Kecaman Luas atas Seruan Zionis Radikal Serbu Masjid Al-Aqsa

Rate this item
(0 votes)

Liga Arab mengecam seruan Zionis radikal untuk memasuki secara massal Masjid al-Aqsa dan menyebutnya langkah ini sangat mengkhawatirkan serta berdampak buruk. Muhammad Sabih, wakil Sekjen Liga Arab urusan Palestina dalam reaksinya atas seruan kelompok Zionis radikal untuk bergerak ke arah pintu Masjid al-Aqsa serta tuntutan bagi Zionis untuk bebas memasuki tempat suci umat Islam ini, memperingatkan dampak buruk seruan berbahaya yang melanggar hukum internasional tersebut.

Sabih dalam statemennya mengingatkan Liga Arab dengan keprihatinan mendalam mengawasi rencana dan pergerakan organisasi radikal Yahudi untuk merusak Masjid al-Aqsa serta membangun Sinagog di atas reruntuhan masjid ini dengan dukungan petinggi serta partai Zionis.

Sabih menambahkan, langkah Israel baik menutup pintu Masjid al-Aqsa dan melarang mereka yang berusia di bawah 40 tahun untuk memasuki tempat suci ini jelas-jelas melanggar undang-undang dan konvensi internasional serta hak umat muslim dalam menunaikan ibadahnya di setiap tempat yang mereka inginkan.

"Israel tidak berhak mencabut kebebasan beribadah yang juga dijamin oleh kesepakatan dan konvensi PBB," tandas Sabih.

Reaksi luas bangsa Palestina terhadap pergerakan anti Masjid al-Aqsa Israel juga menunjukkan sensitifitas bangsa ini terhadap tempat suci umat Islam tersebut, serta mengindikasikan bahwa rakyat Palestina tidak akan tahan terhadap pelecehan dan pelanggaran ideologi dan tempat suci umat Islam.

Eskalasi arogansi Israel di Baitul Maqdis dan aksi perusakan rezim ilegal ini terhadap Masjid al-Aqsa membuktikan kepalsuan klaim pro perdamaian Tel Aviv. Sejatinya babak baru arogansi Israel menyusul dimulainya kembali perundingan damai membuktikan realita ini bahwa perundingan damai hanya membuat rezim Zionis semakin congkak melakukan aksi-aksi brutal dan anarkisnya di bumi Palestina.

Israel selama ini senantiasa menunggu kesempatan untuk menghapus peninggalan bersejarah dan tempat suci Islam di Palestina serta mengubah demografi sosial di berbagai wilayah Palestina demi keuntungan mereka. Selain itu menampilkan wajah Zionis di berbagai wilayah Palestina khususnya Baitul Maqdis merupakan peluang untuk mengekalkan penjajahannya atas bumi Palestina tersebut.

Baru-baru ini rezim Zionis menebar agitasi guna merusak Masjid al-Aqsa. Rezim ilegal ini mencetak gambar Baitul Maqdis tanpa Masjid al-Aqsa, sebagai gantinya terpampang gambar sinagog umat Yahudi. Eskalasi agitasi Israel untuk menghancurkan Masjid al-Aqsa terjadi di saat petinggi dan partai rezim ini juga sibuk menebar propaganda untuk menghancurkan tempat suci umat Islam tersebut.

Terkait masalah ini, Partai Yisrael Beiteinu menyerukan peledakan Masjid al-Aqsa. Hal ini menunjukkan bahwa Zionis sejak lama memprogam penghancuran masjid umat Islam ini.

Mengingat pergerakan Zionis untuk merusak Masjid al-Aqsa, dapat disebut juga pergerakan ini dilancarkan dengan berkoordinasi dengan petinggi Israel dalam sebuah doktrin rezim ilegal ini yang bertumpu pada radikalisme dan kemudian disuntikkan ke tubuh masyarakat Zionis. Dalam kondisi tercemar seperti ini, warga Zionis pun kemudian terseret mengikuti dikte para penguasa mereka.

Di sisi lain, hasil jajak pendapat di Palestina pendudukan yang digelar oleh lembaga Liberal Demokrasi Israel menunjukkan bahwa mayoritas warga Zionis menolak segala bentuk perdamaian dengan Palestina yang menuntut pengunduran rezim ilegal ini ke garis perbatasan 1967.

Dalam kondisi seperti ini para pengamat meyakini bahwa pada dasarnya perdamaian bagi Israel yang dibentuk atas dasar kekerasan dan radikalisme serta perusakan tidak memiliki makna dan hanya sebagai sarana untuk memajukan penjajahannya atas bumi Palestina.

Sementara itu, Otorita Ramallah meski menyadari dampak buruk perundingan damai Timur Tengah masih saja bersikeras untuk berunding dengan Rezim Zionis Israel.

Read 1906 times