
کمالوندی
Aktivis Bahrain Tuntut Masyarakat Internasional Hentikan Kebrutalan Al Khalifa
Aktivis terkemuka Hak Asasi Manusia Bahrain Nabeel Rajab menuntut masyarakat internasional untuk mengambil tindakan yang diperlukan guna menghentikan penindasan brutal rezim Al Khalifa terhadap demonstran damai.
"Kebungkaman masyarakat Eropa dan Amerika Serikat merupakan sinyal dan lampu hijau bagi rezim Al Khalifa untuk melanjutkan pelanggaran HAM di Bahrain," kata Rajab melalui telepon kepada Press TV, Kamis (5/7).
Ia menambahkan, setiap hari banyak warga yang ditangkap, para tahanan disiksa, rumah-rumah penduduk digerebek dan masjid dihancurkan, namun kekerasan tersebut tidak akan dapat membungkam demonstran Bahrain.
Pernyataan tersebut muncul di tengah protes lanjutan oleh rakyat Bahrain yang menuntut AS dan Inggris untuk mengakhiri dukungan mereka terhadap pemerintah monarki di negara itu.
Bahrain menjadi tuan rumah Armada Kelima AS, dan merupakan salah satu negara Teluk Persia seperti Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab yang menerima peralatan militer dari Washington.
Pada pertengahan Mei, Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa Washington akan melanjutkan penjualan senjata ke Bahrain.
Keputusan tersebut telah memancing kecaman dari kelompok aktivis HAM Bahrain karena dapat mendorong pelanggaran HAM yang lebih buruk di negara itu.
Sementara itu, laporan menyebutkan bahwa sekelompok perwira polisi Scotland Yard baru-baru ini dikirim ke Bahrain untuk melakukan operasi spionase dan membantu rezim Al Khalifa membungkam protes anti-Manama.
Yordania
Yordania: Bahasa Arab: اَلأُرْدُن, Al-'Urdun ,resminya Kerajaan Hasyimiyah Yordania (Bahasa Arab: اَلمَمْلَكَة اَلأُرْدُنِيَّة اَلهَاشِمِيَّة), Al-Mamlaka al-Urduniyya al-Hashemiyya) adalah sebuah kerajaan di Tepi Barat Sungai Yordan. Negara ini berbatasan dengan Arab Saudi di timur dan tenggara, Irak di timur-laut, Suriah di utara dan Tepi Barat dan Israel di barat, berbagi kekuasaan atas Laut Mati. Satu-satunya pelabuhan Yordania adalah di ujung barat-daya, di Teluk Aqaba, yang sebagiannya juga dikuasai oleh Israel, Mesir, dan Arab Saudi. Lebih dari separuh Yordania diliputi oleh Gurun Arab. Tetapi, bagian barat Yordania berupa hutan dan lahan layak tanam. Yordania adalah bagian dari Bulan Sabit Subur. Ibu kota dan pusat pemerintahannya adalah Amman.
Yordania didirikan pada tahun 1921, dan diakui oleh Liga Bangsa-Bangsa sebagai sebuah negara di bawah mandat Britania pada tahun 1922 yang dikenal sebagai Emirat Transyordania. Pada tahun 1946, Yordan menggabungi Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai negara merdeka yang secara resmi dikenal sebagai Kerajaan Hasyimiyah Yordania.
Sejarah
Pada zaman dahulu, wilayah yang kini bernama Yordania merupakan jantung peradaban kuno yang diuntungkan oleh letak geografisnya di kawasan Bulan Sabit Subur yang meliputi Babilonia dan Kanaan. Kemudian, Yordania menjadi rumah bagi beberapa kerajaan kuno meliputi: Kerajaan Edom, Moab, Ammon, dan kerajaan Nabath yang menonjol: Petra. Tetapi, melintasi berbagai era sejarah yang berbeda-beda, sebagian wilayah negara ini menjadi berada di bawah kendali beberapa kekuatan tetangga, seperti Mesir Kuno pada masa peperangannya dengan Babilonia dan Hittit; dan pada beberapa peride yang berlainan oleh Bani Israil yang diambil pada masa penahanan Babilonia, dan yang kemudian dikalahkan oleh Bani Moab seperti yang tertulis dalam Batu Moab. Lebih jauhnya, dan karena lokasinya yang strategis di pertengahan dunia kuno, Yordania juga di bawah kendali kekaisaran-kekaisaran kuno Yunani, Persia, Romawi, dan yang berikutnya oleh Bizantium. Masih, orang Nabath mendirikan kerajaan merdeka yang meliputi sebagian besar wilayah Yordania modern dan wilayah lain yang berdekatan, selama beberapa abad, sebelum akhirnya ditaklukkan oleh Kekaisaran Romawi. Tetapi, terpisah dari Petra, orang Romawi memelihara kemakmuran sebagian besar kota-kota kuno di Yordania yang menikmati otonomi negara-kota yang singkat di bawah payung aliansi Dekapolis. Dengan mundurnya Kekaisaran Romawi, Yordania menjadi berada di bawah kendali kerajaan Arab Ghassan. Pada abad ke-7, dan karena kedekatannya dengan Damaskus, Yordania menjadi salah satu ranah penting bagi Kekhalifahan Islam-Arab dan oleh karenanya pula mengamankan beberapa abad kestabilan dan kemakmuran, yang mengizinkan bergulirnya identitas Arab Islam terkini. Pada abad ke-11, Yordania menyaksikan sebuah fase ketidakstabilan, sebab ia menjadi salah satu zona inti Perang Salib yang berujung pada kekalahan oleh Dinasti Ayyubiyah. Yordania juga menderita akibat serangan Mongol yang dihalang-halangi oleh Mamluk. Pada tahun 1516, Yordania menjadi bagian dari Kesultanan Utsmaniyah dan tetap dalam keadaan demikian hingga tahun 1918, ketika Angkatan Darat Pemberontak Arab Raya mengambil alih, dan mengamankan Yordania terkini atas bantuan dan dukungan suku-suku Yordania setempat.
Sebagai saksi bagi kekayaan sejarah Yordania, peradaban Nabath meninggalkan banyak situs arkeologi yang besar di Petra, yang dianggap sebagai salah satu Tujuh Keajaiban Dunia Baru juga telah diakui oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) sebagai Situs Warisan Dunia. Selain Petra, peradaban-peradaban lain juga meninggalkan jejak arkeologinya di Yordania seperti Hellenistik dan Romawi melalui reruntuhan di kota-kota Dekapolis: Jerash, Umm Qais, Amman, Kapitolias (Beit Ras), Rafana, Pella, dan Irbid dan situs Bizantium Umm ar-Rasas (sebuah Situs Warisan Dunia). Kekhalifahan Islam-Arab juga meninggalkan jejak arsitektur yang unik yang terwujud dalam istana-istana gurun di antaranya Qasr Mshatta, Qasr al Hallabat, dan Qasr Amra yang diakui sebagai Situs Warisan Dunia; selain itu kastil Ajloun dan Al Karak yang memadukan era Perang Salib, Dinasti Ayyubiyah, dan Mamluk. Yang terakhir Kesultanan Utsmaniyah meninggalkan beberapa ciri kota, seperti masjid, kuburan, stasiun kereta api, dan kastil.
Sebagian besar wilayah Yordania modern telah berciri perkotaan. Yordania digolongkan sebagai negara dengan tingkat "pembangunan manusia" yang tinggi menurut Laporan Pembangunan Manusia tahun 2010. Lebih jauh lagi, Yordania juga digolongkan sebagai pasar yang sedang tumbuh dengan sebuah ekonomi pasar yang bebas menurut CIA World Factbook. Yordania juga dipandang sebagai sebuah ekonomi "berpendepatan menengah-atas". Perjanjian perdagangan bebas dengan Amerika Serikat berlaku sejak bulan Desember 2001 menghapus segala pungutan untuk hampir semua komoditas di antara kedua-dua negara. Yordania juga menikmati "status maju/terdepan" dengan Uni Eropa sejak bulan Desember 2010 juga menjadi anggota kawasan perdagangan bebas Eropa-Timur Tengah. Yordania mengikuti lebih banyak perjanjian perdagangan bebas daripada negara lain di kawasan. Yordania memiliki kebijakan "pro-Barat" dengan hubungan yang sangat akrab dengan Amerika Serikat dan Britania Raya, dan menjadi sekutu utama (yang bukan anggota NATO) Amerika Serikat sejak tahun 1996. Yordania adalah salah satu negara pendiri Liga Arab, dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Baru-baru ini, Yordania telah diundang untuk menggabungi Dewan Kerjasama Teluk (GCC). Pemerintah Yordania adalah satu di antara tiga anggota 22 negara Liga Arab yang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, dua lainnya adalah Pemerintah Mesir dan Pemerintah Palestina. Yordania adalah anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Dana Arab untuk Pembangunan Sosial dan Ekonomi, Parlemen Arab, Organisasi Pertambangan dan Pembangunan Industri Arab, Dana Moneter Arab Dana Moneter Internasional, Mahkamah Pidana Internasional, Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa, Kawasan Perdagangan Bebas Arab Raya, Komisi Sosial dan Ekonomi PBB untuk Asia Barat, Kebijakan Lingkungan Eropa, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Yordania menerima arus pengungsi Palestina selama lebih dari 3 dasawarsa, menjadikannya sebagai salah satu penampung pengungsi terbesar dunia. Negara yang miskin bahan tambang ini mengimpor minyak bumi dari negara-negara tetangga.
Surat Al-Fatihah; Ayat 2-5 (Part 2)
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (2)
Segala puji hanya bagi Allah Tuhan seluruh Alam (1:2)
Setelah menyebut nama Allah, maka kalimat pertama yang kita ucapkan ialah syukur kepadanya. Allah Tuhan sumber segala kehidupan di jagad raya. Alam semeta bersumber dari-Nya, baik benda mati maupun benda hidup, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit. Dia-lah yang mengajarkan kepada lebah madu dari mana mencari makanan dan bagaimana cara membuat sarang. Dia juga mengajarkan kepada semut bagaimana menyimpan makanannya untuk musim dingin. Dia pulalah yang menumbuhkan batang-batang gandum yang penuh dengan biji-biji hanya dari sebutir gandum, juga menumbuhkan sebatang pohon apel dari sebutir biji apel.
Dia-lah yang menciptakan langit dengan kehebatan yang amat besar ini dan menetapkan garis peredaran setiap bintang dan setiap galaksinya. Dia-lah yang menciptakan kita dari setetes air yang memancar dan menumbuhkan kita di dalam perut ibu selama kurang lebih 6 hingga 9 bulan. Lalu setelah kita lahir ke dunia Dia pun menyediakan segala keperluan untuk perkembangan kita. Dia membentuk badan kita sedemikian rupa sehingga mampu mempertahankan diri dari kuman-kuman penyebab penyakit dan jika salah satu tulang tubuh kita patah atau retak, maka tubuh kita memiliki kemampuan untuk mengatasinya. Kemudian jika tubuh memerlukan darah, maka secara alami ia memproduksinya untuk memenuhi keperluan tersebut.
Meski demikian, yang berada di tangan Allah bukan hanya perkembangan dan pemeliharan tubuh kita saja, karena Dia juga menciptakan akal dan perasaan untuk kita lalu mengutus para nabi dan menurunkan kitab-kitab samawi untuk membina kita.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Ketergantungan kita dan seluruh alam semesta ini kepada Allah. Bukan hanya pada saat perciptaan, akan tetapi perkembangan dan keterpeliharaan kita juga datang dari-Nya. Oleh karena itu, hubungan Allah dengan segala yang maujud ini bersifat selamanya dan kekal.
2. Atas dasar ini pula kita harus mensyukuri nikmat-nikmat-Nya. Bukan hanya di dunia, di hari akhiratpun ucapan para penghuni surga ialah alhamdulillahi rabbil alamiin.
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (3)
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang (1:3)
Allah yang kita imani ialah Wujud yang penuh kasih sayang, cinta, maaf dan ampunan. Contoh-contoh rahmat dan cinta-Nya terdapat di dalam kebesaran nikmat-nikmat-Nya yang tak terhingga untuk kita. Bunga-bunga yang indah berbau harum, buah-buahan yang manis dan lezat rasanya, berbagai bahan makanan yang lezat dan bergizi, bahan-bahan pakaian yang beraneka warna, dan lain sebagainya adalah anugerah yang diberikan Allah kepada kita.
Kecinta seorang ibu kepada anaknya Dia tanamkan di dalam sanubari ibu kita, sedangkan Allah sendiri memiliki cinta yang jauh lebih besar daripada kecintaan ibu kepada anaknya. Kemurkaan dan siksaannya pun datang dari tindakan Allah yang bertujuan memperingatkan dan adanya perhatian Allah terhadap kita. Bukannya karena sifat dendam atau niat menuntut balas.
Oleh karena itu, jika kita bertaubat dan menutupi kesalahan yang kita lakukan maka Allah pasti akan mengampuni dan menghapus kesalahan.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Allah selalu mendidik dan memelihara segala yang maujud ini dengan rahmat dan cinta. Karena di samping sifat-Nya sebagai Rabbul Alamin, pemeliharaan semesta alam, Dia juga menyebut diri-Nya sebagai Arrahman dan Arrahim, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
2. Jika para pengajar dan pendidik ingin mendapatkan sukses, maka mereka harus bekerja berdasarkan mahabbah dan kasih sayang.
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (4)
Pemilik hari pembalasan (1:4)
Kata-kata 'Din' berarti mazhab atau agama, tapi juga bisa berarti pembalasan. Adapun yang dimaksudkan dengan Yaumiddin ialah Hari Kiamat yang merupakan hari perhitungan pemberian pahala dan pembalasan.
Meskipun Allah Swt adalah pemilik dan penguasa dunia sekaligus pemilik akhirat, namun kepemilikan dan kekuasaan-Nya di Hari Kiamat memiliki bentuk yang berbeda. Di hari itu tak ada siapapun yang menguasai sesuatu. Harta kekayaan dan anak sama sekali tidak memiliki peran. Sahabat dan kerabat tak memiliki kekuasaan apapun. Bahkan seseorang tidak memiliki kekuasaan terhadap anggota tubuhnya sendiri. Lidah tak diizinkan untuk mengucapkan permohonan ampun. Tidak pula pikiran memiliki kesempatan untuk berpikir. Hanya Allah yang memiliki kekuasaan penuh di hari itu.
Dari ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:
1. Di samping harapan akan rahmat Allah yang tak terbatas sebagaimana yang dipaparkan dalam ayat sebelumnya, kita juga harus merasa takut kepada perhitungan dan pembalasan Hari Kiamat.
2. Dengan beriman kepada hari kiamat kita tidak perlu cemas bahwa perbuatan-perbuatan baik kita tidak akan memperoleh balasan atau pahala.
3. Allah Swt Maha Mengetahui segala perbuatan baik dan buruk yang kita lakukan dan Dia Maha Mampu untuk memberikan balasan dan pahala.
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (5)
Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada-Mu-lah kami meminta pertolongan (1:5)
Di dalam ayat-ayat yang lalu Allah telah kita kenal bahwa Dia itu Rahman dan Rahim serta Rabbul `Alamin juga Maliki Yaumiddin. Sementara oleh karena kehebatan ciptaan-Nya dan nikmat-nikmat-Nya yang tak terhitung yang Dia curahkan kepada kita, maka kita mengucapkan syukur dan pujian kepadanya dengan mengatakan Alhamdulillahi rabbil `alamin.
Sudah sepatutnyalah jika sekiranya kita menghadapkan diri kita kepada-Nya, seraya mengakui ketidakmampuan dan kelemahan kita, maka kita juga mengatakan bahwa kita adalah hamba-hamba-Nya yang tulus. Kita ucapkan, Ya Allah, hanya dihadapan perintah-Mu-lah kami menundukkan kepala, bukan dihadapan perintah selain-Mu. Kami bukanlah hamba-hamba emas dan kekayaan duniawi juga bukan budak-budaknya kekuatan dan kekuasaan imperialis.
Oleh karena shalat yang merupakan manifestasi ibadah dan penyembahan Tuhan ditunaikan secara berjamaah maka umat Islam satu suara di dalam satu barisan secara kompak menyatakan "iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin", yaitu bukan hanya aku melainkan kami semua adalah hamba-hamba-Mu dan kepada-Mulah kami memohon pertolongan. Ya Allah bahkan ibadah yang kami tunaikan ini pun adalah berkat pertolongan-Mu. Jika Engkau tidak menolong kami, niscaya kami akan menjadi hamba dan budak selain-Mu.
Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Meskipun undang-undang yang menguasai alam materi dan formula-formula fisika dan kimia kita yakini, namun semua itu berada di bawah kekuasaan Allah dan di bawah kehendak-Nya. Karenanya, kita harus berserah diri kepada Allah, bukan kepada alam. Hanya kepada Allah kita memohon bantuan, termasuk dalam urusan materi.
2. Jika dalam setiap shalat dengan sepenuh hati dan khusyuk kita nyatakan bahwa kita hanya menghambakan diri kepada Allah, maka kita tidak akan menjadi orang yang congkak dan takabur.
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6)
Tunjukilah kami ke jalan yang lurus (1:6)
Dalam al-Quran ada dua bentuk hidayah; hidayah cipta (takwini) seperti hidayah lebah madu untuk menghisap sari bunga dan bagaimana ia membuat sarangnya atau hidayah burung-burung saat berpindah dari satu daerah ke daerah lain di musim dingin. Dan yang kedua adalah hidayah tinta (tasyri'i). Hidayah tinta inilah yang terwujudkan dalam pengutusan para nabi ilahi dan kitab-kitab langit untuk menghidayahi manusia.
Kata shirat atau jalan disebutkan lebih dari 44 kali dalam al-Quran. Memilih jalan dan garis pemikiran yang benar menunjukkan keistimewaan manusia. Terlebih lagi manusia harus memilih jalan yang lurus dari banyak jalan yang terbentang di hadapannya. Di sini, seorang mukmin akan memilih jalan Allah dan wali-wali-Nya. Karena jalan ilahi pasti dan tidak akan ada perubahan dan jalan-Nya hanya satu tidak lebih. Seseorang yang mengikuti jalan ilahi tidak akan pernah mengenal kata kalah dan gagal.
Namun manusia tidak boleh lupa bahwa dalam memilih jalan lurus dan melanjutkannya harus meminta bantuan Allah. Sama seperti lampu yang cahayanya yang setiap saat mengambil energinya dari pembangkit listrik. Dalam jalan lurus, satu-satunya keinginan setiap muslim di setiap shalat selalu diminta dari Allah, bahkan Rasulullah saw dan para Imam as juga memohon kepada Allah agar tetap teguh di jalan yang lurus.
Jalan lurus itulah jalan tengah yang menjadi pemecah sikap ekstrim, baik kanan dan kiri dalam akidah maupun amal. Karena terkadang ada orang yang tergelincir dalam akidah dan ada juga di tingkat perbuatan.
Dari ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:
1. Semua keberadaan di alam semesta bergerak dalam jalur dan kehendak Allah.
2. Permintaan akan hidayah meraih jalan yang lurus merupakan keinginan paling penting orang-orang yang menyembah Allah yang Esa.
3. Demi meraih jalan yang lurus, seseorang harus berdoa, "Tunjukilah kami ke jalan yang lurus."
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ (7)
Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat. (1:7)
Dalam memilih jalan kehidupan, manusia terbagi menjadi tiga golongan. Golongan pertama ialah orang-orang yang memilih jalan Allah, dan meletakkan kehidupan pribadi dan masyarakat mereka di atas dasar undang-undang dan perintah yang telah Allah jelaskan di dalam Kitab-Nya. Golongan ini selalu tercakup oleh rahmat dan nikmat ilahi yang khusus.
Golongan kedua berada di dalam keadaan yang berlawanan dengan golongan pertama. Mereka ini meskipun mengetahui adanya kebenaran, namun tetap saja menolak Allah bahkan lari menuju kepada selain-Nya. Mereka ini lebih mengutamakan hawa nafsu mereka, hasrat buruk orang-orang dekat dan keluarga serta masyarakat mereka daripada keinginan dan kehendak Allah Swt.
Kelompok ini secara perlahan memperlihatkan akibat-akibat perbuatan dan perilaku mereka di dalam keberadaan mereka. Sedikit demi sedikit mereka menjauh dari shirath al-mustaqhim dan bukan menuju ke arah rahmat Allah Swt dan rahmat-Nya. Mereka terpelosok masuk ke jurang kesengsaraan dan kesusahan serta menjadi sasaran kemurkaan dan kemarahan ilahi yang disebut oleh ayat ini sebagai orang yang `maghdhuubi 'alaihim`, orang-orang yang dimurkai.
Sementara itu, kelompok ketiga ialah orang-orang yang tidak memiliki jalan yang jelas dan tertentu. Mereka ini disebut sebagai orang-orang yang bingung dan tidak mengetahui. Di dalam ayat ini, mereka disebut sebagai `dhallin`, atau orang-orang yang sesat.
Dalam setiap salat kita mengatakan, `ihdinash shiraathal mustaqiim`, yang artinya, "Ya Allah tunjukilah kami jalan yang lurus". Jalan yang dilalui oleh para Nabi, auliya', orang-orang suci dan orang-orang yang lurus. Mereka yang selalu berada di bawah curahan rahmat dan nikmat-nikmat khusus-Mu. Dan jauhkanlah kami dari jalan orang-orang yang telah menyimpang dari kemanusiaan dan menjadi sasaran kemurkaan-Mu, juga dari jalan orang-orang yang kebingungan dan sesat.
Siapakah orang-orang yang sesat itu? Di dalam al-Quran banyak kelompok dan kaum yang disebut dengan sebutan di atas. Di sini kita akan menyinggung salah satu contohnya yang jelas dan nyata.
Mengenal Surat Al-Fatihah
Islam sangat menekankan pentingnya al-Quran. Mulai dari membaca hingga merenungi makna-maknanya. Salah satu ibadah mulia dalam Islam adalah membaca ayat-ayat al-Quran dan merenungkan maknanya. Allah Swt dalam surat Muhammad ayat 24 menyeru para ilmuwan dan cendikiawan untuk memikirkan dan merenungkan al-Quran. Allah Swt berfirman: "Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Quran atau hati mereka terkunci?"
Dalam ayat lainnya Allah Swt berfirman: "Al-Quran adalah yang tidak datang kepadanya kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji."
Pembahasan tentang ilmu-ilmu al-Quran begitu luas mulai dari sejarah penyusunan, penulisan, hingga kajian-kajian yang berhubungan dengan tafsir sains. Namun dalam bahasan telah diupayakan sedemikian rupa sehingga pembaca dapat mengenal surat-surat al-Quran secara umum.
Informasi umum tentang setiap surat al-Quran akan membantu setiap orang yang ingin mengkaji lebih jauh tentang al-Quran. Boleh dikata, pengenalan surat-surat al-Quran menjadi batu loncatan dan pendahuluan untuk memahami sebuah surat yang ingin dibahas. Dalam kajian ini akan ada informasi mengenai sebab penamaan surat, makna, hubungan antara nama dan surat tersebut, penjelasan umum mengenai tema-tema yang ada dalam surat itu dan lain-lainnya. Diharapkan kajian setiap surat al-Quran dapat memberikan sumbangsih untuk dapat merenungi lebih dalam akan al-Quran.
Sebelum memulai kajian surat al-Quran, ada satu poin yang perlu ditekankan di sini. Terdapat banyak penafsiran terkait ayat-ayat al-Quran. Ini satu kenyataan yang tidak dapat dihindari dan menjadi keistimewaan al-Quran. Sementara kajian mengenal surat-surat al-Quran bukan tafsir. Oleh karenanya, dalam kajian ini sebisa mungkin diusahakan untuk menghindari penafsiran al-Quran.
Bila ingin mengetahui penafsiran ayat-ayat yang ada dalam kajian pengenalan surat-surat al-Quran, maka pembaca dapat merujuk langsung pada buku-buku tafsir terkemuka bagi dari Syiah dan Ahli Sunnah.
Ada ungkapan dari Imam Khomeini ra yang sangat membantu kita memahami ayat-ayat al-Quran. Dalam buku tafsirnya yang ditulis pada masa awal Revolusi Islam, beliau mengatakan, "Kondisi tertutup seperti saat ini cenderung membuat orang menyebut apa saja yang terlintas di benaknya sebagai al-Quran. Namun tidak dengan saya. Bila saya mengemukakan sesuatu tentang ayat al-Quran, maka saya berusaha untuk tidak mengatakan bahwa inilah yang pasti dimaksudkan oleh ayat ini."
Sebagaimana al-Quran dibuka dengan surat al-Fatihah, kajian pengenalan surat-surat al-Quran akan dimulai dengan surat ini.
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Dengan menyebut nama Allah Pencipta seluruh wujud dan Pemilik Seluruh Kesempurnaan. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Setiap surat dalam al-Quran diawali dengan bismillahirrahmanirrahim, kecuali surat at-Taubah. Ucapan bismillahirrahmanirahim yang biasanya disebut basmalah ini membimbing umat Islam agar dalam setiap pekerjaan yang ingin dilakukannya senantiasa dimulai dengan nama Allah Swt dan tidak pernah melupakan-Nya. Hal ini begitu ditekankan sampai-sampai Rasulullah Saw dalam hadisnya menyebut setiap pekerjaan yang dimulai tanpa menyebut nama Allah adalah pekerjaan tanpa hasil.
Surat al-Fatihah adalah surat pertama al-Quran. Namun tidak berarti ini adalah surat pertama yang diwahyukan kepada Nabi. Adapun tentang surat pertama yang diturunkan kepada Rasulullah, terdapat banyak pendapat. Banyak riwayat yang menyebutkan bahwa surat al-'Alaq adalah surat pertama yang diturunkan kepada Nabi di gua Hira. Kandungan surat ini menjelaskan tentang pentingnya proses belajar-mengajar.
Surat al-Fatihah adalah surat pembuka al-Quran dan memiliki tujuh ayat. Ayat pertama hingga keempat menyinggung masalah ketauhidan dan pujian kepada Allah Swt serta jalan hidayah. Adapun dalam tiga ayat berikutnya, Allah Swt berbicara dengan bahasa hamba-hamba-Nya dan menyebutkan tentang penghambaan dan ibadah berdasarkan lisan makhluk. Surat al-Fatihah diturunkan pada tahun ketiga pengutusan Nabi dan merupakan surat ke 43 yang diturunkan di kota Mekkah.
Mengingat kebesaran dan posisinya dibandingkan dengan surat-surat al-Quran lainnya, surat al-Fatihah juga memiliki banyak nama yang masing-masing saling berkaitan. Disebut dengan surat Hamd karena mengandung pujaan serta pujian kepada Allah Swt. Disebut dengan al-Fatihah karena surat ini mengawali surat-surat al-Quran lainnya. Juga disebut dengan Ummul Kitab dan Ummul Quran, karena yang disebutkan dalam al-Quran, poin-poin utamanya telah disebutkan dengan indah dalam surat al-Fatihah. Sab'ul Matsani adalah nama lain dari surat al-Fatihah, karena dua kali diturunkan dan dibaca dua kali dalam setiap shalat. Masih ada nama lain dari surat al-Fatihah yaitu Kafi dan Wafi
Lima Tahun Blokade Gaza
Nulisan dari - Dina Y. Sulaeman*
Perdamaian yang dicanangkan di atas kezaliman, tidak akan abadi. Perdamaian yang tidak didasarkan pada keimanan dan keadilan, tidak akan abadi.
(Ahmadinejad)[1]
Juni 2012, lima tahun berlalu sejak Israel memblokade Gaza. Selama lima tahun terakhir, wilayah seluas 365 km persegi itu telah menjadi penjara raksasa. Sekitar 1,6 juta penduduknya terisolir, tidak mendapatkan akses keluar-masuk secara bebas; tidak mendapatkan suplai makanan, obat, bahan bakar; tidak bisa menjual produksi mereka guna mendapatkan penghasilan. Orang-orang sakit banyak yang syahid di pos-pos penjagaan Israel, karena tidak mendapatkan izin untuk pergi ke wilayah lain demi mendapatkan pengobatan. Kehidupan mereka sangat bergantung pada suplai bantuan internasional.
Namun sesungguhnya sejarah penderitaan Gaza tidaklah bermula lima tahun lalu, melainkan jauh sebelumnya. Pada 29 November 1947PBBmengeluarkanResolusi 181 berisi rencana pembagian wilayah Palestina (UN Partition Plan), yang mengalokasikan 56.5% wilayah Palestina untuk pendirian negara Yahudi, 43% untuk negara Arab, dan Jerusalem menjadi wilayah internasional. Wilayah 43% yang disisakan untuk bangsa Palestina itu pun terbagi di dua wilayah yang berjauhan, yaitu Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Dengan berbekal resolusi itu, Israel melakukan ‘pembersihan etnis' di bawah nama operasi ‘Plan Dalet ‘. Orang-orang Palestina yang hidup di wilayah-wilayah yang ditetapkan oleh PBB menjadi ‘jatah' Israel, diusir, dan kalau melawan, dibunuh secara brutal. Pada pertemuan kabinet Israel yang dipimpin Ben Gurion tanggal 18 Agustus 1948, dilaporkan bahwa 286 desa telah ‘dibersihkan' dan tiga juta dunum lahan (setara dengan 3 milyar meter persegi) ditinggalkan oleh orang-orang Palestina yang memilikinya. Selama enam bulan berikutnya, Haganah (organisasi teror Israel) telah mengusir 452.780 orang-orang Palestina dari kawasan-kawasan yang menjadi ‘jatah' Israel dan sebanyak 347.220 orang lainnya diusir dari kawasan di sekitar garis batas ‘jatah' wilayah Israel. Operasi-operasi militer itu juga menyertakan berbagai pembunuhan massal, di antaranya di desa Deir Yassin, dan berita mengenai teror ini membuat banyak orang Palestina ketakutan sehingga segera mengungsi sebelum didatangi pasukan Zionis.
Para pengungsi Palestina melalui musim dingin di tenda-tenda yang disediakan oleh para sularelawan; hampir semua lokasi pengungsian ini akhirnya menjadi tempat tinggal permanen mereka sampai hari ini. Tenda-tenda itu kemudian digantikan oleh gubuk-gubuk dari tanah liat. Satu-satunya harapan bagi para pengungsi saat itu adalah Resolusi PBB nomor 194 (11 Desember 1948) yang menjanjikan bahwa mereka akan segera dipulangkan ke rumah masing-masing; resolusi itu adalah salah satu dari sekian banyak janji yang dibuat oleh masyarakat internasional untuk bangsa Palestina, yang tidak pernah dilaksanakan hingga hari ini.
Berikutnya, setelah Perang 6 Hari melawan negara-negara Arab (yang akhirnya dimenangkan Israel karena pengkhianatan para pemimpin Arab sendiri), Israel bahkan menduduki keseluruhan wilayah Palestina, plus Golan (yang semula milik Suriah) dan Sinai (yang semula milik Mesir). Namun bangsa Palestina tak pernah berhenti melawan. Di saat-saat terjepit, Israel setuju untuk mengadakan perundingan dengan pejuang Palestina. Lagi-lagi, Palestina kalah oleh pengkhianatan. Perjanjian Oslo I tahun 1994, adalah buktinya. Poin utama isi perjanjian ini adalah Israel menyetujui pembentukan pemerintahan otonomi (Otoritas Palestina); wilayah ‘pemerintahan' yang diberikan hanya Gaza dan Jericho, dan secara bertahap dalam lima tahun Israel akan menarik mundur tentaranya dari Tepi Barat. Sebagai imbalannya, Otoritas Palestina (saat itu langsung diketuai oleh Yaser Arafat yang juga ketua PLO dan penandatangan Perjanjian Oslo I) bersedia mengakui kedaulatan Israel dan menjaga keamanan orang-orang Israel dari serangan ‘teroris'.
Di sini, kata-kata Ahmadinejad menunjukkan buktinya, perdamaian yang dicanangkan di atas kezaliman, tidak akan abadi. Secara sekilas saja, sudah dapat dilihat ketidakadilan dalam perjanjian ini. Melalui perjanjian ini, PLO yang menempatkan diri sebagai wakil bangsa Palestina seolah-olah telah ‘membeli' posisi Otoritas Palestina dengan sepotong wilayah (Gaza dan Jericho hanya 2% dari seluruh wilayah Palestina yang ditetapkan oleh Resolusi PBB 181/UN Partition Plan). Bahkan, dalam perjanjian ini, Otoritas Palestina telah dijadikan perpanjangan tangan Israel dalam menekan kelompok-kelompok pejuang Palestina (Hamas, Jihad Islam, dll) yang dalam perjanjian itu disebut sebagai ‘teroris'. Janji Israel untuk menarik mundur tentaranya juga tidak ditepati, bahkan aksi-aksi kekerasan dan pembangunan pemukiman Israel terus dilanjutkan di wilayah Palestina.
Inilah yang pernah ditulis oleh Amira Hass, ‘sejarah tidak dimulai dari roket Qassam'. Banyak pihak yang menyalahkan Hamas sebagai penyulut kekerasan di Gaza. Mereka mengatakan, "Kalau Hamas tidak melemparkan rudal ke Israel, tentulah Israel tidak perlu memblokade Gaza!" Orang-orang yang berpendapat demikian telah melupakan sejarah, betapa jauh sebelum Hamas melakukan pembalasan dengan roket Qassam, Israel telah melakukan berbagai kejahatan kemanusiaan terhadap bangsa Palestina.
Hamas memang tidak pernah mau menyerah. Hamas sebagai organisasi perjuangan utama di Gaza, tidak hanya melakukan perjuangan bersenjata, namun juga membangun basis politik di tengah masyarakat. Mereka bergabung dengan rakyat, membangun infrastruktur dan perekonomian penduduk. Akhirnya, dalam pemilu 2006, yang disebut Carter Foundation sebagai ‘pemilu paling demokratis yang pernah diamatinya', Hamas berhasil menang dan Ismail Haniyah menjadi Perdana Menteri. Berbagai usaha dilakukan Israel (melalui tangan Fatah) untuk menggulingkan pemerintahan Haniyah, namun gagal. Sejak Juni 2007, Gaza diblokade ketat oleh Israel dan Gaza pun menjadi penjara terbesar di dunia. Blokade yang sebenarnya hanya melanjutkan (dengan lebih brutal) blokade dan brutalitas yang sudah dilakukan Israel jauh sebelumnya. Bahkan, pada 27 Desember 2008, Israel dengan dukungan persenjataan tercanggih yang disuplai AS, melancarkan invasi ke Gaza dalam operasi militer "Menuang Timah" (Cast Lead Operation). Tujuan utama Israel adalah menumbangkan Hamas. Namun, meski 1200 warga Gaza syahid dan ribuan lainnya terluka Hamas tetap tegak dan meneruskan perjuangannya.
Lalu, apa yang sudah dilakukan dunia internasional? Hingga hari ini, masih berupa retorika dan, meskipun terbatas, upaya-upaya bantuan kemanusiaan. Pada peringatan 5 tahun blokade Gaza, 14 Juni lalu, lebih dari 50 organisasi internasional, antara lain Save the Children, Oxfam, WHO, Amnesty International, dan Médecins du Monde mengeluarkan pernyataan bersama menuntut dihentikannya blokade Gaza. Valerie Amos, Wakil Sekjen PBB untuk urusan kemanusiaan, juga angkat bicara, dan menyebut aksi blokade ini bertentangan dengan HAM. Aksi kemanusiaan memang diperlukan mengingat urgennya masalah pangan dan kesehatan di Gaza. Namun, tanpa aksi politik, jelas semua itu tidak cukup untuk menghentikan penderitaan rakyat Palestina.
Inilah yang ditanyakan oleh Ayatullah Khamenei dalam surat terbukanya, "Kini pertanyaan yang saya ajukan kepada para ulama dan para rohaniawan di dunia Arab, juga kepada para pemimpin di negeri manapun, bukankah kini telah tiba saatnya bagi Islam dan umat Muslim untuk merasakan adanya ancaman? Bukankah kini telah tiba saatnya bagi kalian untuk melaksanakan kewajiban mencegah kemungkaran dan menyampaikan kebenaran di hadapan penguasa yang zalim?"[2]
---------------
*alumnus Magister Hubungan Internasional Unpad dan Research Associate of Global Future Institute
[1]diucapkan di Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah, 11 Mei 2006
[2] disampaikan menyusul tragedi pembantaian Gaza tahun 2008-2009
Pengadilan Bahrain Hentikan Pembangunan Sembilan Masjid
Pengadilan Banding Bahrain mengeluarkan keputusan untuk menghentikan pembangunan sembilan masjid di negara itu.
Televisi al-Alam Kamis (21/6) melaporkan, pembanguan tujuh masjid di wilayah al-Nuwaidrat dan dua masjid di kawasan Salamabad dihentikan oleh pemerintah.
Dalam putusan itu disebutkan bahwa sebelum mendapatkan izin pembangunan, proses pembangunan sembilan masjid tersebut harus dihentikan.
Sebelumnya, pemerintah walikota di wilayah tersebut mengadukan Departemen Wakaf Jafari ke pengadilan karena dianggap membangun sembilan masjid itu di atas tanah pemerintah.
Ketujuh masjid di wilayah al-Nuwaidrat terdiri dari Masjid Imam Jawad as, Imam Shadiq as, Imam Baqir as, Imam Hadi as, Salman Farsi, Abu Dzar, dan Masjid al-Duwairah.
Abdullah al-Shamlawi, pengacara Departemen Wakaf Jafari menyatakan bahwa pihaknya akan menuntut Mahkamah Agung untuk meninjau kembali putusan Pengadilan Banding Bahrain.
Ia menambahkan, Mahkamah Agung juga tengah mengevaluasi kasus-kasus lain terkait penghentian rekonstruksi masjid-masjid yang telah dihancurkan pada tahun 2011.
Konstitusi Penyempurna Sama Dengan Pendudukan Militer Atas Mesir
Kandidat yang didiskualifikasi dalam pemilu presiden Mesir mengatakan, pengumuman Konstitusi Penyempurna oleh Dewan Militer tidak hanya sebagai tindakan kudeta, tetapi juga pendudukan atas negara oleh dewan ini.
Sheikh Hazem Salah Abu Ismail mengecam keras pernyataan Dewan Militer yang membatasi kewenangan presiden Mesir.
Ia mengatakan, peran utama pasukan bersenjata bukan mendominasi rakyat tetapi harus melindungi mereka.
Sheikh Hazem sebagai Wakil Dewan Garda Revolusi Mesir dalam pidatonya di Bundaran al-Tahrir menegaskan perlunya untuk menghapus penetapan Konstitusi Penyempurna dan mundurnya Dewan Tinggi Angkatan Bersenjata Mesir (SCAF) dari kekuasaan. Demikian dilaporkan televisi al-Alam Kamis (21/6).
Lebih lanjut, ia menandaskan, kita tidak menerima dialog tertutup dengan Dewan Militer, dan jika negosiasi dilaksanakan, maka dialog itu harus digelar secara terbuka di Bundaran al-Tahrir.
Sheikh Hazem Salah Abu Ismail juga mengecam keras keputusan Departemen Kehakiman Mesir yang memberikan izin kepada pasukan keamanan untuk melakukan penangkapan.
"Dewan Militer juga memberikan hak tersebut kepada pasukan untuk menggunakan kekerasan terhadap rakyat," imbuhnya.
Di bagian lain pidatonya, Sheikh Hazem meminta warga Mesir untuk tetap berada di Bundaran al-Tahrir hingga Dewan Militer keluar dari kancah politik
Pengumuman Resmi Hasil Pemilu Mesir Ditunda
Komisi Pemilu Mesir menunda pengumuman resmi hasil pemilu presiden hingga waktu yang tidak diketahui dengan dalih masih mengevaluasi pengaduan-pengaduan terkait pelanggaran pemilu.
Fars News mengutip situs berita Mesir, al-Fajr, melaporkan, Hatem Bagato, Penasihat Sekjen Komisi Pengawas Pemilu Presiden Mesir pada Rabu malam (20/6) secara resmi menyatakan penundaan pengumuman hasil pilpres putaran kedua di negara itu.
Keputusan itu diambil ketika rakyat Mesir berkumpul di Bundaran al-Tahrir, Kairo, untuk mendukung dan melindungi suara mereka.
Berdasarkan pengumuman tidak resmi, Muhammad Mursi, kandidat Ikhwanul Muslimin keluar sebagai pemenang dalam pemilu tersebut. Bahkan menurut rencana, upacara pengambilan sumpahnya akan digelar di Bundaran al-Tahrir pada Jumat besok.
Terkait alasan penundaan pengumuman resmi hasil pemilu, Hatem mengatakan, kita akan mendengarkan penjelasan para pengacara Ahmad Shafiq dan Muhammad Mursi. Banyak pengaduan terkait kecurangan dalam pemilu tersebut.
Menurut Bagato, terdapat lebih dari 400 kasus pengaduan.
Bedasarkan laporan tersebut, mayoritas pengaduan dilakukan oleh panitia pemilu Ahmad Shafiq, padahal Rabu kemarin panitia pemilu tersebut mengklaim kemenangan Shafiq dengan mengantongi suara lebih dari 51,5 persen.
Penundaan pengumuman resmi hasil pemilu Mesir terjadi di saat rakyat negara itu khawatir atas upaya militer untuk memanipulasi hasil pemilu tersebut demi kemenangan Shafiq, perdana menteri di era Hosni Mubarak.
Kunjungan Mendadak PM Mesir ke Inggris
Berbagai media melaporkan kunjungan mendadak Kamal Ganzouri, Perdana Menteri Mesir ke London. Lawatan tersebut dilakukan ketika pemilu presiden Mesir akan digelar empat hari lagi. Hasil pemilu Mesir di luar negeri menunjukkan bahwa kandidat-kandidat dari kubu Islamis mampu mengungguli kandidat yang lain dan sejumlah pihak memperkirakan hal itu akan terulang kembali dalam pilpres yang akan digelar pada tanggal 23 dan 24 Mei.
Meski demikian, perlu diperhatikan bahwa upaya sejumlah gerakan internal, negara-negara Arab regional dan Barat dalam proses pilpres Mesir tidak dapat diabaikan begitu saja. Pihak-pihak tersebut berusaha memenangkan kandidat yang sejalan dengan kepentingan mereka.
Mengingat pentingnya masalah pemilu di Mesir, maka kunjungan mendadak Perdana Menteri Kamal Ganzouri yang diangkat Dewan Tinggi Angkatan Bersenjata Mesir (SCAF) ke Inggris tentu ada hubungannya dengan pemilu dan masa depan politik negara itu. Hal itu dapat dilihat dari dua poin, pertama, SCAF sebagai pengatur negara di masa transisi mengalami tekanan dari rakyat untuk menyerahkan kekuasaannya kepada pemerintah sipil terpilih. Kedua, pemerintah Ganzouri akhir-akhir ini juga terancam dibubarkan.
Meski tiga hari lalu parlemen Mesir menyetujui berlanjutnya pemerintahan Ganzouri hingga akhir Juni, namun yang pasti adalah rezim sebelumnya tidak memiliki kesempatan banyak untuk tetap berkuasa.
Pasca pilpres Mesir, SCAF yang dipimpin olehMohammad Hussein Tantawi dan pemerintah Kamal Ganzouri harus hengkang dari kekuasaannya. Hal itu sangat disadari betul oleh mereka, sehingga ada kemungkinan lawatan Ganzouri ke London mewakili SCAF dan pemerintah sementara Mesir untuk berkonsultasi dengan pejabat Inggris terkait periode pasca pilpres.
SCAF menginginkan pihaknya tetap sebagai salah satu elemen utama dalam sistem politik baru di negara itu sebagaimana pada era Hosni Mubarak. Jika kandidat yang sejalan dengan tuntutan rakyat terpilih, maka hal itu berarti tersingkirnya kubu pro-Mubarak yang selama setahun ini memegang kekuasaan dan berusaha menerapkan kebijakan rezim sebelumnya dalam berinteraksi dengan Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel.
Berbagai pihak dari dalam dan luar negeri Mesir berupaya menjaga posisi anasir rezim Mubarak. Sebagai contohnya, pihak berkuasa Mesir berupaya mencegah terhapusnya Ahmed Shafiq, perdana menteri terakhir di era Mubarak dari daftar kandidat. Hal itu terjadi bersamaan dengan upaya Barat dan sejumlah negara Arab regional seperti Arab Saudi dan Qatar untuk mensukseskan kandidat yang pro-Barat.
Para pakar politik meyakini bahwa hasil pemilu di Mesir sangat penting bagi Barat sehingga meminta Kamal Ganzouri berkunjung ke Inggris. Dia tidak hanya dipercaya oleh rezim Mubarak, tetapi sejak awal dia memiliki hubungan persahabatan dengan Tantawi dan langkah-langkah Ganzouri juga mendapat restu dari Barat. Oleh karena itu, ada kemungkinan para pejabat London ingin memberikan rekomendasi kepada Tantawi melalui Ganzouri.
SCAF sebagai penyelenggara pemilu di Mesir tidak hanya memiliki semua fasilitas, tetapi juga mempunyai hak untuk mengawasi proses pemilu. Lawatan Kamal Ganzouri, Perdana Menteri Mesir yang direstui SCAF, ke London, tentunya tidak lepas dari hal tersebut, khususnya saat ini Barat berupaya mensukseskan Amr Moussa. Jika Amr Moussa keluar sebagai pemenang, maka terbukalah jalan bagi Barat untuk melanjutkan intervensinya di Mesir.
Irak
Republik Irak (nama lokal: Al Jumhuriyah al Iraqiyah - nama lokal singkat: Al Iraq (Arab: العراق (bantuan•info), Turki: Irak, Kurdi: عيَراق), adalah sebuah negara di Timur Tengah atau Asia Barat Daya, yang meliputi sebagian terbesar daerah Mesopotamia serta ujung barat laut dari Pegunungan Zagros dan bagian timur dari Gurun Suriah. Negara ini berbatasan dengan Kuwait dan Arab Saudi di selatan, Yordania di barat, Suriah di barat laut, Turki di utara, dan Iran di timur. Irak mempunyai bagian yang sangat sempit dari garis pantai di Umm Qashr di Teluk Persia.
Irak mempunyai sejarah yang kaya. Kini Irak termasuk negara berkembang di tengah-tengah perang saudara.
Nama
Ada beberapa pendapat tentang asal-usul nama Irak; - satu di antaranya berasal dari kota Uruk (atau Erech) dari masa Kerajaan Sumer. Pendapat lainnya mengatakan bahwa Irak berasal dari bahasa Aram, yang berarti "tanah sepanjang tepian sungai." Pendapat lainnya mengatakan bahwa Irak adalah sebuah rujukan kepada akar pohon palma, karena jumlahnya banyak sekali di negara itu.
Di bawah Dinasti Sassanid Persia, ada wilayah yang dinamai "Erak Arabi" yang merujuk ke bagian dari wilayah barat daya Kekaisaran Persia, yang kini merupakan bagian dari Irak selatan. Al-Iraq adalah nama yang digunakan oleh orang-orang Arab sendiri untuk daerah ini sejak abad ke-6.
Sejarah
Bagian atas dari stela aturan hukum Hammurabi.
Secara historis Irak dikenal sebagai Mesopotamia, yang secara harafiah berarti "di antara sungai-sungai" dalam bahasa Yunani. Tanah ini menjadi tempat kelahiran peradaban pertama dunia yang dikenal, budaya Sumeria, diikuti dengan budaya Akkadia, Babilonia dan Asyur yang pengaruhnya meluas ke daerah-daerah tetangganya sejak sekitar 5000 SM. Peradaban-peradaban ini menghasilkan tulisan tertua dan sebagian dari ilmu pengetahuan, matematika, hukum dan filsafat yang pertama di dunia, hingga menjadikan wilayah ini pusat dari apa yang umumnya dikenal sebagai "Buaian Peradaban". Peradaban Mesopotamia kuno mendominasi peradaban-peradaban lainnya pada zamannya.
Pada abad ke-6 SM, wilayah ini menjadi bagian dari Kekaisaran Persia di bawah Koresy Agung selama hampir 4 abad, sebelum ditaklukkan oleh Alexander Agung dan tetap berada di bawah kekuasaan Yunani selama hampir dua abad. Sebuah suku bangsa Iran dari Asia Tengah yang bernama Parthia kemudian merebut wilayah ini, diikuti dengan Dinasti Sassanid Persia selama 9 abad, hingga abad ke-7.
Di awal abad ke-7, Islam menyebar ke daerah yang sekarang bernama Irak. Sepupu sekaligus menantu Nabi Muhammad memindahkan ibukota di Kufah "fi al-Iraq" di mana ia menjadi Khulafaur Rasyidin yang ke-4. Bani Umayyah yang berkuasa dari Damaskus di abad ke-7 menguasai Provinsi Irak.
Baghdad, ibukota Khilafah Abbasiyah, adalah kota utama bagi dunia Arab dan Islam selama 5 abad.
Turki Usmani
Pada tahun 1258, Baghdad dihancurkan oleh bangsa Mongol. Turki Usmani mengambil alih Baghdad dari Persia pada tahun 1535. Usmani kehilangan Baghdad ke Dinasti Safavid Persia pada tahun 1509, dan mengambilnya kembali pada tahun 1632. Kekuasaan Utsmani atas Irak berlangsung hingga Perang Dunia I saat Khilafah Turki Usmani berada bersama Kekaisaran Jerman dan Blok Sentral.
Demografi
Diperkirakan pada bulan Juli 2006 jumlah semua penduduk Irak ialah 26.783.383.
75-80% penduduk Irak adalah bangsa Arab; kelompok etnis utama lainnya adalah Kurdi (15-20%), Asiria, Turkmen Irak dll (5%), yang kebanyakan tinggal di utara dan timur laut negeri. Kelompok lainnya adalah orang Persia dan Armenia (kemungkinan keturunan budaya Mesopotamia kuno). ±25.000–60.000 orang Arab Marsh tinggal di selatan Irak.
Bahasa Arab dan Kurdi adalah bahasa resmi. Bahasa Asiria dan Turkmen adalah bahasa resmi di daerah-daerah yang berturut-turut ditinggali oleh orang Asiria dan Turkmen. Bahasa Armenia dan Persia juga dituturkan namun jarang. Bahasa Inggris adalah bahasa Barat yang umum dituturkan.
Komposisi etnis:
Kelompok etnis: Arab, 75–80%; suku Kurdi, 15-20%; Turkoman, Assyria atau lainnya 5%.
Agama: Islam, 97%; Kristen atau lainnya, 3%.
Proporsi: Tidak ada angka resmi yang tersedia, terutama karena sifatnya yang sangat politis. Sumber: Britannica: Syi'ah 60%, Sunni 40% Sumber: CIA World Fact Book: Syi'ah 60%-65%, Sunni 32%-37%
Syi'ah: umumnya Arab dengan sebagian Turkmen dan Kurdi Faili hampir semuanya adalah pengikut aliran Dua Belas Imam
Sunni: terdiri dari orang-orang Arab, Turkmen yang menganut Mazhab Hanafi dan orang-orang Kurdi yang memeluk Mazhab Syafi'i
Menurut kebanyakan sumber-sumber barat, mayoritas bangsa Irak adalah orang Arab Muslim Syi'ah (sekitar 60%), dan Sunni yang mewakili sekitar 40% dari seluruh populasi yang terdiri dari suku Arab, Kurdi dan Turkmen. Orang-orang Sunni menyangkal keras angka-angka ini, termasuk seorang bekas duta besar Irak [2], yang mengacu ke sumber-sumber Amerika [3]. Mereka mengklaim bahwa banyak laporan atau sumber hanya mencantumkan Sunni Arab hanya sebagai 'Sunni', dan tidak memperhitungkan orang-orang Sunni Kurdi dan Sunni Turkmen. Sebagian berpendapat bahwa Sensus Irak 2003 memperlihatkan bahwa orang-orang Sunni sedikit lebih banyak[4]. Etnis Assyria (kebanyakan daripadanya adalah pemeluk Gereja Katolik Khaldea dan Gereja Assyria di Timur) mewakili sebagian terbesar penduduk Kristen Irak yang cukup besar, bersama-sama dengan orang Armenia. Pemeluk Bahá'í, Mandeanisme, Shabak, dan Yezidi juga ada. Kebanyakan orang Kurdi adalah pemeluk Muslim Sunni, meskipun kaum Kurdi Faili (Feyli) umumnya adalah Syi'ah.
Budaya
Dalam milenium yang paling mutakhir, Irak telah dibagi menjadi lima daerah budaya: Kurdi di utara yang berpusat di Arbil, Arab Islam Sunni di tengah sekitar Baghdad, Arab Islam Syi'ah di selatan yang berpusat di Basra, Assyria, sekelompok orang Kristen, yang tinggal di berbagaikota di utara, dan Arab Rawa, sekelompok orang yang berpindah-pindah, yang tinggal di daerah berawa-rawa di sungai tengah. Pasar dan barter adalah bentung perdagangan yang lazim mereka lakukan.
Musik
Irak dikenal terutama karena alat musik yang disebut oud (mirip dengan lute) dan rebab; bintang-bintangnya termasuk Ahmed Mukhtar dan Munir Bashir, seorang Assyria. Hingga kejatuhan Saddam Hussein, stasiun radio yang paling populer adalah Suara Pemuda. Stasiun ini memainkan campuran musik rock barat, hip hop dan musik pop, yang semuanya harus diimpor lewat Yordania karena adanya sanksi ekonomi internasional. Irak juga memproduksi seorang bintang pop pan-Arab penting yang hidup di pengasingan yaitu Kazem al Saher, yang lagu-lagunya mencakup Ladghat E-Hayya, yang dilarang karena kata-katanya yang terlalu keras.