gerakan ini memiliki peran besar dalam menyelesaikan krisis di dunia dengan mengambil kebijakan yang proporsional.

Sikap Putin dalam suratnya untuk KTT GNB di Tehran cukup positif dan konstruktif.

Sekilas, dalam surat itu, Putin menekankan bahwa negara-negara berkembang anggota GNB dapat meningkatkan perannya dalam hubungan internasional dengan mengandalkan kemampuan dan kepercayaan dirinya, serta agar tidak mengentengkan langkah-langkahnya dalam konstelasi politik dan ekonomi internasional.

Akan tetapi dengan pandangan yang lebih mendalam, pesan Putin untuk KTT GNB ini pada hakikatnya mengandung pesan kuat untuk Barat. Putin menekankan peran GNB di kancah politik dunia dan bahwa era unilateralisme di dunia ini sudah berakhir.

Presiden Rusia menyinggung berbagai krisis yang muncul di berbagai sektor di dunia termasuk krisis ekonomi, narkotika, terorisme dan perluasan senjata destruksi massal. Dikatakannya, tidak diragukan lagi bahwa menyusul pembentukan sistem global multilateral, maka pentingnya interaksi multi-dimensi juga tidak dapat dihindari.

Menurut Putin, dengan meningkatnya peran GNB dalam mempengaruhi keputusan di tingkat internasional, unilateralisme Barat juga pada akhirnya akan tertekan.

Jelas bahwa Rusia sebagai pewaris blok Timur, juga menyimpan ketidakpuasan terhadap politik intervensif Barat dalam wilayahnya. Moskow berpendapat bahwa menguatnya peran GNB di tingkat global juga dapat menghambat jalan unilateralisme dan intervensi Barat.

Vladimir Putin yang dikenal dengan politik anti-Baratnya itu, sangat menentang kebijakan unilateralisme Barat di dunia khususnya di teritori yang berada di bawah pengaruh Rusia. Dia juga berulangkali menyinggung pembentukan sistem global baru yang akan melibatkan kekuatan ekonomi baru di tingkat global. (IRIB Indonesia/MZ)

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (3/9) petang. Dia akan menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara.

Kunjungan sepuluh hari Clinton dimulai 30 Agustus kemarin. Salah satu misinya adalah menyatukan perbedaan pandangan di antara negara anggota ASEAN terkait konflik dengan Cina. Dia juga akan membahas kerjasama komprehensif Jakarta-Washington.

Pada Juli lalu, Clinton juga mengunjungi wilayah Asia Tenggara dan melakukan penjajakan dengan para pejabat Kamboja dan beberapa negara lain untuk menyelesaikan sengketa dengan Cina, namun langkah itu tidak membuahkan hasil.

Clinton kali ini akan berbicara dengan pejabat tinggi Jakarta untuk mencari solusi atas apa yang disebutnya perseteruan Cina dengan negara-negara Asia Tenggara. Dia mampir di Indonesia setelah merampungkan misinya di Australia sebagai salah satu sekutu pertahanan dan keamanan AS di Asia-Pasifik.

Jika benar pernyataan Perdana Menteri Julia Gillard bahwa Australia tidak mampu lagi mengirim pasukan ke Irak dan mempertahankan pasukan di negara itu tidak akan menguntungkan Australia, maka kunjungan Clinton ke Negeri Kanguru itu tidak membawa pencapaian yang berarti. Meski demikian, Canberra sebagai sekutu Washington berkewajiban untuk melaksanakan kebijakan militer dan pertahanan AS di kawasan jika diperlukan.

Memperhatikan konflik Cina dengan beberapa negara anggota ASEAN seperti Vietnam dan Filipina terkait sengketa Laut Cina Selatan, Washington ingin meminta Jakarta untuk memainkan peran penengah dalam masalah itu. Indonesia sebagai pemain kunci di ASEAN diharapkan mampu memainkan pengaruhnya di wilayah sengketa tersebut.

Tidak diragukan lagi bahwa Indonesia di samping Vietnam dan Filipina serta anggota lain ASEAN, berkewajiban untuk mengambil langkah-langkah dalam kerangaka piagam organisasi. Akan tetapi, kerjasama ekonomi ASEAN dengan Cina sedikit akan menghambat peran Indonesia untuk menengahi isu-isu yang berhubungan dengan sengketa Laut Cina Selatan.

Selain itu, kunjungan Clinton ke Jakarta juga membawa misi lain yaitu penjajakan untuk merampungkan kontrak militer senilai ratusan juta dolar. Sebuah kontrak yang secara perlahan akan membuka kehadiran AS di kawasan Asia dan ini adalah sesuatu yang tidak diinginkan oleh Cina.

Clinton kemudian akan melanjutkan kunjungannya ke Cina, Brunei, dan Timor Leste. Kunjungannya ke Timor Leste akan membuat dirinya menjadi menteri AS pertama yang berkunjung ke negara itu. (IRIB Indonesia/RM)